Seperti yang diperintahkan Kaisar Langit, Lianhua Nushen pun dibawa ke kolam kelupaan. Untuk melupakan apa yang terjadi di alam langit. Selanjutnya ia dikirim ke alam manusia. Menjadikannya sebagai manusia biasa setelah melupakan semuanya.
"Hari ini aku harus melihat sendiri kamu dikirim ke kolam kelupaan. Mulai saat ini tidak ada lagi yang membuatku kesal." Long Kongque tersenyum sinis melihat keadaan Lianhua. Melihat kondisi seorang dewi yang banyak dikagumi para dewa.
Prajurit langit membawa Dewi Bunga Lotus itu ke kolam kelupaan dengan menyeret badannya. Meski tidak bisa berjalan, nyatanya ia diperlakukan dengan buruk. Tidak ada yang peduli dengan keadaan dewi tersebut.
'Sampai saat ini aku tidak tahu salahku.' Lianhua Nushen melihat dengan samar ke arah Dewi Merak Hijau. Ia melihat senyuman di wajahnya. 'Kenapa kamu menuduhku mencuri sesuatu yang tidak pernah ku ketahui?' batinnya menatap nanar ke arah Dewi di depannya.
Namun dewi merak hijau itu tidak menggubris ucapan Dewi Bunga Lotus. Karena di hatinya hanya ada kebencian mendalam. Tidak peduli meskipun melihat seseorang yang telah ia tuduh dalam kesakitan. Tidak mudah meskipun memiliki penyembuhan luar biasa, tetap tidak secepat itu. Ini karena hukuman langit memiliki efek yang sangat berbahaya. Apalagi hukuman petir akan membuat Dewi Bunga Lotus itu kehilangan banyak kekuatan.
"Kau adalah seorang dewi yang berbuat dosa karena mencuri artefak langit yang sangat berharga. Maka tempatmu bukan lagi di alam langit. Makhluk hina sepertimu memang seharusnya menjadi manusia biasa, hahaha!"
Wajah tanpa merasa berdosa Long Kongque membuat Lianhua Nushen kesakitan. Dengan tubuh yang sangat lemah, menyaksikan seorang dewi yang tertawa sinis kepadanya. Rasa puas karena berpikir telah menyingkirkan musuhnya. Dewi Bunga Lotus itu pun dibuang ke Kolam Kelupaan begitu saja.
Tenggelam dalam kolam yang membuat semua ingatan menghilang. Tubuh sang dewi berubah menjadi cahaya berbentuk bunga lotus. Turun ke bumi dan masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang sekarat. Tidak disangka, gadis di alam manusia itu hampir kehilangan nyawanya. Tepat saat itu, Lianhua Nushen membuka matanya. Ia tidak mengingat apapun saat berada di langit. Hanya tubuhnya merasa lemah karena luka-luka di tubuhnya.
"Ah, apa yang terjadi? Di mana ini? Dan ... siapakah aku? Uhh, kenapa kepalaku sangat sakit?" Lianhua Nushen menjadi seorang manusia dan memiliki wajah yang mirip dengannya. Namun ia berada di sebuah tempat yang begitu asing.
Hamparan rumput memanjang serta pohon-pohon berakar di atas tanah. Serta bebatuan di tebing tinggi. Datang beberapa kupu-kupu dan kumbang mengelilinginya. Seakan menyambut kedatangannya di dunia fana.
"Bisakah? Bisakah kalian membawaku keluar dari sini?" tanya Lianhua pada kupu-kupu dan kumbang di depannya. Ia berharap serangga-serangga itu akan menunjukan jalannya.
Tak disangka kupu-kupu dan kumbang pun menunjukan jalannya. Dengan terbang ke arah jalan yang bisa dilaluinya. Walau berjalan dengan tertatih, gadis itu tetap bisa berjalan. Dengan berpegangan pada pohon di sekitarnya. Tak lama setelah itu, tibalah di jalan yang biasa dilalui manusia.
Seorang wanita paruh baya melihat Lianhua dengan khawatir. Karena ia hanya memiliki satu putri yang sangat berharga. "Lian'er! Kemana saja kamu, hah? Aku sudah menunggumu–"
Seketika kupu-kupu dan serangga yang mengantar gadis itu pun menghilang. Lianhua Nushen bingung dengan apa yang terjadi. Mengapa mereka bisa menghilang begitu saja. Dilihatnya sosok wanita paruh baya, dengan pakaian sederhana namun terlihat anggun.
Seorang wanita yang bernama Hua Tianzhi merupakan seorang Dewi Bunga Lotus dahulu. Ia juga bernasib buruk di alam nirwana karena mencintai seorang putra mahkota kaisar. Membuatnya mengandung dan melahirkan sebelum waktunya. Maka yang ia lahirkan belum sempurna, hanya bunga lotus yang belum mekar. Sehingga dewi langit pun merahasiakan keberadaan bunga lotus tersebut.
"Apa yang terjadi denganmu, Lian'er? Apakah mereka menyakitimu lagi, ah? Ayo sini-sini. Biarkan ibu mengobatimu." Hua Tianzhi sangat paham apa yang terjadi pada putrinya. Karena terlalu sering putrinya diperlakukan buruk.
"Tidak apa-apa, Bu. Sungguh, aku tidak apa-apa." Walau ingatannya hilang, ia tetap memanggilnya ibu, pada wanita paruh baya di depannya.
Lianhua merasa hubungannya dengan wanita itu sangat baik. Sehingga ia tidak merasa khawatir ketika bersamanya. Bahkan ia merasa sangat dekat selama ini. Tidak heran jika mereka memiliki hubungan ibu dan anak.
"Kamu gadis dungu. Bagaimana mungkin kamu baik-baik saja? Biar ibu yang gendong kamu! Ini lukamu sangat parah dan pakaianmu sangat kotor. Bagaimana ini menjelaskan semuanya nanti?"
"Ti-tidak apa, Bu. Aku yang salah." Lianhua Nushen mencoba mengingat apa yang terjadi. Namun ia malah menjadi pusing dan tidak mengingat apapun.
"Kamu sangat keras kepala, Lian'er. Baiklah, baiklah ... kamu sudah dewasa. Namun kamu belum membawakanku calon menantu. Ini kalau kamu hanya main-main di hutan. Di hutan mana ada calon menantu."
"Ibuuuu!" rajuk Lianhua Nushen dengan manja. Ia bersandar di pundak wanita yang dipanggilnya ibu itu. Karena rasa nyaman berada di dekat Hua Tianzhi, ia akan menempel layaknya seorang gadis kecil yang manja.
"Lihat, kamu juga sangat manja begini, mengingatkanmu saat masih kecil dulu. Lukamu masih sakit, kan? Ayo kita segera pulang. Biar ibu obati lukamu ini." Hua Tianzhi memapah anak gadisnya dengan perlahan. Menuju ke sebuah rumah yang berada di ujung desa.
Di sebuah rumah kecil mereka tinggal sehari-hari. Walaupun mereka berasal dari keluarga terhormat, karena kekuasaan seseorang, membuat mereka tinggal di rumah kumuh. Lianhua Nushen melihat rumah kecil itu pun merasa sedih. Tidak disangka hidupnya ternyata seperti yang saat ini dilihatnya. Ia sekarang tahu, hidupnya memang tidaklah baik. Namun ia merasa selama ada ibu di sampingnya, hidupnya lebih baik dari apapun.
Ibu dan anak itu masuk ke pekarangan yang dipenuhi dengan tanaman obat. Ada obat-obatan yang dijemur di halaman rumah sederhana. Ada kupu-kupu dan kumbang yang berterbangan di sekitar tanaman yang mayoritas memiliki bunga.
"Ayo, ibu bantu periksa lukamu." Di dalam rumah, Hua Tianzhi membuka pakaian Lianhua dan melihat banyaknya luka di sekujur tubuh. "Astaga! Apa yang mereka lakukan? Mengapa anak gadisku menjadi seperti ini? Ibu tidak terima! Mereka harus merasakan pembalasannya!"
Hua Tianzhi geram melihat keadaan putrinya yang mengalami banyak luka. Bahkan tubuhnya begitu kotor dan bau darah. Namun ia mengobati anak gadisnya dengan penuh perhatian sambil menahan emosi pada orang-orang yang mencelakai Lianhua Nushen.
"Ibu ... tenangkan dirimu. Aku ... aku hanya–" ucapnya terhenti ketika ia bingung harus berkata apa. Ia sama sekali tidak mengingat apapun. Entah dia dicelakai orang atau terjatuh dari tebing atau keduanya, ia belum bisa memastikan.
"Hanya apa? Ibu tahu, dilihat dari lukamu ini, kamu pasti disiksa sebelum dilemparkan ke tebing, bukan?" tebak Hua Tianzhi.
Lianhua Nushen bingung dengan tebakan Hua Tianzhi. Bahkan tak tahu mau mengatakan apa karena tidak ingat apapun. Tapi wanita paruh baya itu mengetahui apa yang terjadi. Bahkan itu bisa menjelaskan semua yang dilalui Lianhua Nushen.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments