Pengkhianatan

Manik mata Karina membesar ketika melihat suaminya yang akan dicium oleh Nadia.

Pada saat dia ingin melangkah mendekati Dimas, tiba-tiba dia tersenggol oleh seseorang yang sedang asik berjoget.

Brak!

Karina terjatuh.

Aaaww!

Dia mengelus pergelangan kakinya yang terasa sakit.

“Bukan saatnya merintih kesakitan, Karin. Kau harus samperin Mas Dimas sekarang juga.” Karina mencoba menguatkan diri sendiri.

Namun, ketika Karina berhasil berdiri, dia tidak lagi melihat Dimas dan Nadia di tempat sebelumnya.

Dia pun berusaha mencari meski dengan kondisi kaki yang terasa sakit.

“Ke mana perginya Mas Dimas ya?”

Manik mata Karina menoleh ke sana-sini, berharap dapat menemukan keberadaan sang suami.

Banyaknya manusia yang tengah asik berjoget liar, membuat Karina semakin sulit untuk menemukan Dimas.

Karina tercekat, di tengah kebingungan yang melanda pikirannya, tiba-tiba ada seorang lelaki yang memegang tangannya.

Secara refleks Karina menepis tangan lelaki tersebut.

“Hey Sayang, ayo berjoget denganku. Kau di sini untuk bersenang-senang, bukan?” kekeh lelaki yang sudah sempoyongan sambil berusaha meraih tangan Karina kembali.

“Mulutnya mau alkohol,” gumam Karina sambil menutup hidungnya menggunakan telapak tangan.

Karina berusaha untuk menghindari lelaki yang sudah setengah sadar itu. Namun, tidak diduga lelaki tersebut hampir memegangi gundukan kenyal yang dimiliki Karina.

“Lepaskan saya!” teriak Karina.

Tubuh wanita cantik ini gemetaran, sebab perbuatan kurang ajar lelaki itu membuatnya teringat masa kelam yang tidak akan pernah terlupakan.

Setelah menepis tangan lelaki tersebut untuk kedua kali, Karina pun berlari keluar dari club malam yang menurutnya mengerikan tersebut.

Tetesan air mata mengalir membasahi pipinya. Sebab hampir saja kejadian yang membuatnya trauma itu terulang lagi.

Di saat yang sama, bayangan Dimas Kembali menghampiri pikiran Karina.

“Mas Dimas, kamu di mana?” lirihnya bersamaan dengan dada yang kembali sesak.

Karina bersandar pada dinding gedung club. Wajahnya benar-benar pucat, wanita anggun yang berusia 25 tahun ini terlihat lelah jiwa dan raga.

Semua yang terjadi hari ini benar-benar membuatnya tertekan secara fisik maupun mental.

Energinya terkuras habis karena terus memikirkan apa yang sedang dilakukan Dimas bersama sekretaris barunya.

Rasa lelah juga bercampur dengan rasa lapar, dia belum memakan apa pun sejak tadi siang.

Namun, sakit yang dirasakan Karina pada perutnya bukanlah apa-apa, jika dibanding sakit di hatinya.

Terlebih, bayang-bayang jika saat ini Dimas sedang melakukan hal tidak senonoh dengan sekretaris barunya mulai menyerang pikiran Karina.

Mana ada seorang istri yang akan selalu berpikiran positif, bila suaminya kini bersama wanita muda dan lebih cantik darinya.

Kemudian Karina meraih ponsel untuk menelpon suaminya.

Panggilan pertama ditolak oleh Dimas.

Karina mengerutkan dahi, ia menggerutu, “Kenapa panggilanku ditolak?”

Karina menghubungi Dimas untuk kedua kalinya, tapi hasilnya sama.

Hal ini membuat kecurigaan Karina terhadap Dimas dan Nadia semakin menjadi-jadi.

Masih tidak menyerah, Karina mencoba untuk yang ketiga kali.

Kali ini Dimas mengangkat telpon dari Karina, “Hmm, ada apa?”

“Kamu di mana Mas? Ini sudah malam, kamu tidak pulang?”

“Aku sedang di kantor sekarang, mungkin tidak akan pulang karena ada deadline project besar yang harus aku kerjakan. Kau tidur saja lebih dulu,” jawab Dimas dengan suara ketus.

“Tapi Mas ....”

Tut! Tut! Tut!

Belum selesai berdialog, perkataan Karina terpotong akibat Dimas sengaja mematikan ponselnya.

Karina berusaha mengatur napas, menahan emosi yang membara karena ia baru saja mendengar kebohongan dari Dimas.

Ia tidak habis pikir. Dimas, lelaki yang sangat ia cintai dan ia percayai kini telah tega berbohong kepadanya.

Apa yang dilakukan Dimas kini membuat wanita cantik berambut panjang ini merasakan sakit yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

“Mas, kenapa kau harus melakukan hal ini kepadaku?” Dada Karina terasa perih dan sesak.

Tangisannya pecah saat itu juga.

Namun, beberapa menit kemudian Karina kembali bermonolog, “Mas Dimas mengatakan sekarang ada di kantor. Lalu yang aku lihat di club ini siapa? Anak jin?”

Karina tersenyum hambar.

Karina menatap luruh, pandangannya benar-benar kosong saat ini.

Ia melangkahkan kaki dengan gontai, memutuskan untuk pulang dan menunggu Dimas di rumah.

Hari ini adalah tanggal 3, bulan 3, dan usia pernikahan ke-3 untuk pasangan Dimas dan Nadia.

Namun, hari ini juga adalah hari yang membuat hati Karina hancur berantakan.

***

Di tempat lain, Dimas dan Nadia kini sedang berada di sebuah kamar hotel.

Nadia berhasil membuat Dimas gelap mata termakan gairah.

Untuk menuntaskan hasratnya yang kepalang naik, lelaki itu segera membawa Nadia ke lantai dua untuk check-in.

Dimas butuh pelampiasan, sebab kebutuhan biologisnya kurang terpenuhi.

Dia merasa akhir-akhir ini Karina sering menolak diajak berhubungan, dengan berbagai alasan.

Sekarang persetan dengan hari ulang tahun pernikahan, Dimas hanya ingin menghabiskan malam ini dengan penuh kenikmatan bersama sekretarisnya.

“Layani aku dengan baik, aku akan membayarmu sebanyak yang kau mau,” pinta Dimas.

Nadia, tersenyum girang, inilah yang sangat dia tunggu.

‘Akhirnya aku bisa menikmati malam panjang bersama anak orang kaya nomor dua di Surabaya,’ kata Nadia dalam hatinya.

Dengan senyuman lebar yang menghias di bibir sensualnya, Nadia mendekati Dimas. “Bapak tenang saja, kau tidak akan kecewa dengan servisku!"

Nadia kini naik ke atas pangkuan Dimas. Lalu dengan ganas memagut bibir atasannya tersebut.

Nadia sangat ahli dalam hal ini, dia tidak butuh waktu yang lama untuk membuat Dimas menikmati permainannya.

Namun, di saat suhu tubuh Dimas semakin meninggi, di saat itu juga wajah Karina terlintas di pikirannya. Hal ini membuat Dimas secara reflek mendorong bahu Nadia

'Karina ... kenapa dadaku sesak saat memikirkan dia? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sudah makan?' Dimas bermonolog.

Nadia terbelalak saat melihat Dimas hendak turun dari ranjang.

'Sial, apa kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja!' umpat Nadia dalam hati.

Nadia dengan cekatan melepas pakaian yang membalut tubuhnya, hingga setiap keindahan yang ia miliki terpampang nyata di depan Dimas.

“Pak, apa yang kau pikirkan? Apa kau tidak ingin merasakan ini?" Nadia bergerak gemulai, menggoda Dimas dengan tubuhnya yang mulus.

Dimas terdiam, napasnya memburu, tubuh tanpa busana itu membuatnya seakan terhipnotis. Dia menurut saja saat Nadia kembali menariknya ke tengah ranjang.

Tidak ingin ikan yang sudah berada dalam jaring terlepas, Nadia ******* bibir atasannya itu dengan penuh gairah.

Tidak sulit bagi Nadia membuat Dimas yang berada dalam pengaruh alkohol itu terlena.

Nadia dengan lincah membuka kancing kemeja Dimas, dan memberi servis yang berhasil membuat Dimas melayang.

Malam ini, Dimas berkali-kali mendapat pelepasan dahsyat dari tubuh sekretarisnya tersebut, sebelum akhirnya tertidur lelap karena kelelahan.

Nadia benar-benar berhasil membuatnya terpuaskan. Sampai lupa jika ada seorang istri yang menunggu kepulangannya.

Keesokan harinya Dimas meninggalkan hotel lebih dulu, setelah meletakkan sejumlah uang di atas meja nakas.

Sesampainya di rumah, Dimas mendapati Karina tertidur di atas meja makan sambil memeluk foto pernikahan mereka berdua.

“Karina ....”

Bersambung.

Terpopuler

Comments

virgo♍

virgo♍

jijik aku kalau ada suami seperti ini😏

2022-11-26

1

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

Dimas ini baru permulaan , dan kamu pasti nya akan terus melakukan nya
karena iman kamu tipis , mudah tergoda
semoga Karina bisa kuat menjalani rumah tangga yng penuh kepalsuan 😡😡😡

2022-11-25

0

Sunarti

Sunarti

baru ingat istri di rmh menunggu mu dan kamu melupakan hari pernikahan mu

2022-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!