The Destiny Of The Goddess.
episode four
Masih di kediaman keluarga Achalendra.
malam yang indah ini, mereka tangah makan malam bersama.
anyone
Nenek apa kabar, aku lihat nenek begitu bahagia.
Nenek Jeanne.
Jadi kau fikir hidup ku tidak pernah bahagia gitu,,
Reina Achalendra.
Selamat malam semua, maaf sedikit telah* langsung duduk
anyone
Reina kapan kau kembali ke sini* kaget
Reina Achalendra.
Kenapa, kau terlihat kaget begitu Venna.
Venna Achalendra.
bu-bukan begitu, kenapa tidak ada yang memberitahu ku. jika sepupu ku kembali ke sini,, * menatap all.
Reina Achalendra.
apa penting nya buat ku, kepulangan ku ke sini bukan untuk mu. tapi untuk nenek tercinta ku* tersenyum ke nenek nya.
Tessa (anak kedua)
Sombong sekali kau Reina, baru saja pulang dari sekolah tinggi mu di luar kau sudah sombong.
Reina Achalendra.
bibik aku tidak sombong, itu kenyataan nya. dari dulu kan Venna tidak begitu suka pada ku, aku tidak di sini saja dia senang kan* menatap remeh.
T.Achalendra( Erwin)
Reina hentikan, jangan merusak makan malam kita.
Reina Achalendra.
maaf papah, tapi mulut ku sekarang tidak bisa di rem. jika dua ulat ini sudah mengusik ku,,
Nenek Jeanne.
sudah-sudah tidak usa ribut
Nenek Jeanne.
kau juga Tessa jangan suka berbicara sembarangan, kalian ini Keluarga tidak bagus jika saling memburuk satu sama lain.
Nenek Jeanne.
aku meminta kalian berkumpul agar bisa menghabiskan waktu bersama-sama, aku ini sudah tua jangan membuat keributan. baik aku pergi menyusul suami ku.
Keluarga Achalendra
Ibu,,
nenek,,
Edward( anak pertama)
sudah Bu, ayok kita makan. dan baru mengobrol lagi,,
Edward( anak pertama)
ayok makan.
Reina Achalendra.
*mengantar nenek ke kamar nya
Reina Achalendra.
tadi nenek bilang ingin membicarakan sesuatu pada ku,, tentang apa itu.
Nenek Jeanne.
bantu aku duduk di sana.
Reina Achalendra.
baik lah
Nenek Jeanne.
tolong ambilkan kota itu
Reina Achalendra.
baik lah* mengambil.
Reina Achalendra.
ini nenek
Nenek Jeanne.
Ini adalah harta berharga milik ku
Nenek Jeanne.
* mengambil sebuah kalung
Reina Achalendra.
wahh kalung yang bagus,,
Nenek Jeanne.
kau benar, kalung ini memiliki sejarah yang panjang. ini adalah pemberian nenek nya nenek, dia seorang wanita yang hebat.
Nenek Jeanne.
dulu beliau selalu bilang, jika suatu saat nanti tiba. di mana umur nenek sudah tua, nenek harus memberikan ini ke cucu tersayang nenek.
Nenek Jeanne.
dan nenek percaya pada mu, jika kau bisa menjaganya untuk nenek.
Reina Achalendra.
nenek memberikan kalung ini ke nana..
Nenek Jeanne.
tentu anak baik, nenek tau jika kau pantas mendapatkan ini.
Nenek Jeanne.
hati mu begitu suci untuk kalung bagus ini..
Nenek Jeanne.
kau mau kan menerima kalung ini dan menjaga nya untuk nenek.
Reina Achalendra.
*langsung mengangguk
Reina Achalendra.
pasti nek, pasti akan Nana jaga kok.
Reina Achalendra.
Nana akan merawat kalung ini Samapi kapan pun,,
Reina Achalendra.
dan nenek, terimakasih nenek sudah menyayangi Nana sejauh ini
Reina Achalendra.
Nana sangat bahagia,, terimakasih nenek* memeluk Jeanne
Reina Achalendra.
Reina kau berhasil, yah kau kembali berhasil membangun kebahagiaan untuk mu. takdir ini benar-benar bagus, kini aku benar-benar bukan lagi Bella queen Alice. tapi aku adalah Reina Achalendra* batin nya senang
Reina Achalendra.
* melepas pelukannya.
Nenek Jeanne.
kalau bisa pakai kalung ini saat-saat penting saja, seperti acara keluarga atau undangan lain nya.
Reina Achalendra.
baik nek akan Nana ingat kok..
Nenek Jeanne.
baiklah Sudah malam, nenek mau istirahat.
Reina Achalendra.
biar aku temani Samapi nenek tertidur
Nenek Jeanne.
baik lah anak baik, ayok sini
Reina Achalendra.
*naik ke ranjang dan menemani nenek nya tidur.
Nenek Jeanne.
ibu mu tidak akan cemburu kan jika seperti ini.
Reina Achalendra.
tentu saja tidak, justru ibu sangat berterima kasih pada nenek. karena nenek selalu membaut putri nya ini bahagia,,
Reina Achalendra.
*sama hal nya
Tessa (anak kedua)
Ini gak bisa di biarkan, jika ada anak itu. kita tidak bisa leluasa di rumah itu .
Venna Achalendra.
Mah, kenapa mamah begitu takut. kita lakukan rencana-rencananya kita mah, kita buat seperti dulu.
Tessa (anak kedua)
tidak semudah itu Venna, kini nenek mu sudah berpihak pada nya
Venna Achalendra.
kala begitu singkirkan saja nenek Jeanne itu, agar kita bisa memiliki kekayaan keluarga ini seutuhnya.
Tessa (anak kedua)
ide bagus..
Ciko ( menantu kedua)
membunuh siapa
Tessa (anak kedua)
mas, kebetulan sekali. kau tau anak itu sudah kembali
Ciko ( menantu kedua)
anak mana?
Ciko ( menantu kedua)
ha dia,, kok aku gak tau
Venna Achalendra.
papah akan sibuk sama tugas Pakah jadi wajar saja papah tidka tau.
Ciko ( menantu kedua)
yah mau gimana lagi, asik kamu itu Tessa. dia sesuka hati nya memerintah ku, padahal aku ini kakak ipar nya.
Tessa (anak kedua)
kita harus kerja sama untuk menghancurkan mereka, soal kak Edward dia orang nya Mudah di hasut jadi gampang saja.
Venna Achalendra.
ide bagus tuh mah,, soal hati nenek aku akan berusaha lagi mah.
Ciko ( menantu kedua)
baik lah kita susun rencana dari sekarang
Tessa (anak kedua)
Tessa, anak kedua keluarga Achalendra. sebenarnya dia bukan anak kandung, dia hanya anak angkat untuk mengganti anak kandung yang hilang entah ke mana.
Ciko ( menantu kedua)
Ciko , suami Tessa. Bekerja di kantor, sebagai staf penjualan.
Venna Achalendra, 18 tahun. dua bulan tua dari Reina, anak yang lahir sebelum nikah. tapi hal ini di tutupi rapat-rapat agar tidak di ketahui oleh khalayak publik.
Comments