Dengan tangan yang diikat di tiang ranjang, Alisha menangis tersedu karena merasa takut juga bingung.
Wanita mana yang tidak takut jika ada diposisi Alisha saat ini. Tidak mengenal pria yang bernama Elvano itu, tapi tiba-tiba di bawa kerumahnya dan tidak boleh pergi dan sekarang ia diikat di tiang ranjang?
''Tuan lepaskan saya,'' pinta Alisha dengan memohon pada Elvano.
''Aku sudah memperingatkan mu, jangan pergi! tapi kau malah berniat lari dariku,'' desis Elvano di sofa sana.
''Sebenarnya maksud Tuan menculik saya apa? kalau untuk uang tebusan, jangan berharap itu, karena aku tidak memiliki apapun, bahkan orang tua saja aku bingung mereka ada dimana.''
Alisha terus bicara di sela-sela tangisnya, tapi Elvano tidak sama sekali menyahutinya, ia hanya diam dengan terus memperhatikan Alisha yang sedang berceloteh.
''Berapa usia mu?'' tanya Elvano secara tiba-tiba yang membuat Alisha seketika menghentikan ocehannya.
''Tahun ini genap 18 tahun. Eh! kenapa kamu bertanya usia ku? kamu tidak akan menjual ku ke orang lain kan?''
''Menjual? buat apa? sudah sangat sulit menemukan mu, buat apa aku menjualmu. Aku bahkan tidak pernah kekurangan uang,'' sahut Elvano yang semakin memelan pada kalimat terakhirnya.
''Sulit menemukan ku, apa maksudmu, Tuan?''
''Tidak ada, sebaiknya kamu makan itu. Sudah susah payah aku membuatnya.'' Elvano menunjuk pada mangkuk yang berisikan bubur tiram buatannya.
''Bagaimana caranya aku bisa makan, tangan ku saja diikat begini,'' protes Alisha.
''Ah iya, aku lupa.'' Elvano berdiri, berjalan ke arah nakas dan mengambil mangkuk itu.
Bukan membuka ikatan pada tangan Alisha, justru Elvano mengambil mangkuk itu dan duduk di samping Alisha yang sudah beringsut perlahan, ''Mau apa?''
Tanpa menjawabnya, Elvano sudah menyendokan bubur dan mengarahkannya ke depan bibir tipis Alisha yang tak kunjung dibukanya.
''Buka mulut mu!''
''Emmm, aku bisa sen-''
Belum juga Alisha menyelesaikan kalimatnya, bubur itu sudah masuk begitu saja kemulutnya, mengunyahnya secara perlahan dan hilang setelah ia telan, dan dia baru juga mau mengatakan sesuatu lagi, Elvano kembali memasukan bubur tiram ke dalam mulut Alisha, dan begitu seterusnya sampai bubur itu habis tak tersisa.
''Ini minumlah,'' Elvano menyodorkan segelas air dan membantu Alisha untuk meminumnya, tidak sampai disitu bahkan Elvano meraih tisu dan mengelap bibir Alisha yang kotor.
Alisha benar-benar merasa aneh dengan sikap pria yang menculiknya itu, yang dia tahu jika seorang gadis diculik tidak akan diperlakukan seperti ini, pasti ada kekerasan bahkan menjurus ke pem-merkosaan.
Tapi justru dia merasa pria itu mengurusnya dengan baik walaupun memang caranya yang sedikit kasar, dan bahkan perlakuan kasar yang dia terima dari Elvano tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sikap orang tua angkatnya di desa, yang kerap memperlakukannya lebih sangat kasar dari itu.
Hari semakin sore, Alisha masih saja di posisi awalnya yaitu terikat ditiang ranjang, dan seharian ini dia hanya diam dengan memperhatikan beberapa orang yang mondar mandir masuk kedalam kamar. Ada yang membawakan peralatan mandi, ada yang membawakan baju-baju dan memasukkan kedalam lemari juga ada yang terus membersihkan kamar itu yang bahkan Alisha lihat tidak ada yang kotor ataupun berantakan.
Dan Pria itu? Alisha tidak peduli dia kemana, adapun tidak membuat dia tertarik walaupun memang dia sedikit mengagumi ketampanan Elvano, tapi mengingat dia membawanya ketempat ini tanpa seizinnya, Alisha menganggapnya Elvano seorang penculik gadis.
''Tuan?'' panggil Alisha pada seorang laki-laki yang sedang membersihkan lantai di kamar itu, ''Si maniak itu kemana?'' laki-laki yang mendapatkan pertanyaan Alisha tentu tidak mengerti siapa yang di maksudnya.
''Maaf Nona, siapa yang anda maksud?''
Alisha meminta pelayan pria itu lebih mendekat dan diapun bicara dengan pelan.
''Ck, itu yang tadi bersama dengan ku disini,'' jawaban Alisha membuat raut wajah lelaki itu berubah pucat, pasalnya yang di katakan maniak itu ternyata Elvano. Mata lelaki itu tidak berkedip membayangkan kalau pria yang dikatakan maniak itu mendengarnya dan marah karena panggilan itu.
Tapi saat matanya berkedip dan melirik ke arah pintu, kembali matanya terbelalak bahkan lebih besar dari sebelumnya, karena melihat Elvano yang sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata yang tajam ke arahnya dan Alisha.
Elvano menggedikan kepalanya pada pelayan pria itu agar dia segera keluar dan semua orang yang sedang bertugas di sana ikut keluar meninggalkan Alisha dan Elvano.
Mata Alisha mengerling beberapa kali, menyadari kalau Elvano tengah menatap tajam kearahnya karena memang dia menyebut Elvano dengan nama 'si Maniak'.
Dia melangkah mendekat kearah Alisha yang sudah mengigit bibirnya sendiri. Elvano sedikit menunduk menyamakan posisinya dengan Alisha yang duduk di tepi ranjang.
Elvano menatapnya dengan sangat intens yang membuat Alisha memejamkan matanya karena takut, ''Jangan pernah berdekatan dengan pria lain, selain aku. Paham!'' suara Elvano terdengar penuh dengan peringatan.
Alisha membuka matanya ternyata yang membuat Elvano menatapnya tajam, bukan karena mengatainya Maniak, melainkan dekat dengan pria lain yang disana hanyalah pelayan khusus kebersihan.
Dengan raut wajah yang penuh amarah, Elvano membuka simpulan tali yang mengikat Alisha ditiang sana dan berlalu pergi keluar kamar lalu menutupnga dengan cara dibanting kuat-kuat, dan terdengar suara kunci yang di putar.
Alisha masih tercengang dengan sikap Elvano yang aneh, bukannya marah karena ada seseorang yang mengatainya justru marah karena melihat posisi Alisha yang berdekatan dengan pria lain lalu pergi dari sana dengan amarah. Sungguh aneh.
Elvano keluar kamar dan menguncinya karena tidak ingin Alisha melarikan diri lagi seperti sebelumnya. Berjalan dengan cepat munju lift yang akan membawanya ke lantai bawah.
''Hito!!'' teriak Elvano memanggil nama seorang ketua pelayan yang bertanggung jawab mengurus semua pelayan disana.
Seorang pria yang berpakaian rapi berjalan kearahnya, dan membungkuk hormat tapi bukannya di terima dengan baik oleh Elvano, justru ketua pelayan itu mendapatkan bogeman mentah dari Elvano tanpa dia tahu sendiri apa salahnya.
''Kenapa pelayan pria ikut bertugas dikamar 34?!'' tanya Elvano dengan tangannya yang mencengkram erat kerah baju pelayan tersebut.
''Maaf Tuan George, tapi kita memang tidak memiliki pelayan wanita,'' jawab Hito dengan setenang mungkin.
''Apa katamu!'' Elvano semakin mengeratkan cengkramannya.
''Maaf Tuan George, memang itu kenyataannya.'' Ia pun melepaskan tangannya dari kerah baju Hito.
''Aku tidak ingin melihat pelayan pria masuk kekamar dia, apalagi berbicara dengannya, kau mengerti?''
''Baik Tuan.''
''Dan satu lagi, tiga pelayan tadi, aku tidak ingin mereka ada disini.''
''Baik Tuan.''
Elvano berlalu dari sana begitu saja meninggalkan Hito yang hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang karena Tuan nya itu.
''Dia milikku, sampai kapanpun dia tetap menjadi milikku!'' gumam Elvano dengan gigi yang saling mengerat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kenapa feeling ku mengatakan kalo Alisa ini anak Mafia juga atau anak konglomerat juga,Dan Alisa sengaja di culik dan di buang ke alon alon kota..
2024-06-28
0
Sandisalbiah
hadehh.. posesif nya tuan mafia.. serem..!! Alisha yg selama ini sudah mengganggu ketenangan tidurnya, sekalinya ketemu langsung di klaim "milikku"
2023-12-24
0
Normani Padai
💓
2023-09-05
0