Tidur sang pemilik wajah cantik harus terusik karena seseorang yang memeluk pinggangnya cukup erat. Tangannya ia gerakkan, mencoba menyingkirkan lilitan tangan yang membelit tubuhnya. Hingga tiba-tiba telapak tangannya menyentuh sesuatu yang keras, sebuah kulit yang memiliki beberapa bentuk kotak dengan tekstur yang sangat padat.
Matanya ia kerjapkan, mencoba mengembalikan alam bawah sadarnya untuk melihat sekitar. Dada bidang yang netranya ia lihat pertama kali membuatnya linglung.
Dada itu ia sentuh, memastikan ini nyata atau tidak. Bahkan tak jarang pipinya ia tepuk untuk menyadarkan rasa bingungnya. Tak menyangka saat bangun pertama kali setelah menghantamkan tubuh ke mobil truk adalah hal seperti ini. Kayla masih tak bisa mencerna semuanya, bahkan menganggap ini hanya mimpi. Hingga suara serak khas bangun tidur menyadarkan kediaman dirinya.
"Pagi sayang..."
"Nan---do"
"Iya sayang kenapa?"
Kilatan marah muncul dari kedua manik coklat itu. Nando benar-benar mempermainkan hidupnya sampai seperti ini, bahkan setelah penghianatan yang dilakukan, pria itu malah memanfaatkan tubuhnya yang terhantam truk untuk dibawah lari, diletakkan pada kamar asing dan tidur satu ranjang.
"APA YANG KAMU LAKUKAN PADAKU?"
"Tenang sayang." Nando mendekat, meraih tubuh perempuan itu untuk ditenangkan, tapi sebelum niatnya terpenuhi, tepisan kasar pada tangannya lebih dulu terasa.
"MENJAUH DARIKU."
"Tenang dulu Kayla, sebenarnya ada apa denganmu?" Nando berucap lembut, raut bingung tak bisa lepas dari wajahnya melihat tingkah perempuan itu. Sosok yang merupakan istrinya sendiri.
Padahal tadi malam mereka baik-baik saja, bahkan melakukan rutinitas layaknya pasangan pada umumnya. Hanya saja kejadian yang tak diinginkan terjadi, istrinya tiba-tiba terjatuh dalam toilet hingga tak sadarkan diri. Karena terlampau panik dirinya tentu menelpon dokter untuk memeriksa tubuh sang istri, dan pemeriksaan itu mengatakan kalau istrinya baik-baik saja, tidak mengalami sesuatu yang serius.
Tapi kenapa pagi ini tingkah istrinya terlihat berbeda? Seolah ada jarak yang membentangi mereka.
"Kenapa membawaku ke sini?" tanya Kayla berusaha tenang.
"Apa maksudmu?"
"Berhenti berbohong Nando, kenapa membawaku ke sini? Kamu gak bisa liat aku tenang? Bahkan memanfaatkan keadaanku yang gak sadar."
"Kamu memang gak sadar tadi malam, aku akui itu. Tapi kenapa aku gak bisa membawamu kesini? Tempat ini rumah kita, apa yang salah dengan itu?"
Kayla terkekeh pelan "rumah kita? Sejak kapan kamu dan aku jadi kita. Pernikahan itu udah batal, dan kamu yang buat semuanya jadi berantakan."
Nafas Nando tercekat, pandangannya menatap intens bola mata yang menunjukkan permusuhan. Ia tak mengerti situasi apa yang terjadi antara mereka berdua "kamu baik-baik saja?"
"Gak ada orang yang baik-baik saja saat calon suaminya melakukan perselingkuhan dihari mereka menikah."
"Kayla..." lirih Nando "kita udah nikah."
"A--apa maksudmu?"
Nando mengangkat tangannya, menunjukkan cincin pernikahan pada jari manisnya "kamu liat ini, cincin ini adalah bukti kalau kita udah nikah. Kamu juga punya cincin yang sama."
Kayla membatu, netranya melirik cincin yang terpasang apik pada jari manisnya. Ini tidak mungkin "gak, ini semua bohong. Gak mungkin aku nikah sama kamu."
"Aku gak bohong, kita udah nikah lima tahun yang lalu. Kamu gak lupa itu semua kan sayang?"
"Gak mungkin." Kayla enggan mengakui ucapan itu "aku gak mungkin nikah sama laki-laki tukang selingkuh."
Nando menghampiri istrinya, memegang pundak itu cukup erat "kamu lupa kalau kita udah nikah? Kamu lupa kalau lima tahun lalu kita nikah?"
"Kita gak pernah nikah." tekan Kayla, seraya menjauhkan tubuhnya pada pria yang sudah ia putuskan dihari pernikahan mereka.
"Kamu benar-benar lupa?" lirih Nando.
"Gak ada yang aku lupa, karena aku dan kamu emang gak pernah nikah. Jadi aku mohon berhenti berpura-pura dan merekayasa hubungan palsu ini."
Kayla tak mungkin percaya dengan omong kosong yang ada. Mustahil mereka menjadi pasangan suami istri padahal pernikahan itu sudah batal. Bahkan ia tak sudi lagi menjalin hubungan dengan pria didepannya, apalagi sampai ke jenjang serius.
"Kay..."
"Cukup." tekan Kayla.
Nando mengacak rambutnya frustasi, bingung harus menjelaskan dengan cara apa untuk meyakinkan istrinya "kamu gak percaya kalau kita udah nikah, oke aku akan kasih kamu bukti."
Buku nikah yang mereka buat lima tahun lalu dikeluarkan dari laci lemari, bahkan kartu keluarga yang sudah ada ia keluarkan untuk diperlihatkan pada sang istri "ini bukti kalau kita sudah menikah. Kartu nikah dan kartu keluarga cukup kan buat kamu percaya padaku?"
Bukan hanya itu, Nando berjalan menuju lemari kemudian dibuka lebar-lebar. Menunjukkan banyaknya helaian baju milik istrinya yang sudah berjejer rapi.
"Semua ini baju kamu, sekarang apa lagi yang harus aku perlihatkan agar kamu percaya? Apa bukti ini gak bisa buat kamu ingat semuanya?"
Kayla membuang pandangannya, enggan menatap dan percaya ucapan yang keluar dari mulut itu "aku gak percaya, sampai kapanpun kamu gak bisa buat aku percaya dengan omong kosong ini."
Untuk beberapa saat Nando merasa putus asa, hingga pandangannya terarah pada foto seseorang yang ada diatas nakas. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis kemudian membawa foto itu untuk diperlihatkan pada sang istri yang membatu ditempat.
"Kamu liat ini?" tunjuknya "dia anak kita, namanya Axel dan dia baru berumur 4 tahun. Kalau kamu gak percaya kita bisa ke kamar sebelah buat pastiin."
PRANG.
Foto itu Kayla tepis dengan kasar, terlalu muak mendengar penjelasan yang berisi omong kosong. Sampai kapanpun tak ada kata kita pada hubungannya dengan Nando. Apalagi sampai mendatangkan sebuah anak dari rahimnya sendiri.
"Berhenti membual."
"Kayla..." sedih Nando.
Cklek.
"Bunda sama Ayah kenapa? Kok ada bunyi-bunyi dari sini?"
Celetukan khas dari anak kecil menyadarkan Nando dan Kayla. Seorang anak laki-laki berpipi gembul bersandar pada pintu dengan mata yang masih merasakan kantuk. Kaki kecilnya mendekat kemudian merebahkan tubuh pada kasur yang kini terisi Kayla dan Nando dengan posisi saling berjauhan.
"Axel pinjam kasur Bunda sama Ayah buat bobok yaaa..."
"Dia Axel anak kita." ujar Nando menyadarkan keterdiaman Kayla.
Semua ini masih sulit dicerna oleh akal sehat. Baru kemarin ia merasa kecewa karena pernikahan yang batal, memilih mengakhiri hidup karena bisikan hati yang enggan bernafas didunia ini. Lalu kenapa saat membuka mata fakta mengejutkan tiba-tiba ada?
Menjadi istri dari pria yang melakukan perselingkuhan dihari pernikahan mereka, belum lagi adanya makhluk kecil yang sangat asing bagi dirinya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
"Dan disini." Nando mengusap perut langsing istrinya "ada calon anak kedua kita, dua hari yang lalu kita ke dokter untuk memeriksa keadaanmu yang pusing dan mual-mual. Dokter memeriksamu dan mengatakan kalau kamu sedang mengandung."
"Omong kosong." sentak Kayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
amalia gati subagio
hm cerita org2 mental lemah, jd ikutan sakit mentalnya kan, Hadehhhh MT penuh dgn hubungan toxic love stockholm maskosis sindrom merry sue sindrom sinderela upik abu sindrom ya
2023-03-07
1
Ulfa Birrya
ye itu bukan kembali hidup itu mah mimpi kalau hidup lagi harusnya .kejadian sebelum pernikahan
2023-03-05
2
yuliati titi
sakit gangguan jiwa?
2022-11-03
1