Vol 1.4 Battle School

"Ah, tiba juga hari ini..." ucap Andika sambil memasang baju.

Hari ini adalah hari di mana pertama kali nya Andika berangkat ke sekolah untuk sekian lama nya, hari di mana siswa siswa baru menginjakkan kaki mereka di sekolah dasar dan masuk ke kelas yang baru yang mana tingkat nya lebih tinggi dari yang sebelumnya, sehingga bagi mereka yang naik ketingkat lebih tinggi mendapatkan panggilan senior dari junior nya. Namun kenakalan, pemberontakan bahkan pembully an juga kerak tak pernah ketinggalan pada hari seperti ini entah senior yang menindas junior atau juga junior yang tidak hormat kepada senior nya. Namun yang pasti akan terjadi ialah penindasan yakni siapa yang kuat akan menguasi kelas dan yang lemah akan menjadi pesuruh.

"Aku adalah satu satu nya siswa yang tinggal di kelas 4 dan yang lain nya sudah memasuki kelas 5."

"Jadi statusku sekarang bagi siswa. siswa yang baru naik kelas 4 adalah seorang siswa tertinggal bisa juga dikatakan bodoh bagi mulut yang kasar."

"Ah ya...bagi diriku yang dulu waktu itu ini adalah hari yang paling menyebalkan. Hari pertama kali nya aku tidak ingin kesekolah."

"Mengapa?"

"Karena di sekolah aku akan di tindas dan di bully oleh siswa baru karena statusku sekarang."

"Tapi kan itu aku yang dulu, hehe...jika aku yang sekarang dari masa depan dengan pengalaman dan mental baja apa yang akan terjadi, sebaiknya sekarang aku berangkat dan menjumpai mereka."

Setelah memasang seragam dan menyisiri rambut nya Andika pun berangkat menuju sekolah, bagi dirinya yang dulu Andika tidak terlalu mengerti tentang penampilan atau fashion. Sehingga terlihat seperti siswa lemah dan mudah di tindas, namun sekarang Andika memilih berpenampilan seperti anak SMA persis seperti waktu ia sekolah SMA dulu yakni memilih ukuran baju yang pas untuk postur tumbuh nya tidak ketat dan juga tidak terlalu besar, tidak terlalu mencolok memakai aksesori cukup tali gelang dan jam tangan saja yang ia kenakan di kedua tangannya tidak terlihat berandalan namun masih dalam batas sopan. Bagi sebagian anak anak sekolah penampilan adalah point utama untuk menggambarkan diri yang keren dan kuat , namun bagi Andika itu cuma bohong semata karena kekuatan lah yang lebih utama siapa kuat dialah yang menang, siapa yang pintar dialah yang mendominasi dan siapa yang beradat dialah yang di sanjung.

Sesampainya di sekolah Andika pun melihat di sekitar di lihat nya bahwa sekolah nya yang luas seperti ini memang tidak berubah dengan yang ada ingatan nya dulu, benar benar membuat nya ingin menangis akan kenangan masa muda nya dulu walaupun masa sekolah dasar nya tidak sebaik anak lain pada normal nya akan tetapi di sinilah juga ia belajar makna pertemanan awal ia merasakan hangat nya persahabatan dan cinta monyet nya.

"Benar benar aku sangat rindu dengan kenangan saat ini,"ucap Andika tersenyum.

Tak lama kemudian dua orang anak laki-laki berbadan agak besar datang menghampiri Andika dari belakang dan mengcengkram pundak nya.

" Oi..., lu anak yang tertinggal di kelas 4, kan!? "tanyanya dengan muka sangar.

"Kalau iya kenapa?" tanya Andika datar.

"Lu mau masuk ke lokal A atau B!?"

"Memang kenapa dengan dua lokal itu?" tanya Andika.

"(Songong bener dua anak ini!)" gumam Andika dalam hati.

Kalau tidak salah dalam ingatan Andika dulu, dua anak ini ingin memalak uang Andika dan bukan hanya dia saja setiap siswa kelas baru yang sudah di tentukan milih lokal A atau B pasti akan di pintai mereka uang. Jika tidak memberi maka akan mereka pukuli atau mereka pindahkan ke lokal C, lokal C bisa di sebut sebagai lokal paling lemah karena di situ rata rata adalah lokal para pesuruh.

Sedangkan lokal A dan B adalah dua lokal yang memiliki kareteria baik, baik dari segi belajar, kepintaran dan juga kekuatan atau bisa juga popularitas karena rata rata lokal tersebut di tempati oleh anak anak terpandang dan di setiap lokal tersebut di pimpin oleh ketua geng nya masing masing. Maklum karena yang terkuat lah yang bisa menguasai kelas karena kenakalan masih berlanjut sampai sekarang.

"Maaf aku tidak tertarik dengan dua lokal kelas bawah tersebut, selamat tinggal." jawab Andika.

Tiba tiba salah satu dari mereka menahan bahu Andika"Hey jangan belagak sok jago kau ya! "ucap nya.

Sontak dengan kuat ia menekan bahu Andika ke tanah, dengan maksud ingin menjatuhkan Andika. Jika Andika yang dulu dalam kejadian ini pastilah jatuh ke tanah dengan kaki mereka di atas wajah nya, namun sekarang...

"Sebaliknya kalian lah yang jangan sok jago, bersikap sopan lah dengan senior kalian!"

Tak dikira ketika mereka hampir berhasil menjatuhkan Andika ke tanah, malah mereka berdua yang di banting Andika ketanah dengan gerakan simple namun cepat Andika berhasil membalikkan serangan mereka, sehingga mereka lah yang di jauhkan Andika ke tanah dan dengan posisi Andika menduduki di atas punggung mereka seraya berkata dengan pandangan tajam ke arah mereka "Oi, cepat kalian kembalikan uang hasil palak an kalian. Kalau tidak gua akan bersikap lebih buruk dari ini!"

"Hiks, hiks... Uwaaaaaaaaaaa!"

Mereka berdua pun lari terbirit birit sambil menangis, siswa yang menyaksikan hal tersebut menjadi terpelongo melihat nya.

"Aiyaaaaaa......,ternyata badan mereka doang yang besar namun mental nya kecil,"

"Aku berharap hal seperti ini tidak menjadikan aku yang pertama di panggil ke ruang BK," ucap Andika.

"Wow... aku tidak menyangka lu bisa memberi pelajaran kepada mereka berdua,Riyan"ucap seorang yang datang dari belakang.

"Ah, Reza...biasa saja lah orang kek mereka berdua memang harus di beri pelajaran, btw lu naik kelas 4 ya? baru tau gua." ungkap Andika.

"Hhehe...ya begitulah dan gua juga gak nyaka bakal sekelas sama lu, lu dah milih mau masuk lokal apa belum?"

Reza adalah teman masa kecil Andika bisa teman semasa SD sampai ia lulus SMA dalam pertemanan mereka bisa di bilang mereka adalah teman seperjuangan tak ada kata orang asing di antara mereka bahkan Reza pun menganggap Andika adalah saudara kandung nya sendiri.

Dalam ingatan Andika dulu Reza adalah seorang siswa yang lemah dan mudah di tindas di masa SD sering di perlakukan sebagai pesuruh, serta dalam bidang komunikasi dengan yang lain ia juga tampak minder dan tak percaya diri. Reza mulai mendapat keberanian dan mulai bersinar saat memasuki masa SMA sedangkan masa SMP nya tidak banyak memiliki teman. Hanya Andika lah yang ia dapat percayai sebagai teman nya sampai masa SMP.

"Sepertinya gua akan masuk lokal C aja lah, lokal A dan B sangat tidak cocok untuk orang seperti gua." jawab Andika datar.

"Ya memang bener sih, melihat cara lu perlakukan mereka berdua tadi pasti ketua lokal A dan B tidak akan menyambut lu dengan baik di sana."

"Ya seperti itulah(sepertinya aku harus mulai melatih tubuh ini agar fisik ku menjadi kuat, entah gangguan seperti apa yang akan datang nanti namun aku yang sekarang tidak bisa mengeluarkan semua gerakan bela diriku yang dulu dalam fisik yang lemah seperti ini)"

" Yuk barengan, kebetulan gua juga ingin masuk lokal C jadi kita akan menjadi teman sebangku."

"Haha...ya,terserah kau saja lah."

Reza dan Andika pun berjalan memasuki lokal yang mereka tuju dan yang benar saja saat mereka masuk ke kelas tersebut mereka sudah di sambut dengan tatapan sinis dari beberapa anak laki-laki dan perempuan yang tertuju kepada mereka berdua, namun tidak semua nya yang menatap Andika seperti itu sebagian juga ada yang menatap hangat kepada Andika terutama untuk anak perempuan yang tak sengaja menyaksiakan perlakuan Andika kepada dua anak itu.

"Hah, lokal ini masih semembosankan sama seperti dulu kalau bukan untuk gadis itu. Aku tak akan memilih lokal C ini, aku lebih milih untuk membantai lokal A atau B,"ucap Andika dengan pandangan yang tertuju pada seorang gadis yang duduk di meja paling belakang.

Eva nama nya, seorang gadis perempuan yang pendiam dan tak jago bersosialisasi dengan teman se kelas nya. Hanya beberapa anak saja yang bisa di ajak berbicara dengan nya, walaupun dengan sifat nya yang begitu dingin ia sukses menarik perhatian Andika di masa depan walau meraka tidak pernah bercakap di masa depan atau di masa lalu nya Andika entah kenapa anak ini suka memperhatikan Andika secara diam diam dan ketika Andika ingin menanyakan nya selalu saja waktu nya tidak tepat.

Masa sekolah Eva semasa SD sangat lah tidak menyenangkan fakta nya dia adalah anak yang pemalu dan tak pandai berbicara dan juga ketika ia mulai bersinar di saat menempati kelas 6 ia malah mendapatkan musibah yang tak terduga, yaitu di lecehkan anak laki laki sekelas nya itu lah yang membuat Andika dulu sangat jengkel tidak bisa berbuat sesuatu untuk melindungi nya, bahkan di detik terakhir kelulusan sekolah ia masih tidak bisa berbicara dengan Eva dan saat memasuki jenjang SMP Eva sudah tidak sejalur lagi dengan Andika.

Di saat pertumbuhan nya menempati kelas 6 siapa yang tidak tertarik dengan nya, tidak hanya di berkati dengan tubuh yang elok namun juga paras yang cantik. Karena terikat sumpah nya sebelum mati Andika yang sekarang akan berusaha untuk melindungi nya dari kejauhan agar hal yang sama tak akan terulang lagi.

"Hei va, sepertinya anak itu dari tadi memperhatikanmu terus lo," ucap teman sebangku nya.

"Apaan si, gak baik memperhatikan orang yang gak kita kenal."tepis Eva datar.

"Dih cutes banget si lu, padahal tu orang keren juga lo."

"Jangan terlalu memandangi anak lelaki, mending fokus aja belajar. Anak kek biji kayak kita belum saat nya bahas yang begituan." timpal Eva.

Terpopuler

Comments

Zafrullah Effendy

Zafrullah Effendy

Semangat, thor.,.,.!!!

2022-09-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!