2. Hari Kedua

Enjoy reading.

****

Seorang pemuda yang tidak bisa disebut bermuka pas-pasan atau biasa kita sebut tampan, tengah menuruni Lamborghininya. Pemuda itu tampak keluar sendiri dari mobil, tidak seperti biasanya yang akan keluar berdua bersama seorang gadis cantik.

Seperti rutinitas para mahasiswa lainnya, pemuda ini juga langsung menuju kantin untuk mengobati perutnya yang keroncongan minta diisi. Saat sedang berjalan menuju kantin ....

"Sshhh, sakit ... tolongg." Terdengar suara rintihan seseorang dari kamar mandi yang baru saja dilewati Putra.

"Suara siapa tuh, kek kenal," kata Putra sambil celingak-celinguk mencari keberadaan suara itu. Putra menghentikan langkah dan mencoba menganalisis dari mana asal suara tersebut.

"Tolonggg ...." Suara itu terdengar kembali.

"Dari toilet cewek deh kayaknya." Putra akhirnya kembali ke toilet yang tadi dilewatinya, pemuda itu masuk dengan hati-hati. Takut jika ada yang histeris ketika melihatnya masuk toilet cewek.

Setelah sampai di lorong toilet, Putra menemukan seorang gadis tengah terduduk di lantai, dengan tangan memegangi salah satu kakinya.

"Lo ga papa?" tanya Putra setelah berada di samping gadis itu.

Gadis itu mendongak lalu menyipitkan matanya. "Loh, mas-mas yang kemarin nabrak saya, kan? Kok bisa ad—" Gadis itu berhenti bicara setelah melihat jas merah marun yang dipakai Putra.

"Kaki lo kenapa?" tanya Putra yang tidak menghiraukan ekspresi gadis itu.

"Kakiku terkilir, tadi abis kepeleset, lantainya licin," jawab gadis itu sambil menunduk.

"Mau keluar?"

Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Putra tiba-tiba menggendongnya bridal style. Gadis itu segera mengalungkan tangannya di leher Putra.

Setelah sampai di luar, Putra masih menggendong gadis yang ditabraknya kemarin malam. Dan menikmati wajah menggemaskan gadis yang berada digendongnya saat ini.

Andai ini cewek jadi cewek gue, polos gini pasti asik kalau main. Ga banyak tingkah, kata Putra dalam hati, pemuda itu menunjukkan smirk-nya.

Sebuah deheman menginterupsi kegiatan mereka.

"Putra!"

Putra dan gadis itu menoleh pada sumber suara, ternyata yang memanggilnya ialah kekasihnya sendiri, Zahra.

Zahra menghampiri keduanya. "Loh, lo kan cewek semalam?" tanya Zahra sambil menunjuk gadis yang ada digendongan Putra.

"Iya, Ra. Kakinya terkilir. Baru semalam gue tabrak, tadi dia malah jatuh di toilet," kata Putra sambil terkekeh.

"Bawa ke UKS aja, di sana kan ada anak KSR. Biar dipijat sama mereka," saran Zahra. Akhirnya mereka membawa gadis itu ke UKS.

"By the way, nama lo siapa?" tanya Zahra pada cewek digendongan Putra.

"U–Una, Kak," jawabnya pelan.

Zahra dan Putra mengangguk-ngangguk.

"Tadi lo dicariin sama anak-anak, katanya latihan buat persiapan orasi gitu," kata Zahra sambil menatap Putra dari samping.

"Ya udah, habis ini kita langsung ke aula aja. Acaranya jadi di aula, kan?" Putra menoleh pada gadis yang berjalan di samping kanannya.

Zahra mengangguk. "Lo kan belum sempat makan tadi, lagian kita masih ada waktu satu jam. Habis ini ada materi sejarah merpati putih."

"Kata lo anak-anak nyariin?"

"Iya, masalah absensi kayaknya. Lagian tadi mereka juga mau makan, jadi habis ini kita mampir ke kantin dulu."

Tidak terasa, mereka telah sampai di UKS, Putra segera menurunkan Una di ranjang UKS. Zahra memberitahu apa yang dialami Una pada anggota KSR yang berjaga. Mereka memperbolehkan Una untuk tidak mengikuti Ospek karena keadaan Una yang tidak memungkinkan.

Setelahnya, Zahra dan Putra menuju kantin untuk mengisi energi sebelum memulai kegiatan hari ini.

Setelah dipijat sama salah satu anggota KSR, sekarang kaki Una terasa lebih baik. Gadis itu sudah diperbolehkan untuk kembali bergabung dengan mahasiswa lainnya. Dia diantarkan oleh salah satu panitia yang tadi ditemuinya pada saat menuju aula, Mita.

Kedua sahabat Una, Ify dan Arel sangat senang karena sahabat mereka telah kembali bergabung.

****

Satu minggu berlalu, acara Ospek di Merpati Putih telah usai. Para senior sangat senang dengan hasil panitia Ospek tahun ini yang cukup memuaskan, tidak kalah dengan Ospek tahun lalu. Bahkan, Ospek tahun ini lebih meriah dan lebih seru.

Para panitia berhasil menjalankan tugas-tugas mereka sebagai panitia Ospek. Mereka bangga dengan hasil jerih payah mereka selama mempersiapkan Ospek.

Dan mereja juga menjalankan usul Mita tempo hari, acaranya berjalan lancar. Terutama para mahasiswa baru, yang sangat menikmati malam-malam terakhir mereka selama masa Ospek. Selain usul Mita tersebut, panitia juga membebaskan mahasiswa baru untuk unjuk bakat di depan mahasiswa lainnya.

Hari ini Zahra dan teman-temannya dapat bernapas lega, lantaran tugas mereka sebagai panitia Ospek telah usai.

"Huft, akhirnya kelar juga tuh Ospek. Capek juga ternyata jadi ketua Ospek," keluh Jaka sembari memasukkan potongan bakso ke mulutnya.

Zahra menelan habis baksonya. Gadis itu mengambil segelas orange juice lalu menyeruputnya. "Lo mah apaan, kerjaan lo cuma nyuruh-nyuruh kita aja sok capek. Dasar!" cibir Zahra pelan.

"Party ayuk lah, udah lama kita ga senang-senang," kata Fandi, salah satu pemuda yang satu geng dengan Putra.

"Boleh, tuh. Di mana?" tanya Ica excited.

"Rutari aja tuh, baru buka seminggu yang lalu. Katanya yang punya cowok, seumuran kita lah, tapi masih gantengan gue ke mana-mana," kata Jaka dengan pedenya.

Mita yang ada di sebelahnya langsung mencubit pinggang Jaka, pemuda itu kesakitan. "Mau ngapain ngikut mereka ke club, awas aja kalau sampai ketauhan. Kita putus," ancam Mita.

"Yahh, jangan dong. Masa putus? Kita kan baru jadian 2 bulan lalu ...."

"Ya, awas aja kalau macam-macam!"

Ardelia terkekeh melihat pasangan di depannya. "Ga tau aja lo, Mit. Jaka pernah diajakin minum sama Zahra, teler dah tuh."

"Zahra!" kata Mita geram.

Zahra hanya terkikik, waktu itu tujuannya hanya untuk mengerjai Jaka. Tapi siapa sangka, jika Jaka ingin menikmati minuman itu kembali.

"Ra, sama Devan kita disuruh balik. Kelas aja, yuk!" ajak Putra.

"Bolos aja lah, biasanya kan kita bolos juga," balas Zahra.

"Absen doang ini. Habis itu kita cabut ke tempat balap. Ada anak kampus sebelah nantangin, kalau menang uangnya lumayan buat ntar malam."

Tanpa pikir panjang Zahra langsung menyetujui usul Putra. Mereka pamit pada teman-temannya dan berjalan ke kelas.

Di kelas mereka hanya melakukan tanda tangan kehadiran, dosen di kelas mereka sedang rapat. Anak-anak hanya disuruh membaca link, kisah sukses pengusaha mebel yang akan dijadikan pembahasan minggu depan.

"Eh, Put. Kita kan bawa mobil, yang tadi balapan motor, kan?"

"Pulang dulu sayang, ngambil motor. Habis itu baru ke tempat balapan, tadi lokasinya udah gue share lock."

Putra mencium pipi Zahra setelah itu melenggang pergi terlebih dahulu. Baru saja Zahra ingin pergi menyusul kekasihnya, seseorang menahan tangannya. Zahra menoleh, seketika ia kesal karena melihat wajah orang yang menahannya.

"Lo lagi, lo lagi? Ga bisa apa, sehari aja ga ngerecokin gue mulu," kata Zahra ketus. Gadis itu sangat tidak suka kepada laki-laki yang ada dihadapannya saat ini. Menurutnya laki-laki ini sangat mengganggu.

Devan, salah satu sahabat Putra dan sahabat kakaknya. Laki-laki yang dari semester satu telah terpesona dengan apa yang dimiliki Zahra. Laki-laki yang selalu mau tau urusannya, orang-orang menyebutnya penjaga Zahra. Dia biasanya jadi obat nyamuk antara Putra dan Zahra saat sedang bersama.

Rio telah meminta tolong pada laki-laki itu agar mengawasi Zahra ketika di kampus. Laki-laki yang memendam rasa pada Zahra, karena dia tau Zahra milik sahabatnya. Tidak mungkin jika ia rebut begitu saja.

"Mau balapan lagi? Bahaya, Zahra!"

"Terserah gue dong, emang lo siapa seenaknya ngatur-ngatur gue. Jangan mentang-mentang lo temannya kak Rio, lo bisa seenaknya sama gue."

"Gue ga ngatur, kalau seumpama lo kenapa-kenapa gimana? Mending di sini, jam 11 nanti ada jamnya miss Eva."

"Dengerin gue baik-baik, ya. Gue ga peduli sama Miss Eva tuh, lagi pula bahasa Inggris gue udah lancar. Jadi suka-suka gue dong mau di sini apa bolos."

Wajah Zahra terlihat kesal, setelah selesai dengan urusannya di kelas gadis itu melenggang pergi. Meninggalkan Devan yang terpaku di tempatnya.

Zahra bukan anak kemarin sore yang tidak tau sikap-sikap orang yang menyukainya seperti apa. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum jika Devan memang terlihat menyukai Zahra.

Zahra mengendarai mobilnya pulang, gadis itu mengganti kendaraan dengan motor sport miliknya. Setelahnya ia melajukan motor dengan cepat menembus kemacetan yang terjadi di Jakarta. Tidak butuh waktu lama, Zahra akhirnya sampai di lokasi balapan.

____________________

*****Orasi : sebuah pidato formal, atau komunikasi oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai.

*KSR : Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan unit PMI yang menjadi wadah bagi anggota biasa dan perseorangan yang atas kesadaran sendiri menyatakan menjadi anggota KSR. Kurang lebih seperti PMR kalau di tingkat SMA**.

Terpopuler

Comments

ᖴαуѕнα

ᖴαуѕнα

Zahra sama Putra kayaknya sering bolos ya🤔

2023-06-25

0

𝐀𝗋ƶ𝖾ᥣα

𝐀𝗋ƶ𝖾ᥣα

mending sama Devan deh daripada sama Putra, Zahra secinta itu ya sama Putra🙄

2023-06-25

0

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

Putra tuh definisi cowok gk tau diri dan gk bisa bersyukur sama apa yg dia miliki

2023-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Muqaddimah
3 2. Hari Kedua
4 3. First Date with Devan
5 4. Minuman atau Kedinginan?
6 5. Mimpi Buruk
7 6. Orang Misterius
8 7. Musuh dalam Selimut
9 8. Overdose
10 9. Menjemput Ketenangan
11 10. Tanda Tanya
12 11. Rasa yang Sesungguhnya
13 12. Perbincangan Malam Minggu
14 13. Awal dari Segalanya
15 14. Permulaan
16 15. Masih Gagal
17 16. Teka-teki
18 17. Hilangnya Aldo
19 18. Ketua Gretak
20 19. Manusia Hina
21 20. Jiwa yang Lain
22 21. Adik?! What the Fuck??
23 22. Pertanyaan yang Sama
24 23. Dia Pergi
25 24. Yang Sesungguhnya Terjadi
26 25. Kembali Tersenyum
27 26. Dating
28 27. Pasangan Kompak
29 28. Terkejutnya ke Dua Pangeran
30 29. Kebersamaan
31 30. Keluar Rumah Sakit
32 31. Serangan Pertama Sang Penghianat
33 32. Eksekusi
34 33. Ketika sang Putri Tumbang
35 34. Mulai Cerah
36 35. Calon Pacar
37 36. Olahraga
38 37. Gangguan Sebelum Tidur
39 38. Penculikan
40 39. Kepergok si Bungsu
41 40. Dalang dari Perundungan
42 41. Kebenaran yang Tersembunyi
43 42. Permintaan Maaf
44 43. Menjemput Saudara
45 44. Blood Brother
46 45. Kesepakatan
47 46. Hari yang Ditunggu-tunggu
48 47. Pesona Alam Wayag
49 48. Waiwo
50 49. Menemanimu
51 50. "Gue sayang sama lo, Marina. Love you."
52 51. Kembali ke Jakarta
53 52. Happy New Year
54 53. Kembali ke Kampus
55 54. Kesenangan Semu
56 55. Aula Belakang
57 56. Lima Sore
58 57. Gores-gores Srett, wkwkw
59 58. Sang Sahabat
60 59. Upaya Penyelamatan
61 60. Kejar - Kejaran
62 61. He-he-he
63 62. Ketemu Adek
64 63. Menemaninya
65 64. Rezeki, iya ga nih?
66 65. Ketar-ketir
67 66. Masa Kelam
68 67. Dikunjungi Temen
69 68. We Over!
70 69. Menuju Bandung
71 70. Akhirnya
72 71. Kalung tak Bertuah
73 72. Kemurkaan Rio
74 73. Penghianat!
75 74. Laki-Laki itu ....
76 75. Seperti Biasanya
77 76. Raisha!
78 77. Diterima Baik
79 78. Belum Waktunya
80 79. Seperti di Negeri Dongeng
81 80. Baikan
82 81. Apakah, Kamu ...?
83 82. Mulai Mencari Tahu
84 83. Fakta yang Menyakitkan
85 84. Lebih Tahu
86 85. Pengakuan Putra
87 86. Pernyataan Devan
88 87. Kumpul Keluarga
89 88. Aa–apa? Masih Tidak Percaya
90 89. Pertemuan Menyakitkan
91 90. Cerita Rio
92 91. Ketika Wahyu dan Gery Bersua
93 92. Antara Zahra dan Vero
94 93. Keluarga
95 94. Zahra dan Ardelia
96 95. Dandan Cantik-Cantik
97 96. Antara Rivan dan Revan
98 97. Membuka Hati
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog
2
1. Muqaddimah
3
2. Hari Kedua
4
3. First Date with Devan
5
4. Minuman atau Kedinginan?
6
5. Mimpi Buruk
7
6. Orang Misterius
8
7. Musuh dalam Selimut
9
8. Overdose
10
9. Menjemput Ketenangan
11
10. Tanda Tanya
12
11. Rasa yang Sesungguhnya
13
12. Perbincangan Malam Minggu
14
13. Awal dari Segalanya
15
14. Permulaan
16
15. Masih Gagal
17
16. Teka-teki
18
17. Hilangnya Aldo
19
18. Ketua Gretak
20
19. Manusia Hina
21
20. Jiwa yang Lain
22
21. Adik?! What the Fuck??
23
22. Pertanyaan yang Sama
24
23. Dia Pergi
25
24. Yang Sesungguhnya Terjadi
26
25. Kembali Tersenyum
27
26. Dating
28
27. Pasangan Kompak
29
28. Terkejutnya ke Dua Pangeran
30
29. Kebersamaan
31
30. Keluar Rumah Sakit
32
31. Serangan Pertama Sang Penghianat
33
32. Eksekusi
34
33. Ketika sang Putri Tumbang
35
34. Mulai Cerah
36
35. Calon Pacar
37
36. Olahraga
38
37. Gangguan Sebelum Tidur
39
38. Penculikan
40
39. Kepergok si Bungsu
41
40. Dalang dari Perundungan
42
41. Kebenaran yang Tersembunyi
43
42. Permintaan Maaf
44
43. Menjemput Saudara
45
44. Blood Brother
46
45. Kesepakatan
47
46. Hari yang Ditunggu-tunggu
48
47. Pesona Alam Wayag
49
48. Waiwo
50
49. Menemanimu
51
50. "Gue sayang sama lo, Marina. Love you."
52
51. Kembali ke Jakarta
53
52. Happy New Year
54
53. Kembali ke Kampus
55
54. Kesenangan Semu
56
55. Aula Belakang
57
56. Lima Sore
58
57. Gores-gores Srett, wkwkw
59
58. Sang Sahabat
60
59. Upaya Penyelamatan
61
60. Kejar - Kejaran
62
61. He-he-he
63
62. Ketemu Adek
64
63. Menemaninya
65
64. Rezeki, iya ga nih?
66
65. Ketar-ketir
67
66. Masa Kelam
68
67. Dikunjungi Temen
69
68. We Over!
70
69. Menuju Bandung
71
70. Akhirnya
72
71. Kalung tak Bertuah
73
72. Kemurkaan Rio
74
73. Penghianat!
75
74. Laki-Laki itu ....
76
75. Seperti Biasanya
77
76. Raisha!
78
77. Diterima Baik
79
78. Belum Waktunya
80
79. Seperti di Negeri Dongeng
81
80. Baikan
82
81. Apakah, Kamu ...?
83
82. Mulai Mencari Tahu
84
83. Fakta yang Menyakitkan
85
84. Lebih Tahu
86
85. Pengakuan Putra
87
86. Pernyataan Devan
88
87. Kumpul Keluarga
89
88. Aa–apa? Masih Tidak Percaya
90
89. Pertemuan Menyakitkan
91
90. Cerita Rio
92
91. Ketika Wahyu dan Gery Bersua
93
92. Antara Zahra dan Vero
94
93. Keluarga
95
94. Zahra dan Ardelia
96
95. Dandan Cantik-Cantik
97
96. Antara Rivan dan Revan
98
97. Membuka Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!