Enjoy reading.
****
Seorang pemuda yang tidak bisa disebut bermuka pas-pasan atau biasa kita sebut tampan, tengah menuruni Lamborghininya. Pemuda itu tampak keluar sendiri dari mobil, tidak seperti biasanya yang akan keluar berdua bersama seorang gadis cantik.
Seperti rutinitas para mahasiswa lainnya, pemuda ini juga langsung menuju kantin untuk mengobati perutnya yang keroncongan minta diisi. Saat sedang berjalan menuju kantin ....
"Sshhh, sakit ... tolongg." Terdengar suara rintihan seseorang dari kamar mandi yang baru saja dilewati Putra.
"Suara siapa tuh, kek kenal," kata Putra sambil celingak-celinguk mencari keberadaan suara itu. Putra menghentikan langkah dan mencoba menganalisis dari mana asal suara tersebut.
"Tolonggg ...." Suara itu terdengar kembali.
"Dari toilet cewek deh kayaknya." Putra akhirnya kembali ke toilet yang tadi dilewatinya, pemuda itu masuk dengan hati-hati. Takut jika ada yang histeris ketika melihatnya masuk toilet cewek.
Setelah sampai di lorong toilet, Putra menemukan seorang gadis tengah terduduk di lantai, dengan tangan memegangi salah satu kakinya.
"Lo ga papa?" tanya Putra setelah berada di samping gadis itu.
Gadis itu mendongak lalu menyipitkan matanya. "Loh, mas-mas yang kemarin nabrak saya, kan? Kok bisa ad—" Gadis itu berhenti bicara setelah melihat jas merah marun yang dipakai Putra.
"Kaki lo kenapa?" tanya Putra yang tidak menghiraukan ekspresi gadis itu.
"Kakiku terkilir, tadi abis kepeleset, lantainya licin," jawab gadis itu sambil menunduk.
"Mau keluar?"
Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Putra tiba-tiba menggendongnya bridal style. Gadis itu segera mengalungkan tangannya di leher Putra.
Setelah sampai di luar, Putra masih menggendong gadis yang ditabraknya kemarin malam. Dan menikmati wajah menggemaskan gadis yang berada digendongnya saat ini.
Andai ini cewek jadi cewek gue, polos gini pasti asik kalau main. Ga banyak tingkah, kata Putra dalam hati, pemuda itu menunjukkan smirk-nya.
Sebuah deheman menginterupsi kegiatan mereka.
"Putra!"
Putra dan gadis itu menoleh pada sumber suara, ternyata yang memanggilnya ialah kekasihnya sendiri, Zahra.
Zahra menghampiri keduanya. "Loh, lo kan cewek semalam?" tanya Zahra sambil menunjuk gadis yang ada digendongan Putra.
"Iya, Ra. Kakinya terkilir. Baru semalam gue tabrak, tadi dia malah jatuh di toilet," kata Putra sambil terkekeh.
"Bawa ke UKS aja, di sana kan ada anak KSR. Biar dipijat sama mereka," saran Zahra. Akhirnya mereka membawa gadis itu ke UKS.
"By the way, nama lo siapa?" tanya Zahra pada cewek digendongan Putra.
"U–Una, Kak," jawabnya pelan.
Zahra dan Putra mengangguk-ngangguk.
"Tadi lo dicariin sama anak-anak, katanya latihan buat persiapan orasi gitu," kata Zahra sambil menatap Putra dari samping.
"Ya udah, habis ini kita langsung ke aula aja. Acaranya jadi di aula, kan?" Putra menoleh pada gadis yang berjalan di samping kanannya.
Zahra mengangguk. "Lo kan belum sempat makan tadi, lagian kita masih ada waktu satu jam. Habis ini ada materi sejarah merpati putih."
"Kata lo anak-anak nyariin?"
"Iya, masalah absensi kayaknya. Lagian tadi mereka juga mau makan, jadi habis ini kita mampir ke kantin dulu."
Tidak terasa, mereka telah sampai di UKS, Putra segera menurunkan Una di ranjang UKS. Zahra memberitahu apa yang dialami Una pada anggota KSR yang berjaga. Mereka memperbolehkan Una untuk tidak mengikuti Ospek karena keadaan Una yang tidak memungkinkan.
Setelahnya, Zahra dan Putra menuju kantin untuk mengisi energi sebelum memulai kegiatan hari ini.
Setelah dipijat sama salah satu anggota KSR, sekarang kaki Una terasa lebih baik. Gadis itu sudah diperbolehkan untuk kembali bergabung dengan mahasiswa lainnya. Dia diantarkan oleh salah satu panitia yang tadi ditemuinya pada saat menuju aula, Mita.
Kedua sahabat Una, Ify dan Arel sangat senang karena sahabat mereka telah kembali bergabung.
****
Satu minggu berlalu, acara Ospek di Merpati Putih telah usai. Para senior sangat senang dengan hasil panitia Ospek tahun ini yang cukup memuaskan, tidak kalah dengan Ospek tahun lalu. Bahkan, Ospek tahun ini lebih meriah dan lebih seru.
Para panitia berhasil menjalankan tugas-tugas mereka sebagai panitia Ospek. Mereka bangga dengan hasil jerih payah mereka selama mempersiapkan Ospek.
Dan mereja juga menjalankan usul Mita tempo hari, acaranya berjalan lancar. Terutama para mahasiswa baru, yang sangat menikmati malam-malam terakhir mereka selama masa Ospek. Selain usul Mita tersebut, panitia juga membebaskan mahasiswa baru untuk unjuk bakat di depan mahasiswa lainnya.
Hari ini Zahra dan teman-temannya dapat bernapas lega, lantaran tugas mereka sebagai panitia Ospek telah usai.
"Huft, akhirnya kelar juga tuh Ospek. Capek juga ternyata jadi ketua Ospek," keluh Jaka sembari memasukkan potongan bakso ke mulutnya.
Zahra menelan habis baksonya. Gadis itu mengambil segelas orange juice lalu menyeruputnya. "Lo mah apaan, kerjaan lo cuma nyuruh-nyuruh kita aja sok capek. Dasar!" cibir Zahra pelan.
"Party ayuk lah, udah lama kita ga senang-senang," kata Fandi, salah satu pemuda yang satu geng dengan Putra.
"Boleh, tuh. Di mana?" tanya Ica excited.
"Rutari aja tuh, baru buka seminggu yang lalu. Katanya yang punya cowok, seumuran kita lah, tapi masih gantengan gue ke mana-mana," kata Jaka dengan pedenya.
Mita yang ada di sebelahnya langsung mencubit pinggang Jaka, pemuda itu kesakitan. "Mau ngapain ngikut mereka ke club, awas aja kalau sampai ketauhan. Kita putus," ancam Mita.
"Yahh, jangan dong. Masa putus? Kita kan baru jadian 2 bulan lalu ...."
"Ya, awas aja kalau macam-macam!"
Ardelia terkekeh melihat pasangan di depannya. "Ga tau aja lo, Mit. Jaka pernah diajakin minum sama Zahra, teler dah tuh."
"Zahra!" kata Mita geram.
Zahra hanya terkikik, waktu itu tujuannya hanya untuk mengerjai Jaka. Tapi siapa sangka, jika Jaka ingin menikmati minuman itu kembali.
"Ra, sama Devan kita disuruh balik. Kelas aja, yuk!" ajak Putra.
"Bolos aja lah, biasanya kan kita bolos juga," balas Zahra.
"Absen doang ini. Habis itu kita cabut ke tempat balap. Ada anak kampus sebelah nantangin, kalau menang uangnya lumayan buat ntar malam."
Tanpa pikir panjang Zahra langsung menyetujui usul Putra. Mereka pamit pada teman-temannya dan berjalan ke kelas.
Di kelas mereka hanya melakukan tanda tangan kehadiran, dosen di kelas mereka sedang rapat. Anak-anak hanya disuruh membaca link, kisah sukses pengusaha mebel yang akan dijadikan pembahasan minggu depan.
"Eh, Put. Kita kan bawa mobil, yang tadi balapan motor, kan?"
"Pulang dulu sayang, ngambil motor. Habis itu baru ke tempat balapan, tadi lokasinya udah gue share lock."
Putra mencium pipi Zahra setelah itu melenggang pergi terlebih dahulu. Baru saja Zahra ingin pergi menyusul kekasihnya, seseorang menahan tangannya. Zahra menoleh, seketika ia kesal karena melihat wajah orang yang menahannya.
"Lo lagi, lo lagi? Ga bisa apa, sehari aja ga ngerecokin gue mulu," kata Zahra ketus. Gadis itu sangat tidak suka kepada laki-laki yang ada dihadapannya saat ini. Menurutnya laki-laki ini sangat mengganggu.
Devan, salah satu sahabat Putra dan sahabat kakaknya. Laki-laki yang dari semester satu telah terpesona dengan apa yang dimiliki Zahra. Laki-laki yang selalu mau tau urusannya, orang-orang menyebutnya penjaga Zahra. Dia biasanya jadi obat nyamuk antara Putra dan Zahra saat sedang bersama.
Rio telah meminta tolong pada laki-laki itu agar mengawasi Zahra ketika di kampus. Laki-laki yang memendam rasa pada Zahra, karena dia tau Zahra milik sahabatnya. Tidak mungkin jika ia rebut begitu saja.
"Mau balapan lagi? Bahaya, Zahra!"
"Terserah gue dong, emang lo siapa seenaknya ngatur-ngatur gue. Jangan mentang-mentang lo temannya kak Rio, lo bisa seenaknya sama gue."
"Gue ga ngatur, kalau seumpama lo kenapa-kenapa gimana? Mending di sini, jam 11 nanti ada jamnya miss Eva."
"Dengerin gue baik-baik, ya. Gue ga peduli sama Miss Eva tuh, lagi pula bahasa Inggris gue udah lancar. Jadi suka-suka gue dong mau di sini apa bolos."
Wajah Zahra terlihat kesal, setelah selesai dengan urusannya di kelas gadis itu melenggang pergi. Meninggalkan Devan yang terpaku di tempatnya.
Zahra bukan anak kemarin sore yang tidak tau sikap-sikap orang yang menyukainya seperti apa. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum jika Devan memang terlihat menyukai Zahra.
Zahra mengendarai mobilnya pulang, gadis itu mengganti kendaraan dengan motor sport miliknya. Setelahnya ia melajukan motor dengan cepat menembus kemacetan yang terjadi di Jakarta. Tidak butuh waktu lama, Zahra akhirnya sampai di lokasi balapan.
____________________
*****Orasi : sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai.
*KSR : Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan unit PMI yang menjadi wadah bagi anggota biasa dan perseorangan yang atas kesadaran sendiri menyatakan menjadi anggota KSR. Kurang lebih seperti PMR kalau di tingkat SMA**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
ᖴαуѕнα
Zahra sama Putra kayaknya sering bolos ya🤔
2023-06-25
0
𝐀𝗋ƶ𝖾ᥣα
mending sama Devan deh daripada sama Putra, Zahra secinta itu ya sama Putra🙄
2023-06-25
0
Aℓιѕуα Ƶαναηуα
Putra tuh definisi cowok gk tau diri dan gk bisa bersyukur sama apa yg dia miliki
2023-06-25
0