Bab 5

...☘️ Reading book ☘️...

Dimalam hari, Tiara yang terbangun karena lapar mengharuskan dirinya keluar dari kamarnya yang nyaman. Dirinya yang memang tak ingin bertemu dengan sang ayah sehingga ia tidak mau makan malam bersama dengan ayahnya.

Berjalan menuruni tangga dengan baju tidurnya menuju dapur, saat ini seluruh lampu ruangan dimatikan membuat Tiara sedikit sulit untuk bergerak.

Namun akhirnya ia sampai juga didapur rumahnya. Menghidupkan lampu dapur dan ia berjalan menuju kulkas yang berada disudut dapur.

"Pengen makan apa ya!" Gumamnya yang mengecek isi kulkas.

Namun sesuatu menahan pintu kulkas dan membuat Tiara langsung menatap langsung siapa yang melakukan hal itu. Sang ayah menatap dengan tatapan datar kearah Tiara.

"A-ayah!" Gugup Tiara yang langsung berdiri dengan menundukkan kepalanya.

"Apa kamu lapar sayang?" Tanya Rahman yang tersenyum pada Tiara.

"Ah itu...aku hanya mengambil cemilan!" Jawab Tiara yang terus menunduk dengan memegang cemilan dan mie ditangannya.

"Angkat kepala mu sayang, apa papa menakuti mu!" Rahman membelai rambut Tiara dengan sayang, ia begitu menyayangi gadis kecilnya ini meski sikapnya selalu cuek padanya.

"Ti-tidak yah, apa ayah ada sesuatu yang dicari?" Tanya Tiara yang gugup dengan mengalihkan pembicaraan.

Ia yang cukup jarang berbicara dengan sang ayah membuatnya begitu gugup saat berbicara.

"Tidak, aku terjaga dan hanya ingin mengambil air!" Ucap Rahman yang menuangkan air kedalam gelasnya.

Setelah mengisi air Rahman berjalan meninggalkan Tiara yang menatapnya dengan gugup.

"Sebaiknya jangan makan mie dan cemilan, karena sudah malam dan papa sarankan makanlah serial!" Ucap Rahman yang belum sepenuhnya pergi meninggalkan dapur itu.

Tiara hanya diam, ia terus menatap mie yang ada ditangannya. Apa ayah nya kini memberikan nya perhatian? Apa itu yang disebut kasih sayang?

"Sebaiknya sesuai dengan ucapan ayah!" Gumam Tiara yang kembali meletakkan mie itu kembali tapi cemilan tetap ia ambil kembali.

Berjalan menuju meja dapur, mengambil serial yang ada dimeja dan menuangkannya dimangkonya. Tiara kembali berjalan kearah kulkas kembali untuk mengambil susu didalamnya.

ia menuangkan susu cair kedalam mangkok yang sudah diisi serial, lalu membawa mangkok itu menuju oven untuk dihangatkan.

Tiara membuka snak nya, memakan nya untuk menunggu serialnya agar panas. Ia menghidupkan ponselnya untuk melihat apa ada yang Chet dirinya.

Satu nomor yang bikin ia terkejut, disana tertulis nama Peter dalam pesan chet itu dan hal itu membuatnya terkejut.

"Mengapa tidak tidur" Tiba-tiba chet dari Peter kembali terkirim dan Tiara hanya membiarkan nya.

"tidurlah sekarang, besok kau sekolah" Sekali lagi pria itu mengirim pesan pada Tiara.

"Balaslah pesan ku, jika tidak aku mampu menerobos rumahmu dan mengurungmu!" Ancaman Peter mampu membuat Tiara terbelalak dan akhirnya dengan terpaksa harus membalas pesan itu.

"Perutku lapar, jangan mengancam ku!" Tiara membalas pesan Peter dan dengan segera Peter langsung menjawabnya.

"Apa kau tak makan malam? Seharusnya kau tahu sering makan selarut ini mampu merusak tubuh mu!" Pesan Peter sekali lagi dan itu membuat Tiara kesal dan akhirnya mematikan ponselnya.

"Sepertinya sudah hangat!" Gumamnya menatap oven yang masih menyala.

Tiara segera menghampiri oven itu dan mengambil mangkok serialnya dengan alas tangan. Ia membawa mangkok itu kemeja dengan berlari kecil.

"Kepanasan!" Gumamnya yang menatap serialnya yang terlalu panas untuk dimakan.

Tiara menatap serial itu, ia tak selera melihat nya namun perutnya yang lapar membuat nya harus memakan itu untuk mengisi perutnya.

Setelah memakan serial gandum yang membutuhkan perjuangan menghembus agar dingin, akhirnya ia pun segera menuju kamarnya kembali dengan beberapa cemilan ditangannya.

Ia memakan cemilan nya dan duduk disofa kamarnya sambil melihat drama Korea kesukaan nya.

Namun kesenangan nya harus terusik kembali karena Peter melakukan Vidiocall nomornya. Satu, dua, tiga kali terus menerus Tiara tolak namun Peter bertekad terus menelpon Tiara.

Terpaksa Tiara mengangkatnya dan mereka melakukan video call, ia menatap dengan mual melihat wajah Peter yang tersenyum padanya.

"Apa begitu kah ekspresi mu melihat wajah tampan ku!" Ucap Peter dari layar ponsel Tiara.

"Aku sedang menonton drama, mengapa kau mengganggu ku!" Kesal Tiara dengan muka cemberut.

"Apa kau tak rindu dengan ku!" Peter terus tersenyum pada Tiara dan membuat gadis itu merasa kesal dengan senyuman itu.

"tak!" Acuh Tiara.

"Hehehe...kau terlalu jujur sayang, tapi sebaiknya kau jangan bergadang karena dapat membuat kesehatan mu menurun!" Ucap Peter yang mengingatkan Tiara.

"Aku akan mendengarkan nya, tapi bisakah kau matikan dulu!" Ucap Tiara yang sudah muak dengan obrolan yang membosankan ini.

"Tapi aku tak mau bagaimana!" Senyum miring pun terlihat dari Peter.

Peter merasa gadis dihadapannya saat ini sangat lucu, gadisnya yang dulu masih sangatlah imut.

"Baiklah, terserah kamu!" Ucap Tiara yang langsung membaurkan ponselnya tetap hidup dan pergi menuju meja belajar dengan membawa cemilannya.

Sreek...sreeek...

Suara buku yang halaman bukunya sedang dibalik Tiara, hal itu membuat Peter merasa kesal karena gadisnya berani mencuekinya hanya karena sebuah buku.

"Hay aku disini, sebaiknya pergilah tidur dan aku akan mematikan panggilan itu" Peter sedikit berteriak agar Tiara mendengarnya.

Tiara tetap diam, ia malas untuk menjawab ataupun mendengar ucapan pria yang berada layar ponselnya itu.

"Hey...apa kau mendengarkan ucapan ku, apa aku harus melakukan sesuatu agar kau nurut!" Ucap Peter yang penuh ancaman.

"Iya! Iya!" Teriak Tiara dari jauh, ia mengikat kembali snak nya dan naik keatas ranjangnya.

Semua itu tak luput dari perhatian Peter karena Tiara menggunakan tongkat penyangga ponsel agar tegak.

Cukup lama Peter memperhatikan Tiara tertidur, ia pun melayangkan kecupan jarak jauh dan mematikan ponselnya kembali.

Tak lama peter mematikan ponselnya, Tiara perlahan membuka matanya satu untuk melihat apakah ponselnya masih menyala, namun ia merasa lega ternyata Vidiocall itu sudah berakhir.

Tiara berjalan menuju meja belajarnya, ia mengambil ponselnya dan langsung mengecas ponsel itu, lalu kembali melanjutkan mengemilnya.

Cittt...

Pintu kamar Tiara bergeser, menampakkan seorang pria paruh baya dengan wajah nya yang dingin, pria itu menatap kearah Tiara dan langsung tanpa menunggu pendapat dari gadis didalam nya.

"Ada apa yah?" Tanya Tiara dengan wajah bingung.

Ya itu adalah Rahman, ntah dorongan apa pria itu menghampiri anak gadisnya itu, ia cukup terkejut karena anak nya itu dengan tidak sehatnya ngemil di tengah malam yang mungkin saja membuat berat tubuhnya bertambah.

"Kamu enggak jaga kesehatan nak!" Ucap Rahman, itu bukan lah sebuah pertanyaan tapi lebih tepatnya sebuah pernyataan.

"Akan aku simpan!" Ucap Tiara yang gelagapan karena baru ingat akan cemilan yang masih ditangannya.

"Yaudah tidur sekarang, sudah malam!" Ucap Rahman dengan mengacak rambut anak gadisnya dan pergi meninggalkan Tiara yang sedang membersihkan bekas makannya.

Terpopuler

Comments

Dewi Melow

Dewi Melow

Chet?

2022-11-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!