Pria mesum

Pukul 1:00 siang.

Saila baru saja keluar dari kelasnya. Ia berjalan keluar mendatangi mobil yang sudah sejak tadi terparkir di parkiran kampusnya. Di dalam mobil sudah ada supir pribadinya yang tengah tidur pulas, menunggu kedatangan Nona Mudanya itu.

***

Dari kejauhan, terlihat sebuah mobil mewah terparkir di depan kampus Saila. Mobil itu adalah mobil milik Leon yang sejak tadi terparkir di sana. Ia sudah lama menunggu Saila keluar dari kampusnya. Sejak pertemuannya dengan Saila tadi malam di Restoran, membuat ia tak berhenti untuk menemui Saila. Bahkan ia dengan cepat menyuruh bawahannya untuk mencari tahu tempat yang biasa di kunjungi Saila, salah satunya Universitas dimana Saila kuliah?

***

Tanpa Saila sadari, Leon tengah berjalan menghampiri dirinya yang saat itu ingin mengetuk jendela kaca mobil supir pribadinya. Ia ingin membangunkan supir pribadinya dari tidur pulasnya itu.

Baru saja Saila mengulurkan tangannya di jendela kaca mobil, tangannya langsung di pegang Leon membuat Saila kaget. Ia menoleh melihat Leon dengan mata terbelalak yang ia tunjukkan di depan Leon.

"Kamu lagi," ucap Saila dengan kaget tak percaya, ia bisa melihat lelaki yang ia anggap lelaki mesum.

"Ayo bicara!" Leon menarik Saila dari sana untuk keluar dari kampusnya.

Saila berusaha melepaskan tangannya dari Leon. "Lepaskan, Anda mau apa lagi?" Wajah Saila terlihat ketakutan.

Leon menghentikan langkahnya saat gadis itu berusaha melawan dirinya, bahkan Saila tak ingin bergerak dari tempatnya itu.

Dengan sigap, Leon membalikkan badannya, kemudian menggendong Saila di bahunya.

"Apa yang Anda lakukan, cepat turunkan aku, turunkan aku?" teriak Saila sambil memukul mukul punggung Leon.

Leon sama sekali tidak menanggapi perkataan Saila, ia terus berjalan meninggalkan tempat itu.

Saila kembali berteriak keras, melihat supir pribadinya yang tak kunjung bangun dari tidurnya.

"Lepaskan aku, tolong ... tolong ... lepaskan aku, Pak Herman tolong ....!" teriaknya dengan keras membuat semua mahasiswa menoleh ke arahnya.

Leon menghentikan langkahnya, melihat para mahasiswa tadi. "Ini urusanku dengan pacarku, tidak ada urusannya dengan kalian!" tegas Leon menatap para mahasiswa yang bingung melihat kejadian didepannya.

Tentu saja mereka tidak ikut campur masalah Leon dan Saila. Mereka hanya menatap diam Saila dan Leon ketika Loen berhenti menatap tajam mereka, apalagi Leon mengucapkan kata - kata itu yang membuat mereka tidak peduli.

Leon kembali melanjutkan langkahnya dengan cepat meninggalkan tempatnya tadi. Ia berjalan menghampiri mobilnya yang terparkir, tepat di depan kampus Saila.

Ia membuka pintu mobilnya, kemudian melempar tubuh Saila masuk ke dalam mobil. Gadis itu terlihat ketakutan ketika Leon memasukkannya ke dalam mobil. Ia menggerakkan tubuhnya mundur ke belakang dengan tatapan ketakutan melihat Leon yang juga ikut masuk ke dalam mobil, apalagi lelaki itu tiba - tiba saja berada di atasnya.

"Tuan, Anda mau melakukan apa?" tanya Saila dengan tubuhnya yang gemetar.

Leon mendekatkan tubuhnya pada gadis yang ada di depannya dengan tatapan tajamnya pada Saila.

"Aku ingin bertanya, kenapa kau bilang kalau kau tidak mengenalku? Hah. Apa karena laki - laki yang bersamamu tadi malam?" tanya Leon dengan serius menatap Saila.

Saila tampak bingung mendengar perkataan Leon, ia susah mencerna maksud ucapan lelaki yang ada di depannya itu.

"Maaf tuan, aku benar - benar tidak mengenalmu. Aku tidak pernah bertemu denganmu. Dan pria tadi malam memang tunanganku." Saila menyatukan kedua tangannya, memohon pada Leon. "Tolong lepaskan aku, aku mohon." Saila tampak ketakutan. Gadis muda itu tidak tahu apa - apa maksud dari Leon?

Seketika Leon mencengkram kedua tangan gadis muda yang ada di depannya. Ia meletakkan kedua tangan Saila disisi kanan kiri kepala Saila.

"Beraninya kau bilang tidak mengenalku. Apa kau senang bermain - main dengan pria lain di depanku? Hah. Apa kau belum puas menyakitiku?" teriak Leon dengan marah. Ia sangat cemburu mendengar Saila mengakui pria lain adalah tunangannya bahkan menyangkal dirinya.

Saila semakin ketakutan sampai air matanya terjatuh di kedua pipinya. Ia kemudian mengeluarkan suara tangisannya di sana.

"Hiks ... hiks ... aku mohon lepaskan aku. Aku mohon."

Leon tampak kesal mendengar suara tangisan gadis yang ada di depannya, gadis yang ia kira sebagai Sila, gadis yang sangat ia cintai.

Dengan amarahnya itu, ia kembali mencium paksa Saila.

"Mmm ... mmm ... mmm ...." Suara Saila yang tidak terima ciuman lelaki asing padanya.

Leon mencium bibir Saila dengan penuh nafsu sampai ia menurunkan kepalanya mencium leher Saila di sana.

"Aaaaaaa ... lepaskan ... jangaaaan ... aku mohon jangan!" teriak Saila dengan keras ketika merasakan ciuman Leon di lehernya.

Leon tak berhenti mencium leher Saila bahkan ia semakin mencium gadis muda yang sudah sangat ketakutan dengan perbuatannya itu.

Seketika Saila mengigit telinga Leon sampai berdarah. Leon meringis kesakitan ketika Saila mengigitnya, ia kembali menegakkan tubuhnya di depan Saila.

Dengan cepat, Saila mendorong Leon sampai Leon duduk di kursi mobilnya. Saila berusaha keluar dari mobil ketika melihat Leon kesakitan akibat gigitannya tadi. Ia mengambil celah untuk kabur dari Leon. Dan akhirnya ia berhasil kabur dari lelaki yang ia anggap sebagai lelaki mesum. Ia berlari cepat meninggalkan mobil Leon, kembali masuk ke dalam kampusnya.

Leon bisa saja mengejar Saila, namun ia urungkan niatnya untuk mengejar Saila ketika gadis muda itu berlari masuk ke dalam kampusnya, apalagi telinganya berdarah akibat gigitan Saila.

Ia hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobil. Ia mencoba menenangkan dirinya sejenak. Setelah tenang, ia keluar dari mobilnya, kemudian masuk ke dalam kursi pengemudi. Ia melajukan mobil mewahnya meninggalkan kampus Saila. Perasaannya di penuhi rasa kecewa, sakit hati, karena penyangkalan Saila.

Sementara Saila berada di toielt wanita, ia berjongkok di dalam toilet dengan suara tangisan yang tak hentinya ia lakukan.

"Hiks ... hiks ... hiks ... kenapa aku bertemu lagi dengan pria mesum itu? Aku hampir di paksa melakukan hal yang tidak pantas. Ya tuhan, apa yang sudah kulakukan sampai aku bertemu dengan pria tidak waras?" Saila mengeluh tentang semua yang terjadi padanya sekarang. "Aku mohon jauhkan aku dari laki - laki seperti itu. Aku mohon!" Keluhnya sambil menangis keras. Ia merasa bingung dengan tingkah pria asing yang sudah dua kali melecehkannya. Ia berpikir kalau lelaki itu adalah lelaki tidak waras. Tangisannya semakin bertambah ketika mengingat hal tadi. Ia terus menggosok - gosok lehernya bekas ciuman Leon.

Untung saja tidak ada orang yang mendengar suara tangisannya, karena memang sebagian mahasiwa sudah pulang. Hanya beberapa saja yang tersisa di sana.

Tiba - tiba alarm HP-nya berbunyi, ia dengan cepat menghapus air matanya di sana.

"Gawat, ayah sebentar lagi akan pulang. Aku harus kembali ke rumah." Gumamnya.

Ia langsung berdiri dari sana, kemudian keluar dari toiletnya. Ia berjalan cepat menghampiri mobilnya yang ada di parkiran kampus.

Disana sudah ada supir pribadinya sedang berdiri di samping mobil menunggu kedatangannya.

"Kenapa nona baru keluar, Tuan Besar sebentar lagi pulang, saya sudah di hubungi nyonya menyuruh Anda pulang?" tanya supir pribadinya saat melihat Saila sudah berdiri di depannya.

"Aku ada urusan dengan dosenku di dalam." Saila mencari alasan pada Pak Herman, supir pribadinya agar supirnya tidak merasa curiga dengan hal yang terjadi tadi. Bisa - bisa ia dilaporkan oleh ayahnya. "Maaf pak karena sudah membuat Anda menunggu lama." Ia juga meminta maaf pada supir pribadinya sambil membungkuk kan badannya di depan pria paruh baya itu.

"Nona selalu saja membuat saya merasa tidak nyaman. Nona tidak perlu membungkuk di depan saya."

"Kenapa pak Herman merasa begitu. Kalau salah, saya harus meminta maaf bukan. Kita sama - sama manusia biasa. Ibu selalu mengajarkan itu semua?" Saila tersenyum manis menatap supir pribadinya yang sudah mendampinginya semasa ia kecil.

Pak Herman kemudian membuka pintu mobil untuk Nona Mudanya disana. Saat itu, Saila langsung masuk ke dalam mobil sambil tersenyum kembali pada Pak Herman.

.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

,emang si sai dijadikan oon nih..
mestiny lgs mudeng.. donk, pastiny kembaranya..
thx ya k othor, bikin geregetan nih.cha yo

2023-07-12

0

Abizar zayra aLkiaana

Abizar zayra aLkiaana

👣👣👣❤️❤️❤️❤️

2023-03-24

0

novellia

novellia

ini kayanya kembar yang terpisah ya... jdi ga tau ada kembaran

2021-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bertemu Orang Aneh
3 Kita belum selesai
4 Pria mesum
5 Bagai pinang di belah dua
6 Gadis yang tidak berharga
7 Salah Besar
8 Aku Ingin kuliah diluar negri
9 Gelisah
10 Bertemu kembali
11 Hasil tes pack
12 Tolong terima aku
13 Masalah tes pack
14 Datang sendiri
15 Restu dari Bima
16 Pertemuan orang tua
17 Pesta Pernikahan
18 Canggung
19 Kembali ke Kediaman Mahesa
20 Bingkai foto
21 Pengakuan Saila tentang Zidan
22 Tidur satu ranjang
23 Siapa Alexa?
24 Membuatnya mengerti
25 Penyesalan Sila
26 Visual
27 Rasa Penasaran Sila
28 Pemandangan Langka
29 Kenapa dia masih marah?
30 Ciuman permintaan maaf
31 Banyak maunya
32 Pendapat Riana
33 Kenapa aku sedih melihatnya?
34 Aku bisa memberikanmu senyuman
35 Aku saudara iparmu
36 Tanganmu ini bisa mengobatiku
37 Aku tidak mau pisah denganmu
38 Jangan membuatku takut
39 Aku seperti orang bodoh dimatamu
40 Datang menjenguk Saila
41 Aku mau minum teh susu buatanmu ...
42 Harus tersenyum bahagia di depannya
43 Aku menyukainya
44 Makan malam keluarga
45 Aku bersedia
46 Dia mencintaimu
47 Aku mencintaimu
48 Menyentuhnya dengan kelembutan
49 Kau cuma boleh genit didepanku
50 Ungkapan perasaan Zidan
51 Mencoba gaun pesta
52 Pertengkaran Sila dan Alexa
53 Kepanikan Leon
54 Amarah Leon
55 Ocehan Tuan Bima
56 Belum bisa melupakannya
57 Terbongkarnya hubungan Sila dan Leon
58 Kekecewaan Yasmin
59 Aku tidak akan pergi
60 Berpisah untuk sementara
61 Pria Misterius
62 Kenapa orang itu ada disini?
63 Menyelinap masuk
64 Melepas Rindu
65 Tinggal di Kediaman Mahesa
66 Masa lalu yang kelam
67 Pertunangan Sila dan Zidan
68 Lelaki tidak waras
69 Apa yang terjadi pada Sila?
70 Kondisi Sila
71 Flasback Sila dan David
72 Liburan ke pantai
73 Aku tidak bisa memberikannya apa - apa
74 Aku mencintaimu dengan tulus
75 Kau cemburu
76 Kejutan Lamaran
77 Bibirmu lebih nikmat dari rasa es krimnya
78 Curhatan Sila
79 Kepanikan Leon
80 Jawaban Sila
81 Keinginan Saila
82 Melahirkan
83 Tingkah Nakal Zidan
84 Hari Pernikahan Sila dan Zidan
85 Malu - malu
86 Rencana Saila
87 Bertukar posisi
88 Permainan berakhir
89 Terima kasih
90 Info Dari Ben
91 Info novel Ben
92 Info Novel Baru di NovelToon
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
Bertemu Orang Aneh
3
Kita belum selesai
4
Pria mesum
5
Bagai pinang di belah dua
6
Gadis yang tidak berharga
7
Salah Besar
8
Aku Ingin kuliah diluar negri
9
Gelisah
10
Bertemu kembali
11
Hasil tes pack
12
Tolong terima aku
13
Masalah tes pack
14
Datang sendiri
15
Restu dari Bima
16
Pertemuan orang tua
17
Pesta Pernikahan
18
Canggung
19
Kembali ke Kediaman Mahesa
20
Bingkai foto
21
Pengakuan Saila tentang Zidan
22
Tidur satu ranjang
23
Siapa Alexa?
24
Membuatnya mengerti
25
Penyesalan Sila
26
Visual
27
Rasa Penasaran Sila
28
Pemandangan Langka
29
Kenapa dia masih marah?
30
Ciuman permintaan maaf
31
Banyak maunya
32
Pendapat Riana
33
Kenapa aku sedih melihatnya?
34
Aku bisa memberikanmu senyuman
35
Aku saudara iparmu
36
Tanganmu ini bisa mengobatiku
37
Aku tidak mau pisah denganmu
38
Jangan membuatku takut
39
Aku seperti orang bodoh dimatamu
40
Datang menjenguk Saila
41
Aku mau minum teh susu buatanmu ...
42
Harus tersenyum bahagia di depannya
43
Aku menyukainya
44
Makan malam keluarga
45
Aku bersedia
46
Dia mencintaimu
47
Aku mencintaimu
48
Menyentuhnya dengan kelembutan
49
Kau cuma boleh genit didepanku
50
Ungkapan perasaan Zidan
51
Mencoba gaun pesta
52
Pertengkaran Sila dan Alexa
53
Kepanikan Leon
54
Amarah Leon
55
Ocehan Tuan Bima
56
Belum bisa melupakannya
57
Terbongkarnya hubungan Sila dan Leon
58
Kekecewaan Yasmin
59
Aku tidak akan pergi
60
Berpisah untuk sementara
61
Pria Misterius
62
Kenapa orang itu ada disini?
63
Menyelinap masuk
64
Melepas Rindu
65
Tinggal di Kediaman Mahesa
66
Masa lalu yang kelam
67
Pertunangan Sila dan Zidan
68
Lelaki tidak waras
69
Apa yang terjadi pada Sila?
70
Kondisi Sila
71
Flasback Sila dan David
72
Liburan ke pantai
73
Aku tidak bisa memberikannya apa - apa
74
Aku mencintaimu dengan tulus
75
Kau cemburu
76
Kejutan Lamaran
77
Bibirmu lebih nikmat dari rasa es krimnya
78
Curhatan Sila
79
Kepanikan Leon
80
Jawaban Sila
81
Keinginan Saila
82
Melahirkan
83
Tingkah Nakal Zidan
84
Hari Pernikahan Sila dan Zidan
85
Malu - malu
86
Rencana Saila
87
Bertukar posisi
88
Permainan berakhir
89
Terima kasih
90
Info Dari Ben
91
Info novel Ben
92
Info Novel Baru di NovelToon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!