Lana berdecak untuk kesekian kalinya, mengecek jam tangan, melongokkan kepala mencari-cari mungkin saja ada satu taksi yg lewat.
Tapi sudah sepuluh menit dia berdiri di pinggir jalan dengan hati kecewa dan was-was karena taksi yg ditunggu nya tak kunjung datang.
Bagaimana cara nya pulang?
Lana mengambil ponsel dari tas katun yg di selempang di bahunya, akhirnya dia memutuskan menghubungi Cika, option terakhir nya.
Walau tahu akan secerewet apa, Lana memilih mendengarkan omelan sahabatnya itu daripada harus berdiri disini sendirian lebih lama lagi.
Lana hendak menunggu Cika di minimarket 24jam di seberang jalan sana.
Tinn!!
Lana terlonjak kaget, karena sibuk melihat ponsel dia tidak memperhatikan ada sebuah mobil hitam mengkilat yang untungnya sedang melaju pelan.
Mobil itu seketika mengerem.
Lana segera membungkuk meminta maaf, dan mobil itu melaju.
Lana masih terpaku di tempat, menatap ponselnya kesal.
Kenapa tidak aktif sih, kemana ini bocah, sungut nya.
Saat sedang asyik mengutuki sahabatnya, Lana tidak menyadari sebuah mobil hitam bergerak mundur dan berhenti tepat di hadapannya.
Mobil mengkilap yg beberapa menit lalu hampir menabraknya.
Bunyi kaca mobil turun, membuatnya sadar pada sekitar.
Lana mendongakkan kepala dan melihat si pengendara mobil yaitu si pria tampan di kantin tadi.
"Masuklah, aku akan mengantarmu pulang "
Lana berkedip bingung.
Bagaimana menolak ajakan pria ini dengan sopan sementara hati kecilnya berkata ingin naik.
"Bukankah bis dan kereta sudah lewat jam terakhir? Taksi juga agak susah pada jam seperti ini."
Sungguh tawaran yg menggiurkan.
Lana masih menimbang-nimbang, bukannya dia sok jual mahal, tapi masuk ke mobil pria yg belum lama ditemuinya bukanlah sesuatu hal yg bisa diputuskan dengan mudah.
Apalagi Lana tidak tahu nama pria itu.
Lana bahkan tidak tahu apa-apa ttg pria itu.
Bagaimana jika pria itu ternyata seorang maniak, bagaimana kalau dia dibawa ke hotel, bagaimana kalau nanti dia dibius dan organ dalamnya dijual ke pasar gelap? Bagaimana...
"Baiklah kalau tidak mau."
Pintu kaca bergerak naik. Menyadarkan Lana dari pikiran-pikiran buruknya.
"T-tunggu! Saya naik."
Lana bergegas menuju pintu mobil dan membukanya. Agak terburu-buru duduk, dia merasakan tatapan geli pria disampingnya.
"Terimakasih sudah memberi saya tumpangan."
Lana membungkuk sopan.
Tercium wangi lembut greentea yg menenangkan dari dalam mobil.
"Your welcome. Dimana alamat rumahmu?"
Pria itu bergerak ke alat GPS di dashboard mobil. Lana menyebutkan daerah rumahnya dan pria itu menginput kan nya, dengan segera terdengar suara wanita yg memberikan petunjuk arah.
Pria itu mulai menginjak gas dan caranya menyetir membuatnya terlihat semakin tampan.
Lana diam-diam memperhatikan interior mobil dan takjub betapa mewah dan sangat nyamannya mobil yg dia tumpangi ini.
Apakah mungkin seorang karyawan biasa bisa punya mobil seperti ini?
Siapa sebenarnya dia? batin Lana, dilema ingin bertanya tapi takut menyinggung.
Setelah beberapa menit diam, terdengar sebuah suara,
"Bagaimana dulu saat kamu direkrut?"
Lana menoleh untuk memastikan dia tidak salah dengar pertanyaannya.
"Umm, saya melihat ada lowongan kerja dari website resmi MT Corporation. Teman saya yg bekerja di anak perusahaan MT Corporation, PT. NusaDua, yg memberitahu saya kalau ada lowongan. Lalu saya mulai apply lamaran dan syukurlah tidak beberapa lama ada panggilan interview."
"Dan siapa saja saat itu?"
Pandangan pria itu tetap fokus ke depan.
"Waktu saya datang untuk tes dan wawancara sekitar ada sepuluh or-"
"Bukan, maaf pertanyaan saya salah. Siapa saja yg mewawancarai mu?"
"Oh, waktu itu ada Pak Marcel, Pak Tuhu HRD, Bu Mayang dari.. maaf saya lupa departemen apa dan satu lagi ... bapak siapa saya juga lupa namanya."
"Bu Mayang dari departemen Keuangan, kadang Pak Wicak dari AKU juga ikut mewawancarai dan biasanya satu lagi perwakilan dari jajaran manajerial, kalau tidak salah mungkin Pak Rudolf. Orangnya tinggi, berjambang?"
Pria itu dengan santai menyebut nama2 petinggi yg saat dikantor mendengar nama mereka disebut sudah membuat Lana segan.
"Iya iya betul."
Lana mengangguk-angguk, berusaha mengingat. Kenapa pria ini sangat hafal dan terkesan tidak terlalu menaruh hormat pada para petinggi itu?
"Untuk lulusan Fortec University dengan nilai cumlaude, dan pernah bekerja di PT. Angkasa Prasda, kenapa kamu tertarik masuk ke MT Corporation?"
"Hah?"
Lana yg masih bingung, semakin bingung kenapa pria disampingnya ini bisa tahu rekam jejaknya?
Perasaan Lana belum pernah menyebut kalau dia lulusan Fortec University.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Minata Yukari
Next ya
2022-11-13
1