Saat ini Ines sudah di Jakarta, tepatnya di rumah keluarga Nicolas, ia merasa masuk ke dunia yang asing.
Melihat tatapan tidak suka yang diperlihatkan keluarga Nicolas membuatnya tidak nyaman, terlebih dengan adik perempuan Nicolas yang bernama Novi. Gadis cantik itu merasa kasihan pada saudara lelakinya karena menjadi tumbal untuk menyelamatkan perusahaan keluarga. Ines menghela napas berat.
‘Kalau saja bukan karena kakek Aku juga tidak mau menikah dan tinggal di rumah ini, semua penghuni rumah ini terlihat jahat dan sombong’ ucap Ines dalam hati.
Ia menjatuhkan panggulnya di sofa, ia menatap sekeliling kamar Nicolas, ada perasaan sesak di dadanya saat menatap ke arah taman. Bayangan almarhum kedua orang tuanya sedang bermain di taman melintas dalam benaknya. Rumah mewah keluarga Nicolas tadinya rumah Ines sebelum kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan.
‘Aku merindukan kalian Mi’ ucap Ines dalam hati.
“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Nicolas.
“Semua keluargamu menatapku dengan aneh,” ujar Ines menghela napas.
“Tenang saja, mereka tidak akan menggigit, tapi harus siap dengan semua yang akan terjadi , ya sudah kamu mandi saja, nanti kita akan makan bersama,” ujar Nicolas, ia menunjuk kamar mandi.
“Apa kamu akan ikut makan bersama?” Ines menatap wajah lelaki bermata sipit itu.
“Ya, karena kita pasangan pengantin baru.”
“Baiklah.”
*
Saat malam tiba, Ines turun belakangan untuk makan bersama, mata semua orang menatapnya dengan mata menyelidiki, memperlihatkan wajah tidak suka pada Ines. Di rumah keluarga Nicolas ada beberapa keluarga yang tinggal bersama ada keluarga paman dan tantenya bersama anak-anak mereka, itu artinya di rumah itu ada sepupu Nicolas juga.
Malam itu, satu sepupu Nicolas bernama Dohan, ia dengan terang-terangan merendahkan Ines. Ia menatap Nicolas dan Oma mereka.
“Apa kita punya pembantu Baru?”
“Dohan, jaga bicaramu, dia kakak iparmu,” ucap mamanya dengan senyum meledek.
“Eh, maaf, Aku kira … soalnya penampilannya mirip si Bibi,” ucapnya kemudian.
Mendengar hal itu Novi, semakin kesal, menatap Omanya dengan sinis.
Melihat wanita yang dinikahi Nicolas gadis kampung yang memakai pakaian kampung, rok panjang dan baju longgar, Dohan tertawa miring.
“Apa dia pengantin barunya?” tanya Dohan, ia berbisik pada Nicolas.
Nicolas hanya mengangguk kecil dan sibuk menatap ponsel di tangannya.
Makan malam dimulai, tidak ada yang membahas tentang pernikahan mereka. Setelah makan malam selesai mereka duduk di ruang tamu, membahas tentang pekerjaan, tidak ada yang mengajak Ines untuk bicara dan tidak ada yang melibatkannya , ia hanya duduk seperti pajangan di sana. Melihat Ines menguap Marisa meminta Ines istirahat di kamar.
“Ines kelihatan lelah, tidurlah duluan Nak, Oma melihat kamu sudah mengantuk,” pinta Marisa.
Awalnya Ines tidak enak, tapi Nicolas mengangguk meminta tidur duluan, ia akhirnya berdiri dan pamit tidur duluan.
Nicolas sudah menduga kalau semua orang di rumah mereka akan berisik seperti lebah bertanya padanya, salah satunya Julio sepupu Nicolas, lelaki itu mengajak bicara di luar.
“Ada apa?” tanya Nicolas, ia tidak bersemangat.
“Apa dia cucu orang yang menyelamatkan perusahaan kita?” tanya lelaki itu menatap Nicolas.
“Ya, namanya Ines,” jawab Nicolas acuh.
“Astaga Ko, pantas saja orang tua itu tidak mau memperlihatkan dia ke kita sebelum pernikahan. Dia jelek bangat, maksudku wajahnya hitam pantat penggorengan yang gosong. Apa kamu mau melakukan malam pengantin dengannya?” pertanyaan konyol itu terlontar di telinga Nicolas.
“Entahlah, melihat wajahnya saja aku tidak selera, bagaimana burungku mau hidup untuk malam pertama,” ucap Nicolas.
“Ko, tutup mata saja,” timpal Duha, sembari tertawa.
Lelaki itu dan beberapa sepupunya menjadikan Ines topik pembahasan. Mereka semua tidak tahu kalau Ines sebenarnya wanita yang sangat cantik, dia juga kuliah kedokteran, ia punya alasan sendiri kenapa dia menutupi wajah aslinya .
“Aku rasa dia juga menipuku, dia sudah mengenalku sebelum pernikahan” ujar Nicolas.
“Apa maksudnya?” Kedua sepupunya sangat terkejut.
“Koko yakin?” Novi juga ikut berdiri.
“Ya, saat aku baru pulang dari London,” ujar Nicolas.
“Apa aku bilang, wanita itu sama kakeknya memang licik. Aku sangat membencinya,” ucap Novi.
“Bagaimana kalian bertemu Ko? Coba ceritakan,” ujar Duha
**
Pertemuan pertama Ines dan Nicolas sebelum pernikahan.
Kenapa Keluarga Nicolas sangat membenci Ines dan kakeknya?
Setelah patah hati karena penghianatan Naura kekasihnya ia pergoki tidur dengan lelaki lain. Hari Nicolas pergi traveling ke satu desa, ia ingin membuang semua pikirannya.
Saat sedang mengambil gambar burung dari atas bukit di daerah perkebunan teh. Tiba-tiba seorang gadis kampung muncul, alhasil burung yang jadi objek foto pun akhirnya terbang di gantikan gadis kampung yang muncul dari balik tanah berbukit itu.
“Siapa sih gadis ini …?Apa yang kamu lakukan?” Nicolas keluar dari balik batu besar.
“Eh, kamu siapa? “
“Justru aku yang bertanya kenapa kamu di sini?” tanya Ines.
“Aku ingin melihat keindahan hutan di sini, kamu menjauh kamu membuat burungnya terbang mod ku jadi jeleknya jadinya,” rutuk Nicolas, entah kenapa setelah melihat Naura berselingkuh bawaannya ingin marah kalau melihat perempuan apa lagi penampilan kampungan Ines.
“Terserah … Aku hanya ingin mencari tanaman obat di sini,” ucap Ines, ia memanjat bukit memetik beberapa tanaman langka. Ines memang sengaja mengubah wajahnya jelek hitam agar tidak ada laki-laki yang menggodanya.
Nicolas sibuk mengambil gambar dan ia mengambil gambar Ines yang sedang memanjat bukit.
‘Dia seperti manusia purba’ ucap Nicolas tersenyum miring melihat gambar Ines di kameranya.
“Jangan mengambil gambarku sembarangan, Aku bisa menuntut mu di penjara!” teriak Ines dari atas bukit.
“Aku hanya ambil Fofo di atas mu. Gadis tarzan sepertimu siapa yang mau di foto!” balas Nicolas.
“Berhenti menyebutku gadis tarzan.” Ines mengambil batu dari bukit dan melempar dan mengenai camera Nicolas .
Buk!
Barang mahal itu jatuh dan pecah.
“Ah! Kameraku, kamu gila! Dasar gadis gila … awas kamu!” Nicolas ikut memanjat tebing.
“Jangan naik, ini bahaya!” teriak Ines ia turun dengan pelan-pelan
Karena marah Nicolas menarik akar dan Ines jatuh tepat di tubuhnya.
“Aduh, dasar gadis bodoh, Aku sakit.” Ia meringis memegang kaki, ternyata kakinya terkilir tangannya juga terluka.
“Kamu sih, pakai tarik segala,” ucap Ines, ia orang baik, walau ia kesal dengan perlakuan Nicolas ia tetap mengobati luka Nicolas.
“Kamu masih menyalahkan aku lagi? kamu yang salah gadis jelek.” Nicolas marah.
“Dasar pemarah, udah untung aku obati.” Ines berdiri dengan bibir mendumal kesal.
“Jangan tinggalkan aku di sini, kakiku sakit,” ucapnya sembari menarik ujung baju Ines.
“Aku tidak bisa lama-lama, nanti kakekku mencari ku,” ujar Ines, menyingkirkan tangan Nicolas dari pakaiannya.
“Aku akan membayar mu lima juta untuk satu malam.”
“Apa? Kamu pikir aku wanita apaan?”
“Bukan, Aku hanya ingin kamu membantuku.”
“Tidak, aku tidak bisa.”
“Aku akan bayar sepuluh juta, untuk orang kampung seperti kamu itu sudah besar,” ucap Nicolas.
“Sudah sakit masih saja sombong.” Ines berdiri tidak mau menerima tawaran Nicolas, ia berdiri meninggalkan Nicolas di sana, tetapi ia meminta pekerja kebun teh kakeknya membantu Nicolas, meminta mereka membawanya ke klinik.
Bersambung.
Kakak bantu Vote like dan komen ya karya baru saya, terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Munadya bil Azkiya
seru bgttt
2023-07-07
0
Defi
kenapa rumah keluarga Ines menjadi milik Oma Marisa. Nico masih saja kamu sombong
2022-11-23
1
Indar
lanjut kak, semangat💪💪
2022-11-21
1