Dan tepat malam itu Lina digagahi pria yang baru ditolongnya. Rusak sudah hal yang di jangannya selama ini. Pagi ini Lina meremas seprei dengan kesal. Pria tersebut telah pergi entah kemana tanpa pertanggung jawaban. Jika tahu akan jadi seperti ini, ia tidak mau menolong pria itu. Lebih baik ia tenggelamkan saja seperti yang lain. Lina berusaha bangkit menuju kamar mandi. Ia kesulitan berjalan karna rasa sakit di bagian bawahnya.
"Aww....! Dasar bajingan itu! Katanya mau pelan tapi nyatanya sangat bersemangat. Lihat saja nanti aku akan membalasmu!!"
Selesai mandi dan minum obat penghilang rasa sakit, Lina berangkat kuliah seperti biasa namun dalam hatinya masih tersimpan kekasalan atas apa yang terjadi semalam. Ingin rasanya ia menyiksa pria itu dengan sangat kejam. Sampai di universitas Lina dikagetkan dengan kehadiran Ira yang menepuk bahunya. Lina terlalu melamun sampai-sampai tidak mengetahui kehadiran temannya itu.
"Ayok, kau ngelamun apa?"
"Tidak ada," dengan kesal Lina memalingkan muka.
"Muka masam begitu. Kenapa? Apa ada orang yang menggagumu?" tanya Ira ingin tahu.
"Aku bilang tidak ada." tegas Lina. "Tidak mungkin aku bilang pada Ira apa yang telah terjadi padaku," batinnya.
"Ya sudah kalau tidak mau cerita. Hei, bagaimana kalau kita pergi ke toko kue hari ini? Mereka ada cupcake beruang loh."
"Tapi aku tidak punya uang."
"Sudah aku katakan kau tidak perlu mengeluarkan uang saat keluar denganku. Aku yang traktir."
"Baiklah. Mungkin hidangan manis dapat menghilangkan rasa kesalku ini."
Siangnya seperti yang telah disepakati, mereka berdua menjelajahi kuliner manis. Ditoko kue favorit Ira, mereka memesan cupcake beruang yang baru rilis. Bentuk yang cantik memang sangat menggugah selerah. Ira bahkan memesan lima cupcake tersebut untuk dirinya sendiri dan itupun masih memesan tiga kue lainnya. Nafsu makan teman Lina satu ini memang tinggi. Lina saja cuman makan satu cupcake dan dua dibawa pulang untuk makan nanti malam.
Keseruan melihat Ira yang sangat bersemangat jika disuguhkan hidangan manis membuat hati Lina yang kesal hilang seketika. Walau pun makannya banyak tapi tubuh Ira tetap langsing. Enaknya. Tidak sampai di toko kue saja, mereka mala berpindah ke kedai es krim, toko donat, dan toko yang menyajikan hidangan manis lainnya. Lina sedikit kewalan meladeni temannya yang itu. Apa lagi ia juga dipaksa harus membeli apa yang Ira beli. Lina tidak seperti Ira yang perutnya dapat muat segala macam makanan. Makan beberapa potong roti saja sudah membuat Lina kenyang. Tapi Lina tidak bisa menolak, jika tidak dimakan sekarang yang bawa pulang saja.
Selama sisa sore ini Lina mendapat banyak hidangan manis dari beberapa toko kue ternama. Dan seperti janji Ira, ia semua yang membayarnya. Lina tidak perna mengeluarkan uang sama sekali tiap kali temannya itu mengajak keluar. Ira mengerti pengeluaran Lina tidak mencukupi untuk menikmati berbagai hidangan tersebut. Sebagai sahabat yang baik tentunya Ira harus membuat Lina mencoba apa yang dirasakan semua orang seperti dirinya, jangan cuman dapat mendengar ocehan mereka saja.
Walaupun begitu Lina sering menolak tawaran Ira. Ia merasa tidak enak hati harus menggantung kebutuhan hidupnya ditangan sahabatnya itu. Lina lebih suka berpijak di telapak kakinya sendiri, tidak memelukan bantuan orang lain. Ia ingin mandiri dan menikmati hasil jeripanyahnya sendiri. Barulah terasa apa yang disebut dengan kerja keras.
Ira perna menawari Lina untuk tinggal di rumahnya saja dari pada mengontrak. Mereka bisa berangkat ke kampus bersama-sama dan pengeluaran Lina juga tidak akan terlalu besar, namun hal itu langsung ditolak Lina. Lebih baik ia mengontrak saja dari pada menjadi beban keluarga Ira. Kekecewaan tentu menyelimuti Ira, gagal sudah keinginannya memiliki teman sekamar. Maklumlah Ira adalah anak tunggal di keluarganya. Terkadang ia merasa kesepihan tidak memiliki teman di rumah yang megah, selain para pelayan. Tapi apa boleh buat, ia tidak bisa memaksa kemauan Lina.
Untungnya Lina mengambil cuti hari ini. Ia dapat beristirahat lebih awal dan melanjukan harinya yang sibuk lagi besok. Setelah menyimpan semua hindangan yang dibelikan Ira di dalam kulkas, Lina bergegas mandi dan siap-siap memulai waktunya yang santai. Ia bisa bermalas-malas di atas kasur sambil memaikan hpnya, atau sekedar mendengar lagu dengan volume keras tanpa ada yang protes karna menggagu tidur cantik mereka. Tapi, semua rencana itu kacau ketika sekelompok orang berpakaian jas hitam menerobos masuk rumahnya dan menculik dirinya.
Lina dibius saat itu. Ia tidak tahu akan dibawa kemana oleh mereka. Em... Siapa yang telah Lina singgung sampai sekelompok orang ini mau menculiknya? Perasaan semua korban mainnya ia bereskan sampai bersih dan tidak ada satupun jejak bukti yang mengarah padanya. Lagi pula semua korbannya itu tidak terlalu berasal dari keluarga paling berpengaruh di ibu kota. Lina sangat menghindari orang-orang seperti ini. Terlibat dengan mereka sangat merepotkan. Dengan uang mereka bisa melakukan apa saja, bahkan sampai melenyapkan nyawa seseorang pun tidak perlu mengotori lengan baju mereka.
......⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜......
Lina membuka matanya ketika guyuran air dingin membasahi tubuhnya. Pandangan pertama yang ia lihat adalah tiga orang pria dengan setelan jas hitam. Satu bertugas menyiramkan seember air es ke tubuhnya, satu lagi berdiri sergap di belakang seseorang yang duduk di atas kursi. Sepertinya yang duduk santai itu bos mereka.
"Sudah sadar?" tanya pria itu sambil mengupas apel.
"Ternyata kau pria brengsek!!!" bentak Lina begitu mengetahui siapa yang ada di depannya.
Tapi berbarengan dengan itu dua anak buahnya seketika mengeluarkan senjata dan menodongkannya pada Lina. Ia tidak bisa berbuat apa-apa, tangan dan kakinya terikat di sebuah tiang kayu. Hm, perasaan terikat seperti itu mengingatkan Lina saat ia bermain dengan nyawa seseorang tapi posisinya kali ini nyawa nya lah yang dipertarukan. Pria itu berdiri dan mengisyaratkan pada anak buahnya untuk menyimpan senjata mereka, lalu ia berjalan mendekati Lina.
"Serahkan anak itu setelah kau melahirkannya," ujar pria tersebut membuat semua orang diruangan itu terkejut.
"Kita baru melakukan itu sekali kemarin malam, mana mungkin aku langsung hamil."
Apa? Anak? Kemarin malam? Apa yang mereka lewatkan? Bos tidak penah suka disentuh oleh perempuan manapun. Bagaimana bisa gadis di depan ini memiliki anak dari bos? Ooh... Gadis ini lumayan hebat dapat naik ke ranjang bos es batu kita ini. Setidaknya itulah pikiran dua anak buahnya yang sedang bermain isyarat wajah di belakang bos mereka. Karna memang sejauh yang mereka tahu bos mereka ini tidak perna main bersama wanita. Entah sudah berapa banyak wanita yang mati akibat terlalu berani sok cantik di depan bos dingin satu ini.
"Dan lagi pula, seharusnya kau berterima kasih padaku. Berkat diriku, kau selamat malam itu. Tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau merusak apa yang aku jaga selama ini. Aku benar-benar dirugikan olehmu," kata Lina menatap tajam pada pria di depannya.
"Maksudmu aku harus berterima kasih padamu?" pria tersebut mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan wajah Lina dengan tatapan sama tajamnya. "Dengar ya, tidak ada kata terima kasih dalam kamusku."
"Hah, kamus apa itu? Aku belum perna melihatnya sama sekali," kata Lina sangat berani.
"Kau orang pertama yang berani berkata seperti itu yang masih hidup sekarang ini. Apa kau tidak tahu siapa aku?" kata pria itu mulai kesal.
"Aku tidak peduli siapa kau," Lina segera memalingkan wajahnya. Hm, wajah pria ini terlalu dekat.
"Sungguh lancang ! ! !"
Dengan marah pria itu menancapkan pisau lipatnya tepat di sisi kiri leher cantik Lina dan sampai menggoresnya. Darah mengalir pelan. Namun pria itu cukup terkejut dengan reaksi Lina yang tidak bergeming sama sekali. Pisau itu bisa saja menembus tenggorokannya tapi ia tidak takut akan hal itu. Pria itu tersenyum dan berbalik pergi.
"Menarik."
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Alejandra
Kalau cowoknya model begini, jangan gampang luluh Lina-nya...
2023-11-26
0
Warijah Warijah
Lina wanita tangguh pasti tdk cengeng..
Tahu rasa si es balok..ada yg berani melawan sekarang..
2023-11-16
1
Atty Gendhu
cwe ny aj hobi maen pisau, luka gores mah mungkin seujung ku" ny, tp Laen KL liat roti sobek auto mi"san😂
2023-11-07
3