"Dear,Jakarta. Setelah pindah dari Surabaya Lita nggak pernah punya teman, Lita kesepian. Waktu itu mama sama papa ngajakin Lita makan malam bareng rekan kerja nya. Mereka punya anak yang seumuran dengan Lita, namanya Dion. Dion baik banget sama Lita."
Lembaran selanjutnya...
"Setelah makan malam itu, Lita dan Dion nggak pernah lagi bertemu, padahal Lita kangen banget. Sampai akhirnya mama nitipin Lita ke temen arisanya, karena waktu itu mama ada urusan ke luar kota. Nama teman mama itu adalah tante Anne, tante Anne baik banget sama Lita, tante Anne juga memiliki anak seumuran dengan Lita. Namanya Farel, Farel ganteng banget, tapi dia nggak baik, dia nakal. Jadi Lita nggak suka sama dia."
Lembaran selanjutnya...
"Waktu pulang dari sekolah, Farel lagi main sama teman nya, Lita kaget banget ternyata teman Farel itu adalah Dion. Lita senang bisa ketemu lagi sama Dion. Dan akhirnya kita bertiga jadi sahabatan, Dion suka nasehatin Farel, Dan Farel udah nggak nakal lagi sama Lita. Kita bertiga di buatin rumah pohon sama papa nya Farel, bagus banget. Lita sangat bentah main di rumah Farel karena ada Dion juga. Hehehe, setelah mama dan papa pulang dari luar kota, Lita masih suka main ke rumah Farel. Farel dan Dion itu satu sekolah, tapi Lita beda. Mereka selalu hibur Lita, katanya princess Lita nggak boleh sedih, kan ada pangeran Farel dan Dion di samping princess."
Lembar selanjutnya kosong, kosong dan kosong. Sampai ada beberapa kertas yang jatuh dari buku diary tersebut. Sepertinya, tulisan Lita sewaktu SMP, karena sudah mulai rapi tidak seperti catatannya sewaktu SD , yang masih sangat berantakan seperti ceker ayam.
"Hai diary, gue suka sama Dion, tapi kaya nya Dion nggak suka sama gue. Cara dia natap gue, beda banget dengan cara Farel natap gue. Entah karena apa, tapi gue ngerasa beberapa hari belakangan ini, Dion kaya lagi ngejauhin gue. Pliss gue nggak bisa jauh dari Dion."
Kertas selanjutnya....
Ternyata selama ini dugaan gue benar, Farel suka sama gue. Gue bingung harus sedih atau bahagia. Gue sedih karena ternyata bukan Dion yang ngungkapin perasaan nya ke gue. Tapi gue seneng, karena selama gue pacaran sama Farel gue bisa dekat lagi sama Dion. Meskipun nggak sedekat dulu, tapi tiap gue jalan sama Farel dia selalu ngajak Dion juga."
Farel terkejut membaca kertas yang ada di tangannya. "Jadi selama ini Tata nggak tulus sama gue? dia cintanya sama Dion, sahabat gue sendiri."
Farel melanjutkan membaca kertas itu...
"Akhirnya gue tau alasan Dion jauhin gue, Dion suka sama gue, tapi dia tau kalau Farel udah nyatain perasaan nya ke gue lebih dulu. Dia mau nembak gue tapi dia kalah cepat sama Farel. Waktu dia tau gue nerima cinta nya Farel Dion sangat marah, dia jauhin gue, dia ngira gue juga memiliki perasaan yang sama dengan Farel, padahal nggak sama sekali."
"Gue jadiin Farel umpan doang supaya gue bisa deket lagi dengan nya. Gue ungkapi semua unek - unek gue ke dia, dan dia pun ungkapin segala perasaannya ke gue. Dia nembak gue, gue seneng banget! Seminggu setelah gue pacaran dengan Farel, gue juga jalin sebuah hubungan dengan Dion.
Satu hal yang harus kalian tau, gue nggak pernah punya perasaan apa - apa sama Farel. Gue cuma ngaggap dia sebagai sahabat, nggak lebih. Gue sengaja buat nutupin semua ini dari Farel, gue nggak mau dia sama Dion berantem cuma gara - gara gue. Gue tau dari awal gue udah salah karena nerima cinta nya Farel, tapi semua itu gue lakuin semata - mata demi Dion.
Mata Farel memanas membaca kelanjutan isi curhat Lita. Masih ada satu kertas lagi yang belum ia baca. Ia mulai menyiapkan hati nya untuk lanjut membaca tulisan Lita.
Dear, Farel. Maaf banget selama ini gue mainin hati lo demi apapun gue nggak bermaksud . semua ini terjadi secara tiba-tiba , lu tahu cinta itu tidak bisa dipaksain , gue nggak tega ngerusak raut wajah bahagia elo saat elo ngungkapi perasaan elo ke gue. Gue nerima lo, tapi nggak ada rasa cinta sama sekali buat elo. Gue cinta nya sama Dion, Rel, gue harap lo ngerti. Gue harap lo ngerti. Gue pacaran sama elo supaya gue bisa dekat dengan Dion.
Udah cukup drama yang gue lakuin selama 6 bulab ini. Kita harus akhiri huungan ini sampai di sini.,Rel. Terserah elo mau nganggap gue apa setelah ini, gue cuma pengen bahagia sama cinta gue, Dion. Gue nggak bisa satu sekolah sama lo, karna itu bisa buat gue jauh dari Dion. Gue juga mau lanjutin sekolah di Singapore, Rel. Gue nggak bisa hidup tanpa Dion, gue minta maaf sama elo, kita putus. Lita Kirania.
Tangan Farel meremas kiat kertas itu, lalu ia merobek nya. Ia sudah muak, Dia tidak menyangka jika kedua orang yang sangat di percayai dan di sayanginya, tega mengkhianati nya seperti ini. Dion yang sudah dianggap nya sebagai saudaranya sendiri tega melakukan ini semua. Farel yakin, kertas yang terakhir dibacanya adalah surat yang akan di berikan Lita kepada nya saat dia akan pergi ke Singapore nanti.
Tidak perlu menunggu sebulan lagi, detik ini juga tanpa di suruh ingin rasanya Farel menendang dua makhluk itu keluar dari bumi ini.
Farel membuka ponselnya, berniat menghubungi seseorang.
" Halo?"
Farel berdehem sesaat untuk meredam emosinya.
"Halo, Yon. Lo dimana?" tanya Farel basa basi
"Gue ada di rumah, ada apa Rel?"tanya Dion
"Bisa kerumah gue sekarang? Ajak Tata sekalian!" sebisa mungkin Farel membuat deru napas nya seolah normal, dia nggak mau membuat Dion curiga.
"Oh, bisa kok bisa, eh tapi kenapa nggak lo sendiri aja yang telpon Tata? Dia kan pacar nya elo?" tanya Dion heran.
Cih Farel sudah benar - benar muak dengan drama yang Dion buat. Sudah jelas - jelas Lita ada di rumah nya, masih saja ia berdusta. "Gue tunggu sekarang, langsung ke taman belakang."ucap Farel tanpa basa basi.
"Oke" balas Dion.
Farel turun dari kamar nya, ia melangkahkan kaki nya menuju ke taman belakang rumah, tempat dimana biasanya ia dan kedua sahabatnya berkumpul.
Mungkin ini adalah momen terakhir dalam persahabatan mereka. Farel sudah tidak sabar ingin melihat topeng si pengkhianat jatuh dari tempat asal nya.
Farel tersenyum ketika dua orang yang ia nanti - nanti akhirnya datang juga
"Fareeel" Rengek Lita sambil bergelayu manja di lengan Farel, di susul dengan kedatangan Dion di belakangnya.
"Hai, Rel."
Farel menampilkan senyum semanis mungkin untuk kedua sahabatnya ini, sebelum nanti ia mengeluarkan sifat iblisnya.
"Ayo, sini duduk!"
"Tumben lo ngajak kita ngumpul disini. Kan perjanjian dari awal kalau kita bakal ngumpul lagi seminggu sebelum gue ke Singapore. Ini kan masih lama Rel, masih bulan depan."ujar Dion.
"Kapan elo pergi ke Singapore?"tanya Farel yang pertanyaan nya entah di tunjukan untuk siapa.
"Gue kan udah bi..."
"Bukan lo, tapi lo,"tunjuk Farel kepada Lita
"Gue?"tanya Lita kebingungan seraya menunjuk diri nya sendiri.
"Iya, lo. Lita kirania"
Astaga jika Farel sudah menyebut nama lengkapnya, berarti ada sesuatu yang tidak beres.
"Nggak usah panik lo berdua, gue nanya baik - baik. kapan lo pergi ke Singapore?"
Lita sudah keringat dingin, dan kini Dion berusaha menelan saliva nya dengan susah payah. " lo kenapa, Rel? Sakit? Yang mau ke Singapore itu gue bukan..."
"Masih mau drama, setelah gue tahu tentang pengkhianatan kalian berdua?"potong Farel cepat, menatap tajam kedua nya.
"Maksud lo apa, sih Rel?"Lita pura - pura tidak tau, ia sangat ketakutan melihat manik mata Farel yang dulu di penuhi dengan atapan cinta kini tatapan itu berubah jadi, tatapan penuh kebencian.
Farel melempar buku diary Lita ke arah kaki Dion, dan kini kertas - kertasnya berserakan
"Diary gue"
Lita melihat beberapa kertas yang sudah robek, ia mengambilnya dan membaca potongan dari kertas itu.
"Surat ituuuu"gumam Lita yang masih bisa terdengar oleh Farel.
"Kenapa?Kaget? Masih nggak percaya kalau gue udah tau kebusukan kalian berdua di belakang gue? Masih mau drama? masih mau di lanjuti pura - puranya?"
"Rel, gue bisa jelasin sem..."
"Bacot lo!!"Farel sudah tidak tahan untuk menendang Dion dari hadapan nya hingga tersungkur, kesempatan Farel untuk menghajar Dion semakin besar, Farel menghajar Dion seperti orang kesetanan.
Dia tidak memberikan ampun kepada Dion. Dion membalas memukul hidung Farel, hingga hidung Farel mengeluarkan darah segar, mereka saling melempar tatapan tajam hingga teriakan Lita berhasil menghentikan nya.
"CUKUP!! lo pada apa - apaan, sih? Nggak usah berantem bisakan? kita selesaikan semuanya dengan baik - baik, nggak perlu pake otot juga!"seru Lita.
Farel mendongak kan kepala nya, menatap tajam gadis di hdapannya.
"Apa lo bilang? Selesaikan semuanya dengan cara baik - baik? Setelah lo ngajak putus gue lewat surat sialan itu? Setelah lo selingkuhin gue sama bajingan ini? Setelah kalian khianatin gue? Dan lo bilang apa tadi? Selesaikan semuanya baik - baik? Apa gue nggak salah dengar, huh?"kata Farel bangkit dari tempatnya dan berjalan perlahan mendekati Lita..
~•••~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Edo Lee
anj, cewe anj
2022-08-13
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru
Farel itu mah udh biasa teman makan teman mah
Ry pernah jg sih di tikung ama teman sekelas Ry
Ry kasih aja tuh cowk buat Dy
Cowk di Indonesia itu masih banyaj stoknya
My Bestie mampir
2022-08-12
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Jahat banget sih Tata
Ry mah play girls tp gk kyk gitu jg
2022-08-12
3