Chapter 3

Setelah drama pertemuan kembali antara ayah dan anak yang sangat menyedihkan itu selesai, kini keluarga Marquess Wilson tengah duduk bersama.

"Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Patrizia dingin tanpa menatap orang yang di tanyanya.

Sienna terkesiap mendengar pernyataan Patrizia, ia tertangkap basah padahal sedari tadi Patrizia tidak menatap ke arahnya dan tengah sibuk memakan aneka macam kue.

"Kak Zia cantik, wajah kakak sangat mirip dengan ibu." ujar Sienna dengan senyum manisnya.

"Tentu saja mirip, dia kan ibu ku." Patrizia meneguk minuman yang memabukkan itu.

Sienna berdehem. "Kak Zia maaf soal yang tadi, aku tidak bermaksud untuk menuduh kakak. Kakak benar, mungkin aku terjatuh karena menginjak gaun ku sendiri."

"Tidak apa-apa, kesalah pahaman sering kali terjadi."

"Tapi tetap saja, aku yang salah. Ak- KAK ZIA!!"

Bruk

Patrizia terjatuh dari kursinya, dari mulut dan hidungnya keluar banyak darah.

...🍃🍃🍃...

Sebanyak empat tabib istana memeriksa keadaan Patrizia. Wajah Patrizia semakin pucat, kondisinya sangat buruk. Semua orang mengkhawatirkan keadaannya tapi ada seseorang yang sangat bahagia melihat Patrizia sekarat.

"Maafkan aku kakak dan selamat tinggal." batin Sienna tersenyum miring.

"Maafkan hamba Marquess, kondisi Lady Letizia sangat lemah. Lady terkena racun bunga lily hitam dan racunnya sudah menyebar."

"Racun bunga lily hitam?" tanya Reonal.

"Iya, panglima. Kita harus segera mencari penawarnya, jika tidak nyawa Lady tidak akan selamat."

"Ayah, hiks.. Bagaimana ini? Bukankah racun bunga lily hitam itu tidak ada penawarnya?" tanya Sienna.

Ck! Bermuka dua! Batin Ruben jengah melihat tingkah Sienna.

"Tenanglah sayang, kakak mu pasti selamat." ucap Albert menenangkan Sienna.

"Putri ku, Zia.. Hiks.. Jangan tinggalkan ibu, sayang. Kau pasti selamat, kau pasti sembuh." lirih Sevira Wilson, ibu Letizia.

Albert membawa Sevira dan Sienna dalam pelukannya. Ia menguatkan istri dan putrinya itu walau dirinya sendiri pun sangat rapuh.

"Ayah sebaiknya kita keluar, biarkan tabib melakukan tugasnya." ucap Reonal.

Semua orang keluar meninggalkan tabib yang terus berusaha menyembuhkan Patrizia.

Reonal kembali masuk ke ruangan. "Bagaimana kondisinya?"

Reonal mengernyit saat tak mendapat jawaban dari tabib, ke empat tabib itu diam membeku. Namun beberapa saat kemudian senyumnya mengembang saat melihat Patrizia yang tengah asik memakan buah apel.

"Kakak.. Apa kau mau?" Patrizia menganggat buah apel seraya menggoyang-goyangkannya.

Reonal terkekeh. "Kau ini."

"Bagaimana ini mungkin? Lady.. Dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri?" ujar salah satu tabib.

"Sihir suci.. Lady Letizia pemilik sihir suci." ujar kepala tabib.

Steve masuk ke ruangan itu. "Itu benar kepala tabib. Lady Letizia adalah orang yang selama ini kita cari."

Sebagai pemilik sihir suci tubuh Patrizia kebal akan racun, tidak ada racun yang bisa membunuhnya.

...🍃🍃🍃...

Saat ini Patrizia masih berada di salah satu kamar di Istana bersama Steve.

"Steve, apa pelakunya sudah tertangkap." tanya Patrizia.

"Iya, Zia. Pelakunya sudah tertangkap dan dia sudah mengakui kejahatannya." jelas Steve.

"Siapa?"

"Dini, pelayan pribadi Sienna. Dia melakukan itu karena dendam, dia tidak terima karena kau sudah membuat Sienna terjatuh."

"Apa kau percayai itu Steve?" Patrizia tersenyum miring.

"Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin pelayan biasa bisa memiliki racun bunga lily hitam? Racun itu sangat langka dan harganya pun sangat mahal." Steve terkekeh.

"..sampai kapan kau akan membiarkannya? Bukankah ini sudah keterlaluan?" tanyanya kemudian.

"Sebenarnya saat ini aku sangat marah dan juga sedikit kasihan pada Dini. Dia itu terlalu bodoh! Dan untuk Sienna, untuk sekarang aku tidak akan melakukan apa pun, aku ingin bermain-main dengannya terlebih dahulu."

"Tentang pemilik sihir hitam. Apa kau sudah yakin dia orangnya?"

"Entahlah, aku hanya bisa merasakan sedikit mana dari sihir hitam itu di tubuhnya. Aku akan mencari buktinya terlebih dahulu, aku rasa ada seseorang di belakangnya."

"Baiklah dan katakan jika kau butuh bantuan ku."

"Hmm."

"Kapan acara penobatan pangeran Zello sebagai putra mahkota menggantikan Viggo putra mahkota yang lumpuh itu."

"Dua minggu lagi. Apa rencana mu?"

"Bantu aku bertemu dengan Viggo." Patrizia menyeringai.

...🍃🍃🍃...

Sementara itu di sisi lain keluarga Marquess merasa sangat lega karena tabib mengatakan jika racun dalam tubuh Letizia sudah keluar.

"Terimakasih tabib, terimakasih kau sudah menyelamatkan putri ku." ujar Albert.

"Bagaimana bisa? Bukankah racun yang ada di tubuh kakak itu racun yang sangat mematikan dan tidak ada penawarnya?" tanya Sienna bingung.

"Soal itu, maafkan kami sebelumnya Lady dan juga Marquess, kami telah melakukan kesalahan, Lady Letizia memang keracunan tetapi bukan terkena racun bunga lily hitam melainkan racun ular dan kami sudah memberikan penawarnya." jelas kepala tabib.

"APA? BAGAIMANA ITU MUNGKIN?" pekik Sienna.

"Sienna, kau kenapa?" tanya Albert menatap khawatir putrinya.

"Ti..tidak ayah, aku baik-baik saja, aku hanya lelah." elak Sienna.

"Istirahatlah sayang, ini juga sudah malam. Kita akan menemui kakak mu esok hari."

"Iya ayah, selamat malam." pamit Sienna dengan gemuruh di dadanya yang menendakan jika gadis itu tengah menahan amarahnya dan langsung pergi.

...🍃🍃🍃...

Terlihat sosok berbaju hitam mengendap-endap memasuki kamar Patrizia. Dari tubuhnya jelas sekali jika sosok itu adalah seorang pria. Pria itu memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah dengan warna yang senada.

Perlahan pria itu berjalan mendekat ke arah Patrizia yang tengah tertidur pulas. Pria itu mengeluarkan pedang dari balik badannya kemudian mengarahkan pedang itu tepat di jantung Patrizia dan..

Jleb

Tidak

Patrizia tidak tertusuk sebelum itu terjadi, Patrizia menahan pedang yang akan menusuk jantungnya itu dengan tangannya.

"Ck! Kau mengganggu tidur ku saja." kesal Patrizia seraya menatap pria itu dengan mata sayu. "Menyebalkan."

Bughh

Patrizia menendang pria itu hingga terpental menabrak dinding.

Uhuk

Pria itu muntah darah. Tentu saja ia muntah dara karena Patrizia menggunakan sedikit kekuatan sihirnya.

Dengan malas Patrizia bangkit dari tidurnya, ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah pria itu.

Walau tubuhnya sudah sangat lemah pria itu masih belum menyerah, ia bangkit dan langsung menyerang Patrizia. Perkelahian pun tidak terhindarkan. Mereka bertarung dengan sengit. Jelas sekali pria itu adalah seorang kesatria di lihat dari caranya bertarung. Pria itu sangat menguasai ilmu bela diri dan pedang.

Huaaam

Patrizia menguap. "Kita akhiri saja di sini, aku sangat mengantuk. Tapi aku akui, kau petarung yang hebat."

Patrizia menendang tubuh pria itu dengan gerakan memutar kemudian

Jleb

Patrizia menusuk tepat di jantung pria itu dengan belatinya hingga tewas.

"Kau sangat beruntung." Patrizia kembali menguap. "Aku ingin bermain tapi aku mengantuk."

Ruben yang sedari tadi diam menyaksikan memutar bola matanya malas. "Kau tidak berterimakasih pada ku?"

"Untuk?"

"Jika aku tidak memberitahu mu, kau sudah tewas sekarang."

"Hm."

Ruben menatap malas Patrizia kemudian ia kembali tidur.

Tadi saat Patrizia tertidur tiba-tiba saja Ruben masuk ke alam bawah sadarnya dan memberitahu Patrizia jika ada penyusup di kamarnya.

Patrizia juga kembali tidur tapi sebelum itu ia berkomunikasi dengan Steve lewat telepati. Patrizia meminta Steve untuk membereskan kekacauan di kamarnya.

Tak lama setelah itu Steve datang. Mata Steve membola saat melihat kondisi mayat pria itu.

"Dia itu seorang gadis atau iblis." ucap Steve seraya menatap Patrizia yang sudah kembali tertidur dengan tenang di ranjang kemudian Steve kembali menatap mayat yang sudah tidak berbentuk itu.

Tadi, saat berkomunukasi dengan Steve lewat telepati, Patrizia merasa bosan karena itu ia memotong semua bagian tubuh dari pria yang sudah mengganggu tidurnya itu. Patrizia juga mengeluarkan semua organ yang ada di dalam perutnya. Patrizia bahkan mencongkel matanya lalu ia simpan di dalam gelas kaca.

Iblis kecil itu julukan yang di berikan Steve pada Patrizia.

Terpopuler

Comments

lily

lily

sangat cocok klo di
sebut mafia, mungkin kebiasaan jdi istilah mengobrak Abrik bdan jd biasa ,,, jangan2 dulu sindikat jual beli organ juga selain senjata haha

2024-12-11

0

Oi Min

Oi Min

Albert ki pekok po py?? moso ra curiga kro sikap Shiena??

2024-08-16

1

rora atashia von herhardt

rora atashia von herhardt

keren keren🥲

2024-06-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!