Pindah Ke Rumah Gavin

Setelah berganti pakaian, Gavin langsung keluar kamar. Queen yang melihat itupun bertanya.

"Mas mau kemana ?" tanya Queen

Gavin menoleh, ia menatap Queen tak suka "Bukan urusan mu" jawab Gavin.

Queen terdiam, ia seharusnya tak perlu bertanya, hubungannya dan Gavin bukan lah hubungan harmonis seperti pasangan lain yang baru saja menikah. Mungkin saja Gavin terpaksa menikahinya karena tidak ingin malu.

Kepergian Gavin cukup membuktikan kalau laki-laki itu tidak ingin berada di dekat Queen.

"Semua ini aku lakukan demi kamu Ra, semoga kamu disana hidup bahagia dengan pasangan dan jalan yang kamu pilih" batin Queen.

*********

Sementara itu, Gavin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia pergi dengan kemarahan memuncak.

"Kenapa kamu mempermainkan aku Nara" ucapnya tegas, rahangnya mengeras membuat urat-urat lehernya nampak.

"Karena kau meninggalkan aku tanpa alasan seperti ini, jangan salahkan aku jika adik kesayanganmu akan menderita"

"Akan ku buat dia seperti hidup di neraka"

Ia tertawa cukup keras, melampiaskan rasa kesal, kecewa dan kemarahan. Gavin merasa dirinya di khianati, di tinggalkan tanpa alasan yang jelas walau di surat yang tadi Queen berikan menjelaskan kalau Nara pergi karena belum ingin menikah.

Menurut Gavin itu bukan alasan, kalau memang Nara belum ingin menikah dan belum sanggup menjadi istri, Nara bisa berterus terang dan Gavin akan menunda pernikahan ini.

Mobil yang Gavin kendarai berhenti tepat di depan Bar mewah, sebuah tempat yang sudah mulai banyak di kunjungi orang-orang.

Brak..

Gavin menutup pintu mobil dengan kencang, kemudian memasuki Bar itu untuk mencari kesenangan. Tak ada sahabatnya yang ia hubungi karena malam ini Gavin ingin sendiri.

********

Plaaak.

Plaaak

Plaaak.

Tiga tamparan di dapat oleh Queen dari sang Papa. Ia meringis meraba pipinya yang terasa kebas karena kerasnya tamparan Harun.

"Cepat katakan dimana Nara !!" teriak Harun menggema.

"Queen tidak tau Pa"

"Jangan bohong ! kau pasti tau dimana putriku"

Queen menggeleng, air matanya deras menetes.

"Aku beneran tidak tau Pa"

Harun menarik napas panjang, lalu pergi dari depan kamar Queen. Ia bahkan tak bertanya dimana Gavin sekarang karena menurut nya itu bukan lah hal yang penting.

Bahkan sampai sekarang Harun belum menerima kalau Queen yang menjadi istri Gavin. Ia ingin Nara lah yang menjadi istri dari laki-laki super kaya itu.

Melihat sang Papa sudah pergi Queen kembali masuk kamar, ia masih meraba pipi nya yang kebas dan sangat sakit. Air matanya masih deras menetes, rasanya begitu sakit menjalani semua ini.

Ia menikah dengan orang yang tidak mencintainya, dan bukan hanya itu Sang Papa pun tak setuju jika dirinya yang menjadi istri Gavin.

*****

Malam semakin larut, tapi sampai sekarang Gavin belum juga pulang. Queen tidak bisa tidur ia ingin menunggu suaminya pulang.

"Mungkin mas Gavin pulang kerumahnya" gumam Queen lirih.

Queen sadar kalau dirinya bukanlah wanita yang di cintai Gavin, karena cinta Gavin hanya untuk Nara saudara kembarnya.

Setelah larut malam Queen mendengar suara seseorang mengetok pintu kamarnya, saat itu Queen baru saja hendak tidur tapi matanya kembali terbuka saat mendengar pintu di ketok semakin keras.

"Queen buka pintunya !"

Itu suara Gavin, dengan cepat Queen berjalan untuk membuka pintu kamar.

"Kau ini lama sekali ! apa saja yang kau kerjakan Hah ?" bentak Gavin setelah pintu kamar terbuka.

Queen tidak menjawab, ia menutup hidung nya karena mencium aroma alkohol pada tubuh Gavin yang sangat menyengat.

"Aku mau tidur jangan ganggu aku !" ucap Gavin lagi kemudian naik ke atas ranjang tanpa sedikitpun menanyakan keadaan Queen.

Queen terdiam, sejahat apapun Gavin tapi laki-laki itu tetaplah suami sah nya. Dan Queen punya kewajiban untuk melayani sang suami.

Ia mendekat lalu melepaskan sepatu Gavin yang masih melekat di kakinya. Queen juga menyelimuti tubuh Gavin.

"Jangan coba-coba tidur di sampingku Queen ! karena sampai kapanpun aku tidak akan mencintai mu"

Bahkan dalam keadaan tidak sadar seperti sekarang saja Gavin bisa mengatakan hal menyakitkan itu. Queen hanya bisa menahan rasa yang kian menyesak.

Queen berjalan menuju lemari, mengeluarkan sebuah selimut berukuran kecil. Kemudian tidur di sofa.

*******

Keesokan paginya, saat cahaya matahari mulai masuk melewati cela jendela, mata Gavin terbuka secara perlahan. Ia mengucek kedua matanya untuk menyamarkan pada cahaya yang ada.

Gavin melihat ke kiri dan ke kanan, ia pikir Queen masih ada di kamar, tapi ternyata sudah tidak ada membuat Gavin bangun dan menuju kamar mandi.

Setelah mandi Gavin kembali kekamar, ia melihat Queen sudah ada dan sedang membereskan tempat tidur.

"Bersiaplah ! karena hari ini kau ikut aku tinggal di rumah ku !" ucap Gavin dengan nada dingin.

"Ba-baik mas" jawab Queen.

Tak ada lagi pembicaraan keduanya, usai berganti pakaian Gavin menunggu sang istri memasukan pakaiannya kedalam koper, tak sedikit pun laki-laki itu ingin membantu istrinya.

"Sudah mas" ucap Queen

Gavin berdiri ia berjalan duluan di ikuti oleh Queen.

Saat di meja makan, keduanya bertemu dengan Harun. Laki-laki paruh baya itu sedang sarapan pagi.

Queen pikir suaminya akan ikut sarapan, tapi ternyata Gavin langsung pergi hingga Queen langsung mengikuti.

"Cepetan masuk !" bentak Gavin saat Istrinya hanya terdiam di luar mobil.

"Iya"

Di perjalanan menuju rumah Gavin, keduanya sama-sama terdiam. Hingga beberapa saat kemudian mobil tersebut sudah tiba di rumah Gavin.

Gavin turun duluan, ia benar-benar tak memperdulikan kehadiran Queen.

"Ini kamar mu !" ucap Gavin seraya membuka salah satu kamar di rumah itu.

Tak ingin menjawab ,Queen hanya mengangguk. Ia sadar posisinya sekarang. Gavin tidak mencintainya dan mungkin sampai nanti laki-laki itu akan seperti itu.

Queen hanya berharap Nara akan cepat kembali lalu menjelaskan semuanya pada Gavin dan sang Papa. Karena Nara lah dirinya di hadapkan kenyataan menyakitkan ini.

"Kita memang berstatus suami istri, tapi jangan pikir saya benar-benar menganggap mu seorang istri"

"Kau harus menuruti semua keinginan ku, dan jangan ada yang kamu bantah sedikitpun"

Queen memberanikan diri menatap Gavin "Kalau mas memang tidak mencintaiku, ceraikan saja aku ! dan mas bisa mencari istri lagi"

Sudut bibir Gavin terangkat "Jangan kau pikir aku akan segampang itu mencerai kan kamu. Kakak mu sudah menorehkan luka yang teramat dalam dan kau yang harus membalasnya"

Jawaban Gavin membuat Queen terhenyak, entah apa yang akan di lakukan laki-laki itu padanya nanti.

"Bersiaplah hidup di neraka Queen".bisik Gavin sebelum pergi.

Tubuh Queen bergetar hebat, ia takut dengan apa yang barusan ia dengar.

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Nara yg pergi kini Queen yg menanggung derita...Sabar ya Queen...

2022-10-18

0

Anha Ruheni

Anha Ruheni

jgn bucin Lo yah ,Awa Lo Vin

2022-10-18

0

manda_

manda_

lanjut thor

2022-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!