Untuk yang Terakhir Kali

"Enyaaaak!"

Lilla pulang hampir petang, memanggil enyaknya dengan suara cempreng tak kira-kira.

"Eh—kon-dangan! Sialan! Asem!" Enyak Lilla sampai terkejut-kejut di tempatnya. Saat itu padahal si enyak lagi asyik nyenggolin debu di buffet pakai kemoceng, sambil nyanyi dangdut dan goyang geboy kanan kiri.

Cuma gara-gara suara membahana Lilla, kesenangan wanita yang suka memakai ciput itu musnah seketika. Dunia yang ia bayangkan penub bunga-bunga mekar mendadak gelap gulita.

"Hiiih! Apa, sih itu bocah?! Kurang kerjaan banget, datang-datang malah ngagetin orang tua. Bisa-bisa durhaka elu lama-lama! Kampret!" Enyak Lilla ngelus dada setelah selesai ngedumel suka-suka.

Akhirnya, dia meninggalkan kemoceng di sembarang tempat, lantas segera pergi menuju ruang utama.

WUAAAW! Mata enyak Lilla seakan mau copot dari tempatnya saat melihat anaknya pulang membawa banyak tas belanja yang tak kaleng-kaleng merk-nya.

Ada ZERO, ada CHENDOL, ada lagi JAHARA, dan banyak lagi yang membuat mata enyak Lilla berbinar-binar.

Ditambah lagi penampilan Lilla yang masyaallah cakepnya. Enyak berpikir pasti Lilla dirombak oleh Satria. Pokoknya si Lilla udah mirip barbie di mata wanita separuh baya ini.

'Habis diculik anak makelar mah bukan maen. Pas dibalikin langsung berubah seperti tuan putri.' cekikik dalam hati.

"Ya Allah anak enyak cantik banget. Pake geres keliatan seksinya. Bikin pangling." Enyak Lilla masih terpesona dengan anaknya. Guncang kanan, guncang kiri. Happy tingkat dewa.

"Geres? Geres apa, sih, Nyak?" Alis Lilla kontan naik sebelah.

"Ini, baju atasan yang nyambung sama rok. Geres, kan namanya?"

Waduh, enyak Lilla mau sok gaya, malah norak. Geres katanya?

"Dress, Nyak." Dengan muka merah merona, Lilla meluruskan.

"Nah, itu." Enyanya terkekeh.

Melirik Satria. Sontak si buaya langsung pamer senyum palsu seperti biasa. "Makasih, ya Nak Satria udah mau ajak anak enyak jalan-jalan. Sampe disulap jadi cakep begini."

"Ini bukan apa-apa, Nyak. Enggak perlu terima kasih segala, udah kewajiban saya bahagiain calon istri," kata Satria sok jadi cowok paling baik sejagat raya.

Preet! Lilla sampai mual mendengarnya. Dia tahu Satria hanya drama biar bisa nyolong hati enyaknya lebih banyak lagi. Cih!

Enyak Lilla malah tertawa-tawa, membenarkan kalimat Satria yang berlebihan itu.

"Maaf juga, loh Nyak karena kelamaan bawa Lilla," timpalnya lagi.

"Aduh, kagak apa-apa. Mau dibawa dan kagak dipulangin juga Enyak ikhlas. Dia cuma beban keluarga doang, kok," canda enyak Lilla diakhiri dengan kekehan.

"Waduh, Nyak. Tega bener, sih! Jadi meragukan, Lilla itu lahir dari rahim Enyak apa bukan, ya?" cicit Lilla dengan wajah merengut.

"Bukan, La. Elu lahir dari telor Dinosaurus," tambah wanita itu, eh malah kebablasan ngelawaknya. Tak peduli dengan wajah sebal Lilla, enyak dan Satria terus saja tertawa.

"Dahlah. Lilla ke kamar dulu, ya, Nyak." Lilla menyimpan semua tas belanja di meja. Wajahnya benar-benar lelah. "Bang Satria kalau mau pulang udah tahu jalannya di mana, kan? Lilla capek, mau istirahat dulu."

Gadis bermata cokelat terang itu melengos pergi, menyisakan keheningan di tengah rumah. Baik enyaknya atau Satria hanya heran melihat Lilla yang terlihat tak berenergi.

"Udah biarin si Lilla. Sini duduk dulu. Jadi gimana tadi jalan-jalannya? Cerita sama enyak."

"Oh, iya. Tadi kami keliling mall. Ditemani mama juga. Buat barang seserahan, sudah lengkap semua. Hanya tinggal hias aja nanti," kata Satria masih nyambung bicara.

Yah, mereka berdua ngobrol di ruang tengah, sementara kini Lilla tengah duduk menghadap meja rias, menghapus make up dengan tak bersemangat.

Masa bodoh dengan keberadaan calon suaminya di rumah. Biar saja enyaknya yang ngajak ngobrol. Lilla membuka ponsel. Deretan pesan masuk dari para sahabatnya, menanyakan tentang benar atau tidak dia akan segera menikah.

"Ampun DJ! Gara-gara dia datang ke kampus, semuanya jadi pada tahu, kan ...."

Malas-malas dia membalas pesan teman-temannya, terpaksa mengiyakan. Dan tentu, semua menuntut untuk diundang.

[Iya, ntar gue minta jatah undangan dulu sama camer. Moga dikasih, ya. Kalau enggak, kalian datang aja tanpa undangan. Lewat belakang juga kagak kenapa-kenapa]

[Eh, asem. Lewat belakang, kan itu ada kandang kambing sama sapi tetangga elu. Nanti yang ada baju gue kena taik, dong]

Lilla jadi tertawa melihat balasan pesan Diah di grup chat. Akhirnya, dari sekian hal yang membuatnya bad mood hari ini, ada juga hal yang mampu membuat tawanya kembali terlukis.

[Heh, siapa bilang resepsinya di rumah gue? Di gedung dong]

Lilla membalas tak mau kalah.

***

Lembar hari terus membaru. Hanya tinggal menghitung hari hingga Lilla menjejakkan kaki di pelaminannya sendiri.

Saudara dekat, saudara jauh, orang yang ngaku-ngaku sodara pun sudah sibuk bantu-bantu di rumah. Walau akad dan resepsi digelar di gedung mewah, keluarga Lilla tetap mengadakan acara syukuran di rumah. Masak besar mandiri dan dibantu oleh tetangga.

Lilla tak menyangka, akhirnya akan segera melepas masa bebasnya.

Terkadang dia sedikit menyesal kenapa juga harus menantang si kutu kupret itu untuk mendatangi enyak babehnya buat ngelamar dia. Eh, beneran, dong.

Ini membuat Lilla menggila.

'Tapi ... Bang-Sat sebegitu nekatnya. Apa benar Bang-Sat jatuh cinta beneran sama gue?'

Mendadak rambatan panas yang membawa rasa geer-geer itu membara di kedua pipi. Setelah hampir tiga minggu jalan terus dengan si playboy cap kadal, kembang-kembang suka seperti mau bermekaran.

'Duh, jangan sampai jatuh cinta sama si Bang-Sat. Bisa makan ati seumur jagung gue. Eh, seumur idup maksudnya.’

"Cieeee calon manten ngelamun aja."

GUBRAK!

Lilla jatuh dari bangku plastik saat tiba-tiba saja empat bocah tengil yang tingginya semeter kurang lima senti menggodanya.

Mereka anak-anak tetangga Lilla yang memang nakalnya naudzubillah. Semuanya cowok. Dan lumayan menguji kesabaran.

Biasanya, mereka menggoda Lilla dengan menyebutnya sebagai perawan tak laku, sekarang malah mengatainya sebagai calon manten baru.

"Asem lu pada!"

Mereka ngakak sambil kabur pontang-panting saat Lilla membuka sandal jepitnya, hendak melempar mereka.

"Kurang ajar memang itu bocah. Dari kecil udah tengil dan ngeselin, gimana gedenya?! Hrrrrr!"

"Lilla ...."

Sedang hebohnya ngedumel, suara tak asing memanggilnya. Lilla menoleh ke sebelah kiri dan mendapati Noah berdiri dengan gaya sok galau.

Menghilangkan rasa kesal Lilla.

"Ayo, pergi." Dia menyodorkan helm pada Lilla dan tersenyum. Senyum yang mengandung banyak arti pedih.

"Ke mana? Jangan bilang lo mau ajak gue kabur dua hari sebelum pernikahan gue digelar."

Noah tergelak. "Enggaklah. Gue mau ajak lo jalan-jalan untuk yang terakhir kalinya. Karena setelah lo nikah, kita mana bisa pergi barengan lagi. Pasti dicemburuin suami lo."

Tambah perih hati Noah. Tapi dia hanya bisa senyum untuk menutupi rasa yang menyiksanya.

"Owwwhh so sweet. Lo emang temen gue yang paling baik di dunia. Ayo, deh. Kita habiskan waktu kita dengan gila-gilaan."

"Yok ...."

Noah dan Lilla pergi ke pasar malam, naik berbagai wahana. Bahkan Lilla main dalam tong setan, beratraksi.

"An**r Lilla! Udahan woy! Kalo lu mati di dalem situ entar siapa yang bakal kawin sama Satria! Heh!" Noah teriak-teriak, memintanya untuk berhenti.

Memang, dasar Lilla. Tak tanggung kalau membuat hati orang ketar-ketir.

Lilla dan Noah bersenang-senang. Tertawa lepas untuk yang terakhir kalinya.

Setelah puas dan merasa waktu sudah malam, Noah pun mengantar Lilla pulang.

"Udah, masuk sana. Ini udah malem. Dan ... selamat bentar lagi bakal jadi bini orang. Ikut bahagia, ya."

Bahagia? Tapi jelas air matanya seperti ingin meloncat di pelupuk mata. Untung langit gelap, jadi tak terlihat jelas oleh Lilla.

"Thank you. Gue doain semoga lo segera dapet jodoh, ya."

Lilla melepas helm dari kepala, menyerahkannya kepada Noah. Kemudian dia masuk ke halaman rumahnya.

Terpopuler

Comments

Eva Karmita

Eva Karmita

kasihan kamu Noah , kamu siih kelamaan mendem rasa jadi keduluan si bang*sat kan 🤦🏻‍♀️

2023-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!