Terpaksa Menikah

" Maaf Pak saya tidak mau dan tidak bersedia."

Dalam hati Nausha masa iya dirinya menikah dengan laki laki yang baru saja di kenal, setress lagi.

" Kalau aku paksa bagaimana?"ucapnya dengan wajah yang sangat serius.

Nausha mendengar ucapan permintaan Affandi terdengar seperti tidak main main.

" Tunggu dulu Pak! Bapak bicara dengan sadar?"

" Aku sangat sangat sadar."

Nausha semakin takut dengan ucapan laki laki yang memintanya duduk bersama, Nausha gugup dan gemetaran takut dengan tatapan Affandi.

" Maaf Pak kopi nya gratis saja." ucap Nausha dengan senyum kaku.

Nausha langsung beranjak dari kursi dan meninggalkan laki laki yang di cap setress itu. Affandi merasa tidak terima dengan sikap Nausha, apalagi kopi yang dia nikmati buatan Nausha ingin dia bayar dengan harga mahal, tapi gadis itu malah memberinya gratis. Gadis itu seakan merendah kan harga dirinya merasa di tolak, Affandi mulai mengeluarkan ancaman nya pada Nausha agar gadis incarannya itu mau menikah tujuannya hanya satu untuk reputasi karirnya.

Affandi memegang ponselnya lalu menghubungi orang yang akan mengikuti perintahnya. 15 menit kemudian datang 4 orang pria bertubuh besar turun dari mobil, lalu menghadap boss mereka yang belum beranjak dari kursi cafe itu.

Nausha yang sudah tidak mau menanggapi laki laki itu kebelakang, ia kembali fokus dengan cafe nya saja.

" Sekali nya ada pengunjung tapi orang nya aneh, meminta tolong untuk menikah..maksa lagi!..memangnya pernikahan itu main main." ucap nya pelan tangannya sambil mencuci beberapa gelas yang kotor.

" Ada apa memang nya, Kak?" ucap salah satu karyawan Nausha karena wajahnya terlihat sedang kesal.

" Itu..laki laki itu aneh,.masa meminta tolong pada Kakak untuk menikah dengan nya..sinting."

" Oh..masa sih Kak? tapi cowok itu ganteng lho Kak, kayaknya orang kaya."

" Ganteng tapi kalau setress..siapa juga yang mau, sstt..Mira laki laki itu masih di situ?"

Mira kemudian melongok ingin tahu, namun karyawan cafe itu memperhatikan cowok itu sedang bicara pada 4 orang pria yang bertubuh tinggi besar.

" Masih Kak..tapi sekarang cowok itu sedang bicara pada kawan kawannya serem semua kayak preman gitu Kak."

" Hah..?"

Nausha penasaran tangan nya yang basah segera di keringkan lalu melepas celemeknya, ia hendak keluar ingin menawarkan menu makanan dan minuman cafe.

Nausha melangkah mendekati meja Affandi yang sedang bicara pada 4 orang pria itu, menurut nya seperti preman. Namun niat untuk menawarkan menu makanan dan minuman cafe nya berubah ia kaget mendengar ucapan perintah dari laki laki itu.

Saat Affandi melihat Nausha sedang mendekati mejanya, ia langsung memberikan perintah pada 4 orang pria itu.

" Segera lakukan apa yang saya perintahkan..BAKAR CAFE INI."

4 orang pria itu membungkuk dan keluar mereka membawa jerigen berisi bensin yang sudah disediakan di luar cafe.

Nausha langsung tercengang dengan ucapan laki laki itu, ia panik dengan tubuh gemetaran Nausha segera menghentikan tindakan anarkis Affandi.

" Tunggu! apa yang ingin Bapak lakukan..? Nausha memuat jarak dekat dengan Affandi. " Bapak ingin membakar usaha cafe saya?" ucapnya marah.

Affandi menatap Nausha dengan senyuman smirk nya.

" Aku meminta tolong pada mu, untuk menikah dengan ku. Sekarang kau harus meminta tolong pada ku agar aku mencegah anak buah ku, tidak membakar cafe mu jadi..memohonlah! pada ku

Nausha semakin geram kenapa kini berbalik dirinya yang harus meminta tolong pada laki laki itu.

" Kenapa jadi saya yang meminta tolong pada Bapak? Saya berhak menolak.. permintaan tolong bapak pada saya, memang nya Bapak pikir pernikahan untuk main main Pak?" geram Nausha.

" Baik..!"

Affandi langsung menjentikkan jarinya perintahkan anak buah nya, membakar cafe Nausha. 4 orang pria bertubuh besar itu dengan cepat menjinjing jerigen besar dan mulai menyiram. Nausha yang tidak bisa mencegah anak buah Affandi pikiran nya langsung buntu.

" Tolong Pak! jangan berbuat seenaknya." Nausha mulai menangis.

Affandi tidak peduli, ia menunggu gadis itu memohon mohon padanya. Affandi ingin segera meninggalkan cafe itu, namun baru beberapa langkah ia berhenti.

" Saya mohon Pak! tolong jangan lakukan ini, hentikan..! tolong hentikan! saya mohon!"

Affandi langsung menyunggingkan sudut bibirnya membuat senyuman kecil, gadis itu akhir nya mau memenuhi permintaannya. Ia membalikkan tubuhnya mendekati Nausha yang sudah berurai air mata.

" Dasar cengeng." ia bergumam pelan. " jadi bagaimana?"

Nausha pasrah ia mengangguk pelan dan tertunduk.

" Baiklah..saya bersedia."

Nausha langsung terduduk lemas, dada nya masih berdegup kencang wajahnya terlihat pucat. Affandi kemudian duduk berhadapan dengan Nausha. Sekretaris Affandi segera mendekati meja di mana Affandi dan Nausha berada.

" Anda tinggal tanda tangan ini!, disini!" sekretaris Affandi menunjuk dimana Nausha harus menanda tangani surat itu.

Nausha menerima kertas yang di berikan oleh sekretaris Affandi, mata nya yang basah bergerak membaca surat tentang perjanjian pernikahan nya dengan Affandi di surat itu tertulis paling terakhir bahwasanya kedua pihak tidak ada keterpaksaan, dan dilakukan dengan sadar. Nausha mulai menanda tangani surat itu.

Selesai menanda tangani, surat itu lalu di simpan oleh sekretaris Affandi lalu meniggalkan Affandi dan Nausha. Affandi menatap Nausha yang tidak mau menatap nya.

" Waktu kita akan menikah 3 hari lagi."

Nausha yang masih menunduk langsung menatap Affandi dengan ekspresi terkejut.

" Apa 3 hari lagi?"

" Iya..kau tak perlu menyiapkan apa pun, sekrtaris saya dan anak buah saya yang mempersiapkan semua, kita tinggal duduk manis di pelaminan."

Nausha hanya bisa diam, banyak pikiran di otaknya.

" Maaf..setelah menikah selanjutnya bagaimana?"

" Kau hanya tinggal di rumah ku melakukan bagaimana seorang istri melakukan pekerjaan nya mu saja."

Nausha seketika memikirkan bagaimana dengan usaha cafenya. Affandi bisa membaca dalam pikiran Nausha.

" Kau masih bisa melanjutkan usaha mu, aku tidak akan melarang."

Nausha sedikit lega mendengarnya setidaknya ia bisa bergerak walaupun nanti nya ia akan melakukan pekerjaan layak nya istri terhadap suaminya. Nausha mengangguk setuju.

" Baik!" ucapnya lembut namun tak mau menatap Affandi.

" Aku akan menghubungi mu."

Affandi kemudian melenggang pergi meninggalkan cafe itu, sedangkan Nausha masih terdiam dirinya belum percaya 3 hari lagi ia akan menanggalkan status jomblonya.

" Ya Tuhan..kenapa jadi seperti ini?"

Episodes
1 Menikah Dengan Ku.
2 Terpaksa Menikah
3 Bukan Pernikahan Impian Nausha
4 Kamar Untuk Nausha
5 Melayani Affandi di meja Makan
6 Jangan Berharap Lebih
7 Ijin Pada Affandi
8 Pesta Kecil
9 Cukup Tahu Saja
10 Waktu Yang Di Batasi
11 Tepat Waktu
12 Memakaikan Sepatu Affandi
13 Affandi Berbohong
14 Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15 Nama Ellison
16 Apa Boleh?
17 Teguran Affandi
18 Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19 Nametag
20 Keluarga Ellison
21 Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22 Imbalan Untuk Nausha
23 Melihat Enrico
24 Di Antar Enrico
25 Ulang Tahun Nausha ke 15
26 Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27 Arthur Telah Tiada.
28 Keputusan Mathilda
29 Lamunan Mathilda.
30 Perkara Sepatu
31 Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32 Cerita Mathilda
33 Di Akui Sebagai Pembantu
34 Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35 Wajah Nausha Yang Familiar
36 Rasa Penasaran.
37 Nyaman Bertemu Dengan Mu
38 Kampung Nausha
39 Drama
40 Mengusap Punggung
41 Sangkal Hati
42 Sama sama Kagum
43 Perkelahian Nausha dan Soraya
44 Hukuman 3 Bulan
45 Menikmati Makanan Manis
46 Nausha Mengerjai Soraya
47 Nausha Menyerah
48 Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49 Jadi Pusat Perhatian
50 Pijitan Nausha.
51 Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52 Clementia menyukai Nausha
53 Perubahan Sikap Affandi.
54 Permohonan Maaf
55 Cerita Affandi
56 Menghindar
57 Pesan Yang tidak di baca
58 Affandi Mengusir Nausha
59 Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60 Di Antar Enrico
61 Bantuan Enrico
62 Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63 Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64 Kemunculan Keluarga Hilmar
65 Kekhilafan Affandi
66 Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67 Sikap Cuek Nausha
68 Menemani Affandi Makan
69 Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70 Sampai Ketemu Di Pengadilan
71 Affandi Mangkir
72 Surat Surat Berharga
73 Istri Yang Tidak Di Anggap.
74 Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75 Telpon Dari Enrico
76 Acuh Dan Dingin
77 Dua Kejutan Untuk Nausha
78 Menepis Rasa Gengsi
79 Cepat Ceraikan Nausha!
80 Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81 Menyesal
82 Ingin lebih Dari Ciuman
83 Malu Rasanya
84 Sentuhan Nikmat
85 Hanya Mimpi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Menikah Dengan Ku.
2
Terpaksa Menikah
3
Bukan Pernikahan Impian Nausha
4
Kamar Untuk Nausha
5
Melayani Affandi di meja Makan
6
Jangan Berharap Lebih
7
Ijin Pada Affandi
8
Pesta Kecil
9
Cukup Tahu Saja
10
Waktu Yang Di Batasi
11
Tepat Waktu
12
Memakaikan Sepatu Affandi
13
Affandi Berbohong
14
Affandi dan Soraya Saling Merindukan
15
Nama Ellison
16
Apa Boleh?
17
Teguran Affandi
18
Pernah Bekerja Di Kantor Enrico
19
Nametag
20
Keluarga Ellison
21
Menemui Orang Tua dan Kakek Affandi
22
Imbalan Untuk Nausha
23
Melihat Enrico
24
Di Antar Enrico
25
Ulang Tahun Nausha ke 15
26
Leo Tak Mau di Suaoi Kue Ulang Tahun
27
Arthur Telah Tiada.
28
Keputusan Mathilda
29
Lamunan Mathilda.
30
Perkara Sepatu
31
Mengenang Mendiang Almarhum Kakek
32
Cerita Mathilda
33
Di Akui Sebagai Pembantu
34
Kalimat Terdengar Indah Di Telinga Affandi
35
Wajah Nausha Yang Familiar
36
Rasa Penasaran.
37
Nyaman Bertemu Dengan Mu
38
Kampung Nausha
39
Drama
40
Mengusap Punggung
41
Sangkal Hati
42
Sama sama Kagum
43
Perkelahian Nausha dan Soraya
44
Hukuman 3 Bulan
45
Menikmati Makanan Manis
46
Nausha Mengerjai Soraya
47
Nausha Menyerah
48
Rasa Sakit Berganti Rasa Senang
49
Jadi Pusat Perhatian
50
Pijitan Nausha.
51
Cinta Yang Tumbuh Namun Tersiksa
52
Clementia menyukai Nausha
53
Perubahan Sikap Affandi.
54
Permohonan Maaf
55
Cerita Affandi
56
Menghindar
57
Pesan Yang tidak di baca
58
Affandi Mengusir Nausha
59
Affandi Menatapi Kepergian Nausha
60
Di Antar Enrico
61
Bantuan Enrico
62
Nausha Bertemu Ayah Dan Ibu nya
63
Bersatu Kembali Keluarga Leonardo Hilmar
64
Kemunculan Keluarga Hilmar
65
Kekhilafan Affandi
66
Kebersamaan Nausha dengan Orang Tuanya
67
Sikap Cuek Nausha
68
Menemani Affandi Makan
69
Geram Melihat Nausha Dengan Pria Lain
70
Sampai Ketemu Di Pengadilan
71
Affandi Mangkir
72
Surat Surat Berharga
73
Istri Yang Tidak Di Anggap.
74
Gugup Dengan Pertanyaan Afffandi
75
Telpon Dari Enrico
76
Acuh Dan Dingin
77
Dua Kejutan Untuk Nausha
78
Menepis Rasa Gengsi
79
Cepat Ceraikan Nausha!
80
Tidur Satu Ranjang Berukuran Single
81
Menyesal
82
Ingin lebih Dari Ciuman
83
Malu Rasanya
84
Sentuhan Nikmat
85
Hanya Mimpi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!