Hal takhayul mulai mengusik masyarakat kecil, bahkan telah mengusik pengusaha-pengusaha kelas bawah, tengah, maupun atas. Seperti yang terjadi sekarang, kematian dua pria itu menjadi gosip di pertemuan rapat Tuan Devandra yang sedang membicarakan proyek kerjasama.
"Apa kau sudah dengar, Brey? Dua karyawan dari perusahaan ini yang jadi sasaran tumbal, mungkin tumbal selanjutnya adalah karyawanmu," bisik pria berjas silver sambil melirik Tuan Devan yang terlihat tenang membicarakan inti kerjasama meeting siang ini.
"Ck mengerikan sekali, kematian mereka di luar tanganan polisi, bagaimana mungkin isi dalam perut hilang begitu saja? Ini bukan kasus pembunuhan! Ini jelas-jelas kerjaan para dukun!"
"Para pengikut setan! Harusnya polisi bertindak dengan memanggil seorang paranormal!"
Penjelasan itu memang benar, hal yang tidak wajar harusnya ditangani oleh paranormal. Namun polisi selalu beranggapan hal takhayul itu tidak berlaku di masa sekarang. Siapa yang akan percaya dengan hal mistis?
Setelah meeting selesai dan semua orang pergi, terlihat ruang rapat kembali sunyi dan mencekam. Hanya dua pria yang berada di ruangan itu, yang tidak lain adalah Tuan Devan dan sekretarisnya.
"Bos, anda baik-baik saja?" tanya sekretaris itu melihat Tuan Devan sangat lelah.
"Ren, apa masih ada hal yang harus aku lakukan setelah ini?" tanya Tuan Devan kepada Ren dan tanpa melihatnya.
"Setelah rapat tadi, Bos hanya perlu memeriksa-" jawab sekretaris Ren terhenti saat Tuan Devan mengangkat tangannya dan berdiri lalu menatapnya datar.
"Hari ini aku sangat lelah, suruh seseoran yang menggantikan ku," ucap Tuan Devan mulai ingin meninggalkan ruangan.
"Tapi, Bos-" ucap sekretaris Ren mengekorinya dari belakang.
"Ren, aku sangat lelah, sekarang tidak ada waktu aku memikirkan kerjasama ini, aku serahkan urusan kantor padamu," tatap Tuan Devan serius pada sekretaris Ren lalu berjalan ingin pergi dari perusahaan.
"Huuh, berita ini benar-benar berhasil mengusik ketenangan Presdir Devan, ditambah dua korban berasal dari perusahaan kita. Sebenarnya, siapa pelaku pembantaian ini?" gumam Sekretaris Ren membuang nafas berat, lalu ia pun melanjutkan tugasnya. Sedangkan Tuan Devan pulang ke rumah.
Terlihat pria berkuasa itu terus berjalan memasuki rumah megahnya, melewati dengan dingin dua pelayan yang menyambutnya. Pandangan Tuan Devan sangat serius melihat ke depan, dan setelah menuruni anak tangga yang menuju ke penjara bawah tanah, seketika langkahnya berhenti di depan pintu besi yang dikunci rapat-rapat.
Aura hitam dan negatif sangat kuat dirasakan di balik pintu besi itu. Tapi Tuan Devan tidak terlihat takut, ia malah membuka gembok pintu itu lalu membuka lebar-lebar pintu tersebut.
Sontak, dua mata birunya menatap seorang remaja terduduk di ujung ruangan dengan tangan yang terikat rantai dan penutup mata yang berisi mantra penangkal.
Terlihat remaja itu hanya diam dihampiri oleh Tuan Devan. Penampilan kumuh remaja itu sangat menyedihkan, dia adalah Devino Nevandra, putra pertama dan pewaris generasi keluarga yang memiliki mata terkutuk.
Jarak Tuan Devan begitu dekat, ia berdiri di hadapan putranya yang sudah terkurung selama tiga bulan ini.
Semenjak ulang tahun ke tujuh belas Devino usai digelar, kutukan itu rupanya mulai berlaku kepada jiwa Devino.
Sehingga Devino tidak pernah merasakan dan melihat sinar matahari di dalam penjara itu, hanya kegelapan yang selalu dia rasakan dan keheningan yang menjadi temannya.
Tuan Devan di lubuk hatinya sangat tidak tega memperlakukan calon pewarisnya, namun demi keselamatan semua orang di rumah, dia terpaksa memenjarakan Devino ke dalam penjara ini. Namun dengan berita adanya korban lagi di luar sana, dia mungkin terpaksa akan membunuh anaknya sendiri.
"Katakan, apa kali ini kau yang sudah membunuh dua karyawan Papi, Vino?" tanya Tuan Devan. Namun Devino tidak merespon, dia hanya terduduk diam dan menunduk saja.
"Vino! Jawab Papi, apa kau pelakunya!" desak Tuan Devan menarik rambut hitam Vino agar putranya itu mengangkat wajah untuknya, namun tetap saja Vino diam.
Ingin rasanya dia membuka penutup mata itu, tapi seorang paranormal melarangnya. Karena sekarang di depannya bukanlah Devino melainkan kutukan itu yang sudah mengendalikan sebagian tubuh Vino. Jika dia menatap dua mata putranya sekarang, mungkin Tuan Devan yang akan masuk obrolan berita.
.
.
^^^To be continued_^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Bagus Effendik
semangat kak Asty terus up
eh nitip😉
salam dari TOH Level Up 😁
2022-12-07
1