Bab 3 Debora meminta nomor HP Marvin

"Kalau begitu mending kamu pulang kerumah saja, habis nulis kamu bisa lanjut belajar atau kamu bisa membereskan rumah kita soalnya tadi mama belum sempat beres-beres" Ujar Mawar.

"Bentar lagi aja ma. soalnya Debora baru sampai disini" Debora pun melanjutkan pekerjaanya menggunakan otak untuk berimajinasi menuangkan dalam bentuk tulisan disebuah aplikasi.

Debora sangat fokus menulis, tidak sadar kalau sudah ada beberapa pelanggan yang dilayani mamanya.

Dari salah satu gedung Marvin sudah keluar karena sudah siap mengadakan les. ia menatap keseberang jalan dan matanya masih bisa menatap perempuan itu lagi sedang menunduk dan Marvin tidak tau apa yang perempuan itu lakukan.

Marvin terus berjalan menuju mobil yang masih terparkir dengan rapi. Marvin masuk kedalam mobil duduk dikursi belakang. pak Rudi langsung mengemudi mobil itu, sekarang waktunya mereka pulang kerumah.

Marvin menutup matanya sambil menyenderkan kepala ke kursi mobil, sepetinya ia sedikit lelah dan merasa pusing. Tidak ada waktu untuk bermain-main tapi ia tetap bodoh, semua les ingin mamanya kasih untuk diikuti tapi hal itu tidak membuat sang anak menjadi pintar sesuai dengan yang diinginkan.

Sebuah rumah mewah yang menjulang tinggi sampai 4 lantai, yang dilindungi dengan tembok besar sampai 2 meter hingga orang yang berada diluar tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana bentuk rumah itu.

Untuk sampai diteras rumah dari gerbang, membutuhkan wantu jika berjalan kaki dan beruntung Marvin maupun yang lainnya akan naik kendaraan jika melewati halaman rumah.

Sampai didepan rumah, Marvin segera keluar dari dalam mobil. Tidak lupa Marvin juga menenteng tasnya sampai kedalam rumah, Sampai diruang tamu Marvin melihat mamanya sedang duduk diruang tamu seperti sedang menunggu seseorang.

"Marvin. kemari sebentar!" Panggil Kirana.

Dengan langkah malas Marvin mendekati sang mama yang tidak menatapnya sedikit pun padahal ia sedang berbicara.

"Ada apa ma? Aku lelah pengen beristirahat. bisakah mama memberiku waktu sedikit saja untuk istirahat?"

"Kamu ini anak laki-laki, kamu anak tunggal yang harus banyak belajar untuk bisa meneruskan bisnis kita. Tadi guru les mu sudah mengabari mama katanya kamu hari ini sangat malas dan kamu juga tidak memperhatikan apa yang diajarkan gurumu"

"Mah, otak anakmu ini hanya pas-pasan dipaksa belajar 24jam pun tetap bodoh" Marvin menyadari kapasitas otaknya.

Marvin sudah kembali kekamarnya, kamar sultan yang ukurannya sangat luas dengan fasilitas yang lengkap. marvin membanting tasnya denga keras keatas meja belajar, iya sungguh pusing dengan aturan mamanya yang sama sekali tidak bisa ia bantah.

Seperti biasa, ini adalah hari terakhir siswa baru melakukan MOS, Debora yang sedang mengenakan celana trening sedang dapat hukuman dari seniornya.

"Debora, kamu melakukan kesahalan dalam game ini, hukumanmu cuman meminta nomor senior yang bernama Marvin Berneo, ia sedang duduk bersam temannya dikursi sana" Ujar senior yang sedikit centil menunjuk laki-laki tampan yang ada dikursi taman sekolah.

Walaupun sedikit ragu Debora menerima hukuman yang diberikan kakak senior kepadanya. Debora memberanikan diri untuk menjumpai Marvin.

Dari jauh Marvin sudah tersenyum melihat perempuan cantik sedang berjalan kearah mereka. "Lihat! perempuan cantik itu sepertinya datang menemui kita" Ujar Marvin kepada temannya.

"Mungkin dia dapat hukuman dari senior, Aku tau pasti perempuan centi yang suka mengejar kamu itu yang menyuruhnya kesini. kalau anak baru itu meminta sesuatu kepadamu tidak usah kasih" teman Marvin memberi saran.

"Perempuan centil itu nggak capek-capeknya ngejar gue, sumpah aku jadi ilfil melihatnya" Jawab Marvin.

"Permisi kak, disini siapa yang namanya Marvin?" tanya Debora.

Teman-teman Marvin langsung menunjuk Marvin yang diam dan hanya memandangi Debora tanpa berkedip.

"Perisi Kak Marvin"

"Iya dek" Jawab Marvin dengan senyuman yang merekah.

"Kak saya dapat hukuman karena salah dalam permainan, bolehkah kakak membantu saya menyelesaikan hukuman ini?"

"Dengan cara apa dek?" Tanya Marvin.

"Boleh saya minta nomor HP kak Marvin?"

"Boleh saja tapi syaratnya kamu harus memberikan nomor hpmu terlebih dahulu kepadaku" Sambil memberikan HPNya kepada Debora.

Debora belum paham maksud Marvin yang memberikan HP kepada Debora, ia tidak langsung menerima HP itu sampai teman-teman memberitahu apa yang diinginkan Marvin.

"Adek kecil siapa namamu?" Tanya teman Marvin.

"Nama saya Debora kak"

"Ok. Dek Debora kalau mau nomor HP Marvin terlebih dahulu tulis nomor Debora di Hp itu" sambil menunjuk HP yang masih dipegang Marvin.

Debora tidak berpikir jauh, yang ia inginkan saat ini adalah mendapatkan HP laki-laki didepannya. Ia langsung mengambil Hp dari tangan Marvin dan mengetikkan nomornya di HP Marvin.

"Debora ada pulpen tidak?" Tanya Marvin saat melihat nomor Debora di HPnya.

"Ada bang" Sambil memberikan pulpen di kepada Marvin.

"Sini tanganmu!" Marvin sepertinya ingin sekali memegang tangan anak kecil itu.

Marvin langsung menuliskan nomor HP yang pasti salah, ditelapak tangan Debora. Marvin bisa merasakan tangan siswa baru itu sedikit berbeda darinya, tangan yang sedikit kasar.

"Kamu suka membantu orangtua ya kalau dirumah. kamu anak yang hebat" puji Marvin.

"Hehe.. Makasih ya bang! kalau begitu saya permisi dulu"

"Ok" jawab Marvin.

Debora langsung pergi dari hadapan Marvin dan temannya Marvin, menemui kakak senior dan teman kelompoknya dilalangan sekolah.

"Kak Elsa. ini nomor kak Marvin!" Sambil menunjukkan tangannya yang sudah tertulis sederatan angka.

Elsa mengerutkan keningnya, begitu mudahnya Debora mendapatkan nomor Marvin padahal selama ini ia selalu meminta nomor Marvin tapi tidak pernah diberi.

"Apa Marvin tertarik dengan siswa baru ini?" Batin Elsa.

"Ok dek, siapa yang menuliskan nomor ini ditanganmu?" tanya Elsa masih berpura-pura ramah.

"Kak Marvin kak" Jawab Debora polos.

"Dia memegang tanganmu?"

"Iya kak. Kak Marvin tanya apa aku rajin bantu orangtua dirumah, mungkin karena tanganku sedikit kasar hehe.." Jawab Debora.

"Iya udah, kamu kembali keposisimu gabung sama teman yang lain, nanti nomornya kamu salin dikertas dan berikan sama kakak ya"

Debora kembali bergabung bersama teman-temannya yang sedang beristirahat karena baru selesai menyelesaikan game. Sedangkan Elsa dan yang lainnya memilih duduk sebentar sebelum melanjutkan kegiatan selanjutnya.

Bel pulang telah berbunyi, semua siswa siswi yang tidak sedang belajar langsung berjalan pulang, begitu juga yang sedang belajar mereka mulai keluar dengan teratur dari dalam ruangan kelas.

"Adek-adek hari ini adalah hari terakhir kita melakukan MOS Besok kita akan mulai belajar seperti siswa lainnya, saya harap kalian untuk bisa semangat terus dalam belajar. jika selama bersama kami selaku senior ada salah kami minta maaf ya! semoga besok-besok kita sering bertemu kembali" Ujar Elsa menutup acara mereka.

"Kalian sudah bisa pulang, silahkan pulang dengan hati-hati dan keluar dari barisan dengan rapi" Ujar Elsa lagi.

Terpopuler

Comments

princess butterfly

princess butterfly

pelajaran ni bt para ortu kita jg hrs tau kemampuan otak anak kita sampai dimn jgng terlalu di paksa kasian nnti mlh stres anaknya 🤦‍♀️

2022-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!