Hari ini tepatnya hari Senin dimana seluruh sekolah baik dari TK sampai SMA di Indonesia melakukan upacara bendera begitu juga dengan sekolah SMA 4 Jakarta yang melakukan upacara dengan tenang mengingat perjuangan para pahlawan terdahulu yang mati Matian membela tanah air Indonesia dari tangan para penjajah.
Jam tujuh pagi semua murid sudah berbaris di lapangan dengan tertib begitu juga dengan Nana yang sudah lengkap dengan atribut upacaranya begitu juga dengan yang lainnya.
"Na Lo lihat deh yang di barisan siswa yang tidak berpakaian lengkap." kata Citra sambil menunjuk ke arah dimana murid murid yang tidak berpakaian lengkap.
"Ada apa sih Cii." tanya Nana dan menoleh ke arah yang ditunjuk.
"Itu yang di baris pertama yang lagi lihat ke arah kita Lo kenal ngak." kata Citra sambil berbisik ke Nana.
"Ohhh dia ,mungkin dia ngak liatin kita jangan gr deh Lo." kata Nana.
"Ngak gr gimana dari tadi liatin ke arah kita terus tau."
jawab citra lagi.
"Nih liat di belakang kita ada cewek cantik mungkin aja dia liatin dia ,udah mending Lo diam aja nanti kita kena marah lagi." kata Nana sambil mencubit lengan citra yang dari tadi terus melihat ke tempat orang itu.
"Awwww sakit Nana." Citra sedikit berteriak.
"Heiii kalian berdua kesini." terdengar suara bariton dengan tegas yang membuat mereka berdua langsung terdiam mendengar suara itu yang sudah akrab di telinga.
"Kita pak." ujar Citra menunjuk diri dia dan Nana saat bapak BK tengah melihat mereka.
"Iyalah siapa lagi kalau bukan Kalian." ucap bapak yang sudah siap dengan tongkat rotan di tangannya.
"Tamatlah kita Cii." kata Nana kepada Citra karena Nana kenal dengan suara itu dan orangnya sangat galak dan orang yang berurusan dengannya pasti akan menciut nyalinya sekalipun itu orang paling nakal di sekolah dan pasti orang itu adalah bapak BK yang dikenal super galak dan ditakuti oleh murid disana.
"Ayo kalian berdua ikuti saya." kata bapak yang bernama Dadang itu dan di ikuti oleh Nana dan Citra.
"Kalian berdua berdiri disini dan jangan berbicara lagi kalau iya saya akan menjemur Kalian berdua di lapangan sampai pulang." ucap bapak Dadang yang menyuruh mereka berdua berdiri di dekat pada murid yang tidak berpakaian lengkap tadi.
"Mengerti." ucap bapak itu sekali lagi yang membuat jantung berdetak kencang.
"Mengerti pak." jawab Nana dan Citra sedikit terbata dan mereka berdua sudah pucat wajahnya lalu bapak itu pun pergi meninggalkan mereka.
Nana yang merasa malu apalagi dia terkenal dengan anggota osis yang teladan dan selalu melakukan tugas dengan baik dan sekarang ia berdiri bersama para siswa berprilaku tidak baik.
"Uppsss hahaha makanya jangan gibah aja di otak Lo." terdengar suara seorang mengejek dari samping Nana dan Nana langsung menoleh ke arah tersebut.
"Apa urusannya sama Lo." ucap Nana kepada pria tersebut yang ternyata Hansel yang pernah Nana hukum waktu itu.
"Gw senang lah." jawab Hansel mungkin dia memiliki dendam tersembunyi kepada Nana.
"Cowok rese." ucap Nana lalu menginjak kaki pria tersebut karena kesal.
"Akhhh sakit tau ngak jadi cewek kok kasar." kata Hansel dengan menahan rasa sakit di kakinya walaupun tidak terlalu sakit.
"Serah gue lah." jawab Nana lalu bertukar tempat dengan citra karena kalau tidak dia pasti akan terus beradu argumen dengan pria itu dan akan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi.
Setelah upacara mereka istirahat pertama Nana dan Citra menuju ke kantin untuk membeli beberapa cemilan dan membawanya ke dalam kelas karena kantin saat ini ramai sekali oleh siswa ataupun siswi yang makan disana ataupun Hannya sekedar nongkrong saja.
Kelas.
Di dalam kelas Nana juga tampak banyak siswa disana ataupun siswinya yang sedang makan ataupun yang lainnya .Nana dan Citra lalu duduk di kursi mereka.
"Hai Na." sapa Arkan.
"Hai juga Arkan." jawab Nana.
"Kok cuma Nana yang di sapa kok gw ngak." kata Citra dengan nada yang di buat buat sedih walaupun sebenarnya ia merasa sedikit iri dengan Nana yang selalu jadi pusat perhatian cowok tampan di sekolah.
"Lo kan gw sapa tadi pagi malah berangkat bareng lagi." kata Arkan fakta hang sebenarnya.
"Kalian udah kenal sebelumnya." tanya Nana ke Citra.
"Udahlah dia mah teman gw dari kecil SMP aja kita yang pisah." jawab Arkan sambil mengambil makanan yang sedang di makan Citra.
"Hehh main ambil aja Lo." ucap Citra.
"Pelit amat deh lu ,nanti ngak gw Samain Lo pulang."
"Yah jangan gitu dong Ar ,kalaupun Lo ngak mau nanti gw tinggal aduin sama Tante." ancam Citra.
"Serah Lo deh."
"Nih buat Lo." kata Nana sambil memberikan salah satu cemilan yang dia punya kepada Arkan.
"Makasi Nana Lo baik banget deh ngak kayak dia sukanya nyusahin gw mulu." kata Arkan setelah mengambil cemilan dari Nana dan menunjuk Citra.
"Jadi menurut Lo selama ini gw ngak baik sama Lo hah." balas citra sambil menjewer telinga Arkan.
"Ampun ,udahh Cici iya deh Lo baik dan sahabat gw yang paling baik dan paling cantik." kata Arkan sambil mengelus elus telinganya yang di jewer oleh Citra.
"Jadi Lo manggil citra Cici juga gw aja ngak di bolehin panggil dia dengan nama itu katanya oppssss......." kata nana yang terpotong oleh citra karena sudah duluan membekap mulutnya dengan tangan.
"Iya itu nama panggilan aku ke dia dari waktu kecil." jawab Arkan dengan santai sambil memakan cemilannya.
"Owhhh." kata Nana karena sudah mengerti dengan apa yang terjadi sehingga membuat sahabat nya itu tidak boleh memanggilnya dengan sebutan itu dari dulu. Dan mereka terus berbincang hingga guru pun masuk untuk memulai pembelajaran.
____________ BERSAMBUNG ____________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments