bab 3

Mawar memandangi wajah polos putrinya yang sedang tertidur di sebelahnya, di usapnya pipi bayi munggil itu

"Pak lihat deh!" memanggil sang suami yang sedang duduk di sofa sambil meminum kopinya.

"Kenapa Bu?" Haryo menghampiri istrinya.

"Ko anak kita mempunyai tanda lahir seperti bulan sabit ya Pak," jari mawar menunjuk kebagian pundak putrinya, terlihat sebuah tanda seperti berbentuk bulan sabit berwarna hitam.

"Kaya tato ya Pak?" sambil mengusap usap tanda tersebut berharap akan hilang.

"Biarin lah Bu Kalau pakai baju gak kelihatan ini." ujar sang suami santai

DI TEMPAT LAIN

"Gatot... Bimo...! Nanti Pas saat anak Haryo pulang kita ambil anaknya,! siapkan anak buah kita yang cukup kuat aku tidak mau mendengar kata kegagalan!" Cahyo tersenyum licik dan membayangkan gimana perasaan haryo, ayah Dan bundanya saat kehilangan anak dan cucu yang mereka nanti - nantikan.

"SIAAAP BOSS" jawab mereka serempak

Cahyo memutar mutar anak panah kecil di jarinya sambil tersenyum licik di pandangi foto Haryo di hadapannya dan langsung melemparkan anak panah tersebut tepat menancap di hidung gambar itu.

"Kau tau Haryo bagaimana rasanya kehilangan, Kau sudah mengambil semua yang aku miliki, kini saatnya aku akan mengambil yang kau punya Hahahhaha"

Satu persatu anak panah itu di lemparkan ke wajah gambar foto Haryo hingga habis semua, Cahyo ingin membunuh anak itu dan menyerahkan bukti kematiannya kepada Haryo, supaya Haryo dan kedua orang tuanya mengalami kesedihan mendalam seperti yang di alami Cahyo saat pergi dari keluarganya.

Selama ini Cahyo tidak tau betapa sedihnya ayah dan bundanya saat anak semata wayangnya pergi dan belum kembali, Segala usaha sudah Tuan Sebastian lakukan untuk mencari di mana anaknya dan tidak menemukan titik temu keberadaan cahyo.

DI RUMAH SAKIT

Setelah 3 hari Mawar dan putrinya di rawat pasca kelahiran mereka sudah pulih dan di izinkan untuk pulang.

Bunda Ningrum yang paling sibuk mengatur kepulangan putri menantu dan cucunya, dari desain kamar bayi sampai pakaian yang harus di pakai pada cucunya semua dia yang mempersiapkannya.

Di rumah sakit bunda juga yang memakaikan pakaian cucunya dan ingin mengendongnya keluar dari rumah sakit, mereka cuma membawa 1 mobil untuk menjemput Mawar dan anaknya.

Pas di pertengahan jalan mobil mereka di hadang oleh 5 mobil hitam dengan persenjataan lengkap. Mawar dan bunda ketakutan mereka menangis sambil berpelukan , sedangkan ayah dan Haryo mengambil senjata yang selalu dia bawa buat jaga diri.

Haryo dan ayah keluar dari mobil berusaha melawan pada perampok itu tapi mereka kalah jumlah dan terjatuh dengan muka babak belur. Bayi Permata di ambil paksa dari gendongan Bunda. Setelah mendapatkan targetnya perampok itu pergi meninggalkan sang korban di jalanan.

"AYAAAAH... HARYO..., bangun sayang..." kata sang bunda mencoba menyadarkan suaminya dan putranya.

Mawar menangis histeris gak ada berhentinya melihat suaminya pingsan dan putrinya di culik oleh perampok itu Lama kelamaan mawar juga jatuh pingsan kecuali bunda tentunya, Karena dia berusaha tegar biar tidak ikut ikutan pingsan.

Di rumah sakit Haryo dan Ayah Sebastian sadar sambil mengingat ingat apa yang terjadi pada mereka ,matanya berkeliling melihat lihat dinding ruang kamar yang semua berwarna putih.

Ayah mengutus semua anak buahnya untuk mencari tau siapa orang yang sudah menculik cucunya, sambil berfikir apa dia atau Haryo mempunyai musuh/pesaing bisnis yang ingin menjatuhkannya.

☆☆☆☆☆☆

"Boss... Ini bayinya Haryo," Bimo menyerahkan bayi itu kepada Cahyo.

"Hahahahahahaa, bagaimana rasanya Haryo enakkan rasanya kehilangan?" di usapnya pipi bayi mungil yg ada di gendongannya, di pandangin wajah polos tak berdosa itu.

Tak terasa air mata Cahyo menetes di pipinya, dan langsung dia usap karena Cahyo gak mau terlihat cenggeng di depan anak buahnya, di ciumnya bayi itu lalu di berikan kembali kepada Bimo.

"Bunuh Bayi itu Bawa buktinya dan serahkan kepada Haryo dan keluargaku."

Bimo langsung bergegas pergi membawa bayi itu atas perintah Bossnya yang kejam itu, di sepanjang perjalanan menuju hutan Bimo terus memandang bayi yg sedang tertidur di pangkuannya.

"Kau lucu, cantik dan tak berdosa, apa aku tega membunuhmu Nak." Bimo bimbang dengan hatinya antara perintah dan kasihan berperang di dalam hati Bimo. Menginggat Bossnya yang kejam dan tak memberi ampun bagi siapapun yang menentangnya membuat Bimo terpaksa melaksanakan tugasnya.

Sesampainya di tengah hutan di saat dia ingin membunuh bayi itu Bimo teringat akan adik perempuannya dimana dia hanya memiliki 1 orang adik dalam hidupnya yg meninggal karena bunuh diri di saat anaknya lahir dan meninggal.

Bimo jadi mengurungkan niatnya dia memerintahkan temannya untuk berburu binatang dan darahnya di kucurkan ke pakaian sang bayi yg sudah dia sobek2 sebagai bukti kalau dia sudah membunuh bayi itu.

Sedangkan Bayi Permata di bungkus pakai daun pisang di masukkan ke kerdus dan di hanyutkan ke sungai.

"Hanya ini yang bisa paman lakukan nak, semoga ada seseorang yang menemukanmu dan merawatmu dengan kasih dan sayang."

"Dan kamu, Jangan pernah menceritakan apapun yang kamu lihat hari ini pada siapapun termasuk kepada Boss kita, karena bukan hanya aku yang bakal mati tapi kamu juga karena gak menjalankan perintahnya."

"Iya bang saya akan menjaga rahasia ini, saya juga gak tega kalau harus membunuhnya."

Setelah menjalankan perintahnya Bimo dan 1 temannya kembali ke markas Master C menyerahkan bukti kalau dia sudah menjalankan perintahnya.

"Bayi itu aku tinggalkan di hutan dan di mangsa binatang buas Boss." kata Bimo sambil menunjukan baju bayi yang berlumuran darah itu.

"Bagus serahkan bukti ini kepada Haryo dan Keluargaku, beri kata pesan ( ini belum seberapa di banding yang sudah kamu lakukan kepadaku ), Hahahahahaha"

Bimo segera melaksanan tugasnya, dia memaketkan baju bayi itu dengan di bungkus kertas kado.

DI KANTOR MENTARI MEGA JAYA

"Bagaimana hasil penyelidikanmu Barra,

siapa yang sudah menculik anakku?"

"Dari plat nomor yang sempat kerekam cctv, aku menyelidiki siapa pemilik mobil itu Yo, mobil itu di jual 1 tahun yang lalu dan pemiliknya membeli 20 unit mobil yang sama, dan dia seorang mafia yang paling di takuti Yo." kata Barra sambil menunjukan bukti cctv yang dia ambil di tempat perkara.

"Mafia.... Apa hubungannya dengan keluargaku ya? Apa ayah pernah punya masalah sama mafia itu? Aku harus membahas masalah ini sama ayah."

Haryo segera pergi meninggalkan kantornya dia sudah tidak sabar ingin cepat cepat bertemu dengan ayahnya.

Sepulang dari rumah sakit Haryo dan Tuan Sebastian langsung mencari siapa pelaku penculikan itu dan apa motifnya hingga dia tega membawa bayi tidak berdosa itu.mereka melupakan rasa sakit di tubuhnya .

"Assalamualaikum Ayah," Haryo langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu lagi, tanpa berbasa basi dia menunjukan berkas yang di berikan Barra kepada Tuan Sebastian.

"Yang menculik anakku seorang mafia ayah"

Terpopuler

Comments

☠ɓα૨αɱµɳ∂เ⚓

☠ɓα૨αɱµɳ∂เ⚓

cahyooo.....teganyaaa....bayi itu klg mu yo....

2023-03-11

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

membangunkan macan tidur...

2023-03-11

0

#manusiabiasa

#manusiabiasa

aduh Cahyo bisa aja jadi dendam nya

2023-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!