Mo Liuchen semakin bingung sembari melihat ke kiri dan kanan mencari asal suara tersebut.
“Kemarilah, Ikuti rusa itu” sekali lagi suara itu terdengar seolah memang memanggil nya.
“Siapa?”
“Kemarilah, ikuti rusa itu sebagai petunjuk jalan mu” Mo Liuchen menggaruk tengkuknya seperti orang bodoh sembari mencari rusa yang dimaksud suara tersebut dan akhirnya dia melihat seekor rusa di depannya saat berbalik.
“Apa aku ikuti saja ya? tapi gimana kalo itu hanya tipuan muslihat untuk memancing ku sebagai santapan binatang buas” Mo Liuchen bergidik ngeri, dia tidak sudi mati mengenaskan lagi.
“jangan takut, Ikuti saja rusa itu” ucap suara itu lagi seolah tau apa yang dipikirkan Mo Liuchen.
Mo Liuchen ingin menolak tapi entah kenapa insting nya mengatakan untuk kesana.
“Baiklah, tapi awas saja kau mencoba memakan ku akan ku kutuk jadi batu”
Jdeeeerrr
Ia terlonjak saat mendengar suara petir, apa-apaan ini, apa kutukan nya berlaku tapi kenapa semudah itu.
“Astaga! Langit benar-benar mendengarkan kekesalan ku” bahkan makhluk yang bersuara tadi ikut terkejut. Mo Liuchen tertawa aneh setelah memikirkan sesuatu, lalu buru-buru mengikuti arah lari rusa tadi.
...
Mo Liuchen terlihat ngos-ngosan, bagaimana pun dia sekarang manusia biasa bukan kultivator jadi wajar saja mengejar rusa dari setengah jam membuatnya sesak nafas dan lelah. Untung tidak mati karena sesak nafas.
“Sialan kau rusa! awas saja jika kita ketemu lagi akan ku patahkan kaki kecil mu itu” teriaknya.
lalu mengalihkan pandangannya kearah sebuah goa besar bahkan dua kali lipat lebih besar dari goa sebelumnya , mungkin tempat dimaksud suara tadi.
“Masuklah” Mendengar suara itu membuat Mo Liuchen semakin yakin dan perlahan masuk kedalam. Baru beberapa langkah ia dibuat takjub melihat isi didalam nya awalnya ia pikir sangat gelap ternyata tidak. Di dinding goa terdapat banyak kristal biru jernih menerangi goa tersebut. Mo Liuchen terus melangkah semakin dalam dengan mata penuh bintang.
“Jika dijual pasti aku akan sangat kaya” batinnya. Karena terlalu melamun ia tidak menyadari telah sampai di depan sosok makhluk besar.
Duk
“Aduh, kepala ku!” rintihnya saat kepalanya menyentuh sesuatu yang keras bahkan kepalanya terasa nyut-nyutan.
“Siapa sih menaruh dinding disini!”
“Dasar bocah! Kenapa kau melamun, apa kau tidak lihat tubuh besar ku ini Hah!”
“Eh...” Mo Liu Chen yang terkejut seketika mundur beberapa langkah ke belakang dengan tatapan melihat lurus ke depan.
“Astaga Naga!” Pekik nya dengan mata melotot dan mulut menganga melihat makhluk besar di hadapannya.
“Kenapa? Kau pasti terkejut kan melihat tubuh indah ku ini” Mo Liuchen yang awalnya merasakan ketakutan seketika menjadi kesal saat mendengar ucapan itu.
“Kau! dasar cacing besar siapa yang mengakui tubuh jelekmu itu indah Hahh! yang ada aku ingin muntah melihat nya. Menjijikkan”
Tidak tau saja siapa seorang Liu Chen, selain pemimpin geng Naga dan berandalan, suka membuat onar ia memiliki julukan si mulut tajam dan pedas. Sekali mengejek akan terasa makan cabe seratus kilo.
Kedua lubang besar itu mengeluarkan asap mendengar ejekan itu bahkan tanpa sadar dia mengeluarkan tekanan yang membuat Mo Liuchen tersungkur.
“Manusia sialan! berani sekali kau mengejek tubuh raja ini!”
“Uhuk...” Mo Liuchen seketika muntah darah, wajahnya sangat pucat. Beberapa kali ia mengutuk cacing besar tersebut. Apa dia tidak tau dirinya hanya manusia biasa, jika begini terus ia bisa mati untuk kedua kalinya.
Makhluk itu yang tak lain seekor Naga biru sedikit keemasan tersadar saat melihat manusia di bawahnya sekarat.
“Apa yang sudah ku lakukan” tiba-tiba saja dia berubah menjadi manusia setelah menarik auranya kembali untuk menghilangkan tekanan besar tersebut. Mengangkat tubuh kecil itu dan membaringkan ke atas batu besar.
...
“Uugh...”
“Akhirnya kau sadar juga bocah” Mo Liuchen yang sudah membuka matanya mengalihkan pandangan nya kearah sumber suara tersebut. Kening berkerut melihat seorang pria mendekat kearah nya.
“kenapa dia tampan sekali” Mo Liuchen mengutuk dalam hati melihat ketampanan pria itu, dengan rambut biru panjang, mata biru, kulit putih bersih, hitung mancung dilengkapi jubah selaras dengan rambutnya. Sungguh membuat para lelaki iri melihat nya.
“Siapa kau!” tanya Mo Liuchen dengan suara ketus, terlihat sekali dari wajah nya menahan kekesalan. Tidak suka saja ia melihat pria di depannya ini, entah lah.
“Apa kau melupakan raja yang kau ejek sebelumnya!” pria itu melototkan matanya dengan gaya berkecak pinggang menunjukkan wajah Mo Liuchen.
Terlihat Mo Liuchen terkejut mendengarnya tapi hanya sebentar sebelum kembali memasang wajah kesalnya. “Tidak perlu menunjuk wajahku juga cacing besar! Kau membuat wajah ku buruk”
Sudut bibir si pria berambut biru berkedut, “Dasar bocah kurang ajar berhenti memanggil ku cacing besar!”
“Jangan berteriak di depan ku bajingan! apa kau ingin ku kutuk lagi jadi batu Hahh!”
Jdeeeerrr
Pria itu seketika memucat mendengar petir tersebut. Dia menatap Mo Liuchen ngeri. Dia sangat bingung kenapa bisa petir itu seperti menuruti perintah bocah ini dan itu seperti diarahkan hanya untuk nya. Setaunya petir akan terjadi saat seseorang melakukan sumpah besar dan kesengsaraan bukan hal kecil seperti ini.
“Apa ini ada hubungannya dengan orang itu! Ck, menyebalkan”
“Seperti nya aku harus berhati-hati dengan bocah ini” batinnya dengan tubuh sedikit merinding.
Mo Liu Chen tentu sadar menyadari ketakutan pria jadi-jadian di depannya. Hal itu juga membuat nya tersenyum kemenangan.
“Sudah, sekarang lebih baik kau jelaskan maksud mu memanggilku! Tidak mungkin kau memanggilku hanya untuk menjadi santapan mu karena lapar” ucapnya dengan suara serius.
Membuat si pria berambut biru tersadar, “Ehem...baiklah” deheman nya untuk menghilangkan rasa takutnya.
“Sebelum itu lebih baik kau ikut dengan ku”
Walaupun merasa sedikit curiga tapi ia tetap mengikuti pria tersebut. Ternyata pria jadi-jadian itu membawanya ke sebuah pintu. Mo Liuchen sedikit heran melihat pintu tersebut.
“Sejak kapan ada pintu disini” tanya Mo Liuchen kebingungan karena sebelumnya ia tidak melihatnya.
“Kau saja yang bodoh, siapa suruh melamun”
“Heii...berani sekali kau mengatakan ku bodoh cacing sialan”
“berhenti memanggil ku cacing, apa mata mu buta? makhluk tampan dan perkasa sepertiku, aku Naga Ilahi jangan kau sama kan dengan makhluk kecil itu” Mo Liuchen berdecih mendengarnya. Ya ia akui memang tampan tapi tetap saja bentuk aslinya seperti cacing dalam versi besar. Tadi apa dia bilang Naga Ilahi? Cih, narsis sekali.
“Sudah lah berdebat dengan mu bisa membuat ku gila”
“Apa peduli ku” cetus Mo Liuchen.
“Aaarggh...kenapa harus bocah menyebalkan ini!” teriak nya dalam hati. Jika bukan karena perintah seseorang ia tidak akan pernah sudi memanggil bocah ini apalagi memakan nya bisa tercemar perut indahnya.
...
Mulut Mo Liuchen terbuka lebar melihat pemandangan menakjubkan didepannya. Bahkan tenggorokan nya terasa kering tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata. Berlebihan sekali.
Bagaimana tidak di hadapan nya terlihat taman indah dan beberapa pohon aneh tapi tetap saja terlihat menakjubkan. Di tengah nya terdapat dua kolam, satu berisi air putih seperti susu dan satunya lagi berwarna merah keemasan, serta terdapat beberapa teratai emas mengapung disana. Di atas juga terlihat berbagai burung terbang diiringi suara kicauannya yang terdengar merdu. Sebenarnya bukan itu membuat nya indah tapi warna bulu burung nya itu.
“apa ini surga!” ucapnya dengan mata berbintang.
“Berhenti bersikap seperti orang bodoh! Kau terlihat seperti wanita jatuh cinta” Tatapan Mo Liuchen berubah gelap. Apa hubungannya dengan wanita jatuh cinta.
“Jatuh cinta pantat mu Hah! Jangan sama kan pria tampan seperti ku dengan makhluk merepotkan itu! dan tadi apa kau bilang, berani sekali kau menyebut ku bodoh!” Ayo lah ia paling benci di sebut bodoh, apalagi disamakan dengan wanita. Sudah sering kali ia sakit hati dengan namanya wanita.
Pria itu memandang kosong Mo Liuchen, kenapa harus semarah itu. Kenapa bocah ingusan ini berlagak seperti orang dewasa. Baru kali ini ia bertemu anak kecil begini mana dari alam fana lagi.
“Dasar bocah. Sudahlah kau jangan banyak bicara lagi. Sekarang ikut aku” ucapnya dengan nada sabar. Lalu membawa Mo Liuchen kearah kolam tersebut. Yang di bawa terus menggerutu kesal.
Sampai di tepi kolam air berwarna merah keemasan tersebut Mo Liuchen mengajukan pertanyaan dengan nada tak bersahabat, “Untuk apa kau membawa ku kesini! Apa kau ingin aku meminum air aneh ini”
“kau itu memang bodoh atau apa Hah!”
Terlihat urat-urat hitam di wajah Mo Liuchen, sudah berapa kali dibilang ia tidak suka di sebut bodoh. Namun untuk kali ini ia mencoba untuk menahan nya.
“Cacing besar lebih baik kau jelaskan padaku” ucapnya dengan nada sabar.
“Berhenti memanggil ku cacing bajingan, nama ku Long Bai, apa kau tuli!”
Mo Liuchen yang awalnya sudah berubah sabar dibuat emosi kembali, “Itu salahmu sialan! Kenapa kau tidak mengatakan nama mu dari awal”
!!
Long Bai seketika terbatuk saat menyadari kebodohannya sendiri. Tapi tetap saja setiap berkata bocah ini terus membuat nya kesal, kata-kata nya selalu kasar. Padahal seingat nya dulu dia tidak pernah memiliki sikap begini tapi entah kenapa sejak pertama kali bertemu bocah ia mudah kesal sendiri.
“Hufff...” Long Bai menghela nafas dengan pelan lalu menjelaskan maksudnya dengan padat dan jelas.
“jadi maksud mu aku harus berendam disini”
“Benar. Bukannya kau ingin menjadi Kultivator, satu lagi yang perlu kau ketahui yang kau lihat ini bukan air tapi kolam darah, sangat berguna untuk mu dan bisa menghilangkan segel di tubuh mu itu”
“Segel, maksud mu segel apa? Sejak kapan tubuh ku tersegel! Lalu siapa yang melakukan hal tercela itu?!” Mo Liuchen mengerutkan keningnya.
Sementara Long Bai malah dibuat kesal mendengar pertanyaan beruntun itu, “bisa tidak bertanya satu-satu, kau seperti wanita beranak dua saja mengajukan pertanyaan sebanyak itu!” Long Bao mendegus.
“Heii...Naga bodoh, tidak perlu sama kan aku dengan para wanita. Tinggal jawab saja apa susahnya”
Long Bai menghela nafas lelah dengan sabar ia mulai menjelaskan.
“Saat kau tak sadarkan diri aku tanpa sengaja menemukan hal janggal padamu dan setelah aku periksa lagi ternyata benar ada sebuah segel dalam tubuh mu dan dari aku prediksi bukan hanya satu tapi terdapat beberapa segel, satu hal lagi yang perlu kau ingat itu bukan sembarang segel. Segel itu sangat susah di lepaskan dan dari apa yang ku ingat segel itu hanya bisa lepas dengan kau melakukan pelatihan fisik, memperkuat tubuh dan tulang mu. Dan mungkin lama-kelamaan segel itu bisa lepas tapi mungkin tidak semuanya namun setidaknya akan terlepas satu atau lebih--”
“---Mungkin karena itu kau tidak pernah bisa menjadi Kultivator. Jika saja bukan aku yang menemukan kan mu sampai keriput pun kau tidak akan pernah bisa berkultivasi” ya walaupun yang ku katakan bukan sepenuhnya benar, lanjutnya dalam hati.
“Tapi sebelum itu alangkah baiknya kau latihan fisik dulu lalu baru berendam disini”
“Apa kau mengerti sekarang bocah bodoh!” Mo Liu Chen yang terdiam seketika menatap tajam Long Bao.
“Naga sialan! Jaga mulut bau mu. Sekali lagi kau mengatakan hal itu aku tidak akan segan-segan lagi mengutukmu jadi batu”
Jdeeeerr
Deg
Long Bai merasa tubuhnya menjadi kaku mendengar suara itu. Sungguh ia tidak bermaksud membuat bocah sialan ini sampai semarah ini.
“B-baiklah, aku tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Jadi jangan kau mengutuk ku lagi” Dia merasa hidupnya akan menjadi menderita untuk kedepannya.
“Bagus kau sadar. Jangan pernah membuat ku marah lagi, paham” Tekan Mo Liu Chen dengan sorotan tajam dan dinginnya.
Long Bai mengangguk patuh tapi tidak dengan hatinya yang terus mengucapkan kata-kata keramat.
“Dasar bocah bau” kutuk Long Bao dalam hati.
“Lalu bagaimana dengan segel ku ini, apa bisa lepas semua nya jika aku terus berlatih”
Long Bai mengangguk, “Kau benar. Semakin kuat kau segel itu akan terlepas sendirinya, namun untuk sekarang kau memang harus berlatih sesuai ucapan ku agar salah satu segel itu bisa terlepas, jika tidak kau akan susah menjadi Kultivator”
“Lalu apa kau tau segel apa ini? Kenapa bisa ada sebanyak itu segel di tubuh ku?!” Pertanyaan itu membuat Long Bai juga kebingungan.
“Tentang itu aku juga tidak mengetahui kebenaran nya. Dan nama segel itu jika tidak salah ingat namanya segel Absolute yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk tertinggi”
Mo Liuchen tercengang mendengar nya, dari namanya saja terdengar menakutkan.
“Mungkin hal ini bisa jadi ada hubungan nya dengan orang tuamu”
Ah benar orang tuanya.
Tapi dari ingatan tubuh ini ia tidak pernah mengetahui tentang orang tuanya. Kakek tua itu juga tidak pernah menceritakan tentang orang tuanya.
Mengingat itu, ia menjadi sedih. Namun, untuk kedepannya ia harus mencari tau tentang mereka. Bagaimana pun mulai sekarang orang tua dan keluarga tubuh ini juga orang tuanya, juga keluarga nya.
“Ayah, ibu, dimana kalian? Apakah kalian masih hidup, dan jika benar kenapa kalian tidak pernah menemukan putra kalian” Melihat kesedihan Mo Liuchen, Long Bai menepuk pelan pundak nya.
“Tidak perlu dipikirkan, sekarang kau harus bisa membuka segel tersebut agar bisa berlatih dan menjadi kuat”
Mo Liuchen tersadar dan menganggukkan mantap mendengar ucapan itu. Dia harus segera menjadi kuat agar bisa mencari orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
BTN
Wkwk MC nya tidak sadar diri, di kepret sama ekor naga modar Sia,,,
2022-11-07
0
G Wu
Loh" itu gak enak bangat dbca nya thor!!
Bahasa kekinian klo bisa dhilangkan , sesuai kn dengan latar jaman nya.
2022-11-01
0
Alan
Semangat 💪💪💪💪💪
2022-10-31
3