Di Selamatkan

...HAPPY READING...

...----------------...

Karena insiden yang terjadi sebelumnya, Freya hanya memperhatikan ketampanan pria itu, tetapi sekarang setelah dia mendapatkan kembali kesadarannya, dia menyadari betapa sangat pucatnya pria itu.

'Mungkinkah dia orang yang dicari oleh sekelompok pria tadi? Apakah dia melepaskan jaketnya dan memaksa menciumnya untuk bersembunyi dari orang-orang itu?' Freya mulai memikirkan beberapa kemungkinan.

Melihat pria yang tidak sadarkan diri dihadapannya, ekspresi Freya semakin dalam. Dia segera berjongkok untuk membantu pria itu, tetapi tiba-tiba tangannya terasa basah dan hangat. Dia melihat tangannya telah dipenuhi oleh noda darah.

Freya tampak cemas dan menyadari bahwa dia telah membawa dirinya dalam masalah. Dia hanya orang yang secara kebetulan lewat dan meskipun dia dipaksa untuk menciumnya, dia sekarang telah kehilangan sesuatu yang telah dijaganya karena pria ini.

Saat ini Freya semakin merasa bingung. Begitu sekelompok pria berbaju hitam itu menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres, mereka mungkin akan kembali kapan saja. Tetapi jika dia ikut campur dalam masalah ini, dia mungkin akan kehilangan nyawanya.

Dalam keadaan dilema, Freya mengingat kembali kejadian empat tahun lalu ketika dia sedang duduk di luar ruang operasi dengan air mata berlinang, menunggu dengan cemas nasib kedua orangtuanya.

Pada akhirnya, yang dia dapatkan hanyalah permintaan maaf dari dokter. "Maaf, kami telah mencoba yang terbaik. Jika pasien dibawa ke sini lebih awal, mungkin kami bisa menyelamatkan mereka."

Tahun itu, orang tuanya mengalami kecelakaan, dan supirnya telah melarikan diri. Kamera pengawas yang ada di tempat kecelakaan itu tidak berfungsi, sehingga mereka tidak dapat menemukan pengemudinya sampai sekarang. Orang-orang yang lewat takut mendapat masalah dan tidak ada yang mau memanggil ambulans.

Memikirkan masa lalunya yang menyedihkan, Freya memejamkan mata. Kemudian, dia memutuskan untuk menyelamatkan pria itu. Dia melepas mantel luarnya untuk menutupi tubuh pria itu. Dengan sangat cepat, dia berjalan ke jalan untuk memanggil taksi.

Setelah mendapatkan taksi, Freya menyeret pria itu ke dalam mobil dengan sekuat tenaga. Melalui kaca spion, sopir taksi memandang Freya dan pria yang terbungkus mantel yang bersandar padanya dan tertidur lelap.

"Nona, apakah pacarmu mabuk?" Sopir itu memulai percakapan.

Freya sedang merapikan pakaian pria itu agar darahnya tidak menodai taksi. Setelah mendengar apa yang dikatakan pengemudi itu, dahi Freya sedikit berkerut. Namun, dalam situasi ini, dia tidak dapat menyangkalnya.

Dengan memaksakan senyumnya dia menjawab, "Ya, dia minum terlalu banyak hari ini dan baru saja terjatuh. Lututnya sedikit berdarah."

Saat mereka berhenti di lampu lalu lintas, sopir itu kembali melihat kebelakang dan menasihatinya, "Kalian, anak-anak muda, harus lebih mengontrol diri dan tidak pergi ke bar. Jika anda tidak suka pacar anda minum terlalu banyak alkohol, cobalah untuk menasehatinya."

Freya mengangguk dan menjawabnya dengan muram, lalu dia menelepon resepsionis hotel, "Halo, saya nona Freya dari Kamar 07. Bisakah anda meminta seseorang membeli obat untuk luka? Saya akan membayar dua kali lipat harga."

Alasan Freya membawa pria itu kembali ke hotel dan bukan rumah sakit adalah karena sudah terlambat dan dia tidak tahu identitas pria itu. Jika dia membawanya ke rumah sakit, bagaimana dia menjelaskan hubungan mereka.

Resepsionis di meja depan hotel langsung setuju ketika dia mendengar kesediaan Freya untuk membayar dua kali lipat harga.

"Kita sudah sampai nona," ucap pengemudi sambil menghentikan mobilnya.

Mendengar itu Freya mengangkat kepalanya dan melihat Royal Morbrew Hotel di depannya.

Freya kemudian mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan menyeret pria yang tidak sadar itu keluar dari mobil dengan sekuat tenaga. Dia menopangnya dengan tubuhnya dan tertatih-tatih menuju hotel.

Penjaga Royal Morbrew Hotel sedang menunggu Freya untuk membayarnya dua kali lipat harga obatnya. Ketika dia melihatnya, dia segera membantunya membawa pria itu.

Meski pria itu tidak sadarkan diri, dia menggenggam tangan Freya dengan erat dan tidak ingin melepaskannya, seperti seorang anak yang enggan meninggalkan mainannya.

'Pria tak tahu malu ini sangat menjijikkan!' batin Freya semakin kesal.

Setelah semua masalah itu, resepsionis hotel berhasil menyeret pria itu menjauh dari tubuh Freya. Saat dia melakukan itu, dia berkata dengan wajah menggoda, "Nona Freya, pacarmu enggan berpisah denganmu."

Freya tidak bisa mengelak melainkan hanya bisa tersenyum samar. Dia bahkan harus berbicara dengan cara yang lembut agar resepsionis hotel membantunya membawa pria itu ke kamarnya.

Setelah membaringkan pria itu, resepsionis hotel itu melihat-lihat penampilan pria itu dan matanya menunjukkan ekspresi yang mencurigakan.

Menyaksikan resepsionis hotel yang memfokuskan pandangannya pada pria itu, jantung Freya berdetak kencang. Dia khawatir pria itu terlibat dalam kasus kriminal.

Saat Freya merasa curiga, resepsionis itu tersenyum. "Nona Freya, penampilan pacarmu cocok dengan anda tapi menurutku dia terlihat tidak asing, seperti seseorang yang pernah kulihat di beberapa majalah."

Gelombang emosi membanjiri hati Freya setelah menyadari seseorang dapat mengenalinya. Dia berseru, "Dia tidak muncul di beberapa jenis majalah kriminal bukan?"

"Haha, Nona Freya anda sangat lucu. Bagaimana saya membaca majalah semacam itu?"

Resepsionis itu berhenti, lalu dia memiringkan kepalanya sedikit untuk berpikir. "Seharusnya saya melihatnya di majalah fashion, karena adik perempuan saya suka membeli majalah fashion. Mungkin pacarmu terlihat seperti selebriti. Dia memiliki wajah sangat tampan."

Freya mengangguk kecewa dan menutup pintu setelah resepsionis hotel pergi.

Setelah mengambil beberapa langkah keluar dari ruangan, sesuatu terlintas di benak resepsionis hotel. Dia tiba-tiba teringat di mana dia pernah melihat pria tampan itu.

Pria tampan itu muncul di sampul majalah yang dibeli adik perempuannya beberapa hari yang lalu. Dia masih ingat bagaimana adiknya terobsesi dengannya. Menurut adiknya, dia adalah CEO baru Marconi Group, pria paling mempesona di kota A dan bahkan bisa dikenal sebagai raja dunia bisnis.

Namun, ada rumor bahwa CEO ini menjaga jarak dari wanita. Bahkan rumor yang beredar mengatakan bahwa dia tidak menyukai wanita, menyebabkan adik perempuannya merasa sedih.

Memikirkan hal ini, resepsionis ingin memberi tahu Freya, tetapi pintu kamarnya telah ditutup.

Kemudian, resepsionis hotel berpikir dengan hati-hati lagi. Royal Morbrew Hotel adalah hotel kelas bawah dan seorang CEO dari Marconi Group tidak akan mungkin masuk ke sini. Memikirkan ini resepsionis hotel segera berbalik dan pergi.

Di sisi lain, Freya telah melewatkan kesempatan untuk mengetahui identitas asli pria tersebut. Melihat pria yang tidak sadar itu, Freya menghela nafas dan pergi mengambil baskom berisi air hangat.

Setelah itu, Freya dengan hati-hati melepas kemeja pria itu dan terkejut saat melihat luka berdarah di punggungnya. Setelah dibersihkan, punggung pria itu tidak terlihat terlalu menakutkan lagi. Freya akhirnya bisa menghela nafas lega.

Freya kemudian menyeka lukanya dengan kapas dan menutupi lukanya dengan kain kasa steril. Terakhir, dia membalut lukanya dengan hati-hati.

Ketika perban mengelilingi perut pria itu, Freya melihat sosoknya yang tampan dan tidak bisa menahan perasaan kagum.

Freya tidak menyukai pria dengan otot besar atau pria yang terlalu kurus. Pria ini tampak tinggi tetapi kulitnya kencang. Dia jelas seseorang yang sering berolahraga.

Saat Freya membalut lukanya, pria itu bisa merasakan sakit tapi tidak bersuara. Sebaliknya, dia menggigit bibirnya dengan lembut untuk menahan rasa sakitnya.

Keinginan kuat pria ini untuk bertahan hidup secara tidak sadar telah membuat Freya merasa kagum, jadi ketidaksukaannya sebelumnya terhadap pria ini perlahan mulai memudar.

Namun, Freya berada dalam dilema setelah merawat bagian atas tubuhnya. Dia tidak tahu apakah tubuh bagian bawah pria itu juga terluka.

Pria itu mengenakan celana panjang hitam yang mahal. Dia tidak bisa melihat jika dia terluka. Mungkin dia terluka tapi tidak seserius punggungnya.

Saat Freya hendak menyerah pada pemikirannya untuk memeriksa tubuh bagian bawahnya dan mencari bantuan petugas hotel, dia mengatupkan giginya dan memutuskan dia akan melakukannya sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!