setelah itu Lin shi pun menghampiri Revan dan melihat luka nya.
"apa luka ini sangat menyakitkan?." tanya Lin shi dengan wajah khawatir.
Revan yang melihat itu pun, langsung merasa seperti Lusi yang sedang memperhatikan nya.
Revan terus memandangi Lin shi...
namun Lin shi sadar dan sedikit malu.
"ehemmm...jangan begitu. nanti mereka berpikir yang aneh-aneh." ujar Lin shi yang malu karna Revan.
Revan hanya tersenyum tipis dan meminta tolong Lin shi untuk mengangkat nya agar ia berdiri.
setelah Revan berdiri, dia pun pergi dan membeli air.
namun secara diam-diam, Lin shi pun pergi ke UKS untuk mengambil plester. karna sudah kebiasaan atau bagaimana, Lin shi malah menaruh plester nya di dalam tas. seperti Lusi yang selalu memberi hadiah untuk Revan.
setelah menaruh plester tersebut, Lin shi dengan cepat kembali ke bangku dan berpura-pura membaca agar tidak ketahuan.
saat itu datang lah Revan yang langsung menghampiri nya dan bertanya....
"kenapa tadi menghilang?." tanya Revan kepada Lin shi.
Lin shi hanya gugup dan tersenyum malu karna di tanya begitu....
"maaf, karna tidak memberitahu mu. tadi ada yang menelpon, lalu aku segera ke kelas dan membaca buku sedikit." alasan Lin shi sambil gugup.
awal nya Revan kebingungan, namun akhirnya ia memilih untuk tidak memperdulikan pembicaraan itu.
"nih untuk mu, pasti haus bukan saat bermain basket." ujar Revan memberikan air botol untuk Lin shi.
Lin shi pun dengan senang hati langsung mengambil...
"terima kasih Rev." ujar Lin shi sambil tersenyum.
Revan pun lalu pergi, Lin shi dari dalam kelas selalu memperhatikan langkah Revan.
saat itu Lin shi langsung menoleh kesana kemari, untuk melihat keadaan.
"aaaaa....jantung ku masih aman kan?, kenapa selalu dag-dig-dug gini." ujar Lin shi yang sambil salah tingkah.
Lin shi pun langsung menghela nafas mencoba agar tetap seperti biasanya...
"tetap tenang, tetap fokus." ujar Lin shi sambil menghela nafas...
namun saat sedang menghela nafas, tiba-tiba pandangan nya buram dan akhirnya pingsan.
semua orang cemas, apalagi Revan tiba-tiba ketakutan dan langsung menggendong nya ke UKS.
di dalam mimpi nya, Lusi malah bertemu dengan Lin shi...
"Lin shi, ada apa?." tanya Lusi yang merasa heran.
awal nya Lin shi tidak berani bicara, namun tiba-tiba pria misterius itu datang dan langsung menyuruh nya untuk berkata jujur.
"jujur lah." ujar pria itu kepada Lin shi.
Lin shi pun menghela nafas.....
"Lusi....maaf aku tidak memberitahu mu tentang sesuatu. sebenarnya aku mampu melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat orang biasa." ujar Lin shi sambil menunduk kan kepala nya.
Lusi pun awal nya tak percaya dan menganggap itu hanya candaan, namun siapa sangka itu memang lah kenyataan.
"itu bohong kan?." ujar Lusi yang tak percaya dengan Lin shi.
"tidak, aku jujur, maka dari itu aku ingin memberitahu mu langsung. intinya jika suatu hari kamu melihat sesuatu maka harus beritahu kepada mereka." ujar Lin shi kepada Lusi.
Lusi pun langsung lemas, karna sebelum nya ia tidak pernah merasa kan hal yang seperti ini.
namun setelah itu, Lin shi dan pria itu pun menghilang.
dan ternyata itu adalah mimpi Lusi, ia pun terbangun dan langsung menghela nafas panjang.
dengan keringat yang banyak ia seperti sedang ketakutan.
Revan yang melihat itu pun langsung khawatir dan meminta dokter untuk melihat nya.
"buk, bagaimana?, apakah dia baik-baik saja?." tanya Revan sambil cemas.
buk dokter dari UKS pun langsung memeriksa nya dan melihat detak jantung nya.
"dia baik-baik saja sekarang, mungkin dia memimpikan sesuatu yang sangat menakutkan jadi lalu ia seperti itu." ujar dokter yang langsung menjelaskan kepada Revan.
Revan pun menghela nafas dan lalu bertanya kepada Lin shi apa yang terjadi....
"Lin shi ada apa?." tanya Revan kepada Lin shi.
"tidak apa-apa, hey bagaimana aku bisa ada di sini?." jawab Lin shi
sekaligus bertanya kepada Revan.
"itu lah yang ingin aku tanya kan, kenapa kamu tiba-tiba pingsan?." tanya balik Revan kepada Lin Shi.
Lin shi pun langsung menjawab apa yang baru saja ia ingat..
"setelah kamu pergi, aku hanya membaca buku. namun tiba-tiba pandangan mata ku buram dan lalu aku tidak ingat lagi apa yang terjadi." ujar Lin shi yang merasa sakit kepala.
"jika masih sakit, maka di sini lah dulu nanti biar aku minta izin ke ibu agar kamu bisa istirahat dulu." ujar Revan yang masih mengkhawatirkan Lin shi.
"terima kasih bro, namun aku sudah mulai membaik kok. lagipun ini adalah hari pertama masuk sekolah, jika aku nggak masuk kan nanti malu juga." ujar Lin shi yang langsung berangkat berdiri.
Revan pun langsung membantu nya...
"biar aku tolong, kamu pasti masih lemas." ujar Revan kepada Lin shi.
Lin shi yang melihat itu pun langsung senang dan berpikir mungkin kah dia tau....
"padahal ini adalah hari pertama aku masuk sekolah kembali, namun kenapa aku merasa seperti Revan tau aku." ujar Lusi di dalam hati nya.
saat di pertengahan kelas, Revan pun mengajak nya berbicara.
"hey Lin, aku merasa kamu itu sekilas kayak orang yang aku kenal, apakah boleh aku menjadi teman mu?." ujar Revan kepada Lin shi.
Lin shi pun hanya mengedip mata, karna ia tau Revan tidak lah mudah ingin berteman dengan seseorang.
"tentu saja mau, lagi pun sangat senang jika aku punya teman." jawab Lin shi sambil tersenyum tipis.
Revan pun membalas dengan senyuman, Lusi yang melihat itu pun merasa puas.
sesampainya di kelas, para murid pun hanya ternganga melihat Lin shi dan Revan sangat akrab.
Carol dan teman-teman nya hanya bisa melongo melihat itu, dengan mudah nya Lin shi yang baru masuk langsung bisa akrab dengan Revan.
"kita sebagai wanita seperti nya tidak ada guna lagi. padahal kita cantik, kenapa masih bisa di kalah kan oleh seorang pria." ujar Carol yang merasa sakit hati.
setelah itu, buk guru pun datang dan meminta murid-murid di kelas untuk membuat kelompok.
"anak-anak, kali ini kalian harus berkerja kelompok. baiklah untuk kelompok kalian bisa cari sendiri." ujar buk guru kepada para murid nya.
Carol langsung berpikir mencoba kembali mendekati Revan, namun sayang nya Revan langsung pergi dan memilih kerja kelompok bersama Lin shi dan teman-teman nya yang lain.
Carol pun kembali merasa sakit hati dan merengek melihat itu.
untung nya ada teman-teman Carol yang menenangkan pikiran nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments