Begitu Zoya masuk ke dalam kamar, terlihat Zora yang baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut nya dengan sebuah handuk berwarna kuning di tangannya.
Zora duduk di tepi kasur nya sambil menatap kearah luar jendela, mata nya menatapi rintikan hujan yang jatuh dan membasahi dedaunan yang ada di sekitar.
Dari kelopak mata nya terus berderai air mata tanpa henti hingga ia tidak menghiraukan kehadiran Zoya di kamar nya saat itu.
"Eh buset! Lu nangis? Ini air mata atau air hujan deres amat?" Tanya Zoya sambil mengusap air mata di pipi saudari kembar nya itu.
Zora diam tak menjawab pertanyaan Zoya seakan mulut nya sedang terkunci rapat-rapat. Zoya semakin khawatir melihat keadaan Zora yang seperti ini, karna ini adalah kali pertama Zora terlihat begitu rapuh hingga mulut nya tak lagi mampu berucap.
"Hey! Ada apa?! Ada yang jahatin lu? Faaz mana? Kenapa lu tadi pulang sendirian nggak diantarin Faaz?" Cecar Zoya kepada Zora.
"Nggak usa lu sebut-sebut lagi nama dia! Gue uda muak sama dia! Jadi gue nggak mau dengar nama nya lagi!" Kata Zora tiba-tiba dengan nada bicara yang sangat ketus.
"Apaan si Zor? Maksut lo si Faaz?" Tanya Zoya lagi memastikan karna merasa penasaran dengan perkataan Zora yang tidak jelas.
"Iyalah! Emang nya menurut lu siapa lagi?! Gue udah capek sama dia! Gue nggak mau lagi dengar nama dia atau liat wajah dia lagi di hadapan gue! Yang ada buat sesak nafas gue aja tau!" Sambung Zora lagi sambil melemparkan handuk yang ada di tangan nya kelantai.
"Eitss...eitsss..... apa-apaan nih? Apakah kisah cinta romeo dan juliet versi kearifan lokal telah berakhir?!" Saut Zoya sedikit meledek saudari nya yang terlihat tengah berapi-api emosi nya sambil memungut kembali handuk yang dicampak oleh Zora.
"Pokok nya gue uda males banget ngebahas laki-laki yang nggak jantan seperti dia!" Kata Zora lagi.
"What?! Waduh waduh ada apaan ni? Kok uda bawa-bawa kejantanan sih?!" Zoya semakin terkejut dan tidak mengerti akan apa yang terjadi di antara Zora dan Faaz.
Tidak ingin mati karena menahan rasa penasaran, akhir nya Zoya meminta Zora untuk menceritakan dengan detail tentang apa yang sebenar nya terjadi diantara diri nya dan Faaz tanpa mengurang-ngurangi atau menambahkan apa yang terjadi.
Perlahan sambil terisak-isak tangis Zorapun mulai bercerita panjang lebar tentang segala nya yang membuat diri nya begitu terbalut amarah saat ini. Zora menceritakan secara detail kepada Zoya bahkan ia menceritan secara gamblang tentang apa yang ia dan Faaz sempat lakukan di rumah kosong tadi.
"What?! Wah udah gila-gilaan ya lu Zor! Lu sinting atau gimana sih sebenar nya? Uda buta lu cuma gara-gara cinta lu sama Faaz, sampe-sampe lu nggak mikir panjang dan siap ngehancurin kehormatan lu?! Gila lu! Untung aja si Faaz masih mikir waras dia! Gue rasa kalo lakik lain aja yang ada di posisi nya si Faaz tadi, udah abis lu Zor!"
Kali ini berbalik Zoya yang dibuat begitu emosi dan marah setelah mendengar cerita dan penjelasan dari Zora. Zoya tak menyangka jika Zora bisa punya pemikiran gila hanya gara-gara cinta saja.
Zora semakin terisak dan tersedu-sedu menangis karna Zoya begitu memarahi diri nya dengan sangat keras untuk pertama kali nya seumur hidup mereka. Meski Zora dianggap kakak karna lebih dahulu lahir, namun sejati nya hati lembut Zora membuat nya memiliki rasa takut kepada Zoya yang memang berwatak lebih keras dari nya, terlebih lagi Zora sadar jika ia memang salah dalam hal ini.
Zora hanya menunduk menangis tidak berani menyanggah atau menatap kearah Zoya. Zora mengerti bahwa amarah Zoya timbul karna rasa kecewa nya atas apa yang ia lakukan tadi bersama Faaz di rumah kosong itu.
*****
Di rumah Faaz, saat hari mulai gelap Faaz baru tiba di rumah dan itu pun dalam keadaan basah kuyup. Faaz terlambat sampai di rumah karna ia tadi mencoba menyendiri sesaat di pinggir jalan untuk menenangkan pikiran nya sejenak atas apa yang tiba-tiba terjadi diantara diri nya dan Zora tadi.
Saat memasuki rumah Faaz hanya menyapa seisi rumah yang sedang berada di ruang tv sembari ia melintas menuju ke kamar nya. Faaz langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian lalu makan malam bersama keluarga.
Seperti biasa ketika seluruh anak dan anggota keluarga sudah kembali ke rumah, Ibunda Faaz langsung menyajikan hidangan makan malam di meja malam untuk disantap bersama-sama.
Mereka tak akan memulai makan malam tanpa salah satu anggota keluarga mereka, kecuali memang salah satu anggota keluarga mereka sedang ada kegiatan diluar dan terpaksa harus melewatkan malam bersama.
Faaz selesai berberes dan ia langsung keluar kamar menuju meja makan. Di sana terlihat ayah, ibu dan kedua adik perempuan Faaz sudah berkumpul dan langsung menyambut hangat kehadiran Faaz di tengah-tengah mereka.
"Hay mas! Kok kamu telat sih hari ini? Aku sama Dita udah kelaparan tau karna menunggu kamu mas!" Cecar adik bungsu Faaz yang bernama Lita.
"Sorry! Biasalah akhir bulankan seperti biasa pekerjaan menumpuk" jawab Faaz sambil tersenyum dan mulai mengisi piring makan nya dengan menu-menu lezat yang tersaji.
"Oh begitu!Eh mas itu di leher mu apa?" Tanya Lita tiba-tiba.
"Hah? Mana? Emang nya ada apa?" Faaz menjawab sedikit terkejut sambil meraba-raba leher nya karna ia tak merasakan ada sesuatu atau ada yang sakit di leher nya.
"Itu loh di sebelah kanan ada merah-merah" kata Lita lagi.
Maklum saja, saat ini Lita baru duduk dibangku kelas 6 SD. Jadi rasa ingin tahu nya memang sedang berada di puncak. Di tambah lagi dengan kepolosan nya di usia itu membuat nya selalu menanyakan segala hal dihadapan nya yang di rasa janggal.
Sontak semua orang yang ada di meja makan menatap ke arah Faaz. Ayah Faaz langsung menatap kearah istri nya dan kemudian menggeleng-gelengkan kepala nya.
Seketika Faaz teringat akan apa yang terjadi di rumah kosong tadi. Faaz langsung menyadari pasti karna sempat terhanyut oleh suasana tadi ia tak menyadari jika Zora sempat meninggalkan jejak merah di leher nya.
"Ehh Ta! Apaan sih kamu?! Kata nya kamu lapar, tapi kok malah bicara terus! Ayo segera habiskan makanan mu dan berhenti bicara!"
Saut Dita yang sudah lebih dewasa dari pada Lita memahami apa yang terjadi dan langsung mengalihkan pembicaraan untuk menyelamatkan Faaz dari keadaan yang membuat nya kikkuk ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Azizah kembali hadir nih😋🤗 Izora aku memberikan setangkai🌹 untukmu😘
2023-02-13
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Zoya memang saudari kembar yang baik bagi Zora
2023-02-02
0
𝐀⃝🥀Jinda🤎🍒⃞⃟🦅🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ ❀∂я
aku hanya bisa menelan ludah saat membaca dialog ini
2023-02-02
1