Di saat semua murid sedang asik berbincang ataupun mengisi perut mereka di kantin, Ruka justeru berjalan menuju ruang kepala sekolah.
Tampak beberapa murid yang menyapa nya dengan hormat dan senyuman hangat, tapi ada juga beberapa murid baru yang justru menatap kesal seolah menyimpan dendam padanya.
Mungkin mereka adalah orang-orang yang tadi di hukum, ataupun mereka yang juga ikut terhina secara tidak langsung.
Tapi sayangnya Ruka sama sekali tidak mempedulikan itu. Mau marah atau senang dengan keputusan nya, itu keputusan mereka, dan Ruka tak akan mempedulikan itu sama sekali.
Langkah nya terhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan yang bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah.' Tangan Ruka bergerak mengetuk pintu itu beberapa kali, namun tak ada jawaban dari dalam.
Menyadari jika pintu itu tidak terkunci, Ruka membuka nya perlahan. Benar saja, Pak Amato Cromwell sedang tidak ada di dalam.
Ruka melangkah menuju sebuah sofa besar di sana dan membaringkan tubuh nya. Mata nya terpejam menikmati hembusan angin yang masuk melalui celah jendela.
Tangan kanan Ruka menggenggam sebuah liontin kristal dari kalung yang di kenakan nya. Kalung itu sedikit bercahaya, membuat Ruka sedikit tersenyum.
'Kau cukup menikmati hari ini ya...'
Suara lembut terdengar begitu pelan, namun masih bisa di dengar oleh Ruka, membuat senyuman semakin lebar di wajah nya.
"Begitulah." Jawab Ruka kemudian.
'Katakan saja jika butuh bantuan. Aku pasti akan membantu mu kok. Jangan memaksakan diri.'
Ruka nampak sedikit terkekeh. Senang rasanya ada yang memperhatikan nya seperti itu. "Baiklah, aku pasti akan minta bantuan mu kok." Tak lama, sinar dalam kristal itu semakin memudar dan menghilang.
"Apa kau sedang senang karena berhasil memberi para bangsawan itu pelajaran?" Sebuah suara mengejutkan Ruka, membuat kelopak mata yang sebelumnya terpejam kembali terbuka dan menunjukkan manik emas nya.
Dengan cepat Ruka mendudukkan dirinya. Di lihat nya seorang pria yang berjalan menuju meja kerja nya, yang kemudian meletakkan beberapa barang di sana. "Bagaimana pengamatan mu?" Tanya pak Amato, pria itu sembari mendudukkan dirinya di kursi meja kerja nya.
Amato Cromwell adalah kepala sekolah di Star Magic Academy dan juga raja kerajaan Sagya itu sendiri. Kemampuan nya dapat mengendalikan mana alam dan sihir spirit. Dia mempu memunculkan spirit berbentuk naga emas yang sering di gunakan nya saat bertarung.
Selain itu, kemampuan Amato dalam pertarungan jarak dekat dan menggunakan senjata tidak bisa lagi di remehkan. Bahkan dengan kemampuan nya, Amato menjadi salah satu penyihir tingkat S di Kerajaan Sagya.
"Seperti yang sudah ku laporkan sebelumnya, ada Iblis yang menyusup masuk ke akademi. Iblis tipe spirit itu cukup merepotkan. Apalagi kemampuan mereka yang mampu merasuki orang lain membuat mereka semakin sulit untuk di deteksi." Ujar Ruka.
Memang benar, Spirit yang sudah merasuki seseorang akan sulit terdeteksi karena menyamarkan keberadaan nya dengan menggunakan sihir dari inang nya.
Di tambah lagi, dengan sikap inang nya yang seakan tak menyadari dirinya di rasuki, membuat kebanyakan orang tidak menyadari. Butuh sihir tingkat tinggi untuk dapat menyadari atau menemukan mereka.
Biasanya orang yang sudah di rasuki Iblis tipe Spirit hanya akan bereaksi saat spirit itu mulai mengendalikan nya. Sebelum itu, seperti orang biasa, tidak menunjukkan reaksi apapun.
Itu juga yang membuat monster spirit dapat menembus sihir pelindung akademi. Kemungkinan orang yang di rasuki nya memiliki sihir yang cukup kuat, sehingga dapat menutupi keberadaan nya dan mempermudah nya masuk ke akademi.
"Rencana nya aku akan menjebak mereka, tapi butuh waktu untuk mempersiapkan nya."
"Kau bilang mereka? Ada lebih dari satu monster parasit yang masuk ke akademi?" Tanya pak Amato.
Ruka mengangguk. "Iya kemungkinan lebih dari satu. Tapi aku masih belum bisa menebak berapa jumlah totalnya."
Pak Amato mengangguk mengerti.
"Selain itu, ada beberapa anak yang memiliki kemampuan tinggi, mungkin akan semakin rawan menjadi incaran para Iblis spirit itu bukan?" Ruka mengingat ingat. Saat upacara pembukaan tadi, ia sempat merasakan sihir beberapa anak yang cukup kuat, bahkan melampaui anak anak seusia mereka.
"Hali Cromwell, Hika Cromwell, Zen Cromwell, Leon Alvern, Yuka Alvern dan Duri Alvern. Enam putra dari dua keluarga yang cukup terkenal. Sebagai Pangeran, Hali, Hika dan Zen juga memiliki kemampuan sihir yang hebat. Bahkan mencapai tingkat A dan A+."
"Lalu untuk Leon, Yuka dan Duri, mereka putra dari bangsawan Alvern yang juga merupakan putra dari seorang kesatria sihir yang ikut dalam medan perang dulu. Kemampuan mereka mulai dari tingkat B sampai A. Walau masih belum ada yang mencapai tingkat S dan SS, tapi mereka juga perlu di awasi. Anak anak seperti mereka mungkin kuat, tapi dalam hal pengalaman masih 0." Jelas Ruka.
Walau kemampuan keenam pemuda itu yang tinggi, bahkan sampai di juluki sebagai 6 pangeran elemen di Kerajaan Sagya, tapi pengalaman mereka yang masih sangat sedikit dalam melawan monster dan iblis. Justru bisa menjadi bumerang untuk mereka.
Mereka ini lah yang justru akan jadi sasaran empuk bagi para Iblis tipe spirit untuk di rasuki. Dengan sihir mereka yang kuat, para spirit itu akan mendapat perlindungan yang lebih kuat juga.
"Maka dari itu, kau juga harus mengawasi mereka. Jangan sampai mereka di rasuki, atau akademi ini dan Kerajaan Sagya benar benar dalam bencana besar." Pak Amato tau, walau mungkin kekuatan Iblis itu masih tak sebanding dengan putra putra nya dan anak bangsawan itu, tapi pengalaman mereka masih sangat sedikit. Salah langkah saja akan menjadi hal yang fatal.
"Ditambah, beberapa dari mereka punya tingkat rasa penasaran yang di atas rata rata. Jadi... Lebih baik jangan sampai mereka ikut campur atau terlibat dalam masalah ini." Pak Amato memijat pelipis nya. Ia mengingat jelas sifat beberapa putra nya yang penuh dengan rasa penasaran, sampai sampai mereka sering berbuat nekat.
Terlebih lagi jika mereka ber enam sudah bersatu. Butuh kesabaran ekstra untuk mengatasi mereka.
Ruka terkekeh. Ia tau jelas bagaimana sikap keenam pemuda itu. Walau hanya mendengar dari cerita pak Amato dan belum pernah bertemu langsung, tapi ia bisa menebak sikap mereka. Tentu akan merepotkan jika sampai terlibat. "Aku akan awasi mereka. Tenang saja..."
Amato menarik nafas lega dan mengangguk. Kini pandangan nya teralih menatap ke luar jendela. Di mana cahaya matahari masuk ke ruangan nya, ditambah dengan semilir angin yang menyejukkan.
Entah mengapa ia jadi ingat kali pertama ia bertemu dengan Ruka. Saat itu dirinya sedang ada di medan perang, saat Ruka muncul dari dalam sebuah portal dan langsung menghabisi semua iblis dan monster di dekat nya.
Mata emas nya berkilat marah tanpa rasa takut menebas semua monster di medan perang. Berbagai jenis serangan ia berikan untuk membunuh semua lawan nya. Darah bercucuran di mana mana, membasahi tanah hingga membuat nya seperti danau merah di tengah medan perang.
Saat itu Amato hanya bisa menatap kagum, namun juga takut. Kemampuan yang begitu hebat di miliki pemuda yang bahkan kini baru berusia 15 tahun.
Seakan memiliki dendam tersendiri pada para monster itu, tanpa rasa kasihan Ruka membunuh mereka semua tanpa sisa. Ekspresi marah Ruka yang begitu mengerikan, namun juga seakan menyimpan rasa sakit dan kesedihan yang begitu mendalam.
Itu yang masih membuat Amato penasaran sampai sekarang. Namun, ia tidak berani menanyakan nya langsung pada Ruka. Ia tau, tidak semua masalah bisa di ceritakan dengan mudah. Ruka juga pasti punya alasan sendiri untuk merahasiakan nya.
Sampai akhirnya, cerita tentang Ruka yang mengalahkan hampir semua monster di medan perang menjadi rahasia semua orang yang ada di sana. Mereka yang melihat Ruka hanya menyebutnya sebagai Pahlawan Misterius yang turun ke medan perang untuk membantu mereka melawan para monster.
"My Lord? Apa ada yang Anda pikirkan?"
"A-ah, tidak ada." Amato memejamkan mata nya, mencoba menyingkirkan bayangan mengerikan itu. Kini ia kembali menatap wajah cantik Ruka yang tampak khawatir pada nya.
Ah... Mungkin karena Amato yang tiba tiba melamun seperti itu. "Jika begitu, Mohon bantuan nya Ruka."
Walau sedikit curiga, Ruka mengalihkan pikiran nya itu. "Baiklah, serahkan saja pada saya, My Lord." Ujar Ruka sambil sedikit membungkuk memberi hormat.
Selain itu... Ada juga yang membuat Ruka penasaran mengenai keenam pengendali elemen itu.
'Mungkin mereka terlibat.'
Sebuah suara tiba tiba muncul di kepala Ruka. Pemuda itu hanya tersenyum tipis sesaat.
"Entahlah..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
AkhsRyou🐈🐻
uhuk uhuk! aduh batuk saya. nama kesayangan gak bakal kelewat ya?
2022-11-04
0