VOLUME 1 CHAPTER 4 MANSION

Setelah selesai membersihkan mansion dengan sihir, sudah saatnya para budak yang di beli oleh Andi datang.

Sebuah rombongan kereta kuda Datang ke mansion Andi, mereka adalah rombongan dari pedagang budak yang mengantar budak.

"T-tuan apakah ini tempatnya? apakah kita tidak salah tempat?" ucap salah seorang supir, tuan yang di maksud adalah di pal tua.

"iya ini tempatnya sebuah mansion tua dan rusak" ucap pak tua tersebut yang menutup matanya lalu dia pun membuka matanya,

"!!!! apa ini!!?" terkejutnya melihat mansion megah dan mewah di depan matanya.

"mengerikan apakah ini benar-nenar mansion yang kemarin malam pemuda itu beli? " pikir pak tua tersebut dengan menelan ludahnya, tak lama Andi datang dan membuka gerbang.

"woaah ternyata rombongan anda pak" ucap Andi dengan senyum menatap si pak tua tersebut, pak tua itu turun dari kereta kuda lalu menemui Andi.

"selamat siang pelanggan, ini adalah pesanan anda sudah saya antar ke mansion anda" ucap si pak tua tersebut dengan tersenyum.

"baiklah terimakasih " ucap Andi.

Pak tua tersebut pun langsung berbalik,

"semua cepat turunkan para budak " ucapnya seketika para budak di turunkan dari kereta kuda, mereka di rantai di leher dan sebuah rantai mengikat mereka di kedua tangan dan kaki seperti narapidana.

Mereka semua sudah terjerat di kontrak yaitu sebuah kertas kepemilikan budak, mereka akan menjadi budak terus sampai kertas tersebut di robek atau kutukan budak di cabut.

Setelah beberapa saat kemudian.

"baiklah tuan Andi, saya pamit undur diri, senang berbisnis dengan anda" ucap pak tua tersebut kemudian dia pun masuk ke kereta kuda dan pergi.

Setelah itu Andi pun menutup gerbangnya, para budak berdiri di belakangnya dengan menatap ke arah Andi.

"apakah mereka takut?, ya wajar lah di dunia ini budak mungkin di siksa atau hal lainya yang kejam" pikir Andi sembari tersenyum tipis, Andi pun berpaling menghadap para budak.

"Ehem perkenalkan nama ku, Andi Pratama" ucap Andi dengan di dengarkan oleh semua orang, semua budak bingung karena ini pertama kali mereka mendengar nama aneh macam itu.

"eeee, aku tau nama orang Indonesia bagi orang barat aneh kan.....anj*ng juga " pikir Andi kemudian dia pun mencoba sekali lagi.

"jika kalian bingung panggil saja Andi" ucap Andi kemudian mereka para budak tersebut mengangguk dan kelihatan paham.

"baiklah mulai sekarang ini adalah rumah kalian, kalian akan bekerja dengan ku sebagai pelayan,penjaga,pengurus, dan yang lainya" ucap Andi dengan serius menatap ke arah mereka.

Salah satu budak demi-human ras setengah beruang tersebut maju ke depan dan menghadap Andi, dia mengapa Andi dengan tatapan membara dan tajam.

"tuan bolehkah saya bertanya?" ucapnya dengan gugup dan sedikit gemetar di kaki dan tangnya, dia tampak takut terkena hukuman.

"apakah dia takut?, kau lumayan brani juga " pikir Andi dengan tersenyum tipis kemudian Andi pun berkata.

"silahkan"

Gadis tersebut mengambil nafa dalam-dalam.

"apakah kami akan di jadikan budak nafsu?"

Pertanyaan tersebut mengarah ke Budak yang di jadikan budak segs atau di siksa sampai mati oleh majikan mereka.

Andi seketika terkejut dan terdiam namun Andi pun menutup mulutnya dan mulai berkata.

"tidak" ucapnya dan itu membuat semua budak lega.

"tidak untuk menjadi budak nafsu akan tetapi kalian akan ku pekerjakan dan mendapat hati bulanan serta libur seminggu sekali"

Kata-kata andi membuat semua budak tersebut terkejut dan terdiam, seketika budak gadis tadi pun senang akan tetapi karena dia pernah terkena trik yang sama dan di bohongin dia pun bertanya.

"apakah ini serius tuan?" dengan gemetar dan menunggu jawaban.

"aku serius dan aku tidak berbohong kepada kalian" ucap Andi namun jawaban tersebut membuat gadis itu kecewa karena dia mengira dia dan teman-temannya telah di bohongi lagi.

"ohhiya untuk membuat kalian lebih percaya aku akan melakukan ini" ucap Andi sembari mengeluarkan sekumpulan kertas dari inventory, kertas tersebut adalah kertas kontrak budak.

Andi melemparkan kertas tersebut ke atas, dan dia pun membakarnya dengan api sihir.

"FIRE BALL!! " seketika Andi menembakkan sebuah bola api seukuran telapak tangan dengan jumlah sangat banyak keluar dari lingkaran sihir di belakang punggu nya.

Wooss...wooss.wooss.wooss....wosss.

Kertas-kertas di langit terbakar dan itu membuat semua budak terbebas dari perbudakan dan terkejut.

Gadis tadi itu pun terkejut dan melongo melihat kertas kontrak budak yang mengikatnya selama bertahun-tahun terbakar dengan mudahnya di langit biru pagi hari.

Setelah kertas terbakar dan jatuh ke tanah para budak tersebut pun berteriak gembira dan senang, mereka melompat-lompat dan sangat bahagia.

"ehem, maaf mengganggu akan tetapi apakah kalian menerima tawaran ku?" ucap Andi sembari menatap mereka, mereka yang telah bebas pun saling menatap dan bingung.

"jika kalian tidak mau silahkan keluar, kalian juga sudah bebas" ucap Andi dengan senyum ramah.

"haaah sangat di sayangkan jika mereka menolaknya" pikir Andi sembari menghela nafas.

Di mata para budak senyuman Andi adalah peringatan yang sangat mengancam, mereka mengira jika mereka menolak mereka akan di bunuh.

Gadis yang tadi maju dan merasa kecewa secara mengejutkan menunduk dan berkata.

"saya akan melayani master bahkan tanpa kontrak budak, saya sangat kagum dan sangat bahagia berkat master saya bebas dan mendapat pekerjaan." ucapnya dengan bangga dan menunduk memberi hormat seperti.

Seperti jongkok tetapi kaki kanannya menyentuh tanah dan kepalanya mengarah ke bawah.

Para budak lainya pun terkejut dan mereka mengikuti gadis terebut dan mengatakan hal yang sama, Secara singkat Andi mendapatkan pengikut setia.

Andi tersenyum lebar dan lega, "baiklah semuanya saatnya mengurus mansion!!' teriak nya dengan penuh semangat.

"baikk tuan!!" jawab para bawahannya dengan serentak dan bersamaan.

Setelah Andi membagi tugas-tugas ke para bawahannya sesuai kemampuan masing-masing.

Beberapa hari telah berlalu sejak Andi dan para bawahannya tinggal di mansion, Andi mengisi tempat kandang kuda dengan beberapa pet yang dia punya di inventory.

"fyuaah.... apaka aku harus pergi melihat desa di sana?" pikir Andi sembari duduk di kursi dan melihat ke luar jendela sebuah desa yang telah dia beli tanah kepemilikan.

"Mungkin aku harus ke sana" Sheva meminum teh hangat lalu dia berdiri.

"baiklah ayo!"

{Di desa enjei}

Sebuah desa kecil dengan sungai yang mengalir di tengah-tengah menjadi sumber air mereka, desa ini adalah sebuah desa yang sangat kekurangan. penduduk nya tampak kurus dan kelaparan, apakah bangsawan yang memerintah tanah ini sebelumnya tidak memikirkan mereka? entah.

Bersambung....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***