Suasana pagi itu sesuai dengan isi hati Hancock. Penerimaan siswa baru ... Hancock malas menghadirinya.
Namun, sebagai siswa baru, dia harus melakukannya.
Chandra
Nona Hancock.
Chandra
Kita sudah tiba.
Dari dalam mobil, Hancock menatap ke luar jendela. Tanpa minat melangkah masuk ke area sekolah.
Chandra
Nona Hancock.
Boa Hancock
Berisik, Chandra.
Pria tua yang sudah lama mengabdi pada keluarga Boa menghela napas.
Putri semata wayang di keluarga Boa itu tidak ramah sama sekali. Kemungkinan karena dia tidak pandai dalam bersosialisasi atau memang tidak suka berinteraksi dengan orang lain.
Pria tua itu tidak dapat menebak. Nona mudanya itu jarang menunjukkan isi hatinya yang sesungguhnya.
Boa Hancock
Aku turun.
Chandra
Baik, Nona.
Hancock turun dari mobil. Ketika dia menginjakkan kakinya melewati pagar sekolah, semua orang menatapnya.
Berbisik satu sama lain, mengagumi kecantikan Boa Hancock yang terlihat tak wajar.
Seperti putri dari kerajaan Eropa.
Hancock berjalan dengan santai dan tidak memedulikan tatapan orang-orang.
Dia berjalan menuju aula. Tempat dimana acara penerimaan siswa baru diadakan.
Tak ada yang menarik perhatiannya. Bagi Hancock, acara ini sungguh membosankan.
Di atas podium, kepala sekolah terus berbicara tanpa ada yang berminat mendengar.
Monkey D Luffy
Hei, hei, Zoro.
Monkey D Luffy
Kabur saja, yuk? Shishishi.
Roronoa Zoro
Jangan bodoh.
Roronoa Zoro
Kita akan dihajar oleh Pak tua Jimbei jika keluar sekarang.
Roronoa Zoro
Kau tidak puas dipukul olehnya karena datang terlambat?
Nami
Hah! Kenapa aku harus satu sekolah dengan kalian lagi?
Ussop
Hahaha, Nami. Perkenalkan aku pada mereka.
Nami
Kenapa harus aku?
Ussop
Karena kau teman mereka 'kan?
Nami
Kenalan saja sendiri. Aku muak bersama dua orang bodoh ini.
Hancock yang fokus mendengarkan pidato kepala sekolah—meski membosankan— melihat sekelompok orang yang duduk di depannya.
Mereka berbicara dengan suara yang cukup besar untuk didengar oleh orang lain.
Hancock melirik mereka acuh tak acuh.
Boa Hancock
/Sangat ribut/
Katanya dalam hati.
Hancock tidak lagi memedulikan keributan di depannya dan menatap lurus ke arah podium
Roronoa Zoro
Akh! Luffy!
Roronoa Zoro
Makananmu bau!
Roronoa Zoro
Ini ruangan ber-ac
Ussop
Oi, Oi, Luffy! Kau tidak bisa memakan ayam itu di sini! Baunya ke mana-mana.
Hidung Hancock menangkap bau ayam goreng dari arah depan.
Dia kembali melihat orang-orang di depannya.
Pria yang mengenakan topi jerami itu melebarkan senyumannya ketika teman-temannya memarahinya.
Kening Hancock sedikit berkerut. Mereka terlalu ribut, tapi mengapa belum ada guru yang menegur mereka?
Baru saja Hancock berpikir seperti itu, seorang guru yang tidak terlihat seperti guru mendatangi pria bertopi jerami itu.
Jinbei
Hoi, Nak!
Jinbei
Jika ingin makan, keluar!
Jinbei
Kau membuat ruangan ini bau.
Pemuda itu tertawa lebar.
Monkey D Luffy
Oke!
Boa Hancock
Ha?
Tanpa sadar Hancock bersuara, tetapi dia beruntung karena orang lain tidak mendengarnya.
Monkey D Luffy
Ayo, Zoro!
Roronoa Zoro
Ha? Kenapa aku—
Monkey D Luffy
Bukankah kau malas di ruangan ini?
Roronoa Zoro
Oi! Pelankan suaramu!
Monkey D Luffy
Shishishi. Ayo.
Tidak lagi menolak, pria berambut hijau itu bangun dan keluar bersama dengan pria bertopi jerami.
Comments