...Seminggu telah berlalu, samar samar aku mulai melupakan semua kenangan singkat tentang gadis itu....
...Hari hari yang aku jalani membuat aku dengan mudah melupakan itu....
...Ya lagi pula aku tidak mengenal dan tidak pernah berbicara dengan dia, jadi untuk melupakan hal semacam ini sangatlah mudah....
...Sore pun telah tiba, dimana bola api raksasa yang bersinar terang telah mencapai batas waktunya dan akan segera pergi menjauh....
...Warna gelap langit pun mengisyaratkan bahwa waktu bermain telah usai....
...Saat itu lah kami memutuskan untuk meninggalkan lapangan luas tempat kami biasa berkumpul bersama bermain bola....
...Di perjalananku pulang, ku lihat ada seorang kakek tua sedang membawa sekantung jagung hasil dari kebunnya berjalan menuju becak....
"Mbah, tak bantu Yo" Ujarku sambil berlari menuju kearahnya.
...Ia pun mengangguk, dan aku pun membantunya menaikkan jagung jagung dari ladang yang sudah ada di dalam karung menuju becak untuk di bawa pulang....
...Setelah selesai membantu kakek itu, ia pun memberiku 6 buah jagung sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantunya....
...Dengan hati senang aku pun pulang sembari mengucapkan terima kasih....
...Malam pun tiba, suara jangkrik yang khas di pedesaan membuat suasana menjadi semakin tentram....
...Aku dan ayahku sedang membakar jagung sedang ibuku sedang menganyam tikar berbahan pandan kering yang sudah di olah sedemikian rupa....
...Ya ini malam yang bagus, ayahku bercerita tentang kehidupan sehari-hari saat ia masih remaja, tentang perjalanannya mendapatkan ibuku....
...sambil menikmati jagung yang masih hangat aku mendengarkan ayahku yang dengan tulus bercerita....
...Terdengar lucu bagiku mendengar ayah bercerita hal pribadinya, apalagi dia bercerita ke anaknya, itu terdengar agak aneh tapi aku suka cerita itu....
...aku jadi mengerti perjuangan ayahku yang tulus membangun keluarga kecil kami, dalam hatiku aku berharap suatu saat nanti aku bisa sekeren ayah....
**
...Pagi pun tiba, setelah sholat subuh, aku pergi ke belakang rumah untuk membelah sabut kelapa yang akan di pakai ibuku untuk menanak nasi dan memasak sayur....
Itu adalah rutinitas harian ku setiap pagi sebel berangkat ke sekolah.
...Saat ini aku duduk di bangku SMP kelas 9 semester terakhir....
...Ya tentu aku masih sangat muda saat ini....
...Umurku pun masih berjalan 16 tahun, dan aku adalah tipe anak yang pendiam di sekolah....
...Tidak seperti teman temanku yang hobinya mengganggu cewek cewek di kelas, atau banyak juga yang sudah berpacaran....
...Aku adalah kebalikan dari itu semua, ya meski ada gadis yang aku suka di kelas tapi entah kenapa aku tidak berani untuk mengajaknya bicara....
...Padahal kami sudah saling kenal bahkan sejak ia pertama pindah ke sai dua hulu ini....
...Sei dua hulu adalah nama desaku, desa yang masih dalam tahap pembangunan....
...Desaku bahkan belum beraspal dan di sini sering kali terjadi banjir....
...Gadis yang aku suka itu bernama Zakia, ia pindah dari Kota Medan ke desa kami yang terpencil ini....
...Dan aku pertama mengenalnya sejak ia masuk ke sekolah SD Negeri 014631 dan duduk di bangku berdekatan dengan tempat duduk ku....
...Saat itu dia sangatlah ramah, mungkin karena itu aku suka padanya....
...Dari banyaknya teman temanku di kelas dia adalah orang paling ramah, dia sering mengajakku berbicara, duduk di sebelah ku dan sering mencoret coreti buku gambar ku....
...Bahkan ia pernah mengajak aku untuk mengerjakan tugas sekolah bersama dalam satu kelompok, kelompok itu di isi dua orang dan itu adalah percakapan bahasa Inggris yang tentu saja aku tidak pandai....
...Entah kenapa dia malah lebih aku yang bodoh ini....
...Aku ingat dia benar-benar mengajariku cara berbahasa Inggris, walaupun hanya percakapan singkat tapi aku senang sekali saat itu....
"Hai Momo, Good morning"
"Good morning Zakia, ehm, what are you doing here"
"Oh I'm shopping for food"
"How are you"
"I'm fine, and you"
"yah i'm fine, thanks you"
"well looks like i have to go now because my mom is waiting"
"Oke, good bye Zakia"
"Yah, well see you"
...kira kira seperti itulah isi percakapan yang kami lakukan....
...Hal yang paling ku ingat adalah waktu dia datangi aku setiap aku sedang menyendiri dan menjauh dari keramaian....
aku berpikir bahwa dia sangat mengerti aku.
...Tapi sekarang sudah berbeda, seperti ada jarak di antara kami sejak kami masuk SMP dia mulai menjauh, jauh dan semakin jauh....
...Tak pernah lagi tegur sapa, walaupun terkadang ia sering melihat kearah ku namun sepertinya dia enggan untuk menyapa atau sekedar tersenyum....
...Ada apa Zakia, mengapa kau berubah seperti itu....
...Sayup sayup aku dengar dia sedang bercakap-cakap dengan Irma dan teman teman lainya, sepertinya sedang membicarakan aku....
...Karena sesekali mereka melihat kearah ku lalu tertawa....
...Entah apa yang mereka katakan tapi sepertinya mereka menganggap aku aneh dan aku sadar mungkin mereka memang benar....
...aku memang aneh, bocah pemurung yang suka menyendiri dan selalu menjauh dari aktivitas yang dilakukan oleh para teman-teman ku....
...Dandanan ku juga kelihatan seperti cupu, pangkas gondrong namun tidak rapi dan tak bertata, tidak seperti mereka mereka yang keren dan penuh gaya....
...Aku sadari itu semua, wajarlah jika ia menjauhi aku, jika ada yang mendekati ku mungkin hanya sebatas ingin minta di buatkan gambar, karena cuma itu keahlian ku....
**
Bell berbunyi, tak terasa hari sudah siang.
...Guru guru menyiapkan para murid untuk merapikan kursi dan menyapu kelas sebelum pulang....
...saat itu aku tengah ketiduran dan kebetulan Zakia sedang piket di kelas, ia pun membangunkan aku yang saat itu tidur di pojokan....
"Oi bangun." Ucap Zakia sambil memukul meja ku.
"Hmm, apa udah pulang." Jawabku lesu sambil menarik tubuhku bangun, aku tak sadar saat itu jika ia yang membangunkan aku.
"Orang-orang udah pada pulang, kau mau di kunci di sini." Ucapnya tanpa senyum dan melangkah keluar.
"Tidur aja kau ini, kayak gak punya semangat hidup" Sahut Nur'aini yang juga sedang piket.
...Aku pun bangkit, menggendong tas ku dan melangkah pulang bersama mereka....
...Kami berjalan pulang bersama, tapi aku jauh di belakang mereka,...
...Risma Wati menegurku dan mengajak pulang beriringan namun aku enggan ikut dalam rombongan mereka dan memilih berjalan sendiri di belakang....
...Rasanya aku malu jika berjalan bersama mereka para gadis-gadis, apalagi ada dia di situ....
"Momo, sinilah bareng." Ucap Risma.
aku cuma tersenyum di belakang namun tidak juga menyusul.
"sinilah kami tunggu." Sahut Nur'aini yang juga menungguku.
...Namun dia tak menoleh sedikitpun bahkan ia tak berhenti seperti mereka....
"Cepat sini, kami tunggu." Ucapnya lagi oleh Risma.
"Tak mau dia, malu dia sama Zakia" Sahut Irma sambil tertawa.
Mereka pun langsung tertawa, dan mulai menggoda ku dengan menunjuk nunjuk Zakia,
nampak respon nya yang dingin seolah tak peduli.
Tiba tiba Irma melontarkan kata yang membuat ku terkejut.
"Momo, Zakia kirim salam."
"Seh, Cemana Momo apa jawabanmu" Sambut Risma sambil memainkan alisnya.
Aku hanya tersenyum malu.
Namun respon tak terduga datang dari Zakia, dengan lantang ia berkata.
"Ih amit amit, najis tau."
"Gak ngimpi pulak aku suka sama dia."
...kata katanya yang sedikit namun sangat menyayat bagiku....
...Membuatku terhenti dari langkahku, rasanya kata kata itu terus terulang di telingaku....
Irma, Nur'aini dan juga Risma tampak juga terdiam sejenak, mereka melihat kearah ku yang terhenti di jalan.
...Ada rasa menyesal di wajah Irma dan Risma yang tampak saat melihatku yang semakin jauh dari mereka....
...Zakia tampak terus berjalan dengan pasti tak sedikit pun menoleh, aku yang semakin jauh dari langkah mereka menoleh ke belakang dan sesekali menatap langit....
...dari kejauhan nampak mereka berbincang-bincang dan akhirnya Zakia menoleh ke arahku namun aku pura pura tak tau....
Aku semakin jauh dari mereka dan bahkan mulai tak terlihat lagi dan berjalan sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments