Part 3

Ricky bingung antara masuk ke kamar Rena atau tidak. Matanya sudah sangat mengantuk karena malam sebelumnya tidak tidur. Begitu juga dengan tadi siang, dia tidak jadi istirahat.

Niat hati ingin menumpang istirahat di kos-kosan teman, malah berakhir dengan pernikahan dadakan. Seandainya jika wanita yang dinikahinya adalah Wenny, sang kekasih hati. Rasa lelahnya pasti tidak akan terasa seperti malam ini.

Mata yang sudah sangat lengket dan badan yang sangat lelah, akhirnya Ricky tertidur begitu saja di sofa ruang tamu. Dia tertidur dengan sangat pulas. Entah karena capek atau posisi tidur yang tidak pas, Ricky tidur mengorok.

Mendengar suara seseorang mengorok membuat tante Soraya terbangun. Dia pun mencari suara itu. Ternyata berasal dari ruang tamu.

"Rick, Ricky! Bangun, Nak!" ucap tante Soraya seraya menepuk lengan kekar Ricky.

Ricky menggeliat karena tidurnya terganggu. Dia merasa ada yang menepuk lengannya. Laki-laki jangkung itu pun membuka matanya yang sangat lengket.

"Hoaammmm ... i-iya?" ucap Ricky mengantuk.

"Pindah ke kamar, di sini dingin! Kamar Rena no satu, langsung masuk aja tidak dikunci," perintah tante Soraya dan diangguki oleh laki-laki berparas bak model itu.

Ricky pun berjalan dengan mata yang sedikit terbuka karena masih mengantuk. Tanpa melihat keadaan sekitar, dia langsung melemparkan tubuhnya begitu saja dan melanjutkan tidurnya.

Rena yang merasa ada pergerakan di kasurnya, langsung terbangun. Apalagi tangan dia tertimpa oleh badan Ricky. Reflek dia mendorong badan orang yang menimpa tangannya.

Brugh ....

Badan Ricky terjatuh dari ranjang, pantatnya terasa sakit karena mencium lantai. Ricky pun mengusap pantat sembari berdiri.

"Kasar banget jadi perempuan! Durhaka Lo sama suami KDRT," sumpah serapan keluar dari mulut Ricky.

"Bodo'! Gue ngantuk, mau tidur. Awas Lo jangan dekat-dekat gue!" sahut Rena kembali memejamkan matanya.

Mata yang sudah mengantuk berat membuat kedua gencatan senjata. Ricky pun kembali naik ranjang, sebelumnya dia melihat posisi tidur Rena. Dirasa aman, lalu dia merebahkan tubuhnya.

Rumah yang ditinggali Rena dan keluarganya adalah peninggalan dari kakek neneknya. Rumah dengan halaman luas itu dibangun menjadi kos-kosan putra dan putri, kos putra warisan bagian Soraya dan kos putri bagian Gunadi. Namun, Soraya dan Gunadi beserta anak-anaknya tinggal bersama dalam satu rumah.

Gunadi seorang duda ditinggal mati, sedangkan Soraya janda ditinggal kabur oleh suaminya. Gunadi dan Soraya adalah abang adik yang saling menyayangi. Keduanya memiliki masing-masing satu anak.

Renata (20 tahun) adalah anak Gunadi dan Hapsari. Hapsari meninggal saat usia Renata baru menginjak sepuluh tahun. Gunadi sengaja tidak menikah lagi.

Soraya memiliki seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun. Saat ini dia duduk di bangku SMP kelas delapan. Ricko nama anak Soraya dengan seorang pengusaha sukses.

Pengusaha itu kini tiada kabar berita sejak meninggalkan Soraya dan anaknya delapan silam. Soraya tidak tahu jika dia hanyalah istri kedua sang pengusaha. Sehingga saat kelakuan pengusaha itu mulai tercium istri pertamanya, dia pergi begitu saja dari kehidupan Soraya.

Pagi hari yang cerah, sinar matahari mulai menembus masuk ke kamar Rena. Menyilaukan mata pengantin baru itu. Sinar matahari yang mengenai mata, membuat Rena terbangun.

Saat membuka mata, dia sedang memeluk seorang laki-laki. Begitu juga orang itu, tangannya melingkar di perut Rena.

"Aaaa ...." jerit Rena sekuat tenaga, dengan kaki refleks menendang seseorang yang sedang memeluknya bak guling.

Untung saja, Ricky dalam keadaan memeluk tubuh Rena sehingga pagi ini dia tidak terjatuh lagi. Namun, badannya terasa remuk karena dipukul dan ditendang oleh Rena.

"Astaga! Lo itu kesurupan jin siapa sih? Ngamuk kek reog, nggak tahu tempat," teriak Ricky kesal seraya memegang tangan Rena kuat.

"Heran gue sama Lo! Selalu saja membuat gue celaka," imbuhnya sambil bangkit dan meninggalkan kamar itu.

Kekesalannya sudah memuncak karena tingkah Rena yang tak terkendali. Jika Rena marah karena kejadian yang telah lalu, seharusnya dibicarakan baik-baik rencana ke depannya. Bukan main kekerasan seperti tadi dan tadi malam.

Ricky pun memilih meninggalkan tempat itu tanpa pamit. Dia pergi begitu saja ke bengkel. Di sanalah Ricky saat ini, padahal rumah Pak Gunadi sedang sibuk mencari dirinya.

Sebenarnya jarak antara bengkel Ricky dengan kediaman Pak Gunadi tidaklah jauh. Dikarenakan mereka tidak tahu dimana letak bengkel itu, mereka sibuk mencari alamat bengkel tersebut.

"Rena, dimana suami kamu? Kenapa dari tadi tidak tampak batang hidungnya?" berondong tante Soraya saat melihat sang keponakan keluar dari kamarnya.

"Mana ku tahu!" jawab Renata acuh seraya mengangkat kedua tangannya.

Renata langsung berjalan ke arah meja makan. Pagi ini dia merasa sangat lapar karena tadi malam melewatkan makan malamnya begitu saja. Saking kesalnya dengan kejadian yang menimpa, membuat Renata kehilangan selera makan tadi malam.

"Istri macam apa kamu, Rena? Suami kamu pergi kemana saja, kamu tidak tahu," cibir tante Soraya.

"Rena tidak merasa memiliki suami, Tante!"

"Jaga mulutmu, Rena! Pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral. Jangan pernah mempermainkan pernikahan!" Tante Soraya memperingatkan sang keponakan yang bandal itu.

"Tante cerewet sekali pagi ini, sampai membuat selera makanku menghilang," ketus Rena sembari membanting sendok, lalu berdiri meninggalkan sepiring nasi goreng yang baru berkurang satu suap.

"Rena! Tunggu kamu mau kemana? Tidak sopan orang tua bicara ditinggal minggat!" teriak tante Soraya penuh dengan amarah.

Pak Gunadi yang mendengar teriakan adiknya pun mendekat.

"Ada apa pagi-pagi kalian sudah ribut?" tanya Pak Gun.

"Itu si Rena, Bang! Tidak sopan aku ajak ngomong baik-baik malah kabur," adu Soraya pada sang kakak.

"Dimana suami Rena? Kenapa sejak tadi aku tidak melihatnya? Apa Pak Bimo sudah menjemput dia?" Pak Gunadi memberondong pertanyaan.

"Kalau aku tahu dimana menantu Abang, tidak mungkin aku memarahi Rena," kilah Soraya.

"Pak Bimo baru saja datang, dia hendak memboyong Rena dan Ricky. Ternyata Ricky sudah menghilang entah kemana, sedangkan Rena ditanya malah kabur," lanjut Soraya sambil membuang napas kasar.

Rena mencari keberadaan Aldi yang tinggal di seberang. Letak kos putra milik sang tante berada di depan rumahnya, hanya terhalang oleh halaman dan tempat parkir.

"Ada yang lihat Aldi, nggak?" tanya Rena begitu berada di teras kos putra.

"Masih tidur keknya , Mbak. Ada apa?" jawab salah satu penghuni kos putra.

"Bisa minta tolong bangunin dia, nggak?" ucap Rena lagi.

"Boleh, Mbak. Tunggu sebentar, ya!"

Laki-laki berbadan kurus itu pun berjalan menuju kamar Aldi. Rena pun memperhatikan dimana letak kamar itu. Di pintu kamar Aldi terdapat no kamar, yang ternyata sama dengan no kamar Lola.

"Pantas saja nyasar ke kamar Lola, hhh!" gumam Renata pelan.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tuh pak Gunadi anak kamu di ajar tata krama berhadapan dgn orang yg lebih tua dan Suami,Jangan bersikap kurang ajar gitu..

2024-06-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tapi feeling ku kalo Wenny itu bukan cewek baik2 Ricky cumanndi jadiin ATM berjalannya doang..

2024-06-27

0

Amelia

Amelia

bagus ceritanya thor

2023-01-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!