2. Dendam

Hari sudah sore, Shaka duduk sambil menikmati pemandangan di luar jendela ruangannya. Pikirannya melalang jauh, entah apa yang ia pikirkan hanya dia yang tahu.

Tok...tok...

"Bos.. Apa kita akan pergi sekarang?" Tanya Reno, sahabat sekaligus sekretaris Shaka.

"Aku akan pergi sendiri, Ren." ucap Shaka datar.

"Baik, Bos." Reno kembali menutup pintu lalu beranjak pergi.

Shaka mengambil jas lalu memakainya. Shaka memutuskan untuk meninggalkan kantor pada sore hari.

Shaka melajukan mobilnya menuju tempat dimana ibunya berada, tak lupa ia membelikan sebuket bunga berwarna putih.

🍀🍀🍀

Shaka meletakan sebuket bunga di atas makam ibunya.

"Mah... Apa mamah sudah bahagia disana?" Tanya Shaka, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mah.. Shaka berjanji akan membalaskan semua ini, Shaka berjanji akan menghancurkan wanita yang sudah merenggut kebahagian mamah dan keluarga kecil kita," ucap Shaka dengan suara tertahan. "Mah.. sekarang Shaka sudah menikah, menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak Shaka cintai, Mah. Ini semua Shaka lakukan demi Mamah." Ucap Shaka panjang lebar.

🍀🍀🍀🍀

Ibu Shaka sudah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu akibat serangan jantung, ibunya menghembuskan nafas terakhir sebelum Shaka mengetahui siapa orang yang telah membuat ibunya seperti ini. Shaka sudah berjanji akan mencari siapa dalang yang menyebabkan sakit jantung ibunya kambuh.

Setelah Shaka mencari tahu lewat orang suruhannya, ternyata dia baru tahu semua ini di sebabkan hadirnya orang ketiga dalam hubungan orangtuanya.

Shaka tidak habis pikir mengapa ayah yang sangat ia percayai tega mengkhianati ibu dan dirinya. Bahkan wanita simpanan ayahnya adalah seorang wanita muda berusia di bawah Shaka. Ya, wanita itu adalah Aliya, istrinya sekarang.

Shaka menikahi Aliya hanya untuk balas dendam, Shaka ingin Aliya merasakan apa yang ibunya rasakan.

🍀🍀🍀🍀

Sore menjelang malam, barulah Shaka menginjakkan kaki dirumah. Saat melewati ruang tamu, ia melihat Aliya yang sedang asyik menonton hingga tidak menyadari keberadaan Shaka.

"Siapa yang menyuruh mu bersantai-santai, hah?" Bentak Shaka, hingga mengagetkan Aliya.

"Maaf, mas. Aku tidak tahu," takut-takut Aliya menjawab. Aliya takut jika Shaka akan berlaku kasar lagi dengan dirinya.

"Sudah berani kamu menjawab ku!?" Bentak Shaka lagi.

"Tidak, Mas." Aliya tidak berani menoleh sedikitpun ke arah Shaka.

"Mau ku buatkan makan malam?" Tanya Aliya lagi dengan suara bergetar.

"Cih.. tidak perlu. Kau pikir aku akan makan makanan yang di buat oleh tangan kotor mu itu. Hah, sungguh menjijikan!" Ucap Shaka.

"Tapi aku hanya ingin melakukan tugas ku sebagai seorang istri," gumam Aliya tapi masih dapat di dengar oleh Shaka.

Shaka berbalik lalu menghampiri Aliya. Aliya yang melihat raut wajah suaminya dengan tatapan membunuh, dia tahu apa yang akan terjadi, Aliya meremas ujung bajunya karna merasa sangat takut dan benar saja, Shaka menjambak rambut Aliya hingga kepala Aliya mendongak keatas.

Aliya menjerit kesakitan sambil memegangi tangan Shaka yang menjambak rambutnya.

"Lepaskan, Mas!"

"Sakit? Ini belum seberapa wanita sialan. Aku bahkan bisa membuat mu lebih sakit dari ini!" Bentak Shaka sambil menghempaskan kepala Aliya, lalu ia pergi meninggalkan Aliya.

"Kamu bisa tidak menghargai aku sebagai seorang istri, aku istri kamu, Mas." Bentak Aliya.

Shaka yang baru beberapa langkah kembali menghampiri Aliya, menatap Aliya dengan penuh amarah.

"Sudah berani kau melawan ku, hah? Kau pikir kau itu siapa? Kau itu hanya wanita murahan, dasar bodoh!" Hardik Shaka.

"Aku juga manusia, Shaka. Tidak bisakah kamu menghargai aku sedikit saja sebagai istri kamu. Aku juga punya rasa sakit, Shaka." Aliya mulai berurai air mata.

Plakkk...

Shaka mendaratkan tangannya di pipi mulus Aliya, seketika pipi Aliya memerah karna tamparan dari Shaka. Shaka menarik tangan Aliya, membawa wanita itu ke dalam gudang.

"Mulai sekarang kau tidur disini!" Teriak Shaka dari luar.

"Shaka.. aku mohon jangan."Pinta Aliya memelas tapi permohonan itu tidak diindahkan Shaka. Dengan teganya Shaka mengunci Aliya.

"Akan ku buat pernikahan ini neraka bagi mu, Aliya. Kau harus merasakan sakit seperti yang dirasakan ibuku." Ucap Shaka pelan lalu beranjak pergi.

"Shaka..Tolong keluarkan aku... Hiks.. hiks disini gelap." Aliya menangis tersedu-sedu.

Aliya memukul-mukul pintu berharap Shaka mengeluarkan dirinya dari gudang yang gelap ini.

Shaka tersenyum sinis, mata hatinya sudah di tutupi oleh dendam sampai tidak ada secuil rasa iba telah menyiksa istrinya sendiri. Bahkan tangisan Aliya terasa menyenangkan bagi Shaka yang mendengarnya.

Aliya menyenderkan tubuhnya di belakang pintu dan memeluk tubuhnya sendiri, menangis tanpa henti.

"Oh tuhan, apa salah ku sehingga hidup ku menjadi seperti ini?"

Teringat beberapa bulan yang lalu, Seorang pria sering datang ke tempat Aliya bekerja di sebuah cafe, pria itu hanya mau di layani oleh Aliya, pria itu tak lain adalah Shaka.

Shaka hampir setiap hari berkunjung ke cafe tempat Aliya bekerja, hingga membuat keduanya menjadi sangat dekat. Aliya merasa sangat nyaman sehingga ia terbawa perasaan saat Shaka perhatian dan memperlakukan dirinya dengan baik.

Hari berganti bulan, kedekatan Shaka dan Aliya semakin lengket hingga pada suatu hari Shaka mengungkapkan perasaannya kepada Aliya.

"Menikahlah dengan ku, Aliya." Pinta Shaka.

"Uhuk..uhuk.." Aliya batuk tersedak makanan. Dengan sigap Shaka, mengambilkan air minum lalu di berikan pada Aliya.

"Pelan-pelan kalau makan, Aliya." Kata Shaka.

"Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Aliya sambil meletakan gelas yang sudah kosong.

"Tidak, menikahlah dengan ku!" Jelas Shaka.

"Tapi aku hanya seorang pelayang di cafe sedangkan kau--"

"Aku tidak peduli, yang penting saat bersama mu aku bahagia." Shaka bersungguh-sungguh.

Aliya menundukkan kepalanya.

Shaka meraih tangan Aliya lalu menggenggamnya.

"Aku akan membahagiakanmu, Aliya. Tolong percaya aku!" Shaka menekankan kata-katanya.

Tanpa pikir panjang, Aliya menerima ajakan menikah Shaka. Aliya tersenyum bahagia.

Aliya pikir Shaka adalah pria yang baik tapi ternyata tidak, Shaka punya maksud dan tujuan tertentu yang tidak di ketahui Aliya.

"Kenapa? Kenapa malah jadi seperti ini?" Aliya bertanya-tanya.

"Kenapa tiba-tiba berubah kamu, Shaka?"

Sekali lagi air mata Aliya menetes satu persatu membanjiri pipinya. Aliya memegangi pipinya yang serasa panas akibat tamparan dari Shaka, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

"Ayah... ibu... tolong aku." Ucap Aliya disela tangisnya.

🍀🍀🍀

Hari mulai beranjak malam, Aliya mencoba memejamkan matanya tapi tetap saja tidak bisa, Aliya merasakan sakit dan pusing di kepalanya akibat jambakan kuat dari Shaka. Belum hilang rasa perih, Aliya harus menahan rasa perih di perut karna lapar.

"Apa aku akan sanggup menjalani pernikahan seperti ini?" Aliya meratap sedih. Dia bahkan tidak bisa bercerita pada siapapun.

"Apakah ini ujian dalam rumah tanggaku, Tuhan? jika iya, maka aku akan berusaha menerima semua ini."

Dengan perasaan sedih, Aliya merebahkan tubuhnya di lantai kotor sambil memegangi perutnya.

Karena lelah fisik dan hatinya Aliya pun langsung tertidur di atas lantai yang kotor.

Pernikahan yang semula di impikan berjalan dengan indah dan bahagia namun nyatanya hanya ada derita dan tangis.

🍀HAPPY READING 🍀

🍀JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE FAVORIT 🍀

Terpopuler

Comments

Samudera Kelana

Samudera Kelana

banting adek bank

2022-10-27

2

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

segitu dendamnya km Shaka ke Aliya

2022-10-25

6

teti kurniawati

teti kurniawati

rayuan palsu

2022-10-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!