Fendi - adiknya Devia berjalan dari kamar menuruni anak tangga Fendi melihat mamanya dan papanya sudah menyolong start maksudnya sudah ada di meja makan lalu Fendi mempercepat langkah kakinya menuju ke mereka berdua yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri yaitu Awan sang papa sedang mencium pipi Berlian sang mama Fendi menjatuhkan bokongnya di kursi yang terletak di depan Awan tanpa Awan dan Berlian sadari Fendi masih menatap mereka berdua
"Mah pah apa kalian sedang melakukan pemanasan di pagi hari ?" goda Fendi sambil tersenyum ke arah mereka lalu menatap mereka berdua secara bergantian
"Sejak kapan kamu ada di situ Fendi ?" tanya Berlian sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena sudah melihat Fendi ada di depannya maksudnya di depan Awan
"Mama tanya papa saja sejak kapan papa mencium pipi mama di sini ?" balas Fendi sambil menunjuk ke tempat yang sedang mereka tempati membuat Berlian dan Awan kompak memijat kening mereka
"Fendi sebaiknya kamu cepat panggil kakak kamu buat cepat makan soalnya papa nanti ada meeting pagi" perintah Awan sambil menatap ke arah Fendi sementara Fendi tersenyum kecut sedangkan Berlian mengulas senyum tipis karena bisa menghindar dari candaan Fendi
"Apa papa sedang mencari alasan supaya bisa mencium mama lagi ? jadi papa menyuruh aku untuk memanggil kakak Devia" goda Fendi sambil menaik turunkan alisnya menggoda Awan sementara Awan tercengang mendengar tuduhan Fendi sedangkan Berlian mengusap tengkuknya
"Kalau kamu ngga mau memanggil kakak kamu biar mama yang memanggilnya" pekik Berlian sembari beringsut dari duduknya bersiap untuk berdiri namun belum sempat berdiri suara Fendi memguar di indera pendengarannya
"Iya mah biar aku saja yang memanggil kakak Devia supaya mama sama papa puas karena bisa berduaan lagi bisa bermesraan lagi asal jangan bikin anak di sini soalnya takutnya pas aku ke sini kalian sedang sibuk bikin anak" c canda Fendi lalu langsung berlari sekencang mungkin menggunakan jurus menghilang dari bahaya sementara Berlian menatap tajam ke arah punggung Fendi yang sedang menaiki anak tangga sebenarnya ingin sekali Berlian berteriak namun takut Fendi tidak mendengarnya sedangkan Awan tersenyum lebar melihat ekspresi wajah istrinya
Fendi sebentar lagi akan sampai di depan kamar Devia dengan cepat dirinya mempercepat larinya supaya cepat sampai ke kamar Devia dirinya sudah paham bahwa kakaknya kesiangan tandanya kakaknya tadi malam mengerjakan tugas kuliah
"Gue heran sama kak Devia ngapain ngerjain tugas kuliah malam sehingga menyebabkan seperti ini padahal siang juga bisa mengerjakan tugas kuliah kak Devia kira mau bakar api unggun malam malam bakarnya soalnya kalau siang mereka sibuk mencari kayu bakar untuk di bakar jadi acara api unggun pasti di gelar malam malam" monolog Fendi sekarang dirinya sudah berdiri depan pintu kamar Devia lalu tangannya akan memegang gagang pintu
Devia sudah memakai pakaian yang akan di kenakan untuk ke kampus Devia juga sudah memakai sepatu juga sudah memakai sepatu yang di gunakan untuk ke kampus Devia juga sudah memakai sepatu yang akan di gunakan untuk ke kampus lalu Devia memasukkan tugas kuliahnya ke dalam tas yang akan lalu Devia menyisir rambutnya supaya rambutnya memukau melebihi iklan shampo yang di tonton sekarang Devia sedang memoles bedak ke wajahnya supaya wajahnya lebih cantik dan bersinar melebihi sinarnya rembulan lalu Devia meletakan bedaknya ke dalam tas yang akan di gunakan ke kampus setelah selesai Devia bergegas menuju ke arah pintu untuk keluar sarapan bersama kedua orang tuanya dan adiknya saat Devia membuka pintu dirinya terlonjak kaget karena Fendi ada di depan kamarnya lalu tanpa sengaja Devia mengeluarkan jurus kagetnya yaitu mendorong tubuh Fendi membuat Fendi hampir saja jatuh jika dia tidak bisa menahan badannya
"Ahhhh" teriak keduanya secara bersamaan
"Kak Devia ngapain tangannya main dorong ke aku ingat aku bukan gerobak dorong" ketus Fendi menatap tajam ke Devia karena dirinya hampir saja mencium wanginya lantai sedangkan Devia masih mematung di tempat
"Fendi ngapain kamu ada di depan kamar aku ? iya aku tahu kalau kamu lebih jelek dari gerobak dorong dan kaleng rombeng" sahut Devia sambil memegang dadanya dengan kedua tangannya sementara kedua mata Fendi membola mendengar perkataan Devia
"Kak Devia harusnya aku yang nanya kenapa kak Devia lama banget sampai aku di suruh oleh mama dan papa untuk manggil kakak" sungut Fendi sambil melipat kedua tangannya di dadanya sedangkan Devia memutar bola matanya dengan malas
"Fendi bilang saja kamu nguping makanya ada di depan kamar aku jangan beralasan di suruh oleh mama dan papa" tuduh Devia sembari memicingkan matanya sedangkan Fendi melongo mendengar tuduhan dari Devia
"Kak Devia kalau mau nguping ngapain repot repot ada di depan kamar kakak lebih baik aku pasang cctv di kamar kakak lebih praktis dan ngga perlu repot repot menempelkan telinga ke pintu cuma tinggal rebahan dan menonton apa saja yang kakak lakukan di dalam kamar dari pada menguping secara langsung terserah kakak saja mau ngomong apa ibaratnya anjing menggonggong yang merasa manusia mengindar dan pergi untuk kabur" goda Fendi sambil berlari kencang menuju ke ruang makan sementara Devia yang ingin membalas kata kata Fendi langsung berteriak dengan sangat keras berharap walaupun Fendi berlari namun Fendi masih mendengar teriakan dirinya
"Fendi ngapain kamu pasang cctv di kamar aku dari pada pasang cctv mending pasang wifi supaya aku bisa menonton youtube sepuasnya mending telinga kamu ngga usah di tempelkan ke depan pintu kamar aku mending telinga kamu di tempelkan ke atas kompor yang menyala di kira kamu bos atau atasan yang mengawasi bawahan pakai rebahan sambil menonton cctv yang telah di pasang aku manusia tercantik di dunia ini bukan anjing" sungut Devia berkacak pinggang lalu Devia ikut berlari dengan sangat kencang untuk mengejar Fendi yang ada di depannya menjulurkan lidahnya ke arah Devia membuat Devia semakin geram karena merasa di ejek oleh Fendi
"Dasar anjing teriak anjing kalau anjing kan lidahnya melet kayak lidah kamu" ejek Devia sambil masih tetap berlari untuk mengejar Fendi yang ada di depannya
Sementara Awan dan Berlian masih menunggu kedatangan Fendi dan Devia namun tak kunjung datang juga membuat Berlian ingin menyusul mereka lalu badan Berlian berdiri saat akan melangkah tangan Berlian di pegang oleh tangan Awan membuat dirinya menatap ke arah sumber yang memegang tangannya lalu dirinya buka suara terlebih dahulu
"Mama mau menyusul Devia dan Fendi ke kamar Devia pah" ungkap Berlian sembari menatap wajah Awan sementara Awan menggelengkan kepalanya mantap
"Mama ngga usah menyusul mereka papa yakin mereka berdua sebentar lagi akan turun ngapain nyusul mereka kayak lagi liburan saja padahal cuma ke kamar Devia doang" jelas Awan penuh penekanan sementara Berlian nampak berpikir sebentar lalu berkata lagi
"Tapi mama mau ngecek apakah Devia masih tidur atau bagaimana takutnya Devia masih tidur saat Fendi ke kamarnya" cemas Berlian sambil menatap ke arah lantai atas apakah apakah Fendi dan Devia sudah kelihatan batang hidungnya atau belum sementara Awan terkekeh mendengar jawaban istrinya
"Mah papa yakin walaupun Devia masih tidur pasti Fendi mempunyai berbagai macam cara supaya Devia membuka mata dan ngga tidur jadi mama ngga usah khawatir kalau Devia masih tidur papa jamin pasti Fendi dan Devia sekarang sedang ke sini jadi lebih baik mama duduk cantik saja atau mau di cium lagi pipinya oleh papa'' goda Awan sambil mengerlingkan mata ke Berlian membuat Berlian menatap nyalang ke Awan
"Iya benar juga kata papa kenapa mama baru ingat bahwa Fendi mempunyai sejuta cara membikin Devia terusik saat tidur di suruh manggil Devia iya pasti mereka berdua ke sini soalnya kita semua mau sarapan pah walaupun mereka berdua mau langsung ke kampus juga pasti lewat sini pah soalnya kamarnya Devia mentok seandainya mau ke kampus tanpa ke sini pasti melalui jalur lompatan dari genteng ke bawah apalagi tinggi banget secara kamar Devia di lantai dua ngga usah mesum dan cari kesempatan pah pakai bilang mau di cium lagi lebih baik papa cium tuh sepatu papa" ketus Berlian sembari mendudukkan bokongnya lagi ke tempat duduknya yang tadi di duduki sementara Awan tertawa melihat tingkah Berlian
"Haha haha Fendi bukan cuma punya segala cara mah tapi berpuluh puluh juta cara membangunkan Devia di jamin Devia langsung terbangun gara gara ulah Fendi kita berdua lagi di ruang makan makanya mau sarapan masa mau cuci pakaian di sini nanti lantainya licin dong otak mama memang benar benar pintar ngapain pakai loncat dari lantai dua ke bawah yang ada di cap orang bodoh karena ada tangga ngapain pakai meloncat di kira kodok bisa meloncat papa ngga cari kesempatan mah tapi lagi berusaha supaya mama mau di cium lagi oleh papa mau saja papa mencium sepatu papa asal dari jarak jauh puluhan ribu meter" celetuk Awan masih dengan tawa yang tersisa bibirnya sementara Berlian langsung mencubit pinggang Awan membuat Awan mendadak menghentikan tawanya seketika langsung diam dan menatap ke arah Berlian sambil memegang pinggang yang jadi korban tangan istrinya
"Pah kenapa malah Fendi di samakan dengan uang pakai bilang berpuluh puluh juta segala mama kira papa mengira di sini buat menjemur pakaian nanti lantainya banjir dong pah bukan hanya licin doang kalau buat di gunakan mencuci baju otak mama memang sangat pintar memangnya papa kemana saja baru sadar sekarang memangnya kertas pakai bilang di cap segala kalau kodok mati juga ngga bakalan bisa meloncat papa sudah mencuri mencium di pipi mama jadi ngga usah berharap dapat lagi puluhan ribu meter ngga bakalan berasa bau sepatu papa" cerocos Berlian sembari menatap tajam Awan membuat Awan kikuk
"Lebih baik kita berdua fokus menunggu kedatangan Devia dan Fendi" sahut Awan singkat membuat Berlian memalingkan wajahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀ❤️⃟Wᵃf●⑅⃝ᷟ◌ͩ❀∂я
bengek ini si anaknya
2024-09-29
0
ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
ekekkeek dah kayak anjirr ma kucheng
2024-09-29
0
ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
dah macam hantu kali muka si fendi mpe kk nya kaget
2024-09-29
0