Part 3 ~ Pertemuan pertama

Raka meminta pertolongan Bayu, untuk membantu mengurus pemakaman kedua orang korban yang meninggal dunia. Mulai dari dokumen yang dibutuhkan, sampai kepada lokasi pemakaman. Bayu, adalah sahabat sekaligus asisten Raka.

"Bagaimana, Bay?" tanya Raka.

"Semua sudah diurus," jawab Raka.

"Bagus." Wajah Raka berubah muram.

"Apa ada yang salah?"

Raka menggelengkan kepalanya. Jujur saja, ia merasa bersalah pada gadis yang harus ditinggalkan kedua orang tuanya. Apalagi, dialah yang menjadi penyebab kepergian orang tua gadis itu.

"Aku hanya merasa bersalah pada gadis itu," ucap Raka lirih.

"Menurut mama, kau bisa bertanggung jawab padanya dengan jalan menikahinya."

Mama dari Raka yang baru saja masuk, langsung menyatakan pendapatnya. Raka dan bayi segera menatap pada wanita paruh baya, yang notabene adalah ibu dari Raka.

"Kenapa harus menikah?" tanya Raka.

"Kau tidak kasihan padanya? Dia saat ini tinggal sebatang kara. Tidak ada siapa pun yang bisa menjadi tumpuan hidupnya. Jika kau menikahi dia, paling tidak dia memiliki seseorang untuk berbagi."

"Mama pasti sudah menyelidiki gadis itu," tebak Raka.

Mama Raka terkekeh kecil. "Itu harus. Mama tidak ingin, suatu saat gadis itu akan menyulitkanmu. Tapi nyatanya, gadis itu tidak mempermasalahkan kejadian ini. Dia justru menganggap semua itu takdir yang sudah tertulis untuknya," jelas sang mama.

Mendengar ucapan sang mama, hati Raka semakin diliputi rasa bersalah. "Raka setuju. Setelah Raka keluar dari rumah sakit nanti, Raka akan menemui dia," ucap Raka.

***

Satu minggu sudah, Resti kehilangan orang tuanya. Tak ada satu hari pun yang Resti lewati tanpa mengunjungi makam mereka. Makam itu, sudah disiapkan oleh orang yang mencelakai kedua orang tuanya. Biaya rumah sakit yang cukup besar pun, sudah ditanggung.

Entah Resti harus bersyukur, atau mengutuk orang yang menjadi penyebab kecelakaan itu. Hari ini, Resti mampir ke makam orang tuanya lagi. Ia melangkahkan kaki, ke tempat peristirahatan mereka. Namun, matanya menangkap dua orang pria yang berdiri di sana.

"Maaf, kalian, kenal dengan orang tua saya?" tanya Resti ketika tiba di dekat mereka.

"Apa kamu, putri Pak Beno?" Salah satu pria itu bertanya pada Resti.

"Iya, saya putrinya. Apa kalian mengenal orang tuaku?" Resti kembali mengulang pertanyaannya.

"Saya …." Pria yang ingin menjawab pertanyaan Resti menghentikan ucapannya, saat mendapat sikutan dari pria di samping.

Resti hanya mengerutkan dahi melihat mereka. Ia meletakkan bunga yang dibawa ke atas gundukan tanah. Kemudian, Resti mendoakan kedua orang tuanya.

Tidak ada satu pun dari pria itu yang mengganggu Resti, hingga selesai. Mereka hanya mengamati apa yang Resti lakukan.

"Perkenalkan, saya Raka dan ini asisten saya Bayu," ucap Raka.

Ya, Raka sengaja mengunjungi makam orang tua Resti untuk meminta maaf. Namun, rupanya takdir mempertemukannya dengan putri semata wayang korbannya.

"Saya Resti." Resti turut memperkenalkan dirinya.

"Apa orang tua saya memiliki hutang pada, Anda?" tanya Resti.

"Ah, ti-tidak. Tidak ada," jawab Raka.

"Lalu?"

"Aku hanya ingin menjalankan amanat beliau," ungkapnya.

Sontak, hal itu membuat kerutan tajam di dahi Resti. Amanat apa? Bapak gak ada ngomong apa-apa sama aku, ucap Resti dalam hati.

"Bos, sebaiknya, bicara di tempat lain saja. Tidak baik kita bicara di tempat ini," ucap pria yang Resti tahu bernama Bayu.

"Kamu benar. Mari, kita bicarakan hal ini di cafe saja," ajaknya.

Resti menganggukkan kepalanya. Ia pun mengikuti langkah mereka meninggalkan area pemakaman. Gadis itu terkejut, saat dipersilakan masuk ke dalam sebuah mobil mewah.

"Saya duduk di belakang saja," ucap Resti, saat Bayu membukakan pintu depan.

Tanpa menunggu, Resti membuka pintu belakang dan duduk di sana. Sejujurnya, Resti Tenga memikirkan amanat yang orang tuanya berikan pada pria yang duduk di depan.

Ia bahkan tak menyadari, jika mobil sudah berhenti tepat di depan cafe. Raka dan Bayu yang duduk di depannya, saling bertukar pandang.

"Resti," panggil Bayu.

Resti yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh. Seketika, matanya menatap sekeliling karena dirasa mobil itu tak bergerak lagi.

"Oh, sudah sampai, ya. Maaf," ucapnya.

"Ayo, masuk!"

Raka dan Bayu turun bersamaan. Resti mengikuti dari belakang mereka. Sebenarnya, Resti enggan masuk ke dalam cafe, yang menurutnya terlihat mahal ini. Merek pun memilih duduk di pojok cafe.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Raka pada Resti.

"Boleh saya lihat buku menunya?"

Raka memberikan buku menu pada Resti. Gadis itu segera membuka setiap halaman yang tertera. Ya ampun, mahal sekali.

Entah sudah berapa kali ia membolak balik buku menu itu. Raka sampai gemas sendiri melihatnya. Apa sih yang dia cari?

"Lemon tea aja, Mbak," ucap Resti pada akhirnya.

Astaga … hanya lemon tea aja, lama banget mikirnya, pikir Raka.

Beberapa menit ketiganya hanya diam. Resti hanya menundukkan kepala. Setelah pelayan meletakkan pesanan mereka, Resti memulai pembicaraan.

"Bisa kalian langsung mengatakan pada saya, amanat apa yang orang tua saya berikan pada, Anda?" tanya Resti to the point.

Raka berdeham sebelum menjawab pertanyaan Resti. " Begini, bapak dan ibumu meminta saya untuk menjaga kamu."

"Menjaga? Saya tidak perlu dijaga oleh, Anda. Saya sudah cukup dewasa untuk menjaga diri saya sendiri."

Dari pernyataan itu, jelas Resti menolak keinginan Raka. Namun, Raka ingat betul ancaman mamanya, yang meminta dia untuk bisa mengambil hati Resti dan membuat gadis itu setuju menikah.

"Maksud saya, bukan menjaga yang seperti itu. Tapi, memberimu cinta, memberimu keluarga, dan memberimu kebahagiaan," tutur Raka.

Seketika Resti terdiam. Ia sedang mencerna ucapan Raka. Apa maksudnya, bapak dan ibu memintaku untuk menikah dengan dia?

"Tunggu, maksudnya, bapak dan ibu meminta, Anda, untuk menikahi saya?" 

Raka menganggukkan kepala membenarkan ucapan Resti.

"Kenapa harus menikah? Lagi pula, saya tidak mengenal, Anda."

"Begini, Nona. Bapak dan ibu, mungkin mengkhawatirkan, Nona. Karena itu, almarhum meminta sahabat sekaligus Boss saya ini, untuk menikahi, Anda." Kali ini, Bayu yang mencoba menjelaskan.

"Menurut saya ... ini aneh."

"Coba pikirkan lagi, mungkin ada ucapan bapak dan ibumu, yang menyerupai amanatnya pada saya," ucap Raka.

Sekeras apa pun Resti memikirkannya, ia hanya mengingat pesan kedua orang tuanya untuk tetap kuat dan tersenyum dalam menghadapi masalah. Tidak mungkin ada maksud tersirat dalam amanat bapak dan ibu. Apa ini, karangannya saja?

"Saya tahu, Anda, mungkin tidak percaya. Terlebih, ini kali pertama kita bertemu. Tapi, saya hanya berniat menjalankan amanat. Jika, Anda, mau kita bisa buat perjanjian sebelum menikah," tawar Raka.

"Bukan begitu. Saya hanya masih ingin bekerja. Saya ingin membuat orang tua saya bangga, meski mereka sudah tidak ada lagi," jelas Resti.

"Jadi?"

Resti mencoba meyakinkan hatinya, bila semua ini untuk membuat arwah kedua orang tuanya tenang. "Ya, saya bersedia."

"Saya akan persiapkan semuanya. Termasuk membawamu bertemu dengan orang tua saya," ucap Raka.

Sejak saat itu, hubungan antara Raka dan Resti pun dimulai. Tanpa gadis itu tahu, bahwa Raka adalah orang yang menabrak orang tuanya. Semua itu, masih Raka rahasiakan.

***

visual Raka dan Resti, ada di bab 1. kalian bisa cek ya. semoga, sesuai dengan ekspektasi kalian

Episodes
1 Part 1 ~ Kecelakaan yan tak terhindar
2 Part 2 ~ Yatim piatu
3 Part 3 ~ Pertemuan pertama
4 Part 4 ~ Rencana pernikahan
5 Part 5 ~ Hanya belum siap
6 Part 6 ~ Perubahan Raka
7 Part 7 ~ Interogasi
8 Part 8 ~ Terluka lagi
9 Part 9 ~ Alasan yang tidak masuk akal
10 Part 10 ~ Lagi dan lagi
11 Part 11 ~ Alasan di balik pernikahan
12 Part 12 ~ Harapan
13 Part 13 ~ Bali
14 Part 14 ~ Bertemu Riska
15 Part 15 ~ Resah
16 Part 16 ~ Undangan
17 Part 17 ~ Apartemen Riska
18 Part 18 ~ Kejadian tak terduga
19 Part 19 ~ Ancaman Dewi
20 Part 20 ~ Mencari sebuah jawaban
21 Part 21 ~ Periksa Kehamilan
22 Part 22 ~ Resign
23 Part 23 ~ Kebetulan
24 Part 24 ~ Kedatangan Riska
25 Part 25 ~ Hasil karya Raka
26 Part 26 ~ Peringatan
27 Part 27 ~ Khawatir
28 Part 28 ~ Kemarahan Raka
29 Part 29 ~ Dirawat
30 Part 30 ~ Mari bercerai!
31 Part 31 ~ Kembali berubah
32 Part 32 ~ Topeng
33 Part 33 ~ Perdebatan
34 Part 34 ~ Tragedi
35 Part 35 ~ Kehilangan
36 Part 36 ~ Pembelaan Raka
37 Part 37 ~ Permintaan Dewi
38 Part 38 ~ Keinginan Resti
39 Part 39 ~ Saling merindu
40 Part 40 ~ Menculik?
41 Part 41 ~ Pria dari masa lalu
42 Part 42 ~ Tak sama
43 Part 43 ~ Takdir?
44 Part 44 ~ Kemarahan Raka
45 Part 45 ~ Permintaan Riska
46 Part 46 ~ Mencari jejak
47 Part 47~ Frustasi
48 Part 48~ Teman?
49 Part 48~ Teman?
50 Part 49 ~ we are friend
51 Part 50 ~ Dia?
52 Part 51 ~ Pertemuan
53 Part 52 ~ Yogyakarta
54 Part 53 ~ Teman lama
55 Part 54 ~ Permintaan maaf
56 Part 55 ~ Dimas kembali
57 Part 56 ~ Benci atau rindu?
58 Part 57 ~ Dipukul
59 Part 58 ~ Berkelahi?
60 Part 59 ~ Rumah sakit
61 Part 60 ~ Amarah
62 Part 61 ~ Kecewa
63 part 62 ~ Kedatangan Bayu
64 Part 63 ~ Kiriman bunga
65 Part 64 ~ Raka dan Bayu
66 Part 65 ~ Ungkapan Dimas
67 Part 66 ~ Riska kembali lagi
68 Part 67 ~ Kecelakaan
69 Part 68 ~ Rumah sakit
70 Part 69 ~ Panik
71 Part 70 ~ Amnesia
72 Part 71 ~ Bicara dengan Riska
73 Part 72 ~ Mencoba mengingat
74 Part 73 ~ Berubah
75 Part 74 ~ Di rumah sakit
76 Part 75 ~ Janda
77 Part 76 ~ Penghalang
78 Part 77 ~ Pertemuan di makam
79 Part 78 ~ Tidak amnesia
80 Part 79 ~ Orang di balik kecelakaan Raka
81 Part 80 ~ Ancaman
82 Part 81 ~ Terbongkar
83 Part 82 ~ Hampir saja
84 Part 83 ~ Koma
85 Part 84 ~ Apartemen Dimas
86 Part 85 ~ Duka
87 Part 86 ~ Lebih baik
88 Part 87 ~ Raka cemburu
89 Part 88 ~ Tamu tak diundang
90 Part 89 ~ Permintaan maaf
91 Part 90 ~ Rindu?
92 Part 91 ~ Tidak peka?
93 Part 92 ~ Menyadari
94 Part 93 ~ Dating
95 Part 94 ~ Di restoran
96 Part 95 ~ Akibat patah hati
97 Part 96 ~ Merindukan Dimas
98 Part 97 ~ Kedatangan Dimas
99 Part 98 ~ Dimas Pamit
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Part 1 ~ Kecelakaan yan tak terhindar
2
Part 2 ~ Yatim piatu
3
Part 3 ~ Pertemuan pertama
4
Part 4 ~ Rencana pernikahan
5
Part 5 ~ Hanya belum siap
6
Part 6 ~ Perubahan Raka
7
Part 7 ~ Interogasi
8
Part 8 ~ Terluka lagi
9
Part 9 ~ Alasan yang tidak masuk akal
10
Part 10 ~ Lagi dan lagi
11
Part 11 ~ Alasan di balik pernikahan
12
Part 12 ~ Harapan
13
Part 13 ~ Bali
14
Part 14 ~ Bertemu Riska
15
Part 15 ~ Resah
16
Part 16 ~ Undangan
17
Part 17 ~ Apartemen Riska
18
Part 18 ~ Kejadian tak terduga
19
Part 19 ~ Ancaman Dewi
20
Part 20 ~ Mencari sebuah jawaban
21
Part 21 ~ Periksa Kehamilan
22
Part 22 ~ Resign
23
Part 23 ~ Kebetulan
24
Part 24 ~ Kedatangan Riska
25
Part 25 ~ Hasil karya Raka
26
Part 26 ~ Peringatan
27
Part 27 ~ Khawatir
28
Part 28 ~ Kemarahan Raka
29
Part 29 ~ Dirawat
30
Part 30 ~ Mari bercerai!
31
Part 31 ~ Kembali berubah
32
Part 32 ~ Topeng
33
Part 33 ~ Perdebatan
34
Part 34 ~ Tragedi
35
Part 35 ~ Kehilangan
36
Part 36 ~ Pembelaan Raka
37
Part 37 ~ Permintaan Dewi
38
Part 38 ~ Keinginan Resti
39
Part 39 ~ Saling merindu
40
Part 40 ~ Menculik?
41
Part 41 ~ Pria dari masa lalu
42
Part 42 ~ Tak sama
43
Part 43 ~ Takdir?
44
Part 44 ~ Kemarahan Raka
45
Part 45 ~ Permintaan Riska
46
Part 46 ~ Mencari jejak
47
Part 47~ Frustasi
48
Part 48~ Teman?
49
Part 48~ Teman?
50
Part 49 ~ we are friend
51
Part 50 ~ Dia?
52
Part 51 ~ Pertemuan
53
Part 52 ~ Yogyakarta
54
Part 53 ~ Teman lama
55
Part 54 ~ Permintaan maaf
56
Part 55 ~ Dimas kembali
57
Part 56 ~ Benci atau rindu?
58
Part 57 ~ Dipukul
59
Part 58 ~ Berkelahi?
60
Part 59 ~ Rumah sakit
61
Part 60 ~ Amarah
62
Part 61 ~ Kecewa
63
part 62 ~ Kedatangan Bayu
64
Part 63 ~ Kiriman bunga
65
Part 64 ~ Raka dan Bayu
66
Part 65 ~ Ungkapan Dimas
67
Part 66 ~ Riska kembali lagi
68
Part 67 ~ Kecelakaan
69
Part 68 ~ Rumah sakit
70
Part 69 ~ Panik
71
Part 70 ~ Amnesia
72
Part 71 ~ Bicara dengan Riska
73
Part 72 ~ Mencoba mengingat
74
Part 73 ~ Berubah
75
Part 74 ~ Di rumah sakit
76
Part 75 ~ Janda
77
Part 76 ~ Penghalang
78
Part 77 ~ Pertemuan di makam
79
Part 78 ~ Tidak amnesia
80
Part 79 ~ Orang di balik kecelakaan Raka
81
Part 80 ~ Ancaman
82
Part 81 ~ Terbongkar
83
Part 82 ~ Hampir saja
84
Part 83 ~ Koma
85
Part 84 ~ Apartemen Dimas
86
Part 85 ~ Duka
87
Part 86 ~ Lebih baik
88
Part 87 ~ Raka cemburu
89
Part 88 ~ Tamu tak diundang
90
Part 89 ~ Permintaan maaf
91
Part 90 ~ Rindu?
92
Part 91 ~ Tidak peka?
93
Part 92 ~ Menyadari
94
Part 93 ~ Dating
95
Part 94 ~ Di restoran
96
Part 95 ~ Akibat patah hati
97
Part 96 ~ Merindukan Dimas
98
Part 97 ~ Kedatangan Dimas
99
Part 98 ~ Dimas Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!