kemarin
Di sebuah coffeeshop terdapat dua pria paruh baya sedang berbincang, mereka adalah ayahnya kyra (aryo) bersama sahabatnya yang bernama Bima.
"Jadi apa yang mau kamu bicarakan? " Tanya Bima kepada aryo.
Aryo langsung menyodorkan amplop hasil checkup dari dokter tadi.
"Apa ini? " Tanya Bima.
"Buka aja" Jawabannya sambil tersenyum tipis.
Setelah di buka dan membacanya temannya itu langsung terkejut, ternyata orang yang sedang duduk di depannya itu selama ini menahan sakit dan waktu nya tidak lama lagi.
"Kenapa kamu baru memberitahu soal ini sekarang?, gimana bisa ? kamu terlihat baik baik saja, ini bohong kan? " Tanyanya dengan wajah yang sangat khawatir.
"Itu adalah kenyataannya, selama ini aku mencoba semampuku untuk terlihat baik baik saja, agar anakku tidak khawatir" Jawab aryo.
"Kenapa kamu baru memberitahu soal ini sekarang? " Tanyanya dengan tatapan sedih.
"Aku tidak berfikir bahwa akan secepat ini, aku kira aku masih punya banyak waktu, namun ternyata aku bahkan bisa meninggal besok"
Ucap aryo mencoba tegar padahal hatinya sangat hancur.
Tugasnya di dunia ini belum selesai, dia belum menyaksikan anak nya lulus kuliah, bekerja, sukses, dan menikah.
"Kamu jangan bilang gitu, kamu masih memiliki kesempatan, asalkan kamu di rawat, aku akan bantu carikan dokter terbaik untukmu" Ucap Bima yang ingin membantu temannya.
"Tidak Bim, aku tidak ingin putriku kesulitan menjagaku di tengah sibuknya dia dalam study, dan aku tidak kuat bahkan hanya untuk memikirkan seberapa khawatirnya dia" Ucap aryo dia tidak bisa melihat putri kesayangannya khawatir.
"Lalu rencana kamu apa?, bukankah kyra akan lebih terpukul saat nanti tiba-tiba kamu meninggalkan nya? " Tanya Bima.
"Hal yang masih mengganjal di hatiku adalah tentang siapa yang akan menjaganya nanti, dan keinginan terakhir ku adalah menyaksikan dia menikah, itu juga janjiku kepada istriku dulu sebelum dia tiada" Jawabnya sedih karena teringat istrinya yang sudah lama tiada.
"Dan kedatangan ku saat ini, bertemu dengan mu karena ingin meminta sesuatu, aku tau ini egois karena meminta hanya untuk kepentingan diriku saja, tapi aku tidak punya pilihan" Ucap aryo sebenarnya dia juga merasa tidak enak untuk menyampaikan permintaannya namun apalah daya dirinya yang hanya bisa berharap jika sahabatnya itu tidak keberatan.
"Bisakah kamu menikahkan putramu dengan putriku? " Pintanya dengan memohon dan penuh harapan.
Untuk sementara Bima berpikir sejenak, dia tidak bisa menolak temannya karena ini adalah permintaan terakhirnya, permintaan terakhir dari orang yang sudah dia anggap sebagai saudara, tapi bagaimana dengan putra nya, akankah dia menyetujuinya?.
"Aku tidak yakin putra ku akan menerima perjodohan ini" Dengan berat hati bima berkata demikian.
"Tapi aku tidak tau kepada siapa aku bisa menitipkan putriku, jika itu kamu dan putramu maka aku bisa tenang, aku tau putramu sangat bertanggung jawab, sopan, baik, maka dari itu aku ingin menikahkan mereka, agar aku bisa tenang meninggalkan putriku karena dia sudah berada di samping orang yang tepat" Ucap ayah kyra yang membuat hati bima tersayat dan tak mampu menolak.
"Baiklah akan aku bujuk putraku agar mau menerima putrimu" Jawab bima pada akhirnya.
"Terimakasih" Jawab ayah kyra tersenyum lega.
"Aku harus pulang sekarang, putriku pasti sudah menungguku" Ucap ayah kyra setelah melihat jam di tangannya.
"Baiklah, Hati-hati, kabari aku jika terjadi sesuatu" Ucap bima dia takut jika temannya tiba-tiba sakit.
"Jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja"Ucap ayah kyra sambil tersenyum, padahal sudah jelas umurnya tak lama lagi tapi tetap berusaha kuat.
...****************...
seorang pria bernama alby rasya mahendra tengah menuju ke apartemen nya setelah pulang bekerja.
klik
suara pintu terbuka alby langsung masuk ke dalam namun dia sedikit bingung karena lampu di seluruh ruangan menyala, namun tak lama kemudian suara familiar menyapa nya.
"kamu lembur lagi? " tanyanya, dia adalah ayahnya alby, Bima, teman ayahnya kyra.
"iya lagi sibuk soalnya" jawabannya lalu pergi duduk menemani sang ayah.
"papa tumben ke sini sendirian, gak sama mama?" tanya alby, biasanya ayahnya selalu datang berdua bersama mamanya.
"mama di rumah, papa kesini karena ada yang mau papa bicarakan sama kamu, ini penting dan mendesak" ucap Bima dia sedikit gugup untuk memberitahu putranya.
"ya udah kalo gitu bilang aja" jawabnya dengan santai.
"papa tau kamu pasti terkejut, tapi papa harap kamu gak menolak tentang ini, dan papa juga tau seharusnya papa tidak ikut campur dalam hal ini namun papa butuh bantuan kamu" ucap Bima.
"ini tentang apa?, aku bingung, coba papa bilang langsung aja" ucap alby dia tidak mengerti apa yang sedang ayahnya coba katakan.
"papa mau kamu menikah dengan anak temannya papa" ucap Bima yang sangat membuat alby terkejut, menikah belum ada dalam rencananya.
"aku gak mau pa, aku gak ada waktu untuk memikirkan orang lain, apalagi menikah, itu hal yang sangat penting bukan hanya untuk main main" alby langsung menolak dan ayahnya pun menjadi kebingungan memikirkan cara untuk membujuk putra nya.
"papa ngerti, makanya selama ini papa gak pernah bertanya apapun soal ini, tapi papa punya alasan" ucap Bima mencoba untuk membujuk putra nya.
"kamu tau om aryo kan?, ternyata dia sekarang sakit dan hanya tinggal menunggu waktu sampai dia tiada, dan permintaan terakhir nya adalah menikahkan putrinya dengan kamu, dia ingin menitipkan putrinya kepada orang yang tepat yang bisa ia percaya, sebelum dia meninggalkan putri nya" ucap Bima.
"tapi kenapa aku pa? " tanya alby.
"karena om aryo percaya sama kamu, menurut dia kamu baik, bertanggung jawab, dan bisa menjaga putrinya" jawab Bima masih berusaha membuat alby menerima untuk menikahi putri temannya.
"tapi pa, aku gak mau menikah seperti ini apalagi dengan tanggung jawab seperti itu, gimana kalo ternyata aku gak bisa menjaganya?" ucap alby yang masih tetap menolak.
"alby setiap pernikahan memiliki tanggung jawab yang sama, baik itu pilihan kamu ataupun perjodohan, jika kamu menikahi seseorang maka seluruh tanggung jawab berpindah kepada kamu, itulah mengapa setiap orang tua menjadi sangat pemilih tentang pasangan anaknya" ucap Bima mengingatkan putranya.
" tapi bukankah pernikahan harus dengan tulus dan saling mencintai?, lalu bagaimana dengan ini?, bahkan kita belum saling kenal" alby masih berusaha untuk menolak pernikahannya.
"tapi kamu bisa mencoba untuk saling mengenal nanti setelah menikah, seperti oma dan opa, mereka saling mencintai setelah menikah sampai akhir hayat mereka" ucap bima, yang mengambil contoh dari nenek dan kakek nya alby yang menikah karena perjodohan, wajar saja karena itu puluhan tahun yang lalu.
" alby, papa mohon, bantu papa ya, kasian om aryo, kasian putrinya, kalau om aryo meninggal dia akan sendirian gak punya siapa siapa" bima memohon kepada alby, dia sudah kehabisan ide untuk membujuk putranya.
Mendengar itu alby merasa kasihan, sendirian di dunia yang terkadang jahat ini pasti sangat sulit, namun alby sendiri tidak yakin bisa menjaga dan melindungi seseorang.
"tapi pa, aku gak yakin bisa menjaga orang lain, aku gak yakin bisa mencintai dia, apalagi aku sibuk kerja, sering lembur, mungkin aku gak punya waktu buat dia, mungkin yang ada bukan menjaga dia tapi aku malah menelantarkan dia" ucap alby yang sekarang menjadi bimbang, di satu sisi dia kasian tapi di sisi lain dia tidak ingin menikah karena perjodohan dan dia masih belum yakin apakah bisa menjaga orang lain sementara terkadang dirinya sendiri suka lupa waktu jika sudah bekerja.
"Soal itu kamu bisa membiasakan diri secara perlahan, jika kalian sering bersama maka semua akan terasa lebih mudah, percaya sama papa, lagian kerjaan juga sejauh ini kan baik baik aja, kamu gak punya waktu karena emang kamu yang terlalu hobby untuk menghabiskan seluruh waktu hanya untuk bekerja " Ucap Bima yang mana memang seperti itulah kenyataannya.
"lalu mama gimana?, apa pendapat mama juga sama kaya papa?, gak keberatan aku menikah seperti ini? " tanya alby berharap jika mamanya keberatan dan dia memiliki alasan untuk menolak.
"sebelum kesini papa sudah bilang sama mama kamu secara detail, dan akhirnya dia pun mengerti dan menyetujui keputusan papa untuk menikahkan kalian" jawaban Bima membuat alby diam seolah sedang memikirkan cara lain untuk menolak.
"Alby, ini benar benar permintaan terakhir papa, cobalah untuk saling mencintai sampai dia lulus kuliah, kalau kalian memang tidak saling mencintai maka keputusan nanti ada di tangan kamu" dengan berat hati bima berkata demikian.
"baiklah, aku akan menikah tapi papa jangan menghalangi keputusan ku nanti setelah dia lulus kuliah" ucap alby pada akhirnya walaupun sebenarnya dia tidak menginginkannya.
*oke, ini hanya sementara bukan selamanya* pikir alby.
"terimakasih, sudah menyetujui nya" ucap bima yang merasa lega.
* maafkan aku aryo, aku hanya bisa membuat mereka menikah untuk sementara, tapi setidaknya ada kami yang akan menjaga putri mu setelah kamu tiada, dan kamu bisa pergi dengan tenang* batin bima, dia merasa bersalah namun hanya itulah yang dapat dia lakukan.
"nanti papa kabari lagi detail persiapan pernikahannya, papa minta bersikap baiklah padanya nanti, karena cuma kita yang dia punya" ucap bima kepada alby.
"Aku akan coba" Jawab alby, dia memang bukan pemarah atau orang yang suka bertindak kasar, tapi alby juga tidak tau harus bersikap seperti apa nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
raazhr_
ya harus selamanya dong🤭
2023-08-24
1
raazhr_
bener jg sih alby, nikah itu tanggung jawab besar🥺
2023-08-24
1
raazhr_
jagain kyra ya alby
2023-08-24
1