"Heh!" Sahira langsung menyapa Dewa serta teman-temannya disana tanpa ragu sedikitpun.
Sontak Dewa dan yang lainnya kompak menoleh ke arah Sahira, mereka menatap heran karena baru kali ini mereka melihat Sahira disana.
"Tunggu, lu siapa?" tanya Dewa.
"Gue orang yang tadi lu bikin kesel di jalan, motor lu itu sengaja kan nyenggol mobil gue sampe lecet? Terus, lu malah pergi gitu aja dan gak mau tanggung jawab!" jelas Sahira.
"Ohh, jadi lu pemilik mobil itu? Sorry deh, gue cuma iseng aja tadi!" ucap Dewa.
"Iseng? Enak banget lu bilang cuma iseng, kurang ajar ya lu!" geram Sahira.
"Ra, sabar Ra!" ucap Nur menenangkan.
"Lu diem deh Nur! Gue mau bicara sama cowok ini, dia itu udah kurang ajar sama kita dan gue gak bisa diem aja!" ucap Sahira.
Dewa hanya tersenyum sambil terus menatap wajah Sahira.
Suasana disana makin ramai, cukup banyak siswa yang datang dan berkerumun ingin mengetahui apa yang terjadi.
"Ra, udah lah jangan cari masalah!" ujar Nur.
"Sssttt tenang aja! Serahin semuanya sama gue, biar gue yang bicara sama cowok itu!" ucap Sahira.
"Tapi Ra—"
"Diem Nur! Nawal, pegangin Nur supaya dia gak ikut campur!" potong Sahira.
"Iya iya, siap Sahira!" ucap Nawal.
Sahira pun melangkah lebih dekat ke arah Dewa dan beradu tatap dengan pria itu.
Sementara Nawal memegangi tubuh Nur sesuai perintah Sahira tadi.
"Ish, kamu apa-apaan sih Nawal? Lepasin aku!" ucap Nur.
"Kamu diem aja Nur, ikutin perintah Sahira!" ucap Nawal.
"Aih kamu ini!" ujar Nur kesal.
Cukup lama Sahira bertatapan dengan Dewa, sampai ia menyadari ada yang janggal di sorotan mata pria itu.
"Kenapa ya? Aku kok ngerasa gak asing ya sama tatapan mata cowok ini?" batin Sahira.
"Eh cewek! Ngapain lu diem aja kayak gitu? Terpesona ya sama gue?" tegur Dewa.
Mata Sahira melotot mendengar ucapan pria itu.
"Sembarangan kalo ngomong! Gue gak mungkin terpesona sama cowok kayak lu!" elak Sahira.
"Ah masa? Di dunia ini gak ada cewek yang gak terpesona begitu lihat gue, semuanya pasti pada terkagum-kagum dengan ketampanan gue." ucap Dewa.
"Huweekk! Sorry ya, selera gue itu tinggi bukan kayak lu!" ucap Sahira.
"Sombong banget sih lu! Gue yakin, lambat laun pasti lu bakal terpesona sama gue dan akui kalau gue ini tampan!" ucap Dewa.
"Gue pastiin itu gak akan terjadi!" ucap Sahira.
Tiba-tiba saja, Amel melangkah maju mendekat ke arah mereka berdua.
"Heh cewek aneh! Lu siapa sih? Ngapain lu datang-datang langsung emosi sama Dewa? Kalo lu cuma mau cari masalah, mending lu pergi deh sana!" ucap Amel.
"Hahaha, pasti lu salah satu cewek yang terpesona sama si Dewa ini ya? Gue kasihan deh sama lu, rendah banget selera lu!" ucap Sahira.
"Maksud lu apa?!" geram Amel.
Dewa menahan Amel yang hendak mendekati Sahira dengan tangannya.
"Eits, tahan tahan sabar!" ucap Dewa.
"Tapi Wa, dia udah ngerendahin aku loh! Masa dia bilang aku rendahan? Aku gak terima dong, aku harus kasih dia pelajaran!" ucap Amel.
"Santai Mel! Gausah digubris, mending lu pergi aja sana!" ucap Dewa.
"Hah? Kamu usir aku?" tanya Amel terkejut.
Dewa hanya mengangguk kecil, sedangkan Amel menatap kecewa ke arahnya dan juga memberikan tatapan tajam pada Sahira.
"Oke, aku pergi. Awas ya lu cewek sialan!" ancam Amel pada Sahira.
Amel pun pergi dari sana sesuai perintah Dewa, kini Dewa kembali mendekati Sahira sambil tersenyum tipis.
"Jadi, lu mau apa dari gue?" tanya Dewa.
"Tanggung jawab!" tegas Sahira.
•
•
Disisi lain, rombongan Saka baru tiba di bumi. Mereka mendarat di sebuah rumah yang cukup besar dan rindang dengan dikelilingi pepohonan.
Mereka merasa nyaman dengan tempat itu, karena sinar matahari tidak bisa menyeruak masuk dan menyentuh kulit mereka dengan leluasa.
"Ini tempat tinggal kita, Sak?" tanya Irene.
"Iya, kita semua tinggal disini selama di bumi. Gimana? Kalian pada suka gak?" ucap Saka.
"Suka lah, tempatnya enak kok!" ucap Irene.
"Betul tuh! Seenggaknya kita gak bakal kena sinar matahari terlalu banyak, jadinya kulit kita gak akan terbakar. Ya walau kita udah pake kalung ini, tapi tetap aja kan sinar matahari itu gak enak." sahut Pasya.
"Yaudah, kita masuk aja yuk! Kita lihat isi dalam rumah ini, pasti gak kalah bagus!" ucap Saka.
"Oke!" ucap mereka semua.
Mereka pun kompak memasuki rumah itu satu persatu, Raline jadi yang terbelakang karena ia sempat melihat ke sekeliling lebih dulu.
"Eh Raline, ayo buruan sini!" ucap Irene.
"Iye iye.." ucap Raline malas.
Wanita itu pun mempercepat langkahnya, memasuki rumah yang besar dan mewah tersebut lalu menutup pintunya.
"Wah keren banget!" ucap Irene merasa terpesona.
"Iya gila, dari dalam malah semakin gede nih rumah!" sahut Gayle.
"Ya lumayan lah, jadinya kita bisa enak tinggal disini selagi gak ada misi." ucap Pasya.
"Cakep tuh!" ucap Gayle.
"Umm, terus kamar gue yang mana Sak?" tanya Raline ketus.
"Lu baru dateng udah nanyain kamar aja, bentar dulu dong Raline!" ucap Pasya.
"Gue pengen istirahat," ucap Raline.
"Yaudah, jangan pada ribut! Yuk gue antar ke atas, kamar lu ada disana!" ucap Saka.
"Oke!" ucap Raline singkat.
Wanita itu melangkah lebih dulu menuju tangga, sedangkan Saka beralih menatap Irene dan mengajaknya ikut.
"Ayo Ren, lu ikut juga sama kita!" ucap Saka.
"Serius? Ngapain?" tanya Irene terkejut.
Raline terdiam di tangga, menatap ke arah Saka dan sedikit kesal karena pria itu masih berbicara dengan Irene.
"Saka, ngapain sih lu disitu aja? Buruan lah gue pengen istirahat nih!" ucap Raline.
"Iya iya, sabar lah! Gue kan mau ajak Irene juga, soalnya kamar kalian sama." ucap Saka.
"Hah? Gue sekamar sama Irene, serius lu Sak?" ucap Raline terkejut.
"Ya iya, emangnya kenapa?" tanya Saka heran.
"Gue gak mau sekamar sama dia, kasih gue kamar yang lain!" jawab Raline.
"Dih, gue juga gak mau sekamar sama lu kali!" cibir Irene.
"Udah udah jangan ribut! Yaudah, lu sekamar aja sama Pasya ya!" ucap Saka.
"Hah? Gila lu ya?!" protes Raline.
"Apa-apaan sih lu Sak? Masa gue sekamar sama cewek judes kayak gitu?" ucap Pasya.
"Hahaha, bercanda kok. Iya iya, masih ada kamar kosong satu lagi. Ya sebenarnya itu jaga-jaga sih buat kalo ada tamu, tapi gapapa boleh lu tempatin kok." ucap Saka.
"Yaudah, dimana kamarnya?" tanya Raline.
"Yuk gue antar!" jawab Saka.
Saka langsung bergerak menyusul Raline dan membawa gadis itu ke kamarnya.
"Hadeh, si Raline ribet amat!" keluh Gayle.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments