MBM-Bingung

Jihan menunggu Arnav di sofa,sembari mengintip ke arah pintu kamar Arnav yang belum terbuka.

Ceklek !

Pintu kamar terbuka,Jihan kembali memalingkan wajahnya.

"Pak,Kita perlu bicara!"Tegas Jihan,yang berdiri dari tempat duduk nya.

"Eem,katakan!"Arnav menatap nya dengan dingin.

Sebelum Jihan mengatakan ada yang ada di pikiran nya,lebih dulu Jihan menatap Pria itu,dengan tatapan aneh nya.

'Kenapa dia selalu memakai sarung tangan,apa segitu nya takut dengan debu atau yang lain?'

"Kapan Kau akan bicara jika terus mengagumi Ku!"Cibir Arnav,Jihan menaikan alis nya.

"Apa yang bisa di kagumi dari Bapak.Selain aneh,tidak ada yang menarik!"Ujar Jihan,kembali duduk.

"Bapak,kenapa bisa masuk ke apartemen saya?"Jihan menoleh ke arah Arnav yang berdiri di belakang sofa.

"Kamu lupa?Royal itu memiliki fasilitas apartemen,Royal milik Saya,dan Pak Rendi juga memberikan apartemen ini atas nama Saya.Jadi Saya berhak tinggal di sini!"Tegas Arnav.

Jihan membulatkan matanya,sembari satu alis ikut naik.

'Sial'Umpat Jihan dalam hati.

"Oke,Fine!"Jihan kembali berdiri,menatap nyalang ke arah Arnav.

Arnav mengerutkan dahi nya melihat tingkah Jihan yang begitu keras kepala.

"Bapak bisa tinggal disini,Aku yang akan pergi,siapa yang mau tinggal serumah dengan orang aneh seperti Anda!"Ketus Jihan,lalu pergi menuju kamar nya.

Arnav menghela nafas sembari kepala ikut digelengkan.Pria itu pergi ke dapur,untuk membuatkan makan malam.

Sepuluh menit kemudian,Jihan keluar dari kamar,dengan koper di tangan dan beberapa barang lain nya.

Tiba-tiba,hujan turun.Arnav melirik ke arah jendela dapur yang masih terbuka,lalu ia menarik untuk menutup nya.

"Kenapa berhenti?enggak jadi pergi?"Tanya Arnav.Jihan menoleh ke arah pria itu yang duduk di meja makan,dengan mangkuk sup ikan di depan nya.

"Si-siapa bilang,Aku akan segera pergi!"Tegas Jihan,dengan tatapan kesal nya melihat ke arah Arnav.

Jegeeerr.....!

"Aaah"Teriak Jihan,dengan keras,melompat ke atas sofa.

Arnav yang mendengar teriakan Jihan ikut terkejut,dan berdiri dari tempat duduk nya.

Jihan punya trauma terhadap suara petir,oleh sebab itu ia terlihat begitu ketakutan.

Jihan meringkuk di atas sofa,Arnav datang untuk mengecek keadaan Jihan yang berada di sofa.

"Hei,apa Kau baik-baik saja?"Tanya Arnav yang berdiri di depan Jihan.

Jegeeerr...

Bugh !

Jihan segera melompat dalam pelukan Arnav.Pria itu terkejut.Dia tidak membalas pelukan Jihan.Namun,sebalik nya ia malah terpaku dan kaget.

"Ji,apa yang Kau lakukan,lepaskan Aku!"Teriak Arnav dengan keras,Pria ini seorang Misofobia,tidak bisa menerima jika ada seseorang yang mengambil kesempatan dari dirinya.

"Tidak,Gue takut!"Teriak Jihan,mempererat pelukan nya.Jihan belum sadar yang ia peluk adalah Pria yang paling di benci nya.

"Eeem"Arnav hanya terdiam,dan membiarkan Jihan memeluk nya.

Arnav melihat perempuan yang ada dalam pelukannya,seperti kucing yang takut air.Jihan terlihat begitu gemes saat sedang menutup mata dalam keadaan takut.

Beberapa menit kemudian,Jihan mendongakkan kepala nya ke atas,melihat Arnav yang saat ini juga sedang melihat nya dengan tatapan dingin nya.

"......"

"Aah"Jihan kembali melompat ke atas sofa,saat sadar yang ia peluk adalah Arnav,Bos aneh nya itu.

"Kenapa Bapak peluk Saya?"Tanya Jihan yang sedang meringkuk diatas sofa.

"Bukannya Kamu yang meluk saya?"Arnav membulatkan mata nya,menatap Jihan.

"Heeh!Perempuan seperti Kamu bisa takut petir juga?"Arnav menaikan alis nya.

"Si-siapa yang takut!"Jihan langsung turun dari sofa dan kembali ke kamar nya,sembari menarik koper bersama nya.

Blam!

Jihan mengintip hujan dari jendela kamar,diluar hanya ada gerimis,sebentar lagi hujan akan reda.Jihan berharap petir tidak akan datang tengah malam.Dia tidak ingin gara-gara petir membuat nya cuti kerja besok pagi.

Karena lama Jihan tidak keluar dari kamar,Arnav datang mengetuk pintu kamar Jihan.

Tok..Tok..Tok..

"Apa lagi sih,yang Dia mau!"Gumam Jihan,yang duduk diatas ranjang.Jihan baru sadar kalau ia belum mandi.

Ceklek !

"Apaa?"Jihan berdiri tepat di depan Arnav,sekali lagi pandangan mereka saling bertemu satu sama lain.

"Aku perlu membicarakan peraturan tinggal disini!"Tegas Arnav,berdiri sembari berkacak pinggang.

Jihan terlihat menghela nafas nya berkali-kali.Bertemu dengan Arnav entah suatu keberuntungan atau kesialan,ia selalu di buat kesal oleh pria itu.

Brak!

Jihan menutup pintu kamar dengan sangat keras.

"Eem,katakan.Apa peraturan nya !"Jihan berjalan ke arah sofa.

"Tidak boleh membawa tamu ke apartemen,kamar mandi harus selalu di bersihkan,apartemen tidak boleh kotor!"Pungkas Arnav,

"Tidak boleh bawa tamu?Bapak tau,Aku punya banyak teman,dan juga Aku sering mengerjakan tugas kantor disini!"Tegas Jihan,menyempitkan mata nya.

"Itu urusan Kamu,Kamu bisa cari tempat lain kalau mau mengerjakan tugas kantor,pokoknya jangan di apartemen ini.Aku suka kebersihan,seharusnya Kamu tau apa yang Aku benci!"Arnav berbalik dan kembali ke meja makan nya.

"Bapak seharusnya juga tau apa yang Ku benci.Aku sangat benci bos seperti bapak!"Gumam Jihan dengan suara yang paling pelan.

"Apa Kau mengatakan sesuatu?"Arnav kembali duduk di kursi nya.

"Enggak!"Sahut Jihan di ruang tamu.

Apartemen itu tidak terlalu besar,tidak juga kecil,hanya memiliki dua kamar dan satu kamar mandi.Tapi,di lengkapi dengan dapur dan juga ruang tamu dalam satu ruangan.

Karena memikirkan terlalu banyak masalah,membuat Jihan lapar,Dia beranjak pergi ke arah lemari es,untuk melihat makanan yang bisa ia makan.

"Apa-apaan ini?"Seru Jihan,saat melihat isi kulkas penuh dengan minuman sehat milik Arnav.

"Oh,ya.Aku lupa memberitahu Kamu,Kita juga berbagi lemari es,dan juga dapur.Untuk dapur Kita akan membuat jadwal siapa yang masak dan yang membersihkan dapur!"Pungkas Arnav.

"Bapak gila ya!"Jihan berjalan ke arah Arnav,berdiri dengan begitu garang,di depan pria yang berstatus Bos nya.

Arnav menaikan alis nya.Menatap perempuan yang sedang memakinya.

"Aku tidak ingin memaksa untuk bapak,kalau bapak mau masak saja sendiri!"

Brak!

Jihan kembali mengebrak meja makan,Arnav segera berdiri dari duduk nya,dan menatap tajam ke arah Jihan.

Ke dua netra itu saling bertabrakan,seakan-akan sedang terjadi peperangan yang sangat sengit disana.

Arnav berbalik kembali ke dapur,ia mencuci piring yang barusan ia gunakan.Mengabaikan Jihan yang terus saja protes dengan dirinya.

Dengan perasaan yang kesal dan campur aduk.Jihan pergi meninggalkan dapur dan kembali ke kamar nya.

Terpopuler

Comments

Jjlynn Tudin

Jjlynn Tudin

x di ofic x di rumah jadi bawahan adehh...di rumh ko bukn boss bilang jihan 🤣🤣🤣

2023-05-03

0

Dara Utami

Dara Utami

😂😂😂

2023-03-08

0

ria

ria

dua2nya kayak tom jerry..ntar dua2x bucin tau rasa

2022-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!