Sebuah Rencana

"Pedang itu mampu membunuh lawannya walau hanya sedikit goresan, Tuanku." Jawab sang panglima.

Disela pembicaraan Sang Raja dan Sang panglima, datanglah seorang petinggi kerajaan.

Setelah perbincangan antara Sang Raja dengan para petinggi kerajaan serta sang panglima perang. Kemudian, salah seorang petinggi kerajaan tengah memberikan suatu saran tentang taktik perang lainnya, yakni untuk memperoleh kemenangan.

"Wahai paduka Raja, bahwa kerajaan Hwadong memiliki seorang panglima yang begitu tangguh. Selain tangguh, rupanya ia selalu dibekali dengan pedang terbaiknya."

"Dari mana mendapat kabar bahwa panglima kerajaan lawan memiliki sebuah pedang yang sangat hebat."

"Hamba telah menyebarkan mata-mata di kerajaan Hwadong. Juga, sudah lama hamba menugaskan mata-mata pada kerajaan disana." Jawab salah seorang petinggi kerajaan.

"Lalu, bagaimana pendapatmu mengenai hal itu?" tanya Sang Raja.

"Mata-mata kerajaan kita telah lama mengabdi kepada kerajaan Hwadong, Baginda. Jadi, hamba selalu mendapatkan laporan bahwa dia juga selalu ikut bertempur dalam setiap pertempuran. Sepertinya mata-mata kerajaan kita juga telah mendapatkan kepercayaan dari sang panglima kerajaan Hwadong."

"Terus,"

"Sejak pertama kekalahan kita melawan kerajaan Hwadong, hamba telah menyiapkan strategi dengan mengutus kepada beberapa mata-mata untuk masuk kedalam kerajaan Hwadong." Ucap sang petinggi kerajaan yang lainnya ikut menimpali.

"Lalu, bagaimana kelanjutannya, apa yang akan kita lakukan dengan mata-mata tersebut?" tanya Sang Raja.

"Jika panglima kerajaan Wwadong itu menjadi tangguh dengan pedangnya, hamba bisa menyuruh mata-mata kita untuk mencuri pedang tersebut." Jawab sang petinggi kerajaan memberi sebuah ide untuk mengambil alih pedang tersebut.

"Jika dengan rencana itu kita bisa mengalahkan kerajaan Hwadong, laksanakan saja. Kita harus melakukan cara apapun untuk mengalahkan kerajaan Hwadong, apapun itu." Tegas Sang Raja.

Ambisi sang raja yang sangat besar dalam menundukkan kerajaan Hwadong, terlihat jelas dengan mengupayakan segala macam cara untuk memperoleh kemenangan.

Merasa tidak mempunyai pilihan yang lainnya, Sang raja akhirnya menyetujui rencana dari petinggi kerajaannya sendiri. Yakni, sebuan rencana untuk mencuri pedang milik seorang panglima kerajaan Hwadong yang diketahui sangatlah membuahkan hasil yang sangat menakjubkan, dan perintahnya akan segera dilaksanakan.

Seorang petinggi kerajaan bernama Shonu, ditugaskan dalam perencanaan pencurian pedang sang panglima dari Kerajaan Hwadong.

Sebagai seorang petinggi kerajaan, Shonu juga terkenal dengan kesaktian dan kepandaiannya. Meski dirinya tidak mampu untuk memenangkan dalam peperangan.

Ia juga pernah mengalahkan beberapa kerajaan sebelumnya. Shonu juga pernah ditunjuk oleh Sang Raja sebagai seorang panglima perang.

Sementara di pihak kerajaan Hwadong, mereka masih dalam keadaan bersuka ria dengan kemenangan yang telah diraihnya.

Sang panglima sendiri masih belum menyadari adanya rencana jahat dari kerajaan Myonhwasong. Seperti biasanya, ia selalu bercengkrama dengan keluarganya.

Belum lama ini sang panglima telah mempunyai sang bayi laki-laki. Jadi, kemenangannya bertambah bahagia dengan datangnya sang anak.

"Bagaimana keadaan anak kita wahai istriku?" tanya sang panglima.

"Dia baik-baik saja, juga sehat. Lalu, bagaimanakah dengan keadaan mu, suamiku? Aku selalu khawatir setiap kali dirimu berangkat ke medan pertempuran." Jawab sang istri dengan kekhawatiran pada suaminya.

"Itu semua sudah menjadi tugasku sebagai panglima kerajaan. Sedangkan kekhawatiran itu sudah suatu kewajaran bagimu kepada diriku ini. Mati di medan perang adalah suatu kehormatan bagiku. Jagalah baik-baik putra kita dan kamu, jika suatu nanti aku telah tiada, istriku." Ucap sang panglima.

"Baik, suamiku. Aku akan menjaga putra kita sebaik mungkin hingga tumbuh dewasa, semoga kelak akan menjadi seorang laki-laki yang tangguh sepertimu." Jawab sang istri.

"Terima kasih, istriku." Ucap sang suami.

"Beristirahatlah wahai suamiku. Dirimu pasti lelah setelah melakukan pertempuran." Kata sang istri yang mengerti akan rasa lelah pada suaminya.

"Baiklah, aku akan beristirahat, dan jangan lupa simpan pedangku baik-baik." Ucap suaminya memberi perintah kepada istrinya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

DEWA SEMESTA

DEWA SEMESTA

up

2022-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!