Hati Zakia terguncang, dia resah dan sedikit panik karena tidak bisa berbuat lancang kepada Manager Lanlan, seseorang yang memiliki nama paling terkenal di kota B.
"Tapi, semua rencana proyek yang kalian paparkan hanyalah sebatas cukup. Tidak memenuhi kriteria untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan kami!" tegas dari Manager Lanlan yang membuat semua peserta rapat yang telah memaparkan idenya itu menjadi hening seketika.
"Hanya saja, Nona Zakia? Yang mana itu?" tanya Manager Lanlan kepada semua peserta rapat.
"Maafkan saya, saya lupa membawa berkas proyeknya itu, Manager Lanlan!" seru Zakia dengan menundukkan kepalanya.
"Oh! Tidak, rencana proyekmu ada ditanganku. Dan ini rencana yang sangat baik, mari kita lanjutkan kerjasama dengan rencanamu ini dengan perusahaan kami!" kata Manager Lanlan yang membuat setiap orang menjadi riang karena berhasil mendapatkan kerjasama dengan perusahaan Incode.
Berbeda dengan sepupunya Zakia, dia terdiam kesal karena Zakia lah yang berhasil menjadikan perusahaan Incode sebagai mitra bisnis perusahaan keluarganya.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Hanifah Azzahra seorang ibu rumah tangga, ibunda dari Zakia Irmansyah.
"Ibu, kita mau pergi kemana?" tanya Syah kepada ibu mertuanya tersebut.
"Hanya menemaniku untuk berbelanja!" ketus mertuanya itu dengan tidak menyenangkan.
"Baiklah!" jawab pasrah dari Syah.
Di siang hari, mertua Syah meminta menantunya itu untuk menemaninya berbelanja ke sebuah mall di pusat kota.
Syah tidak ambil pusing, dia mengikuti permohonan dari mertuanya itu karena memang dia harus berbakti.
Setelah sampai di mall itu, Syah berjalan mengikuti sang mertua yang sedang berbelanja.
Terus menerus melihat barang mewah dengan harga yang mahal membuat mertuanya itu kesal.
"Lihat! Jika kau memiliki pekerjaan, alangkah baiknya kamu bisa membelikanku sesuatu yang mewah itu!" ujar mertuanya agak lirih.
Mereka meneruskan perjalanannya hingga tiba-tiba seseorang perampok mengambil tas mertuanya itu dan langsung berlari.
Syah tidak tinggal diam, dia pun langsung mengejar perampok itu dengan larinya yang juga lebih cepat dari perampok tersebut.
Semenjak kecil, Syah mendapatkan pelatihan diri mulai dari berlari hingga beladiri, tidak heran karena pada saat ini dari lantai tiga di mall, perampok itu melompat ke sebuah gantungan lampu dan terus melompat ke bawah lantai dua dan melanjutkannya melompat ke lantai dasar.
Syah buka. hanya melihat, Syah pun bisa melakukan yang biasa disebut dengan olahraga parkour itu karena memang Syah sudah memiliki pelatihan yang baik.
Si perampok itu terkejut karena Syah lebih mahir dalam olahraga ekstrim tersebut, karena keterkejutannya, perampok itu menyerah dan langsung dirinya ditangkap oleh petugas keamanan di mall ini.
"Permisi Tuan? Bolehkah saya tahu siapa nama Anda?" tanya seseorang wanita kepada Syah dengan pakaian formalnya.
"Syah! Kalo begitu aku permisi karena harus kembali dengan mertuaku." jawab Syah dengan nada datarnya.
"Uhm, apakah aku bisa makan berdua bersamamu? Sore ini atau lusa sebagai ucapan terimakasih karena telah berbuat baik di mall ini?" tanya penasaran dari wanita itu.
"Tidak, aku sibuk untuk mencari pekerjaan. Jadi, aku tidak bisa menerima tawaranmu itu!" jawab dingin Syah yang langsung meninggalkan wanita itu.
Hanya saja, wanita itu langsung terpikirkan sebuah ide. Dia berlari mengejar Syah dan menangkap tangannya itu.
"Apakah kamu mau bekerja di mall ini?" tanya gembira wanita itu.
"Sebenarnya aku tidak membutuhkan pekerjaan, aku yang sekarang seorang CEO di perusahaan nomor satu di kota ini! Tapi, bagaimana jika aku jujur kepada Zakia nanti? Mungkin semua orang keluarga Irmansyah akan terus menjilatiku?" pikir Syah sejenak mengenai istrinya dan keluarga Irmansyah.
"Lagipula, aku seharusnya menyembunyikan identitasku agar aku bisa mencari tahu siapa yang membunuh kedua orang tuaku?" batin Syah sambil menutup matanya dan mengepalkan kedua tangannya.
Setelah terdiam sejenak, Syah menghela nafasnya dan berkata, "Benarkah? Jika seperti itu aku akan bekerja di mall ini!"
Wanita itu sangat gembira karena Syah menerima tawaran kerjanya. Karena hal itu, mereka saling bertukar nomor.
Syah pamit kepadanya karena harus segera mencari mertuanya itu.
Sesi belanja pun selesai sudah, mertua Syah membeli barang-barang yang cukup mewah dengan harga yang terjangkau di dompetnya.
Mereka pun kembali pulang ke kediaman Irmansyah, setelah sampai di kediaman.
Syah memarkirkan mobilnya dan izin pergi mencari pekerjaan kepada mertuanya dengan motor supranya.
Deru motor yang tidak asing itu terdengar oleh telinga seorang pria tua.
"Mau kemana Kamu?" tanya dari mertuanya itu, Sulaiman Hakim Irmansyah.
"Aku mau mencari pekerjaan, Ayah!" seru Syah berteriak karena mertuanya tersebut sedang berada di lantai atas.
"Ah! Terserahlah! Sebaiknya kamu tidak membuat keluarga kami malu saja!" ketus ayah mertuanya itu dengan nada meremehkan Syah.
Syah kembali dengan motornya, menarik pedal gas dan mulailah mengendarai motornya tersebut ke perusahaan Incode.
Perusahaan Incode, perusahaan yang sangat besar dengan penampilannya yang super menakjubkan sudah berada di depan matanya.
Hanya saja, meskipun itu adalah miliknya sekarang. Syah tidak merasa senang sama sekali, karena perusahaan Incode hanyalah perusahaan kecil yang diberikan oleh kakeknya itu.
Baru saja akan memasuki perusahaan itu, ternyata motor tidak diperbolehkan masuk kesana. Syah menjadi sedikit kesal.
"Maaf Tuan! Ada kepentingan apa Anda kemari?" tanya salah seorang dari petugas keamanan disana.
Sebuah mobil melewati mereka dan mendapatkan sambutan hangat dari kedua petugas keamanan.
Mobil itu berhenti sebelum melewati gerbang perusahaan, dia turun dari mobil dan berjalan ke arah Syah yang sedang ditahan itu.
"Hei! Rupanya benar teman sekelasku! Untuk apa kamu kemari? Dan dengan penampilan lusuhmu ini pasti Kamu bukanlah seorang karyawan yang bekerja disini?" tanya pria itu kepada Syah.
"Aku ada keperluan untuk bertemu dengan Managemen di perusahaan Incode ini!" seru Syah yang membuat semua orang yang berada disana tertawa terbahak-bahak.
"Memangnya siapa Kamu! Hanya orang miskin jangan sok! Aku bahkan setelah delapan kali meminta bertemu dengan Manager di perusahaan ini baru bisa menemuinya sekarang!" seru pria itu dengan mengatakan kebenarannya.
"Oh? Sebaiknya kamu tidak perlu terlalu percaya diri! Mungkin saja nanti manager yang ingin Kamu temui itu menolak untuk bertemu dan bahkan menjadikanmu sebagai orang yang di blacklist dari mitra kerjasama?" ujar Syah dengan sangat meremehkan pria di depannya sehingga pria itu yang mengaku bahwa mereka adalah teman sekelas itu menjadi kesal.
"Cih! Sudah lama tidak bertemu, Kamu bahkan hanya bisa.mengendari motor Supra kesana kemari? Lihatlah mobilku! Dan jangan lupa! Sayang?" katanya yang langsung memanggil seorang wanita cantik dengan penampilannya yang begitu seksi.
"Sudahlah, ayo kita kembali! Jangan sampai mantan teman sekelasku ini menjadi sakit hati karena bisa memiliki wanita secantik dirimu!" ujarnya yang langsung kembali ke dalam mobil dan masuk ke perusahaan.
"Hei! Dia penipu sebaiknya jangan biarkan dia masuk ke dalam!" teriak pria itu kepada kedua petugas keamanan.
Petugas keamanan itu mendorong Syah sehingga motornya juga ikut terjatuh, karena kesal Syah mengeluarkan kartu nama yang ada di dalam dompetnya itu.
Kartu nama milik Manager Lanlan. Setelah melihat nomor yang tertera disana, Syah langsung melakukan panggilan.
Belum dijawab oleh Manager Lanlan, Syah langsung berkata dengan dingin, "Aku ditahan dibawah dan tidak dibiarkan untuk masuk ke dalam perusahaan, bagaimana ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
yok ndak tau kenapa tanya saya 🤭
2022-12-30
0
Ipahh_100
l
2022-12-24
0
Kᵝ⃟ᴸуυℓ∂єρ
lagi lagi syah di cibir Dan di rendahkan, klo udah jadi tuan muda
bakalan surprise klian
be strong syah..
2022-12-09
0