BAB 02

"Ga, aku pengen yang ini. Lucu gak kira- kira?"

Suga menatap malas ikan yang ada dihapannya. Sejak tadi ikan itu mengedipkan matanya membuat Suga semakin enggan untuk melihatnya. Pasalnya Suga sangat benci seseorang yang mengedipkan matanya walaupun itu ikan sekalipun. Terlihat genit dan menjengkelkan.

Tiba- tiba Suga teringat Janu yang sering mengedipkan matanya jika ia meminta bantuan kepadapanya. Jika sudah seperti itu maka Suga akan mengomel dan mengatai Janu banci kalengan.

"Aneh. Aku gak suka." Jawab Suga. Sekarang ikan dihapannya malah melotot. Dan Suga semakin membenci itu.

"Tapi aku suka Ga." Momo merengek sambil menarik kaos yang Suga kenakan. Hal yang tidak Suga sukai karena Momo semakin mengemaskan jika sudah seperti itu.

"Kamu yakin mau pelihara dia?" Dan Momo mengangguk semangat. "Kalau dia mati gimana?" Kata Suga sambil menekankan kata mati ke ikan yang ada di hapannya. Ikan yang berwarna keemasan itu lalu berenang dan bersembunyi di balik batu- batu. Seakan menghindari tatapan tajam Suga.

"Kok mati sih?"

"Kamu itu orangnya suka lupa makan, gimana jadinya kalau kamu juga lupa ngasih makan ke dia?" Terocos Suga dan Momo hanya cemberut sambil mendengarkan.

"Tapi kan ada kamu Ga." Momo lalu cengengesan.

"Aku kenapa?" Suga menunjuk dirinya sendiri.

"Kalau aku lupa makan, kamu pasti tidak akan pernah lupa untuk mengingatkan aku untuk makan. Buktinya selama ini kamu selalu ke kosan kalau aku belum makan. Bawain aku ayam gorenglah, nasi gorenglah, bahkan kalau aku lagi pengen rujak yang deket kosan kamu, kamu juga bawain kalau aku yang minta." Momo tersenyum saat mengatakan itu dan Suga merasa pipinya semakin terasa panas.

"Mana pernah. Geer." Jawab Suga acuh tak acuh sambil objek lain asalkan bukan Momo.

"Terus selama ini siapa dong? Ah jangan- jangan Irham lagi."

"Ikannya jadi di beli gak? Kalau enggak aku pulang ya."

Selalu seperti itu, jika Momo mulai membahas tentang kebucinannya. Apa ya, Suga hanya merasa malu, entah itu karena apa. Padahal Suga melakukan hal itu juga dari kemauan dirinya sendiri. Semua hal yang berkaitan dengan Momo, secara reflek Suga pasti akan ikut campur. Sekalipun dalam hal sepele seperti Momo belum makan lah, Momo belum mandi lah, pasti Suga akan selalu ikut campur.

Momo tertawa, perempuan dengan rambut sebahu itu sangat tahu bagaimana sifat Suga. Laki- laki yang dari luar terlihat bodo amat sekaligus terlihat hangat jika ia sudah perduli dengan seseorang. "Makasih ya." Kata Momo sambil mencubit pipi Suga.

"Jangan lebay." Kata Suga tajam masih enggan untuk melihat Momo. Hatinya kembali menghangat dan rasanya Suga ingin berteriak kencang.

"Padahal dia nya sendiri yang sering lebay." Momo berguman kecil sambil kembali melihat- lihat ikan yang berjejer rapi di hadapannya.

"Kamu tadi bilang apa?" Tanya Suga dengan raut jutek.

"Enggak. Aku tadi bilang ikan yang ini bagus juga Ga. Kita beli yuk." Momo menunjuk sepasang ikan yang ada di hadapannya. Ikan itu terlihat tidak begitu menarik karena terletak di paling ujung dengan akuarium yang seadanya. Tidak seperti ikan- ikan yang lain yang berwarna menarik, sepasang ikan dihadapannya terlihat biasa saja dengan warna emas yang terlihat pudar. Tidak ada corak maupun hal yang menarik perhatian. Namun entah kenapa Momo sangat suka dengan ikan itu. Dan hampir melupakan ikan berjidat lebar yang sejak tadi ingin ia beli.

"Gak jadi yang tadi?"

"Yang ini lebih bagus Ga, sepasang kayak kita."

Suga tahu, Momo hanya reflek saat mengatakan kata sepasang. Namun hal sepele seperti itu selalu membuat Suga gugup dan ingin berteriak kencang. Tetapi tunggu dulu, sepasang apa? Sepasang teman?

"Sepasang apa?" Suga benar- benar tidak bisa untuk mengerem bibirnya untuk meluncurkan pertanyaan itu.

Momo kini melihatnya, "Maunya sepasang apa?" Alis perempuan itu bergerak naik turun, menggoda Suga.

Sial. Begini saja Suga sudah serangan jantung apalagi jika perempuan itu melakukan hal yang lebih kepadanya? Mungkin jantungnya akan rusak karena terus menerus berdetak kencang.

"Ya sepasang, cewek cowok." Kata Suga sambil menutupi kegugupannya.

"Emangnya kamu tahu kalau ikan- ikan itu cewek cowok?"

"Tau ah." Suga menyerah, "Yang ini kan? Aku bilang ke abangnya dulu ya, kamu tunggu disini."

Setelah beberapa menit, Suga datang bersama abang penjual ikan. Dengan cekatan penjual itu mengganti ikan- ikan yang di beli Suga ke plastik yang sudah berisi air. Suga menunggu dalam diam walaupun sejak tadi abang penjual ikan itu terus mengajaknya untuk mengobrol.

"Padahal yang lain lebih bagus loh neng, kenapa milih ikan yang biasa aja?" Karena Suga terlihat tidak minat mengobrol dengannya, abang penjual ikan itu berganti topik mengajak Momo untuk mengobrol.

"Ah iya bang, kelihatan adem aja kalau ngelihat mereka. Saya lebih suka yang ini" Kata Momo sambil melihat dua ikan yang saat ini sudah masuk kedalam plastik berisi air.

"Oh kirain masnya gak mau ngebeliin yang jauh lebih bagus."

Mendengar itu Suga langsung memasang tampang galak, "Maksud lo ap..."

Belum sempat Suga merampungkan kalimatnya, Momo sudah membekap mulut laki- laki itu, "Ah enggak kok bang, lagian di rumah juga udah punya banyak. Kalau begitu terimakasih ya bang."

Momo menyeret Suga keluar dari toko ikan itu sebelum hal- hal tidak begitu mengenakkan hati akan terdengar.

Suga itu kalau udah mengomel dan menyindir orang lain sangat- sangat menjengkelkan. Karena sudah pasti akan membuat orang lain salah paham saat mendengarnya. Terlalu nylekit dan pedas. Seperti cabe satu kilo.

"Berapa sih kalau kita beli semua ikan yang dijual abang itu?" Suga meraih dompetnya, mengeluarkan kartu debitnya.

"Apa sih Ga? Gak usah di ambil serius." Momo merebut kartu debit yang dikeluarkan Suga, lalu memasukannya kembali ke dalam dompet laki- laki itu.

"Beneran kamu cuma beli ikan jelek itu? Gak mau yang lain?" Suga masih terlihat kesal, menatap sinis dua ikan yang dibawa Momo "Kita beli semuanya deh, yuk masuk lagi."

Saat Suga ingin kembali masuk ke dalam toko, Momo meneriakinya, "Suga aku bakal marah ya kalau kamu masuk."

Suga berhenti melangkah. Laki- laki itu menghela nafas panjang, masih dengan mengepalkan kedua telapak tangannya. Jelas sekali kalau Suga masih sangat kesal. "Ya udah kita pulang." Kata Suga pada akhirnya.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!