Setelah kejadian yang melelahkan sampai jam istirahat. Akhirnya Vlora dan Kiki bisa kembali ke kelas dengan tenang. Karena terlalu lelah Vlora membabu Kiki untuk membawakan tas nya. Baru saja tapak kaki kami menginjak pintu depan kelas.
"Kalian berdua di suruh menghadap pak MTK".Kata Mereka semua menatap iba.
Lelah berdebat, Kiki melempar kan asal tas nya dan tas Vlora ke dalam kelas tanpa memperdulikan entah siapa yang berhasil menangkap nya.
Sementara itu, Vlora sudah kembali berjalan lagi pergi ke ruang guru untuk menghadap ke meja guru matematika kelas kami.
"Wuduh kalau sudah gini leyahlah kalian semua",Vernon menakut-nakuti seluruh kelas yang sangat takut dengan Vlora dan Kiki kalau sedang marah.
Karena seragam kami sangat kacau, sepanjang perjalanan kami berdua di sibukkan merapikan seragam yang kami kenakan. Tanpa memperdulikan sepasang mata yang terus memperhatikan kami berdua. Bahkan ada yang bergosip sampai terdengar kami berdua pun kami berdua bodoamat.
"Eh!!".Menghentikan langkah kaki Vlora yang hendak masuk ke dalam ruang guru,"Bantu gue pasang ini, tidak bisa pakai dasi".
"CK",Aku menarik dasi Kiki agar ia membungkuk sedikit menyamai tinggi pada ku.
Selesai merapikan dasi Kiki. Vlora dan Kiki berlalu masuk ke dalam ruang guru. Kami berlalu dan berdiri di samping meja guru matematika yang tengah duduk memainkan mos.
Sudah menyadari kehadiran kami,"Kalian berdua selalu memiliki seribu cara menghindar dari mata pelajaran saya".
"Dan saya sangat heran dengan kalian berdua".
Vlora dan Kiki yang masih terdiam menyimak,"Nilai ulangan kalian yang kemarin lebih tinggi dari mereka selalu mengikuti mata pelajaran saya".
"Hmm".Dehem Kiki merespon.
"Jangan ham Hemm kamu".Bentak Pak MTK,"Bangga kamu jadi anak nakal".
"Lumayan".Balas enteng Kiki langsung mendapatkan tinjuan siku oleh ku,"Maaf pak teman saya ini lumayan miring otaknya karena panas tadi".
"Untung otaknya yang miring, bukan wajah nya sinting".Toxic pak MTK.
"Karena nilai kalian tinggi saya dan kepala sekolah memutuskan untuk memutus kalian berdua mewakili sekolah kita mengikuti lomba MIPA".
"What!?".Ujar ku meninggalkan nada bicara,"Iya tidak bisa gitu dong pak, kami lebih baik bersihkan toilet satu bulan dari pada ikut lomba".Mendengar itu Kiki mengerutkan keningnya menatap Vlora.
"Hy!!nawar iya nawar tapi tidak gitu juga konsepnya, o'on".Kiki melotot kan matanya pada Vlora.
Brak....Pak MTK mengebrak meja nya membuat kami berdua dan guru-guru yang lain terdiam.
++++
Kami berdua kembali ke kelas. Di kelas kami berdua langsung di sambut oleh yang lain.
"Kalian masih hidup?".
"Syukurlah!!".
"Alhamdulillah!!".
"Kami selalu dukung kalian".
Menangis haru mereka. Memerankan drama agar tidak kenal marah mereka berdua.
"CK kalian semua. Siapa biang kerok nya?".Tanya Ku menjunjung tangan kanan mengepal kuat,"Gue tau pasti ini semua karena ucapan rusak kalian".
"Karena itu kalian semuuuaaaa".Kiki memotong ucapan ku melihat mereka semua berganti,"Harus traktir kita berdua makan di kantin wahai kalian semua yang tidak mungkin anak orang melarat selamat dua bulan!!".
"Sudah dah hagak lah".Venon menghela nafas kasar yang sudah ending akhir bagaimana. Di kala Kiki tau betul di kelas bahasa ini tidak ada anak orang miskin. Mereka semua yang ada di kelas bahasa adalah anak sultan bermuka miskin tiap hari.
Next....
"Kalian berdua ikut olimpiade MIPA".Ujar Jehan, Jay, dan Anzel setelah mendengar cerita dari Vlora soal tadi di kantor.
"Santai Lah!!Kalian berdua kan pinter".Saut Vernon bisa saja.
"Bang**sat!Iya tidak seenaknya jidat lu anjing".Bentak Kiki pada Vernon.
"Males mikir".Timpal ku.
"Kalian kan dapat makan gratis dari kami jadi jangan menyerah, semangat Tuan Kiki dan Nyonya Kiki".Ana yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari ku dan Kiki.
Menyodorkan setumpuk lembaran kertas pada Kiki,"Lu bawa aja".Kata Ku beranjak kembali ke tempat duduk ku untuk beristirahat tidur di kelas.
+++++
Jam pulang sekolah telah tiba. Dan karena kejadian menyebalkan tadi pagi dan siang tadi. Vlora dan Kiki harus pulang terlambat karena kami harus ke perpustakaan untuk mencari buku matematika yang di suruh oleh pak MTK untuk kami berdua pelajaran. Dan sangat sulit sekali menemukan di mana buku satu itu di ketemukan.
Selesai mendapatkan bukunya. Kini kami berdua sudah ada di parkiran sekolah. Untuk mengambil kendaraan kami masing-masing.
"Belajar di rumah lu saja".Ucap Kiki pada ku,"Kalau di ru...". Memotong ucapan belum terselesaikan Kiki,"Gue tidak terima alasan apapun. Intinya jangan di rumah ku".Aku tidak menerima penolakan lagi.
"Cepat jalan gue ikutin dari belakang".Aku berlalu pergi beranjak masuk ke dalam mobil BMW putih ku.
Kiki hanya menghela nafas pasrah saat aku menekan-nekan klakson mobil untuk untuk menyuruhnya cepat jalan.
++++
"Bang, bang".Pria yang tengah duduk di Sova menendang-nendang yang lebih tua yang tengah duduk di karpet.
"Apa lah anjing??".
"Beban kita bawah cewek weew?".Fokus yang tertuju melihat keluar jendela rumah. Yang di ikuti oleh yang tertua,"Ibu!!".Teriak yang kedua.
Membuat si bungsu dan kedua orang tuanya datang ke ruang tamu.
"Kecilkan suara mu".Pak Haki menatap tajam putra pertama nya.
"Maaf Yah, itu adik kita bawah cewek cantik".Kata Ikbal kakak kedua Kiki.
"Ceweknya pakai mobil BMW".Timpal Ifan saudara kembar Ikbal kakak ketiga Kiki.
"Wah, wah, wah akhirnya Abang ku ada yang normal juga".Sahut si bungsu, Vania.
Memukul kepala adik perempuan nya pelan,"Bukan tidak normal tapi belum laku, juga kuliah bang bagaimana. Makannya bocill!!Jangan pacaran saja".Ikbal.
"Assalamu'alaikum.....".Kiki yang baru saja membuka pintu rumah dan langsung di sambut oleh kehadiran keluarga besarnya yang sudah berkumpul di ruang tamu menatap kedatangan. Membuat ia terdiam membeku di ambang pintu.
Vlora keluar dari balik punggung Kiki yang menghalangi pemandangan nya. Melihat keluarga lengkap Kiki Vlora berlalu bersalah pada mereka yang tertua lebih dulu.
"Pacarnya bang Kiki bukan".Tebak Vania.
"Eh! bukan".Balas ku langsung di sahut oleh Kiki,"Dia Yuna teman ku. Dia kesini untuk belajar bersama ku karena kami berdua di ikutkan olimpiade MIPA".
Bu Gian yang merangkul ku,"Wah pinter pacaran juga tidak papa".
"Ibu".
"Lagian ibu tidak perlu dengan cantik jeleknya. Seorang wanita harus jenius mandiri yang jauh lebih penting".
"Yasudah kalian belajar saja di sini, kalian bertiga pindah tempat".Usir pak Haki pada ketiga anaknya.
"Beraninya lu ngusir".Ikbal dan Ifan menatap tajam Kiki sembaring berlalu pergi. Sementara Kiki membalas dengan menjulurkan lidah meledek.
"Hampir lupa ibu".Ucap Bu Gina,"Kamu pasti belum makan malam. Ayo makan malam dulu bareng-bareng. Kebetulan ibu tadi masak banyak sekali".Ajak Bu Gina menuntut ku untuk ikut bersamanya.
+++++
Rencana kami yang akan mengerjakan lembar soal-soal latihan harus tertunda. Karena ibu Kiki mengajak ku untuk makan malam bersama terlebih dahulu.
Di sela-sela kami memulai makan malam. Kakak tertua Kiki yang baru pulang dari tempat kerjanya datang ke ruang makan.
"Oh!dia Bang Daniel kak".Ucap Vania memperkenalkan kakak pertamanya,"Yang paling ganteng dan baik sedunia".Sambungnya.
Terfokus pada Vlora yang melihat kearahnya,'Nona Vlora'.Ujarnya dalam hati.
"Hy bang biasa saja lihat nya, apa jangan-jangan Abang sudah kenal sama dia, dan nikung-nikung adik sendiri".Ikbal yang melihat diamnya abangnya.
"Tidak kenal".Balas Daniel dingin. Yang sudah pasti tau jika Vlora tidak akan suka saat identitas privasi nya di ketahui orang lain.
"Sudah diam. Cepat cuci tangan mu dan ayo ikut makan bersama".Suruh ibu Gian.
Daniel berlalu mencuci tangan nya dan ikut bergabung dengan mereka semua. Untuk makan malam bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments