"Ada apa, sih?" tanya Wisnu.
"Nggak ada apa-apa, Mas, eh, Mbak, duh manggilnya apa, ya." Anta sampai menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Jangan masuk ke sana!" Hantu perempuan itu memperingatkan.
Anta menoleh ke padanya. Hantu perempuan itu berjalan kembali menghalangi Anta.
"Jangan masuk!" serunya.
Wisnu lalu membuka kamar nomor 2015.
"Elu nggak ikut casting tunggu di sini, ya!" titahnya pada Anta.
"Saya ikut ke dalam aja," jawab Anta.
"Kalau ikut ke dalam, elu harus ikut pemotretan, Cyin!" serunya.
"Hmmmm, Anta tunggu sini aja."
Ria sempat terkejut kala memasuki sebuah kamar hotel di lantai dua puluh itu. Di dalam ruangan kamar hotel tersebut, Ria diminta berfoto layaknya model. Ada dua orang pria yang menilai. Pria satunya memakai kacamata hitam, berwajah oriental, dan perut agak buncit. Usianya sekitar lima puluh tahun.
Pria satunya merupakan warga keturunan Amerika, memakai kacamata lensa bening, dan memiliki janggut. Hidungnya sangat lancip bak perosotan anak TK. Rambutnya juga pirang. Usianya juga sama sekitar lima puluh tahun.
"Kamu ganti baju dulu, ya!" Wisnu meminta Ria untuk berganti baju dengan pilihan baju yang sudah disediakan.
"Om, ini nggak salah?" tanya Ria pada Wisnu saat melihat pilihan deretan pakaian yang menggantung itu merupakan sekumpulan lingerie dan pakaian tidur yang terlihat menerawang lainnya.
"Udah pilih aja yang elu suka!" pinta Wisnu.
"Tapi ini nggak ada yang aku suka!" bentak Ria.
"Inget ya Ria, agensi elu udah tanda tangan kontrak sama agensi gue. Kalau elu nggak mau nurut dan menolak tawaran kerja, maka elu harus ganti rugi tiga kali lipat dari harga kontrak, ngerti!"
Ria menelan cairan saliva di dalam rongga mulutnya lebih berat. Hidupnya yang tadinya serba mudah sekarang terasa sangat sulit. Kedua orang tuanya juga sudah meninggal dunia dan mereka ternyata memiliki beberapa hutang bank yang membuat rumah dan aset milik keluarganya tersita saat itu.
Dengan terpaksa, Ria memilih pakaian lingerie warna hitam. Dia membawa pakaian seksi itu ke dalam kamar mandi. Hatinya sangat sakit kala itu. Tak terasa bulir bening sudah menetes di pipinya. Haruskah dia memakai pakaian seksi seperti di tangannya itu? Hatinya berkecamuk.
Tiba-tiba, cermin di dalam kamar mandi di atas wastafel itu berembun. Padahal Ria sedang tak menggunakannya. Suara tangisan seorang wanita yang memalukan mendadak terdengar. Bulu kuduk Ria langsung meremang.
Mendadak kemudian, ada yang mengetuk cermin tersebut. Awalnya, Ria mencoba menghindar, akan tetapi sosok dalam cermin itu makin kencang mengetuk. Gadis itu mengeluarkan kamera ajaibnya.
"Duh, pasti ada yang aneh-aneh nih di dalam cermin. Kalau nggak dilihat aku penasaran, kalau dilihat aku berani nggak ya?" gumam Ria.
Gadis itu akhirnya memberanikan diri untuk mengarahkan sosok dalam cermin. Lalu bayangan hitam tiba-tiba muncul dari cermin. Perlahan-lahan keluar rambut panjang yang berantakan. Kusut awut-awutan sampai menyapu lantai. Kepala perempuan itu keluar dari cermin menunjukkan ubun-ubunnya yang berongga. Rongga yang penuh ulat dan belatung yang menggeliat dari rongga kepalanya penuh darah dan nanah itu.
Tangan penuh luka bolong-bolong di permukaan kulit di sertai kuku tajam yang hitam itu merangkak keluar cermin.
"Duh, kamu setan, ya? Halah, pakai aku tanya lagi, jelas-jelas setan," tukas Ria.
Tangannya gemetaran saat memegangi kamera tersebut.
"Duh, Anta mana, ya? Biasanya kalau nemu hantu kayak gini dikeramasin apa diajak main salon-salonan nih sama Anta. Halo, Mbak, please ya Mbak Hantu, jangan ajak aku main salon-salonan." Ria sudah terpojok bagai cicak yang melekat di dinding tersebut. Gadis itu tak dapat lagi bergerak. Kedua kakinya juga gemetar.
Hantu dalam cermin itu semakin merangkak keluar. Kali ini tubuhnya sudah keluar semua dengan rambut menutupi wajahnya. Ketegangan berlanjut saat hantu dalam cermin itu perlahan menaikkan kepalanya untuk memperlihatkan wajahnya.
"Ha-hai, Mbak," ucap Ria dengan bibir bergetar.
Gadis itu lalu berjongkok menutupi wajahnya dengan pakaian tidur yang hendak dia pakai.
Hantu perempuan itu mendekat dan kini berada di hadapan Ria. Perlahan-lahan rambut hitam panjangnya terbuka memperlihatkan wajahnya yang retak-retak. Urat-urat hitam pada wajahnya terlihat menyeramkan di tambah kedua bola matanya yang juga hitam dan meneteskan darah hitam dari pipinya.
"Tolong jangan ganggu saya, Mbak." Ria sudah meletakkan kameranya. Dia tak mau lagi melihat ke arah hantu itu.
Hantu itu lantas menoyor kepala Ria. Gadis itu terkejut dan mencoba menoleh. Namun, dia tak melihat siapapun.
"Kok, dia bisa toyor aku, ya?" gumam Ria.
Gadis itu lalu meraih kameranya kembali. Ria mengarahkan kembali kameranya. Lalu, mendadak kemudian hantu perempuan tersebut tiba-tiba melotot dan mengejutkan Ria.
"Aaaaaaa! Pergi, pergi dari sini!" teriak Ria.
Ketukan pintu terdengar, Om Wisnu mendengar Ria yang berteriak. Anta juga menerobos masuk kala mendengar teriakan Ria.
"Ria, kamu kenapa? Buka pintunya!" teriak Anta.
Rasa penasaran Ria jauh lebih kuat dan membuatnya menoleh untuk sekedar mengintip hantu perempuan tersebut.
"Ka-kamu, kamu mau apa?" tanya Ria.
"Pergi dari sini, sebelum kamu bernasib sama sepertiku! Dia menjualku dan membuat para kliennya menodaiku. Kau tau apa yang terjadi kepadaku?" tanya hantu itu.
"Nggak tau, Mbak, kan Mbak belum cerita."
"Oh iya iya, ini saya mau cerita. Saya bunuh diri lompat dari jendela itu!" serunya.
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" tanya Ria.
"Pergi dari sini! Pergi dari sini!"
Ria langsung bangkit ketakutan kala melihat darah bercucuran dari hantu perempuan itu. Dia langsung membuka pintu kamar mandi. Gadis itu menunjuk ke arah hantu perempuan itu kala Anta berada di depan pintu kamar mandi.
"Ada hantu, Nta. Ada hantu!" seru Ria.
Anta masuk ke dalam dan bertemu dengan sosok hantu tersebut. Dia sempat berbincang dengan hantu itu, sesekali dia merapikan rambut acak-acakan si hantu.
"Hantu dari mana?" tanya Wisnu.
"Ada hantu, Om, di dalam sana. Kalau nggak percaya lihat aja!" Ria menunjukkan layar kamera ajaibnya.
Wisnu langsung berteriak kala melihat penampakan menyeramkan mantan model di agensinya.
"Se-setan!" Wisnu langsung bersembunyi di balik dua pria bule tadi.
"Ladieeeesss, waktu dan tempat dipersilakan!" Anta membuat para hantu menyerang para pria asing.
Para pria asing tadi juga ketakutan kala Anta menunjukkan ke pada mereka sosok para hantu perempuan di kamar hotel itu. Mereka semua lari tunggang langgang. Ria memanfaatkan keadaan untuk mengambil ponselnya kembali.
Usut punya usut Wisnu dan asistennya merupakan perampok berkedok agensi model. Mereka kerap menipu korban dengan membawa kabur barang-barang milik korban yang tertarik mengikuti audisi. Wisnu juga menjadikan para model sebagai pekerja sek* komersil pada pria-pria asing. Anta dan Ria berhasil membuat Wisnu dan asistennya ditangkap oleh pihak berwajib.
...*** Bersambung ***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ayuk Vila Desi
untung ria gak jadi
2023-06-22
1
wulanzahira
anta mah bukan hanya penolong hantu tp juga kang salon dadakan🤣🤣
2023-03-11
0
Vie Junaeni
MAIN KE KUMPULAN CERPEN HOROR VIE
"SANTET"
"KUTUKAN LIMA TAHUN"
DAN MASIH BANYAK LAINNYA, RAMAIKAN YA...
2022-08-30
1