"Kenapa Bos?" tanya Kurnia dengan raut wajah yang sedikit bingung.
"Kamu tidak membaca isi kontraknya terlebih dahulu?" Arga bertanya balik.
"Tidak perlu Bos, itu terlalu panjang saya malas membacanya," sahut Kurnia.
"Yasudah. Tapi sebelum waktu kontraknya berakhir, kamu jangan harap bisa kabur. Kontrak ini berlaku selama satu tahun, apabila kamu melanggar isi kontrak maka kamu harus membayar denda sebesar 1 milyar," jelas Arga.
"Baik Bos," sahut Kurnia.
Tanpa basa basi lagi Kurnia langsung menandatangani kontraknya.
"Ini Bos," kata Kurnia menyerahkan surat kontraknya setelah selesai menandatanganinya.
"Kalau dirumah tidak perlu memanggil saya BOS, panggil aja Kakak,"
"Iya Kak Arga, terimakasih," kata Kurnia.
"Besok ingat kamu bangun lebih awal, kita berangkat jam 8 setelah sarapan kalau sempat,"
"Iya Kak,"
Setelah Kurnia selesai menandatangani kontraknya, Arga kembali kekamar begitu juga dengan Fina dan Kurnia.
Di dalam kamar Arga, ia nampak senang. Entah apa yang menyebabkannya, tapi sejak bertemu dengan Kurnia jantungnya berdebar-debar. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan perasaan yang seperti ini.
Sedangkan dikamar Fina, disana Kurnia nampak gelisah setelah menandatangani kontraknya. Tetapi ia berfikir positif dan meyakinkan dirinya untuk tetap pada pendiriannya.
*****
Jam 3 sore, Fina bersiap untuk pergi ke kampus di antar oleh Arga. Diikuti oleh Kurnia, ia hari ini berencana untuk keluar dari kampusnya karena besok sudah mulai bekerja dengan Arga.
Di perjalanan mereka tidak banyak berbicara, masing-masing sibuk main hp kecuali Arga karena ia harus fokus menyetir mobilnya.
Sesampainya di kampus, Fina dan Kurnia masuk ke halaman kampus sedangkan Arga menunggu di dalam mobil. Fina dan Kurnia berjalan menuju ke ruangan Dosen untuk memberikan informasi kalau Kurnia berhenti kuliah.
Setelah selesai mengurus berkas-berkas yang perlu diurus oleh Kurnia, Fina dan Kurnia berpisah. Kurnia pulang ke rumah sedangkan Fina melanjutkan aktivitasnya dikampus.
Di gerbang pintu masuk kampus Kurnia bertemu dengan mantan pacarnya yang bernama Alex yang sedang bergandengan tangan dengan seorang wanita yang tak lain adalah Karina saudara tirinya Kurnia.
Alex sangat terkejut melihat perubahan Kurnia dari segi penampilan yang biasanya cupu sekarang terlihat semakin cantik.
"Eh ada kakak kesayanganku, sedang apa Kak?" tanya Karina kepada Kurnia dengan sikap yang pura-pura baik.
"Bukan urusanmu," sahut Kurnia ketus.
"Upsss.. jangan cemberut gitu dong Kak. Masih sakit ya lihat Alex lebih milih aku daripada Kak Kurnia," kata Karina mengejek Kurnia.
Kurnia tercengang mendengar kata Alex. Ia baru tahu kalau sipemilik tubuh memiliki pacar yang sangat jelek dan norak. Kalau dibandingkan dengan Arga perbedaannya sangat-sangat jauh bagaikan langit dan bumu, tentu saja lebih ganteng Arga daripada Alex. Seketika Kurnia merasa ingin muntah.
"Cih... siapa juga yang sakit hati. Kamu kalau mau, ambil aja barang rongsokan ini," kata Kurnia membalas.
"Kamu bilang aku rongsokan?" Sahut Alex emosi.
"Iya. Memang kenapa? Waktu kamu pacaran sama Aku kamu masih menjadi berlian. Tetapi setelah selingkuh dengan adikku, kamu bagaikan sampah yang layak untuk dibakar ataupun dibuang. Harusnya kamu bersyukur memiliki aku dulu," kata Kurnia mencaci Alex.
"Dasar kamu wanita sialan...,"
Alex mengangkat tangannya ingin menampar Kurnia, tetapi dihalangi oleh Arga yang tiba-tiba muncul di belakang Kurnia.
"Kamu berani menampar pacarku?," kata Arga.
Seketika Alex, Karina dan Kurnia terkejut mendengar ucapan Arga. Alex dan Karina tak menyangka kalau Kurnia adalah pacar dari Arga yang merupakan CEO terkenal di kota itu.
Sedangkan Kurnia juga tak menyangka Arga akan melindunginya dan mengaku sebagai pacarnya.
"Kur-Kurnia, ini benar pacar kamu?" tanya Karina tak percaya.
Ia tak percaya seseorang yang ia benci dan yang dulu dihina olehnya bisa mendapatkan pria setampan dan sekaya Arga.
"Iya benar. Ada apa? Kamu suka dengan pacarku? mau merebutnya lagi?" tanya Kurnia bertubi-tubi.
'Sudah seperti ini jangan salahkan aku memanfaatkanmu' bisik Kurnia kepada Arga.
Arga hanya tersenyum miring tak menjawab perkataan Kurnia.
"Hah.. kamu tidak mungkin bisa mendapat pacar seperti Arga. Dia itu CEO yang terkenal dingin, mana bisa kamu mendapatkan hatinya. Paling juga setelah 1 bulan kamu dibuang. Mungkin saja kamu hanyalah simpanannya dia saja," ucap Karina merasa tak terima.
"Plakkk!" Satu tamparan melayang ke wajah Karina. Ia tak menyangka kakaknya yang sering ia bully dulu dan tunduk kepadanya saat ini berani melayangkan tangannya kewajahnya.
"Itu adalah tamparan sebagai pengganti orang tuamu untuk memberikan pelajaran pada mulutmu yang tidak sopan itu," kata Kurnia.
"Plakkk!" satu tamparan lagi melayang di wajah Karina, kalau yang tadi sebelah kiri sekarang sebelah kanan.
Tampak kedua pipinya memerah dan Karina masih terus memeganginya. Ia tak berani melawan, bahkan Alex juga gemetar dibuatnya.
perubahan Kurnia membuat keduanya tak sanggup membuka mulutnya untuk melawan.
"Yang ini, untuk memberimu pelajaran atas apa yang kamu lakukan kepadaku dulu," ucap Kurnia.
Baru saja Kurnia mengangkat tangannya seperti hendak menampar wajahnya Karina, tapi ia menurunkannya lagi sambil berucap "maunya aku memberimu satu tamparan lagi karena telah merebut pacarku dulu, tapi aku rasa itu tidak perlu aku lakukan. Apa kamu tahu karena apa?" tanya Kurnia kepada Karina.
Dengan gugup Karina menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu apa yang dimaksud Kurnia.
"Itu karena aku tak memperebutkan sebuah sampah, terlebih lagi barang itu sudah kamu sentuh," kata Kurnia sembari mendekatkan wajahnya dan berbisik kepada Kurnia.
Setelah memberikan saudara tirinya pelajaran, Kurnia mengajak Arga untuk pergi. Mereka meninggalkan Alex dan Karina yang terdiam disana, mungkin mereka terkejut melihat perubahan Kurnia.
Arga yang sedari tadi memperhatikan adegan pertengkaran itu, ia sepertinya mulai menyukai Kurnia. Ia tak menyangka Kurnia sekuat itu menghadapi mantan pacarnya yang sudah berselingkuh dengan saudara tirinya. Terlebih lagi saat beradu mulut dengan mereka Kurnia nampak tenang tanpa ada rasa takut.
"Kak Arga maaf ya membuat Kak Arga melihat pertengkaran tadi," kata Kurnia setelah berada di dalam mobil.
"Tidak apa-apa," sahut Arga.
"Makasi juga Kak Arga udah mau bantuin aku tadi,"
"Iya sama-sama" sahut Arga dengan suara datarnya.
Kemudian mereka pun saling diam, tidak ada yang berani memulai pembicaraan hingga mereka sampai di rumah Arga dan Fina.
"Kurnia, kamu masuk saja ke rumah. Saya mau pergi ke perusahaan dulu, ada beberapa hal yang harus di urus," kata Arga.
"Iya Kak. Hati-hati ya," ucap Kurnia sembari turun dari mobil.
Tanpa berbicara lagi, Arga melajukan mobilnya menuju perusahaan. Sedangkan Kurnia masuk ke rumah dan menunggu kepulangan Fina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments