...Jangan lupa like dan ninggalin komentar di bawah...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
suasana kelas begitu hening, para siswa sibuk dengan soal latihan fisika yang di berikan oleh ibu yani. tidak sedikit dari mereka yang kebingungan akibat soal yang sangat susah. ada yang hanya mencoret-coret bukunya lantaran tidak mengerti sama sekali, ada juga yang menyalin jawaban dari temannya. fisika adalah mata pelajaran yang paling mereka benci.
Jika siswa lain sibuk mengerjakan soal itu dengan sulit. beda hal dengan selfie yang saat ini tengah tidur pulas seperti orang mati suri. gadis itu menggunakan kedua tangannya sebagai bantal untuk menampung kepalanya di atas meja. buku tugas fisika miliknya terlihat sedikit kusut akibat di tindihnya.
melihat hal itu, bu yani menghampirinya. ia yakin selfie sudah tertidur hampir setengah jam yang lalu, terdengar dari suara dengkurannya yang halus seperti tidak ada beban. sesampainya di samping meja selfie, bu yani terus menatapnya dalam, tidak ada satupun yang tahu apa yang ia pikirkan. sementara violet yang duduk di seberang bangku selfie, tersenyum puas menantikan kemarahan bu yani. ia yakin selfie akan di marahi habis - habisan karna tertidur di jam pelajaran.
namun, bukannya membangunkan selfie, bu yani malah mengambil buku latihan gadis itu. dengan gerakan pelan agar tidak membangunkan muridnya. ia meneliti setiap yang tertulis di dalam buku. tulisan yang cantik dan tersusun rapi mampu membuat bu yani betah memandangnya. ia sudah menduga kalau gadis itu telah menyelesaikan tugasnya dengan cara paling menakjubkan. selfie menjawab dengan cara yang unik. terkadang ia sebagai guru tidak mengerti dengan teori yang di berikan selfie. selfie selalu menjawab dengan rumus dan metode yang sama sekali tidak pernah ia ajarkan kepada murid-muridnya.
dengan sebuah senyuman tipis, ia memberi nilai 100++. mungkin hanya itu nilai yang cocok untuk di berikan pada selfie. bu yani menutup buku tersebut kemudian mengelus kepala selfie dengan sayang. ia tidak membangunkan selfie dan kembali melangkah ke meja guru.
Melihat bu yani yang pergi begitu saja membuat violet kecewa. awalnya ia kira bu yani akan memarahi selfie karna gadis itu tertidur saat jam pelajaran. tapi harapan nya pupus karna mengingat selfie adalah anak emas guru karena kejeniusannya.
pandangannya beralih pada selfie yang tertidur pulas tanpa beban. dengkuran yang keluar dari mulut selfie membuatnya berasumsi kalau selfie tidak tidur semalaman. "dia tertidur seperti tak dapat tidur semalam." gumamnya masih menatap selfie.
sekarang ia beralih pada soal yang belum sama sekali ia kerjakan." nih soal gimana nih!." dengan ekspresi frustasi yang terlihat seperti orang putus asa.
bel pulang berbunyi membuat para siswa dan siswi celingukan. mereka takut karna belum selesai mengerjakan soal fisika yang rumitnya minta ampun. ya takut, karna jika nilai mereka di bawah 70, bu yani akan mengurangi nilai mereka, dan yang lebih parah menambah soal tambahan.
"HOAMMM ........Dah pulang kah?." selfie mengerjapkan matanya setelah mendengar bel pulang. ia langsung memasukkan alat belajarnya dan bangkit dari kursi." aku duluan ya, guys." gadis itu tersenyum kepada semuanya lalu keluar dari kelas tanpa menoleh ke arah nancy yang menatapnya dengan kesal.
"dadah cucumber." pamit selfie yang tiba-tiba menunjukkan kepalanya dari pintu kelas. sepertinya gadis itu kembali karna lupa berpamitan dengan sahabatnya.
"mentang - mentang dah duluan selesai, pulang gak ngajak." nancy masih menyisakan beberapa soal lagi. latihan kali ini benar benar menguras otaknya. sudah di pastikan dia akan pulang telat. walaupun nancy termasuk siswa yang cerdas, tetapi tetap saja ia tidak secerdas selfie yang di atas rata-rata.
selfie seperti memiliki banyak bakat, ia hampir bisa di bidang apapun. kepintaran selfie tidak dapat di ragukan lagi. ia telah membawa nama baik bagi sekolah ini. hal itulah yang menjadikan selfie anak emas guru dan anak populer. tapi, ada satu yang membuatnya kalah dari nancy, yaitu seni bela diri. setiap mereka berlatih taekwondo, sudah di pastikan selfie akan kalah dari nancy. hal itulah yang selalu membuatnya pulang ke rumah dengan pakaian yang kotor dan alhasil di marahi oleh ibunya.
"nancy tumben kamu belum selesai?." tanya bu yani heran. pasalnya nancy selalu gercep jika di kasih tugas.
"giman mau selesai, soalnya aja banyak begini, susah pula." cibir nancy sedikit kesal kepada wanita yang sedang cekikikan itu.
"ARGHHH!!.... Sakit kepala gue." Pekik violet memegang kepalanya yang berdenyut-denyut seperti di tusuk ribuan jarum.
nancy menoleh," nomor berapa lo?"
"nomor lima." jawabnya ketus tanpa menoleh
"hahaha ....gue nomor sembilan. nyerah aja deh lo secara lo kan goblok banget."
violet semakin kesal mendengar ejekan nancy. Ingin rasanya ia menendang nancy dan menjualnya ke mafia jahat. tapi tidak bisa, karna nancy jago dalam berkelahi. yang ada nanti ia yang babak belur.
"masih untung lo violet, gue aja baru nomor empat nih." ujar fira lesu, wajah gadis itu sangat kelelahan. ingin rasanya nancy membantu, tapi tidak ia lakukan karna menurutnya, pelajaran harus di selesaikan sendiri. begitu juga dengan selfie, walaupun mereka bersahabat, selfie tidak pernah sekalipun memberi contekan pada nancy.
...🌿...
dalam perjalanan pulang, selfie mengayunkan sepedanya lebih lambat dari biasanya. ia dan nancy memang suka menaiki sepeda saat sekolah, karna menurut mereka, hal itu lebih asik dari pada harus di antar pakai mobil mewah. wajahnya terlihat lebih sendu kali ini, jika anak lain pasti senang saat menuju rumah, tidak dengan selfie. satu-satunya hal yang membuatnya enggan di rumah adalah melihat keharmonisan orang tuanya yang menyayangi karina tepat di hadapannya. mereka seolah sengaja menunjukan bahwa karina adalah satu- satunya putri yang mereka banggakan. dan bodohnya lagi mereka memanjakannya di sofa ruang tamu tepat ketika selfie memasuki rumah dan menaiki tangga.
gadis itu terdiam lama di depan rumah mewah bercat putih. seolah apa yang ia lihat merupakan bangunan bersejarah. rumah yang memiliki halaman luas dan tingkat dua itu terlihat sangat sejuk dan arsi. banyak pohon yang tumbuh dengan rindang. termasuk pohon apel dan pir.
dengan nafas berat ia membuka pintu, mengucapkan salam dan bersiap melihat pemandangan memuakkan. "aku pulang." namun, saat selfie melihat ke dalam rumah, tidak ada siapapun yang duduk di ruang tamu seperti biasanya.
ia baru teringat satu hal, satu hal yang sedikit aneh. yaitu mobil ayahnya tidak terparkir di depan. jadi itu artinya, sang ayah sedang tidak berada di rumah.
wajah yang awalnya lesu dan lelah, berubah menjadi sumringah. ini lah waktunya ia berduaan saja dengan ibunya. gadis itu dengan cepat melangkah ke dapur dan melihat wanita yang di cintainya tengah berdiri di depan oven. sepertinya, ibunya sedang memanggang sesuatu. ia perlahan mendekat dan memeluk sang ibu dari belakang.
"ma aku pulang.... Oh ya mama sedang membuat apa?." tanya nya sambil perlahan melepaskan pelukan.
sarah tersenyum, ia menunduk melihat wajah gadis yang tersenyum cerah itu. putrinya benar-benar cantik jika sedang manja seperti ini.
"hai sayang .... Mama sedang membuat pai apel kesukaanmu."
"hehe... tau aja mama kalau aku sedang menginginkan itu."
"mama kan tau yang di sukai anaknya."
"oh ya ma ayah di mana?."
"ayah katanya pulang telat, kalau karina dia lagi ngumpul sama teman temanya." itulah jawaban yang paling ingin selfie dengar.
jika boleh jujur, sebenarnya selfie sangat senang saat dua orang itu tidak ada di rumah. bukan bermaksud benci atau jahat, hanya saja inilah waktu yang dapat ia gunakan bersama sang ibu. "jadi hanya kita berdua...ayo ma kita habiskan waktu bersama."
"iya ayo makan dulu pai nya." sarah menaruh pai yang baru keluar dari oven itu di atas meja. wangi pai yang baru masak membuat selfie kelaparan. pai yang di panggang dengan kematangan sempurna, dan sedikit hiasan potongan apel di atas. gadis itu berbinar-binar dengan mata yang terlihat seperti bintang. ia duduk di kursi dan melahap potongan pai yang baru saja di suguhi oleh sarah.
"hmmm lezat. ini beneran lezat sungguh." hanya kata itu yang bisa ia ucapkan untuk menggambarkan betapa nikmatnya pai ini. apalagi kenikmatan itu juga berasal dari sang ibu yang menyempatkan waktu menemaninya.
sarah tersenyum hangat tanpa melepaskan pandangan dari selfie. melihat selfie makan dengan lahap adalah puncak dari kebahagiaan.
"bagaimana harimu di sekolah, sayang?."
"seperti biasa, penuh canda tawa."
"tidak ada yang menggangumu kan?"
selfie berhenti sejenak, berusaha mencerna kata yang baru ia dengar. sedetik kemudian ia mendongak melihat tepat ke mata sarah yang teduh. "tidak ma, semuanya tidak pernah melakukan itu."
itu adalah obrolan terakhir mereka sebelum selfie memutuskan untuk diam dan fokus pada makanannya. selfie sesekali menatap ibunya yang kebingungan karna tidak ada pembicaraan. ia kembali lagi pada sepotong pai nya yang tersisa seperempat. memotongnya dan memasukkan ke dalam mulut. gadis itu tidak tau kenapa begitu sulit membuka topik bersama ibunya. meskipun ia adalah anak yang ceria dan ekstrovert, tetapi kenapa sangat susah? selfie melirik pai di hadapannya yang menyisakan banyak tempat. ia tertawa kecil, merasa lucu kalau bagiannya selalu yang paling sedikit.
setelah melahap pai hingga piringnya bersih. selfie segera berdiri dari duduknya da menghampiri sang ibu.
"ayo kita ke atas ma, sebelum mereka pulang." layaknya anak kecil yang menarik tangan ibunya saat melihat sesuatu.
sarah tertawa, ia mengangguk dan mengikuti kemanapun selfie akan membawanya. namun, saat akan menaiki anak tangga, tiba-tiba saja karina yang baru membuka pintu menatap mereka dengan kemarahan. gadis itu menghentakkan kakinya dan dengan paksa melepaskan genggaman ibu dan anak itu.
"mau kemana, ma? bukanya kita udah janjian ya? mama mau bantu aku buatin pr kan?" dengan ekpresi manja yang terlihat memuakkan bagi selfie.
"karina, kamu udah dapat waktu setiap hari dengan mama, mumpung gak ada ayah. aku mau minta waktu itu sedikit saja." bahkan selfie harus memohon untuk mengatakan itu. jika di pikir-pikir memang aneh. sarah adalah ibu kandung selfie, tetapi kenapa karina yang selalu marah? karina hanyalah seorang anak tiri bagi sarah.
sudut bibir karina tertarik ke atas. ia tersenyum miring pada kakak tirinya itu.
"ini mamaku dan aku berhak atasnya, lagi pula mama sudah janji." ia kembali melihat ke sarah yang sedang tersenyum manis.
"iya sayang.... ayo kita lihat pr mu hari ini." ia berbalik menatap selfie. "selfie sayang, maaf ya, mama sudah janji pada karina." begitu entengnya sarah mengatakan hal itu.
selfie menggeleng, "tapi ma aku juga ada pr, mama bisa bantu aku juga kan? selama aku tinggal di sini mama tidak pernah sekalipun membantu ku belajar. mama bahkan tidak tau nilai akademi aku."
sarah menghela nafas,"mama ingin kamu yang membuat tugas sekolah mu sendiri agar kamu bisa pintar. belajarlah mandiri selfie."
sepertinya tidak ada lagi yang bisa selfie pertahankan jika sarah sudah berkata seperti itu. ia menunduk dan mengangguk pelan. sarah selalu menyuruhnya membuat pr sendiri dan mengatakan kalau selfie tidak pintar. padahal tanpa sarah ketahui, selfie adalah murid paling pintar di sekolahnya dan sudah sangat sering memenangkan Olimpiade. hal Itu karna sarah tidak pernah datang ke sekolah selfie dengan alasan mengurus karina. bahkan untuk sekedar menerima rapot pun ia tidak pernah datang. selama ini hanya jesh saja yang mengambil rapot milik selfie.
"iya..... Aku paham lagi pula mama kan sudah janji dengan karina. pergi sana cepat." walaupun ia kecewa, ia tidak pernah sekalipun menunjukan wajah sedihnya. jadi siapapun pasti tidak akan tau kalau gadis itu sedang bersedih. lagi pula ia tidak pernah marah pada karina walau gadis itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tuanya, selfie tetap menyayangi adiknya itu.
selalu seperti ini, baru beberapa menit bersama sang ibu, karina pasti datang entah dari mana. dan ibu selalu menurutinya. sarah selalu berkata pada selfie sebuah kata-kata yang sejujurnya menyakiti telinganya.
"karina telah kehilangan sosok ibu dari bayi, jadi biarkan mama menjadi ibu yang terbaik untuknya."
lantas bagaimana dengan dirinya yang tidak mendapatkan kasih sayang itu bertahun-tahun? bukankah karina sudah puas dengan 12 tahun ini?.
karina adalah anak dari istri pertama ayahnya. ayahnya menikahi sarah karna istri pertamanya tidak kunjung memberi anak. setelah menikahi sarah, dua bulan kemudian sarah hamil. hal itu tentu saja menjadi kebahagiaan bagi ayahnya. ia begitu menantikan bayi yang akan lahir itu. namun, setahun kemudian ibunya karina hamil dan meninggal setelah melahirkannya.
selfie melihat kepergian mereka dengan nanar. bisa ia lihat ibunya tertawa senang bersama karina. jika tidak memiliki janji dengan seseorang, selfie pasti akan menunjukan pada mereka bahwa ia marah, sedih, dan terluka. tapi janji itu membuatnya untuk tidak menunjukannya kecuali disaat terdesak.
selfie naik ke atas menuju kamarnya. tepat saat melewati kamar karina, ia mengintip di pintu yang sedikit menyisakan ruang. memfokuskan pandangannya untuk mencari jawaban. dan yang ia lihat bukanlah suatu yang aneh. ya, itu hanyalah sarah dan karina yang sedang bermain bersama. tidak aneh bukan?
sedikit iri dan tidak terima. tapi gadis itu hanya bisa menghela napas kasar dan menariknya. ia menyemangati dirinya dan lanjut berjalan ke kamar. tempat yang selama ini menerimanya di dalam rumah. Satu-satunya tempat yang terbaik dan normal di rumahnya.
ia membuang tasnya sembarang ke atas tempat tidur. berdiri cukup lama dengan pikiran yang berkecamuk. ia bahkan sampai bosan harus menghela nafas berat. pandangannya menelusuri kamar yang tidak terlalu besar seperti kamar karina. tapi siapa sangka, kalau kamar ini bisa ia sulap menjadi aesthetic. setelah tidak menemukan apa yang akan ia lakukan, selfie memutuskan untuk keluar ke balkon. Satu-satunya hal yang membuatnya bersyukur di rumah ini adalah adanya balkon di kamarnya.
gadis itu duduk di kursi balkon. menutup mata, menikmati hembusan angin yang menggelitik wajah. sepersekian detik kemudian, ia kembali membuka mata dan mengarahkannya ke indahnya langit dan awan. sejenak, perasaannya menjadi tenang. langit yang biru dan tebalnya awan membuatnya melupakan masalah yang mengganggu pikiran untuk hari ini. sepertinya, alam sedang mencoba menghiburnya.
selfie tidak akan menyangka kalau di saat seperti ini pun ada nancy. ponsel yang bergetar dan menuliskan nama cucumber itu sukses membuatnya tersenyum. jari jempolnya menggeser ikon hijau tersebut hingga terdengar lah suara sahabatnya.
"gak tau di untung main pulang aja, gue kira lo nungguin gue di parkiran!!
selfie menjauhkan hp dari telinganya. suara nancy nyaris membuatnya tuli untuk ronde kedua." lo lama sih, buktinya aja sekarang baru selesai kan?."
terdengar hembusan nafas dari sana,"iya udah, tapi kan gue sendiri ".
"btw lo udah makan?"
"udah nancy." gadis itu tersenyum, rasanya sangat senang di perhatikan oleh seseorang. .
"awas kalau belum makan, jika belum lo bisa kerumah gue."
selfie tertawa,"alah bilang aja biar gue kesana dan temani lo pulang kan?"
"hehe tau aja lo... Yaudah sel gue pulang dulu ya keburu sore ni."
"hati - hati cucumber awas jatuh."
"lo kira gue violet yang lemah ha?... Oh ya btw tentang violet, tadi dia pura-pura pingsan untuk lari dari tugas fisika." jelas nancy sambil tertawa mengingat tingkah violet.
"oh ya, masa sih?"
"hahaha iya, dia pingsan. dan awalnya semua percaya tapi pas gue bilang selfie datang dia langsung bangun dan jadi malu."
"hahaha tu anak ya, lucu tau tapi sayangnya gak mau temanan sama kita sih."
"percaya aja deh pasti dia sendiri yang datang pada kita."
"ehh kok malah semakin panjang pembicaraannya... Ok byee."
selfie kembali ceria setelah berbicara dengan nancy. nancy seolah tau kalau ia sedang membutuhkannya sekarang. ia sangat bersyukur bisa berteman dengan gadis itu.
merasa angin membuat matanya lelah, gadis itu masuk ke dalam dan merebahkan dirinya di kasur. sepertinya tidur siang bagus untuk melupakan masalah keluarganya.
beberapa menit kemudian
"Selfie!!."
suara aneh yang terus terdengar membuat selfie terpaksa membuka matanya. ia melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 16:15. dengan langkah gusar ia berjalan ke arah balkon. mencari dimana sumber suara berada. rupanya, saat di periksa. suara itu berasal dari nancy yang sudah rapi dengan pakaian santai, sepatu dan sepatu jogging.
"apa?" di sertai beberapa kali menguap.
"lari sore yuk!." ajak nancy yang berteriak dari bawah.
selfie melebarkan matanya,"ok tunggu!." ia kembali masuk hingga kini tidak terlihat lagi.
nancy menggelengkan kepalanya sambil tertawa pelan, betapa senangnya melihat selfie bahagia karna sesuatu yang sangat sederhana. tapi sepertinya nancy harus merubah ekspresi wajahnya ketika melihat seorang gadis keluar dan menghampirinya.
"apaan sih teriak teriak gak jelas!" cibir karina dengan pandangan tidak suka
"masalah buat lo?"
"minggir lo! gue mau lewat." gadis yang menjadi saudara tiri selfie itu berjalan dan sengaja menabrakkan bahunya dengan kasar pada nancy.
"ehh, jalan masih banyak ya." nancy menarik rambut karina kebelakang sehingga gadis itu mengeluarkan jeritan yang sangat alay.
"wouuu wouuu kenapa nih?." selfie segera melepaskan tarikan nancy dari rambut karina.
"untung lo datang sel, kalau gak tuh anak gue buat jadi botak." ujarnya yang masih menatap tajam karina.
selfie tidak mengerti dengan situasi saat ini. sekali lagi, membaca situasi yang kacau berada di luar kendalinya. apalagi jika situasi itu berhubungan dengan adik tirinya. mungkin saja jika situasi nya berbeda, jika karina adalah adik terbaik, maka selfie akan mengerti dengan segala situasi kacau yang di perbuat oleh gadis itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments