BAB 3

" Mentari " Salsa berlari menghampiri sahabatnya itu.

Mentari berbalik lalu tersenyum saat dirinya mendapati sang pemilik suara tersebut.

" Nggak usah pake lari Sa, pelan pelan aja jalannya, akukan gak kemana mana " Mentari lalu merangkul lengan Salsa yang sudah berada disampingnya.

Ini hari terakhir kegiatan ospek berlangsung. Tentunya ini hari yang paling menyenangkan, karena jujur saja Mentari, Salsa serta mahasiswa lainnya sudah sangat jenuh mengikuti kegiatan ospek yang hanya berpindah dari aula ke lapangan.

Saat hendak berjalan masuk kedalam aula Mentari tidak sengaja berpapasan dengan Arjuna. Deg.. tatapan mata keduanya beradu. Menyadari tatapan mata mereka yg beradu Mentari segera memalingkan wajahnya ke sembarang tempat dan dengan cepat menarik tangan Salsa untuk segera duduk di kursi milik mereka. Arjuna yang menyadari sikap Mentari yang menghindarinya mulai merasa kesal.

" Gila tuh cewek kaya anti banget sama gue! " gerutu Arjuna dalam hati sambil terus melihat ke arah Mentari. " Lihat aja loe gue bakal bikin loe bertekuk lutut dihadapan gue ".

" Oke baik semuanya, sekarang sudah waktunya istirahat. Seperti biasa waktu istirahat satu jam. tepat pukul satu kita berkumpul kembali di aula. Karena ini hari terakhir ospek waktu pulang yang sebelumnya pukul empat akan diubah menjadi jam tujuh malam karena akan ada acara penutupan " Jelas Dimas dengan nada penuh wibawa.

Semua mahasiswa baru berhamburan keluar ada yang menuju kantin, taman, perpustakan ada juga yang ke toilet. berbeda dengan Mentari dia lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam aula.

" Tar, kantin yuk lapar ni " Salsa memegang perutnya menenangkan cacing cacing yang sedang konser dalam perutnya.

" Aku lagi malas ke kantin Sa, kepalaku pusing aku pingin istirahat disini aja "

" Terus kamu gak makan gitu? "

" Aku makan disini aja Sa, tadi pagi aku sempat singgah di warung buat beli roti " Mentari mengeluarkan dua buah roti dari dalam ranselnya.

" Kamu gak apa apa cuma makan roti aja? " Salsa terlihat begitu perhatian.

" gak apa apa Sa, aku kenyang kok makan ini lagian tadi pagi aku juga udah sarapan di rumah " Mentari tersenyum menatap sahabatnya yang penuh dengan perhatian.

" Ya udah kalo kamu emang gak mau ke kantin. aku ke kantin duluh yah selesai makan aku langsung balik kesini " Salsapun membalikan badannya dan berjalan keluar meninggalkan Mentari sendirian di dalam aula yang sangat besar. Sejujurnya Mentari sangat lapar tapi apa boleh buat sekarang tanggal tua, uang jajan yang diberikan ibu kepadanya hanya cukup untuk ongkos ke kampus dan untuk membeli roti sedangkan tanggal gajian ibu masih lima hari lagi. Kini hanya keheningan yang tercipta didalam aula tersebut. Tiba tiba Mentari dikejutkan dengan langkah kaki seseorang. Mentari tak menoleh pada suara langkah kaki tersebut, mulutnya terus mengunyah roti yang ia beli di warung tadi sambil sesekali meneguk air mineral yang dibawahnya dari rumah. Toh itu pasti langkah kaki mahasiswa lain yang hendak masuk kedalam aula, pikirnya dalam hati.

" Loe nggak ke kantin? " seru Arjuna yang membuat Mentari tersedak roti.

segera Mentari meraih botol air minum dan meneguknya dengan cepat.

" e enggak kak " jawab Mentari gemetaran. Mentari sungguh ketakutan karena ia tahu betul Arjuna sangat tidak menyukainya apalagi semenjak Arjuna pernah mengatainya dengan kata kata yang menyakitkan hati.

" Nggak punya duit loe buat jajan " Arjuna berkata sambil menatap Mentari dengan tatapan dingin.

Mentari terdiam berusaha untuk tidak terpancing dengan perkataan Arjuna. Mentari tahu betul ucapan Arjuna tadi hanya untuk merendahkannya saja.

" Kenapa diam? benarkan loe nggak punya duit? " kali ini Arjuna mengakhiri perkataannya sambil tertawa kecil.

" Bukan urusan kakak kalau saya punya uang atau nggak " Kali ini Mentari memberanikan diri untuk menjawab. Mentari sudah tidak tahan lagi dengan sikap Arjuna yang seolah olah merendahkan dirinya.

" Berani juga loe ngejawab. gue peringatkan loe yah jangan ganggu dan porotin duit sahabat gue Dimas. gue tahu cewek miskin kayak loe ngedeketin cowok kaya cuma buat porotin duitnya aja " Entah apa yang terjadi, setelah mengucapkan kata kata penghinaan tersebut Arjuna seperti tersengat aliran listrik perasaannya menjadi tidak nyaman.

mendengar perkataan Arjuna, tak diduga air mata Mentari mengalir membasahi pipinya.

" Kak, saya tidak tahu apa salah saya sama kak Arjuna sampai kakak tega berkata kasar seperti ini. Saya tahu kak saya cuma cewek miskin yang bisa masuk ke kampus sebagus ini dengan bantuan beasiswa, tapi bukan berarti saya tidak punya harga diri dan bisa kakak hina sesuka hati kakak " Mentari meletakan roti yang baru digigitnya seperempat dan segara menyeka air mata yang jatuh membasahi pipinya. " maaf kak saya permisi " Mentari segera berlari keluar.

Arjuna yang melihat Mentari menitikan air mata merasa begitu bersalah. apalagi saat ia melihat gadis itu baru saja memakan seperempat rotinya. Arjuna berusaha mengejar Mentari namun sayang langkah kakinya terhenti oleh kedatangan Kevin. Arjuna tidak ingin sahabatnya tahu tentang apa yang ada dipikiran dan hatinya saat ini. Karena rasa gengsi yang begitu tinggi. Sejujurnya Arjuna tidak bermaksud untuk menyakiti hati Mentari, ia hanya ingin menyapa Mentari tetapi karena gengsinya yang tinggi akhirnya Arjuna spontan mengucapkan kata kata yang sangat tidak pantas. Pikirnya dengan begitu dia akan mendapatkan perhatian dari Mentari ternyata dugaannya meleset.

Kevin yang berpapasan dengan Mentari saat hendak masuk kedalam aula merasa kebingungan karena melihat Mentari keluar sambil menyeka air matanya.

" Ar, kenapa tuh Mentari kok keluar keluar udah nangis gitu " Kevin bertanya dengan tatapan penuh kecurigaan.

" Enggak tahu kenapa. tadi pas gue masuk gue udah lihat dia nangis nangis kaya gitu " jawab Arjuna dengan cuek seolah olah tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua.

" Ah yang benar aja loe bro, gak yakin gue. jangan jangan udah loe apa apain anak gadis orang " selidik Kevin lagi

" Gila loe yah ngeres mulu otak loe. tuh cewek bukan tipe gue mana mau gue apa apain dia " Arjuna berjalan meninggalkan Kevin sendirian dalam kebingungan.

Arjuna keluar dari dalam aula dan segera mencari Mentari. Arjuna ingin meminta maaf atas perkataannya yang sudah menyakiti hati Mentari. Arjuna berjalan sambil melirik kesetiap ruangan, tiba tiba langkah kaki Arjuna terhenti mendengar namanya di panggil. Suara yang tidak asing lagi bagi Arjuna, ya itu suara Dimas.

" Arjuna... " Dimas berlari kecil ke arah Arjuna.

" Kenapa loe Mas? kaya dikejar kejar setan gitu. "

" Nggak kenapa napa, oh yah loe lihat Mentari gak? tadi gue tungguin di kantin dia gak datang. "

" Tadi sih gue lihat dia di aula tapi udah keluar gak tahu kemana " jawab Arjuna dengan tatapan seolah olah tidak terjadi apa apa antara dirinya dan Mentari. " kenapa sih loe Mas ngebet banget ama tuh cewek, kaya nggak ada cewek lain aja " timpal Arjuna sembari memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

" Loe nggak akan ngerti Ar, ini tuh cinta pada pandangan pertama. " balas Dimas lagi.

" Ya udahlah terserah loe aja, gue pusing sama cinta cintaan "

" Loe kenapa sih Ar, kaya gak mau banget gue dekta sama Mentari, jangan jangan loe juga suka yah sama Mentari? " tanya Dimas penuh selidik.

" Gila loe, tuh cewek bukan tipe gue. gue sama sekali gak tertarik sama tuh cewek " Kata kata yang baru saja di ucapkan oleh Arjuna sungguh berbanding terbalik dengan apa yang dirasakannya saat ini.

" Bagus deh kalau Mentari bukan tipe loe, jadi gue sama loe gak perlu bersaing. " Dimas memukul lengan Arjuna sambil tersenyum kecil.

" eh gue ke toilet duluh Mas, udah kebelet " Arjuna berlari meninggalkan Dimas sendiri yang menatap kepergiannya dengan senyum kecil.

Saat waktu istirahat selesai semua peserta ospek segera masuk kembali ke dalam aula. Salsa yang sudah berada didalam Aula sekitar limabelas menit yang lalu merasa ada yang aneh. Melihat bangku Mentari yang kosong serta roti yang masih ada di atas meja, Salsapun berinisiatif untuk mencari Mentari. Salsa segera menghampiri Dimas untuk meminta ijin mencari Mentari sebentar. Dimas yang sejak tadi tidak melihat Mentaripun mengiyakan keinginan Salsa, karena sebetulnya Dimas juga sangat khawatir pada Mentari. Salsa segera keluar dari Aula dan mulai berjalan menyusuri lorong kampus diliriknya kekiri dan kekanan berharap disana ia dapat menemukan Mentari. Tiba tiba langka kaki Salsa terhenti di sebuah taman belakang kampus. Salsa terkejut saat mendapati Mentari sedang duduk di bangku taman dan dihadapannya berdiri sosok yang tidak asing, ya Arjuna yang sedang beridiri dihadapan Mentari.

" Mentari " kini suara Arjuna sedikit lebih bersahabat.

Mentari enggan menatap ke arah Arjuna hatinya masih sangat terluka bahkan air matanya masih terus mengalir tanpa henti.

" Gue minta maaf, gue nggak bermaksud ngehina loe tadi. " Arjuna melangkahkan kakinya lagi lalu duduk disamping Mentari.

Kali ini Arjuna duduk dan menghadapkan tubuhnya ke arah Mentari. Mentari yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Arjuna berusaha menghindar. dengan cepat Mentari bangun dari duduknya hendak melangkah meninggalkan Arjuna, tapi dengan cepat Arjuna menarik pergelangan tangan Mentari hingga membuat Mentari jatuh terduduk di atas pangkuan Arjuna. Waktu seakan berhenti berputar, jantung Arjuna berdegup begitu kencang begitupan dengan Mentari. Mereka berdua saling beradu pandangan yang membuat Mentari semakin gugup tidak karuan. Arjuna menatap Mentari dengan tatapan yang begitu dalam. Mentari yang menyadari dirinya terjatuh tepat di atas pangkuan Arjuna segera bangun dan menarik tangannya dari genggaman Arjuna, namun sayang Arjuna menggenggam tangan Mentari dengan begitu erat.

" Lepasin saya kak, saya nggak ada urusan sama kakak " pinta Mentari kembali menitikan air mata.

" gue nggak akan ngelepasin tangan loe sebelum loe dengar penjelasn dari gue " Arjuna menatap lekat kedua mata Mentari yang membuat Mentari semakin tak kuasah menahan tangisnya.

" Saya mohon kak, lepasin saya. nggak ada yang perlu dijelaskan. saya tahu kaka nggak suka sama saya dan sangat membenci saya jadi nggak ada yang perlu dijelaskan " balas Mentari sambil menyeka air matanya.

" Loe salah, gue nggak benci sama loe. please Tar loe dengarin penjelasan gue. oke gue akuin gue emang salah nggak seharusnya gue ngomong kasar kaya gitu sama loe, gue khilaf Tar " Arjuna terus menggenggam tangan Mentari kali ini genggamannya makin kuat.

" Lepasin tangan saya kak, saya nggak marah sama kaka, karena semua yang kakak ucapkan itu benar, saya memang orang miskin yang masuk ke kampus sebesar ini karena belas kasihan " kali ini Mentari mengucapkan kata kata yang menyakitkan sambil menangis. tangisannya tidak dapat dibendung lagi.

Arjuna yang melihat tangisan Mentari pecah semakin merasa bersalah. Arjuna tidak tahu apa yang harus dia lakukan lagi untuk mendapatkan kata maaf dari Mentari. Tanpa pikir panjang Arjuna langsung menarik Mentari masuk kedalam pelukannya. Mentari yang terkejut diperlakukan seperti itu berusaha melepas pelukan Arjuna tapi Arjuna enggan melepaskan pelukannya.

Jantung Arjuna berdegup kencang, entah disebut apa perasaannya saat ini yang jelas Arjuna merasa sangat nyaman saat memeluk Mentari bahkan ia tidak ingin melepaskan pelukannya sekalipun ia tahu Mentari berusaha lepas dari pelukannya.

Salsa yang melihat kejadian itu dari kejauhan langsung menutup mulutnya karena terkejut melihat sikap Arjuna kepada Mentari.

" Lepasin saya kak, tolong lepasin saya " Mentari berusaha menggerakan badannya agar bisa terlepas dari dekapan Arjuna.

" Gue nggak bakal ngelepasin elo sebelum loe mau dengar semua penjelasan gue! "

" Saya akan dengarkan semua penjelasan kakak tapi tolong kakak lepasin saya. saya nggak mau ada orang yang lihat dan salah paham " pinta Mentari kali ini dengan nada yang sedikit kasar.

Tanpa Arjuna, Mentari dan Salsa sadari ternyata ada sepasang mata yang daritadi sedang memperhatikan Mentari dan Arjuna.

" Mentari, gue minta maaf kalo beberapa hari ini ucapan gue selalu nyakitin hati loe. gua nggak ada maksud buat nyakitin hati loe. gue berbuat seperti itu hanya untuk... " Arjuna terdiam tidak melanjutkan kalimatnya. Arjuna seperti takut salah mengucapkan kalimat yang dapat membuat dirinya malu.

" Untuk apa kak? untuk mempermalukan saya dan menyadarkan saya bahwa saya nggak pantas berada di kampus ini? " Mentari bertanya dengan suara yang serak akibat terlalu menangis.

" nggak gitu tar.. gue kaya gitu karena gue pengen dapat perhatian dari loe. loe bisa tersenyum manis dan tertawa lepas saat bersama Dimas tapi loe selalu menghindar tiap kali bertemu gue. makanya gue ngerasa kesal dan berusaha menarik simpati dari loe Tar " ucap Arjuna dengan menahan rasa malu yang luar biasa.

Mendengar ucapan Arjuna Mentari terdiam tidak dapat berkata apa apa. Mentari merasa bingung apa yang harus ia katakan. Disisi lain Mentari juga tidak begitu yakin dengan apa yang diucapkan Arjuna, Mentari khawatir kalau perkataan Arjuna tadi hanya untuk mengerjainya. Disaat Arjuna sedang lenga Mentari dengan cepat melangkahkan kaki dan berlari meninggalkan Arjuna sendirian di bangku yang tadi ia duduki. Salsa yang melihat Mentari pergi dengan cepat juga berlari pergi agar tidak ketahuan oleh Mentari.

" Mentari... " teriak Arjuna namun tak dihiraukan oleh Mentari.

Karena tidak dihiraukan oleh Mentari Arjuna menendang nendang kearah pohon yang ada dihadapannya, Arjuna kelihatan seperti orang yang sedang frustasi. Ia sungguh menyesal atas apa yang sudah ia lakukan kepada Mentari selama hampir seminggu ini.

MENTARI

ARJUNA

DIMAS

SALSA

ALISA

KEVIN

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

Arjuna cara cari simpati yg lloe lakukan norak, mlh buat sakit hati

2021-11-17

0

indahjazz17

indahjazz17

Alisa cntik bgt

2020-06-30

1

Srisumarni

Srisumarni

bagus

2020-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!