Kastil Vampir
Sybell yang makin penasaran dengan isi buku milik Ryo, membawa buku itu ke kamarnya. Ia sangat mengagumi dengan gambar yang berada di depan halaman buku tersebut.
Sebuah bola mata besar menyala merah, di sekeliling bola mata tersebut di hiasi oleh urat-urat nadi manusia, ketika Sybell menyentuhnya ... nampak bola mata itu memiliki kesadarannya sendiri.
Sybell membuka halaman pertama dari buku tersebut.
"Dirimu adalah dirimu, jika kamu tidak dapat memecahkan penghalang tersebut, maka kamu tidak dapat melampaui apa yang kamu inginkan. Dunia memang dari awal memiliki sebuah batasan yang tidak dapat dihancurkan ... namun ... jika kamu ingin menghancurkan sebuah batasan tersebut, kamu membutuhkan sebuah ambisi yang sangat kuat."
Melihat tulisan tersebut ... Sybell menjadi semakin bersemangat, ia langsung membuka halaman yang kedua. Namun hanya halaman kosong yang berada di halaman kedua.
Sybell yang bingung, mulai berpikir keras ... sebab mungkin halaman kedua akan selesai jika ia memahami maksud dari halaman pertama.
'Ambisi yang sangat kuat.'
"Baiklah mungkin ini adalah kuncinya, suatu saat nanti aku berambisi untuk menjadi vampir terkuat."
Perlahan halaman kedua tersebut memunculkan kalimat-kalimatnya.
"Apakah kamu yakin dengan ambisimu itu? apakah kamu sudah siap dengan rintangannya? dan apakah kamu sudah siap dengan kegagalannya?"
Sybell semakin tertarik dengan buku ini, sebab ia merasa buku ini akan menuntunnya untuk menjadi raja vampir.
"Aku sudah siap dengan semua resikonya!?" jawab cepat Sybell.
Kemudian muncul kembali kalimat di buku tersebut.
"Gadis yang malang ...."
"Swushhh!"
Sebuah cahaya berwarna merah tiba-tiba terpancar dari buku tersebut, Sybell yang melihat cahaya tersebut spontan menutup matanya.
Ketika ia mulai membuka matanya, ia berada di sebuah lautan darah yang sangat luas. Ia menjadi ingat dengan kata-kata milik Ryo.
"Aku merasa familiar dengan laut ini, mungkinkah ini laut yang dimaksud oleh Tuan Petunia?"
Sybell melanjutkan perjalanannya untuk mengintari pantai darah tersebut, ketika ia mengelilingi salah satu sudut pantai. Ia menemukan sebuah kunci misterius.
"Kunci apa ini?"
"Kalau dipikir-pikir ... betapa mengerikannya Tuan Petunia ... ia menganggap lautan penuh darah ini hanya seperti air biasa yang berwarna biru."
Sybell mulai membayangkan betapa menakutkannya Ryo, kemudian muncul sebuah peti besar di hadapannya.
"Apakah kunci ini harus ku masukkan didalam sini."
"Krek!"
Sybell yang perlahan membuka peti tersebut seketika ketakutan, isi peti tersebut adalah dirinya sendiri yang sedang terkurung di dalam peti besar itu.
"Apaa ini!? kenapa ada aku disini? apakah selama ini kekuatanku terkurung?"
"Grrrr!!"
Sebuah gempa tiba-tiba mengguncang tepat Sybell berada, seketika itu dari dalam lautan tersebut muncul bola mata yang sangat besar. Bola mata tersebut berbicara kepada Sybell.
"Gadis yang malang...."
Sybell yang penasaran bertanya kepada bola mata besar tersebut.
"Apakah aku semalang itu?"
Bola mata besar tersebut tiba-tiba memancarkan petir berwarna merah disekujurnya, petir ini menyambar Sybell dengan sangat dasyat.
"Trrrttt!"
"Arkhhhh!" teriak Sybell.
"Aku akan mengajarimu soal fokus," ucap bola mata tersebut.
"A-apa maksudmu!?" ucap Sybell sambil kesakitan.
"Kau harus bisa terlepas dari petirku itu, yang kau perlukan adalah fokus! fokus! fokus!"
Sybell yang kesakitan mulai mencoba menahan rasa sakit tersebut, ia memejamkan matanya dan mulai berpikir untuk lepas dari petir merah itu.
'Ayoo Sybell ... kamu pasti bisa.'
Ia tiba-tiba mendengar suara Ryo. Sontak ia menjadi tidak fokus dan kesakitan lagi.
"Arkhhhh! si-sial! Tuan Petunia ... berharap besar kepadaku."
Kemudian perlahan petir merah tersebut menjadi kendor, namun bola mata itu menambah kan kekuatan dari petir listriknya.
"Trrrttt!"
"Arkkk!"
"Rupanya kamu sudah siap dengan semua kesakitan ini gadis kecil," ucap bola mata besar.
"A-aku Sybell Hartman ... akan menunjukkan kepadamu, bahwa tekadku untuk menjadi Raja bukanlah main-main."
"Arghkkkk!"
"Hahahahahaha, kau memiliki mulut yang besar gadis kecil," ejek bola mata tersebut.
Sybell semakin tidak sadarkan diri, pikirannya dipenuhi oleh ambisi yang sangat kuat untuk menerobos levelnya. Matanya berubah menjadi merah terang, mulutnya telah memasang aba-aba untuk siap menggigit ... dan kedua sayapnya tiba-tiba membesar.
"Aku telah mengalahkanmu monster!"
"Slash!"
"Srack!"
Sebuah tebasan dilancarkan oleh Sybell yang berhasil keluar dari cengkraman listrik bola mata tersebut. Dan menebas bola mata itu menjadi dua ... namun secara tiba-tiba bola mata tersebut menyembuhkan dirinya sendiri dan kembali utuh.
"Haha bagus ... kau telah melewati ujian yang diberikan oleh pemilik buku ini ... ucapkan salamku kepada pemilik buku ini," ucap bola mata tersebut sambil mulai menjauh dari hadapan Sybell.
Langit-langit yang berada di atas Sybell menjadi retak, suara yang mendenging tiba-tiba terdengar dengan sangat kencang ... Sybell yang mendengarkan suara ini langsung menutup kedua telinganya.
"Si-sial ... suara ini sangat kencang!? apa ini ...."
"Brak!"
Sybell yang tak kuat menahan dengingan suara tersebut menjadi pingsan.
Ketika ia membuka matanya ... kini ia berada di dalam kamarnya, Sybell yang masih setengah sadar mencoba melihat situasinya.
"Aku ... di kamar? apa yang sebenarnya terjadi?"
Ketika Sybell melihat dikasurnya ada buku, ia langsung ingat dengan kejadian yang baru saja ia alami.
"Ah benar!? aku tertarik kedalam buku ini ... apakah ujian tersebut benar-benar manjur?"
Sybell langsung mencoba melihat stat miliknya.
\=\=\=[ Sybell ]\=\=\=
Age \= 190
Race \= Vampire
Level \= 200
Aura \= Red - Black
Class \= Mage A+
Ia sangat terkejut, ketika melihat stat miliknya ... antara suka dan rasa ragu bercampur aduk di dalam pikirannya.
"Apa ini!? aku meningkat 100 level hanya dalam beberapa jam!? yang lebih menakutkannya adalah Tuan Petunia menganggap buku sekuat ini tidak dianggap buku sihir, apakah saking kuatnya ia menganggap buku ini hanya buku biasa!?"
Sybell kini membayangkan seberapa kuatnya Ryo, ia benar-benar menggambarkan sosok yang meminjamkan buku itu adalah sosok yang absolute.
"Tu-tuan Petunia ... kenapa anda mau membantu makhluk rendahan seperti saya ini," ucap Sybell didalam kamarnya.
...***...
"Ha-na ... bisakah kamu membantuku untuk menyiapkan makan malam kita?" ucap Ryo kepada Ha-na.
"Tentu saja Tuan Ryo, aku akan membantumu ... siapa tahu anda akan menyukaiku ketika melihat keahlihan masakku."
"Hahaha ... baiklah ayo kita menyiapkan beberapa bahannya."
Ryo dan Ha-na mulai memasak bahan-bahan yang telah disediakan oleh kerajaan Asardoveth, kepada 2 orang ini.
"Bahan-bahan ini sangat asing menurutku," ucap Ha-na sambil menunjuk daging berbentuk aneh.
"Anggap saja ini daging yang biasanya kita makan di bumi, aku akan memasaknya dengan bumbu khas."
"Ini dia!? kemampuan Tuan Ryo nomor 4, ilmu memasak dengan gaya detektif."
"Sial!? darimana kamu mendengar kalimat itu."
"Teman Tuan yang memberi tahuku."
\=\=\=[MRP Encyclopedia]\=\=\=
• Class
Sebagian besar dalam benua ini memiliki pekerjaan seorang warriors, manusia yang ahli dalam berpedang.
•Race
Untuk ras dalam benua ini cukup banyak, beberapa ras yang hidup dalam kerajaan Asardoveth ialah Vampir, Demon, Orc, Elf.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments