Tiba di lapangan Nathan pun memberhentikan langkahnya dan membuat gadis di belakangnya sukses menabrak punggung kerasnya
Brukk
"Aww," ringis Emely sambil mengelus-elus dahinya.
"Kalo mau berhenti ngomong dulu dong ... jidat gue sakit, kan jadinya."
Nathan membalikan tubuhnya, lalu menatap Emely yang masih mengumpat kesal karena dirinya.
Wajah Emely yang semula kesal kini berubah menjadi seringaian saat ide jahilnya itu muncul di otak pintarnya.
'Main dikit gak papa lah ya,' ucap Emely dalam hati dengan seringaian jahil di bibir mungilnya itu.
Nathan yang melihat perubahan ekspresi wajah Emely pun menaikan alisnya bingung hingga ...
plakk
Emely melompat dan berniat untuk membalaskan dendamnya dengan cara memukul dahi Nathan, tapi na'as kakinya yang terkilir tidak bisa diajak kompromi dan membuat tangan kanan Emely yang seharusnya memukul dahi Nathan meleset dan memukul bibir seksi Nathan.
"U**upss..." kedua tangan Emely reflek menutup mulutnya kaget.
Mata Emely membulat lebar saat menyadari bahwa tangan yang semula menyentuh bibir Nathan kini berada di atas bibir mungilnya.
"Huaaa ... Bunda, bibir Emely udah g perawan lagii ... huaaa!!" teriak histeris Emely lalu berlari dengan pincang dan memutari lapangan dengan kedua tangannya melambai ke atas. Persis seperti orang gila.
Suara teriakan dan kata-kata nya sukses membuat para murid dan guru dikelas menjadi penasaran dan berlarian keluar.
B**whahahahaha..
Tawa para murid pun pecah saat melihat Emely yang berlarian mengelilingi lapangan dengan kedua tangannya melambai serta teriakan histerisnya menambah kesan kelucuan bagi mereka bahkan para guru pun ikut terbahak melihat tingkah konyol Emely.
Rahang Nathan mengeras dan sorot matanya menajam menatap gadis dihadapannya yang se'enak jidat telah memukul bibir seksinya.
Tetapi amarahnya tak bertahan lama saat melihat tingkah absurd yang dilakukan Emely dan wajah Nathan yang semula merah menahan amarah kini tergantikan dengan senyum geli di bibirnya dan membuat kadar ketampanannya bertambah.
Tawa yang semula menggema di sekolah tergantikan oleh teriakan histeris para gadis yang tak sengaja melihat senyum manis di bibir Nathan bahkan ada yang sengaja memotretnya karna menurut mereka ini adalah momen yang sangat langka.
Nathan yang mendengar teriakan histeris para gadis pun langsung berdehem untuk kembali menetralkan ekspresinya tapi tetap tak mengalihkan pandangannya dari Emely.
Sedangkan Emely yang baru sadar bahwa dirinya menjadi bahan tertawaan para murid di sekolahnya pun akhirnya berhenti berlari dengan nafas yang memburu.
'Sumur mana sumur? Astaga, mau ditaruh mana muka gue?' ucap Emely dalam hati.
Emely berjalan ke arah Nathan dengan kepala menunduk dan mulutnya sibuk berkomat kamit mengumpat kesal pada dirinya sendiri.
Karena terlalu sibuk merutuki diriny sendiri Emely tak sadar jika dirinya sudah berada di dekat Nathan bahkan jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah saja.
Nathan menaikan sebelah alisnya melihat Emely yang terus melangkah ke arahnya dengan kepala menunduk dan mulutnya tak berhenti berkomat kamit seperti dukun yang sedang membaca mantra.
Nathan menggeser posisi tubuhnya saat melihat Emely yang akan manabrak dirinya.
Dengan kepala yang masih setia menunduk Emely melangkah melewati Nathan yang sedari tadi menatap dirinya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Nathan memutar bola matanya malas saat melihat Emely melewati dirinya begitu saja dan dengan santainya Nathan menahan tas Emely dengan tangannya berharap bahwa gadis itu akan sadar dan memberhentikan langkahnya.
Emely yang merasa tasnya memberat pun mengernyit bingung tapi ia tetap mencoba untuk terus melangkah hingga
ssreek...
Mata Emely membulat lebar saat mendengar suara seperti kain sobek di telinganya.
Nathan yang melihat tas Emely yang sobek karna ulahnya pun hanya diam dengan ekspresi datarnya lalu ia memasukan tangan ke saku celananya.
Emely langsung membalikan badannya lalu menatap tajam pria yang ada dihadapannya itu.
"Lo," desis Emely menahan amarahnya yang siap meledak.
Nathan yang melihat amarah Emely pun menyeringai lalu tanpa basa basi ia pun meninggalkan gadis itu di tengah lapangan.
"Lo harus mungutin semua sampah di lapangan ini! Tanpa sisa!" teriak Nathan sambil melenggang pergi meninggalkan Emely yang menatap tajam dirinya.
Emely mendengus kesal lalu mengecek keadaan tas kesayangannya itu.
"Ckk, parah lagi sobeknya," gumam Emely dengan menghembuskan nafasnya pelan dan mencoba meredamkan amarahnya.
Setelah amarahnya redam Emely pun pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sedari tadi keroncongan karna memang dirinya tak sempat untuk sarapan karna dirinya sudah sangat telat untuk ke sekolah.
Dengan santai Emely memasuki kantin, lalu duduk di kursi paling pojok karena dirinya tak ingin jika ada yang mengganggunya makan.
"Ayah Oja!" teriak nyaring Emely memanggil tukang bakso langgananya.
"Ckk, dasar lampir! Masih pagi aja udah teriak-teriak, kuping gue gak budek kali." Ujar kesal ayah Oja yang memang sudah sangat akrab dengan Emely dan sudah terbiasa dengan tingkah laku absurd serta cara bicaranya yang memang sedikit kurang sopan, mungkin.
Emely yang melihat wajah kesal ayah Oja pun hanya nyengir kuda memperlihatkan dua gigi kelinci miliknya. "Kaya biasanya ya, Yah. Terus jangan lupa sama bonus baksonya yang banyak ... hehe."
Ayah Oja langsung menyiapkan bakso spesialnya untuk Emely, hingga ia tak sengaja melihat mangkuk yang penuh sambal membuatnya terkekeh saat menyadari ide jahilnya.
Dengan bersiul ayah Oja menambahkan lima sendok sambalnya yang super pedas lalu mengantarkannya ke meja Emely.
Emely yang melihat pesanannya sampai pun dengan binar di matanya langsung mengambil alih mangkuk dari ayah Oja lalu menambahkan saus, kecap, serta sambal satu sendok, Emely memang suka pedas, tapi dirinya tak ingin bolak balik kamar mandi karena terlalu banyak memasukan sambal buatan ayah Oja nya itu yang sudah terkenal dengan rasa pedasnya yang luar biasa hot.
Emely pun mulai memasukan bakso ke dalam mulutnya, ia membelalak kaget saat merasakan bakso yang ia makan sungguh-sungguh pedas, karena tak ingin membuang makanannya, dengan derai air mata bombainya Emely menghabiskan bakso dihadapannya itu.
Sudah tak kuat dengan rasa pedas di mulutnya Emely pun berlari ke warung ayah Oja, lalu tanpa izin dirinya mencomot es batu lalu memasukannya ke mulutnya yang terasa terbakar.
Sedangkan sang pelaku terbahak melihat rencananya berhasil, ya siapa lagi kalau bukan ayah Oja yang dengan kejahilannya memasukan sambal buatannya dengan takaran yang sudah overdosis. Sungguh terlalu.
___________________________________
Ceritanya semakin gak jelas gak, sih?
Maklum author masih amatir hehe..
Kasih kritik dan saran dong buat author, biar kedepannya bisa semakin baik lagi. Aamiin.
Jangan lupa like dan coment, serta klik love sebagai dukungan untuk author ya, biar semangat buat eps selanjutnya. Makasih.
Salam sayang,
Author Cans:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Miya Kinabe
keren
2021-01-24
0
Miya Kinabe
keren Thor the best lah
2021-01-24
0
Ari Ki Chi Ki
bikin ngakak thor
2020-07-14
3