Bela dan Candra masih di ruangan sang ibu, meskipun jarak bela dan sang ibu di berikan pembatas itu tidak melunturkan semangat Bela untuk tetap menemani sang ibu yang hanya bisa ia lihat di depan kaca ruangan.
Candra merasa kasian pada Bela, infusan masih menempel ditangannya Bela, ia pamit pada Bela sebentar untuk pergi keluar. Bela yang tidak terlalu peduli pada Candra hanya bisa menanggukan kepalanya.
Namun beberapa menit kemudian Candra masuk kedalam rungangan itu lalu memberikan paper bag berisi makanan pada Bela. " Kamu harus makan yang banyak, kamu harus sehat.. kalau kami sakit siapa yang akan menemani ibu mu, aku juga tahu jika ini sangat berat dan tidak mudah bagimu Bel, tapi aku juga berharap kamu bisa kuat menghadapi ini semua, ada aku yang akan selalu melindungi mu " ucap Candra membuat Bela menatap dirinya tajam.
Ia cukup mengenal Bela meskipun Bela selalu menghindar dan cuek jika candra mendekatinya. Ia juga tahu jika ibu kandungnya sudah jahat pada keluarga Bela, ibunya sudah tega merebut kebahagian Bela dan keluarganya, ibunya menikah dengan ayah Bela. ia juga merasa bersalah ketika berhadapan dengan Bela tapi ia hanya seorang anak kecil yang tak berdaya untuk menentang pernikahan ibunya saat ia masih kecil.
Candra bahkan sangat akrab dengan Sintia, mereka pernah satu sekolah dan berada dalam satu kelas, Candra dan Sintia memiliki hubungan yang baik tidak seperti dengan Bela, bahkan satu bulan sebelum kepergiannya Sintia, Candra sudah mendapatkan amanat untuk melindungi Bela, Sintia menitipkan pesan untuk menjaga Bela jika dirinya sudah tidak ada lagi.
Candra berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Bela saat ini, ia merasa iba pada Bela karena setahu dia jika Bela dan Sintia sangat dekat, Bela pasti merasa snagat kehilangan saat ini, apalagi Bu Mina masih koma dan belum sadar.
" Aku tidak butuh belas kasihan ku, aku bisa menjaga diriku sendiri tanpa harus kamu jaga karena aku bukan anak kecil " ucap Bela sinis
Itu lah Bela sikapnya selalu terang-terangan apalagi ketika ia membenci seseorang sikapnya akan ketus dan cuek, ia akan memperlihatkan sikap ketidaksukaannya pada orang lain seperti halnya pada Candra sekarang.
Namun sikap bela tidak lantas membuat Candra sakit hati, ia sudah biasa dengan sikap bela yang seperti ini dari dahulu, tidak ada niat marah dan kesal dengan ucapan Bela, karena ia mengakui jika kebencian Bela padanya akibat dari ibu kandungnya, ia harus bisa menanggung akibat dari ibunya itu.
" Bela, aku hanya di perintah oleh ayah untuk menjaga dan menemanimu saat ini, aku harap kita bisa akur " ucap Candra sambil tersenyum
" Jadi yang kamu lakukan padaku dari tadi hanya palsu, hanya ingin cari muka depan ayah ku saja, sudah ku duga kamu dengan ibumu sama saja tidak pernah tulus pada kami "
Begitulah sikap Bela, apapun yang di lakukan Candra di matanya pasti selalu salah tapi itu tidak membuat Candra marah dan sedih, ia hanya diam saja dari pada membuat pertengkaran dengan adik tirinya itu. Ia tidak mau jika kondisi Bela drof kembali.
Tak lama kemudian suara ketukan ruangan itu menghentikan ucapan Bela, seseorang masuk kedalam ruangan itu dengan membawa bunga dan buah-buahan.
" Halo Tuan Candra "
" Siapa dia " tanya Bela menatap sinis pada laki-laki yang terlihat akrab dengan Candra
" Perkenalkan namanya Lily, untuk sementara dia akan menjaga Ibumu disini dengan Kamu, dia suster yang sudah terlatih untuk merawat pasien seperti ibumu " ucap Candra sambil tersenyum
" Aku benar-benar heran dengan sikap Candra, apa dia benar-benar Tulus padaku dan ibu atau wanita benar-benar ini memang sengaja di perintahkan ayah untuk menjaga ibu " batin Bela
" Ayah yang sudah menyiapkan perawat ini untuk ibumu agar kamu tidak terlalu capek merawatnya, dia sudah berpengalaman jadi kamu jangan khawatir "
" Aku tahu perawat itu di tugaskan oleh ayah, kamu kan tidak pernah tulus pada keluarga ku "
Perawat itu melihat wajah Candra dengan heran namun Candra malah menggeleng-gelengkan kepalanya, ia memberikan isyarat pada Lily untuk diam dan jangan banyak bicara. Lily yang mengerti akan hal itu hanya bisa menuruti apa yang di perintahkan oleh majikannya.
Untuk kali ini Candra benar-benar tidak mau berdebat, ia hanya ingin dekat dengan Bela, menjaga dan melindunginya. Meskipun isi kepala Bela semua tentang menduga-duga sifat jelek Candra.
" Untung kami tidak tertipu dengan sifat kepura-puraan Candra, aku harus hati-hati pada Candra " batin Bela
" Terserah kamu mau berangapan aku bagaimana aku tidak peduli karena ada hal yang lebih penting dari pada berdebat dengan mu, yaitu menjaga dan melindungi mu " batin Candra
" Karena kamu sudah ada di sini Li, saya akan mengantar Bela pulang dulu tapi nanti kita akan kembali lagi kesini, kamu tolong jaga Bu Mina baik-baik ya, jika terjadi sesuatu pada Bu Mina tolong segera hubungi saya " ucap Candra membuat Bela bingung.
Untuk kali ini bela sedang tidak mau kemana-mana, ia hanya ingin menjaga ibunya, ia ingin memastikan jika keadaan ibunya baik-baik saja. " Apa maksudmu, aku tidak akan kemana-mana " ucap Bela
" Bela, kamu harus pulang dulu, lalu ganti baju dan menyiapkan semua kebutuhan kamu selama merawat ibumu "
" Kenapa ucapannya selalu benar, tapi tidak ada salahnya aku turuti, aku juga ingin pergi ke kamar kakak, aku rindu kakak " batin Bela
" Baiklah aku setuju "
Candra langsung menyuruh Lily membuka jarum infusan yang masih tertancap di tangan Bela, keadaan Bela sudah berangsur-angsur baik, dia juga sudah mau makan jadi tidak terlalu Candra Khawatirkan.
Bela langsung di bawa Candra menuju mobilnya, Candra mengantar Bela sampai ke depan rumahnya, ia juga ingin memastika jika Bela baik-baik saja selamat sampai tujuan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments