Sesampainya Karina dikos ia segera mandi lalu berbaring ditempat tidurnya, mengambil Hape dimeja kirinya dan membuka media sosial. Karina mengingat perkataan winda tentang orang-orang yang bergelut dibidang horor. Dia mencoba mencari dan menontonnya sejenak.
Setelah menonton beberapa saat, Karina berpikiran bahwa tidak ada bedanya mana yang asli dan mana yang palsu, kalau tidak melihatnya secara langsung.
Waktu terus berlarut Karina terus memainkan hapenya dengan mata yang sayup-sayup, hingga mata ngantuk tak tertahankan, tanpa sadar ia jatuh dalam tidurnya.
....
Tik! Tok!
Suara jam dinding yang memecah keheningan malam dalam ruangan Karina tertidur. Dia terlihat tertidur begitu pulas.
SLUURR
Sebuah asap hitam masuk dari ventilasi udara, dan turun ke sudut ruangan tepat diujung kaki tempat tidur Karina. Sosok itu berdiri masih dalam gumpalan asap hitam dan berdiam ditempat.
Perlahan dalam setiap langkahnya mendekati Karina yang tertidur, wujud makhluk itu sedikit demi sedikit mulai nampak menjadi solid.
Dimulai dari kaki sampai ke atas kepalanya. Sosok itu berbentuk hitam besar, berbulu lebat, mulutnya bertaring panjang, dan memiliki mata merah yang menyarak.
Makluk itu berdiri disamping Karina sambil menggerakan jari-jarinya. Kemudian ia mengarahkan tangannya kearah wajah karina. tangan kanannya berusaha menggapai leher karina tetapi tidak bisa tersentuh sedikitpun.
Lalu ia mencoba dibagian tubuh yang lain, tetapi tetap saja tidak bisa tersentuh olehnya. Makluk itu berdiam sebentar, ia terlihat seperti meditasi untuk mengisi energi.
Setelah ia merasa yakin akan kekuatannya, ia pun langsung mencoba menerkam Karina, namun terpental dan kembali lagi menjadi wujud asapnya.
Disana sosok hitam tersebut mengapung diudara dengan wujud asapnya, ia melihat diluar jendela ada sesosok gadis kecil yang berambut panjang, bergaun putih tersenyum padanya.
Mengetahui siapa yang sudah menghalangi tujuannya, sosok hitam itu pergi mengejarnya keluar dan mereka berdua pergi menghilang.
...
Tik! Tok!
Jam dinding sudah menunjukan pukul tiga pagi, karina masih tidur dan mulai jatuh ke alam bawah sadarnya. Dia bermimpi, berada didepan sebuah rumah bekas kontrakan keluarganya dulu saat Karina masih berusia lima tahun.
Disana ada dua anak-anak yang sedang bermain, berlari di depan pekarangan rumah. Karina mencoba memerhatikan mereka berdua dari luar pagar, ia menyadari anak itu adalah dirinya yang masih kecil tetapi dia tidak tahu anak yang satunya lagi dikarenakan wajahnya terlihat kabur.
Karina melangkah pelan didepan pagar rumahnya, ia berhenti tepat arah pintu masuk. Disana ia melihat ibunya yang sedang sibuk memasak didapur, ia tersenyum dan tanpa sadar meneteskan air mata.
Tapi kesedihan Karina dibalas dengan senyuman jahat oleh makhluk hitam yang berdiri diluar pintu dapur.
Karina terkejut, ia panik ketakutan dan melangkah mundur. Ibu karina kemudian kedepan pintu dan memanggil anak-anaknya. Disitu Karina kebingungan, kenapa anak yang satunya tidak masuk kedalam rumah.
Makluk itu masuk dari pintu belakang dan menuju ke arah depan, dan disaat yang sama ibu Karina menutup pintu. Sehingga makluk itu terjebak didalam dan berusaha keluar dengan memukul-mukul pintu berulang kali dengan keras.
"Ibu awass! Ada makluk jahat didalam rumah, ibuu!!" teriak Karina menangis.
Sementara anak kecil yang diluar hanya terdiam dan bersedih. Karina juga yang sedang menangis mencoba memanggilnya.
"Dek sini dek, sama kakak, dekk..." teriak Karina.
Tapi anak itu seakan tak mendengar apa-apa. Sementara makluk itu terus memberontak mencoba keluar dari dalam rumah.
Karina terduduk dan menangis sejadi-jadinya, ia mengusap air matanya beberapa kali. Kemudian Sesorang menepuk pundak Karina dari belakang dan berkata.
"Bangun, ini bukan duniamu, cepat pergi dari sini...berdiri dan ikutilah cahaya garis putih itu"
ucap sosok misterius yang ada dibelakang Karina.
Karina yang merasa lemah mengusap air matanya dan mencoba bangkit, seakan tak mendengar apapun hanya terasa sebuah energi hangat yang mengalir ke seluruh tubuhnya.
Dia akhirnya berdiri dan melangkah pelan meninggalkan rumah itu, dari kejauhan ia melihat anak itu masih disana terdiam dan bersedih.
Karina terus melangkah mengikuti cahaya garis putih tersebut, sampai akhirnya ia melihat pintu. Didepan pintu karina terdiam, ia merasa tidak asing dengan visual yang ada. Akan tetapi karina yang penuh tekad dan keyakinan akhirnya membuka pintu tersebut.
...
Jam dinding menunjukan pukul 05:00 pagi
Suara nada dering hape
Mendengar suara hape yang berdering, Karina mulai tersadar dari tidurnya. Dengan mata yang masih ngantuk ia meraba-raba dimana hapenya berada. Hape sudah di genggamannya, terlihat dilayar ada panggilan telepon dari Winda.
"Ya, apa Win?"
"Pagii Karina, sudah bangun belum?"
"Ini sudah"
"Oke, Rin aku tunggu didepan rumah sakit ya, dari sana nanti kita naik bus angkutan kota soalnya kalau aku bawa mobil ke lokasi, kan percuma! Kita ga bisa masuk sampe ke lokasi"
"Iya, ya udah aku mau siap-siap dulu"
"Okay, ingat jangan sampe ada barang yang ketinggalan"
"Iyaahh"
"Powerbank bawa, power bank!!"
"Uhmm"
Pip!
Karina duduk sejenak diatas kasurnya masih mencoba mengingat mimpinya tadi malam, tapi ingatannya samar-samar.
Dia beranjak dari tempat tidur lalu melakukan segala persiapan sebelum berangkat. Setelah selesai berbenah, Karina menelpon kedua orang tuanya untuk meminta izin bahwa ia akan pergi keluar kota untuk tugas Dinas.
Kemudian Karina mencari taksi kota untuk mengantarnya ke rumah sakit. Taksi datang dan ia duduk dikursi belakang. Di dalam taksi Karina hanya terdiam sambil memandangi orang-orang luar dari dalam pintu kaca taksi.
Saat melawati disuatu jalan, tanpa sengaja Karina melihat seorang perempuan lompat dari gedung berlantai enam. Dan anehnya scene itu berulang beberapa kali saat itu juga.
Karina antara terkejut, bingung, dan bertanya-tanya dalam benak pikirannya. Namun ia berusaha tetap fokus, dan berpikiran positif.
Supir taksi melihat Karina yang sedikit gelisah dari kaca spion depan dan ia bertanya.
"Kenapa neng?"
"Owh,gapapa" jawab Karina dengan senyuman.
"Neng dengar juga ya berita itu"
"Berita apa pak?" tanya karina.
"Loh Kirain Neng tahu, digedung itu lima hari yang lalu ada cewek yang lompat bunuh diri. Kata orang-orang sih dia frustasi karena ditinggal pacarnya"
"Owhh, kasihan ya" ucap karina iba.
"Iyaa, anak muda sekarang emang mau enaknya aja, ga mau tanggung jawab, anak orang jadi korban, rusak-rusak" ucap sih Bapak Supir.
"Neng juga hati-hati ya, jangan sampe dapet laki-laki yang ga bertanggung jawab"
"Iya, makasih pak" ucap Karina dengan senyuman.
***
Dibahu jalan terlihat Winda sedang menunggu kedatangannya. Tak lama kemudian Karina datang dan turun dari taksi kota.
"Waw keren banget Rin outfitnya hari ini, sudah lengkap semuakan"
"Sudah dong"
"Ya udah yuk kita jalan ke halte" ucap Winda yang sudah siap.
"Oiiii, Karina, Windaa!!" sapa seseorang dari kejauhan.
...
"Wah tumben lu Dan datang pagi-pagi?" sapa Karina.
"Iya nih ada apa mas Danu? Pasti mau lihat Karina ya" Winda.
"Ahh enggak kan aku dah biasa datang pagi-pagi! Anu, aku cuman mau melihat kalian sebelum pergi" ucap Danu dengan expresi wajah khawatir.
Bus datang dan berhenti dihalte tempat mereka bertiga berada, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah sakit hanya berkisar lima puluh meter.
"Hoo? Makasih atas perhatiannya, yuk Win!"
"Bye mas Danu, sampai ketemu lagi!" ucap Winda sambil melambaikan tangan.
Danu membalas lambaian tangan Winda. Kemudian mereka berdua masuk ke dalam bus, lalu mereka mencari tempat duduk yang berada dibarisan tengah.
Perjalanan kurang lebih memakan waktu 8 jam untuk sampai ke tujuan. Dan hanya akan berhenti diterminal bus kota. Sedangkan untuk mencapai desanya Karina dan Winda harus menaiki mini bus agar sampai ke persimpangan desa yang memakan waktu dua jam dan total perjalanan mereka hari ini adalah sepuluh jam.
[Dalam Perjalanan 4 jam pertama]
Karina mulai ngantuk setelah lama memainkan hapenya, sedangkan Winda asik ngemil dan nonton drama kesukaannya.
Winda mencoba mengajak Karina mengobrol, tetapi perlahan-lahan suara Winda mulai kedengaran semakin kecil ditelinga Karina dan pada akhirnya ia jatuh dalam tidurnya.
Karina terbangun tetapi berada ditempat yang berbeda, ia bangkit berdiri dan melihat sekelilingnya yang ternyata sebuah pedesaan.
Didesa tersebut orang-orang beraktivitas seperti biasanya. Karina mulai melangkah dan memperhatikan sekitarnya, orang-orang disana menyapa Karina, lantas Karina membalas mereka dengan anggukan senyuman.
Karina bukan tidak percaya hal ghaib, tetapi ia hanya tidak yakin tentang hal itu semua hingga sampai nyata terjadi pada dirinya saat ini.
Langkah demi langkah ia pijakan, Karina memperhatikan Desa yang disana hanya ada beberapa pemukiman kumuh dan kehidupan yang memperhatinkan.
Karina masih melanjutkan langkahnya hingga ia terhenti dan terpana pada suatu pemandangan Pohon yang berukuran besar sekali yang diperkirakan ukurannya lima kali pria
Karina terdiam ditempat, lalu seseorang kakek tua bungkuk beruban dan berjanggut panjang datang menghampirinya.
"Adek kelihatannya bukan penduduk dari sini?" ucap si kakek tua sambil mengelus-elus jenggotnya.
Karina menoleh ke arah kakek itu, ia menjawab bahwa dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia bisa berada disini. Karina menjelaskan, apakah dia sedang bermimpi atau sedang dalam perjalanan kematian.
"Tentu saja bukan, kakek tidak tahu pasti, tapi kalau adek bisa sampai disini dan mampu berinteraksi dengan yang lain termasuk saya. Itu artinya adek bukan orang sembarangan".
Karina membalas pernyataan kakek itu dengan mengatakan bahwa ia hanya gadis biasa, tidak ada satupun keturunan dari keluarganya yang memiliki kemampuan supranatural.
"Kalau begitu takdirlah membawa adek kesini karena suatu alasan" ucap si Kakek sambil maju beberapa langkah kedepan.
"Saya tidak mengerti apa maksud kakek. Sampai sekarangpun saya masih tidak paham apa yang sudah terjadi pada diri saya sendiri" ucap Karina tampak gelisah.
Kakek itu melangkah lagi kearah depan dan berkata, "mungkin kelak waktu yang akan menjawab" sambil memandangi pohon yang besar didepannya.
"Sepertinya waktumu sudah habis, lihat temanmu sedang memanggilmu diluar sana" ucap Kakek yang menunjuk ke belakang Karina.
Karina berpaling ia melihat Winda yang berada diluar pagar batas pedesaan sedang melambaikan tangan memanggilnya.
"Makasih ya ke-" ucap Karina sembari berpaling kearah si Kakek.
Karina terdiam dan heran kebingungan! Kakek itu tiba-tiba menghilang. Ditambah lagi daerah sekitar yang tadinya sebuah pedesaaan kumuh dan banyak orang beraktivitas, kini sudah berubah menjadi batang pohon pisang, pohon karet, dan semak belukar.
Karina semakin panik setelah melihat ada banyak makluk hitam merangkak keluar entah dari mana lalu mencoba menghampirinya. Dia teriak dan berlari ke arah Winda sementara makluk-makluk itu terus mengejar berusaha menangkapnya.
Makluk itu semakin dekat, Karina berlari dan berusaha menggapai tangan Winda. Makluk itu melompat mencoba menerkam dan disaat yang bersamaan itu juga, Winda mengulurkan tangan dan meraih tangan Karina.
Cahaya putih menyilaukan menyinari mereka berdua!
......................
"Rin, rin, banguun!" ucap Winda yang memegang tangan Karina.
Karina mulai terbangun dari tidur lelapnya! Ia kemudian membenarkan posisi duduknya.
"Kamu ga papa? Kok kayaknya keringatan banget, abis mimpi buruk ya?" ucap Winda yang terlihat khawatir.
"Eng? Ahh enggak! Aku cuman merasa kepanasan!" ucap Karina berusaha meyakinkan sambil mengelap keringat dinginnya.
"Ini pake blowerku!" ucap Winda yang kemudian mengambil blower dan memberikannya kepada Karina.
"Yah, makasih Win! Ini kita masih jauh ya, sudah sampai mana?" ucap Karina yang bertanya pada Winda.
Kemudian Winda mengambil Smartphonenya lalu menunjukan sebuah gambaran GPS Map kepada Karina, Winda mengatakan bahwa mereka baru sampai separuh perjalanan yang masih menyisakan empat jam lagi.
"Kenapa, kamu capek ya? nih dari pada ngantuk lagi aku masih banyak jajan" ucap Winda lalu memberikan beberapa cemilannya untuk Karina.
Satu jam kemudian Bus berhenti dirumah makan. Semua orang yang didalam Bus turun termasuk Karina dan Winda. Orang-orang berjalan masuk ke Rumah Makan dan mengantri mengambil hidangan prasmanan.
Kemudian Karina dan Winda duduk dimeja dan menyantap hidangan mereka. Dari arah yang bersebelahan seorang pria berjaket merah dan celana jeans biru memperhatikan mereka berdua. Yang tak lama kemudian pria itu memberanikan diri untuk menghampiri Karina dan Winda.
"Ahh, maaf boleh ga saya ikut gabung makan disini?" ucapnya dengan sopan.
"Owh ya silahkan!" jawab Karina dengan senyuman.
Sementara Winda hanya melirik Karina sambil tersenyum.
"Maaf boleh kenalan ga? Namaku Mandala salam kenal". 🤓
"Aku Karina, dan ini sahabatku Winda" senyum mereka berdua.
"Kalau boleh tahu Karina dan Winda kalian berdua dari mana?"
"Owh, kami berdua ini seorang Perawat lagi mau pergi Dinas?" ucap Karina.
"Langsung panggil nama dong?!" ucap Winda dalam hati.
"Owh Perawat yah, tugas yang mulia ya!" 😁
"Iya, makasih! Kalau masnya, mau ngapain? liburan ya? " Karina.
"Owh enggak, aku youtuber horror lagi mau ketempat yang katanya lokasi angker disebuah desa" ucap Mandala.
"Hee~hh, youtuber horror itu beneran ada toh?" lirih Winda meragukan.
"Iya beneran, nama channelku Mandala Ghost Hunter, coba silahkan dicek kalau ga percaya" ucapnya berusaha meyakinkan.
Kemudian Winda mengambil smartphonenya dan mengecek channel orang tersebut yang memiliki jumlah subscriber 240k.
"Wow, banyak juga ya subscribernya. Itu asli semua mas kontennya? tanya Winda.
"Eish! ga boleh gitu Win" Karina.
"Ahh gapapa," 😌
...
"Ayo! Waktu kita lima menit lagi berangkat ya?" ucap Supir Bus yang menunggu berdiri didepan pintu Rumah Makan.
Karina dan Winda selesai dengan hidangnya dan ingin beranjak dari meja makan.
"Aahh, anu, bo-boleh minta no hapenya ga?" ucap Mandala sungkan.
"Apa kubilang, endingnya dah ketebak" gumam Winda dalam hati.
Karena Karina orang yang selalu berpikir positif, ia memberikan nomor hapenya begitu saja kepada laki-laki yang bernama Mandala.
Sebelum mereka berpamitan satu sama lain, Mandala mengatakan jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubunginya. Dia siap datang untuk membantu!
Kemudian mereka berpisah, Karina dan Winda masuk kembali ke dalam Bus untuk melanjutkan tujuan.
Didalam Bus, Winda masih membahas tentang laki-laki bernama Mandala, dia menceramahi Karina tentang berbagai macam modus laki-laki. Sementara Karina hanya menyimaknya yang terkadang tertawa mendengarnya.
......................
1 jam berlalu.... 2 jam berlalu....
Dalam waktu sisa perjalanan yang panjang, Karina kembali mengantuk dan jatuh dalam tidurnya, Winda yang disebelahnya berusaha menyadarkan Karina, namun ia lagi-lagi jatuh dalam tidurnya.
[Dalam 1 jam perjalanan yang terisa]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments