Heboh

"Emiiill!" teriak Maria heboh. Dia setengah berlari mendekati Emilia yang sudah mengembangkan senyum yang amat sangat lebar saking senangnya melihat ketiga sepupunya sudah menunggunya di bandara.

"Drama, deh, lo maria mercedes," dengus Zeta mengejek tapi dia juga ikut berlari menyusul sepupunya, Maria.

"Biarin," balas Maria cuek.

"Gue kangen, Emiiill," serunya lagi tetap cuek. Beberapa langkah lagi dia akan mendekati sepupunya. Rasa rindu dalam dadanya sudah sangat menggelegak, siap ditumpahkan di pelukan sepupunya.

"Iyaaa..... gue juga kangen," balas Emilia berteriak ngga kalah seru, akhirnya mereka pun berangkulan sambil melompat lompat kesenangan. Seperti remaja tujuh belasan.

"Memang dia ratu drama," seru Arinka masih mengejek tapi raut wajahnya berbeda. Sama seperti Zeta, wajahnya juga mengguratkan rasa senang bertemu sepupunya.

"Kamu ngapain aja dari tadi? Lama banget keluarnya. Bertelor lo," umpat Arinka dengan nada sarkastik. Tapi wajahnya penuh senyum bahagia.

"Sorry," sahut Emilia menyambut senang pelukan sepupunya yang selalu jutek tapi hatinya sangat baik.

"Gue kangen juga sama lo," seru Arinka tanpa malu malu memeluk Emilia.

"Kalian memang  menyebalkan," seru Zeta yang terakhir ikut memeluk Emilia. Mereka berempat saling rangkul dengan heboh, menjadi pusat perhatian. Tapi keempatnya ngga peduli, karena rasa rindu sudah lama ngga ketemu mengalahkan segala galanya.

"Gue juga. Gue kangen sama kalian," seru Emilia penuh haru.

"Iya, aneh rasanya kangen banget sama lo," decih Arinka sembari tertawa.

Keempatnya tergelak sambil mengeratkan pelukan.

Arjuna menghentikan langkahnya melihat kehebohan yang sedang menjadi pusat perhatian para penumpang dan penjemput yang ada di sekitar situ. Matanya membesar saat mengenali salah satu gadis menyebalkan yang berpelukan dengan tiga gadis lainnya.

"Dasar pembohong norak," cibir Arjuna kesal karena mengingat kata kata gadis itu yang akan menemui orang tuanya. Ternyata dia dibohongin lagi.

Hari yang sial, batinnya mengumpat. Bisa bisanya dia bertemu cabe cabean yang punya kembaran koper seperti miliknya. Dia yang selalu dihormati, disegani, hari ini hilang sudah. Tadi dia sudah mengirim pesan pada pengawalnya, agar rekaman cctv dirinya yang jatuh terjengkang segera dimusnahkan.

Arjuna pun melangkah pergi tanpa mempedulikan gadis gadis aneh itu dengan penuh kekesalan. Di belakangnya Galih tersenyum lebar melihat kelakuan keempat gadis itu.

"Seksi," gumamnya sambil berlalu pergi menyusul si bos dengan dua koper di tangannya.

Namun dia tersentak saat melirik koper yang menjadi penyebab bos sekaligus sahabatnya naek darah berada di antara empat gadis yang berpelukan dengan bahagia.

"Ternyata dia," gumamnya dengan kekehan kecilnya setelah melihat pemilik koper itu. Si nona yang berani cari mati. Dia punya firasat, kalo gadis itu akan bertemu lagi dengan  bosnya. Pasti akan menjadi pertemuan yang sangat menarik. Senyum miring pun tergurat di bibirnya.

"Puas lo hari ini?" dengus Arjuna begitu mereka sampai di depan mobil mewah jemputannya karena masih melihat senyum di wajah sahabat brengseknya.

Galih ngga dapat menahan kekehannya.

"Gadis itu menarik ya," ucapnya sambil memasukkan koper koper mereka.

Arjuna hanya mendengus kesal. Dia pun masuk ke dalam mobilnya setelah dibukakan pintu oleh supirnya.

"Kita langsung ke rumah lo? Tapi gue mau ke apartemen gue aja," tukas Galih sambil ikut masuk ke dalam mobil.

"Setelah antar gue, baru ke aparteman lo."

"Siap bos," kata Galih patuh sambil mengangkat sebelah tangannya seperti seorang prajurit.

Arjuna melirik pun engga, dia segera membuka laptopnya membuat Galih menggelengkan kepalanya.

"Santai dulu, bro. Kerja terus. Gimana kalo malam ini kita clubbing?" usul Galih.

"No, aku sibuk," tolak Arjuna tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptopnya.

"Jangan khawatir. Progresnya bagus sampai hari ini," lapor Galih berusaha membuat temannya sedikit santai

"Memang, tapi kita ngga boleh memberi celah lawan," balas Arjuna sambil terus menatap layar laptopnya. Sekilas senyum tergurat di bibirnya. Dia cukup puas melihat hasil pencapaian fantastis proyek baru yang ditanganinya.

"Ide lo memamg luar biasa," puji Galih kagum. Sahabatnya baru setahun menggantikan papinya, tapi pencapaian pencapaian yang dia dapat sangat luar biasa dan sangat pantas diapresiasikan.

Otaknya sangat encer. Dengan cepat dia mendapat rasa hormat dari bawahannya. Tapi gadis tadi dengan mudah menghancurkan imejnya. Mengingat itu kembali bibir Galih memgembangkan senyumnya.

"Lo beneran mau dipotomg sembilan puluh persen gaji?" cetus Arjuna tanpa melihat tampangnya.

Galih ngga menjawab, hanya tertawa ringan menanggapinya. Walau terdengar sadis, jarang ancaman Arjuna berbuah nyata.

*

*

*

"Ada resto sunda baru dibuka, gimana kalo kita ke sana," ajak Zeta setelah mereka sampai di apartemennya.

"Boleh juga," sahut Emilia antusias.

"Tapi kalo makanan sunda, kenapa ngga di outlet mall kita aja," sambung Emilia dengan kening berkerut. Outlet makanan sunda mereka sangat terkenal dan masakannya juga sangat enak. Apalagi selama di luar negeri, lidahnya sangat jarang dimanjakan makanan kampung halamannya.

"Maksud lo punya keluarga Trisaka? Ogah," tolak Arinka sambil mencibir.

"Grup Trisaka?" Emilia makin heran. Setaunya grup itu bergerak di bidang konstruksi dan pertambangan

"Grup peniru. Ngga punya ide lain, ide grup kita diserobotnya," omel Maria sebal.

"CEO barunya yang punya ide dan yang memantau langsung," tambah Zeta memberikan informasinya.

"Katanya lulusan Havard, tapi otaknya nol," tandas Zeta sambil menurunkan jempol tangannya ke bawah. dislike.

"Kalian ini, ngomong ngga pake otak," omel Arinka ikut campur sambil menoyor kening Maria dan Zeta yang suka asal bicara. Kedua sepupunya hanya tersenyum miring.

Mana ada lulusan Havard ngga punya ide cemerlang, batinnya.

"Lagian Lo Emil, lo harusnya pulang, nemuin om dan tante. Malah melipir ke sini," sambungnya kesal melihat kelakuan sepupunya yang ngga ingat pulang ke rumah besar.

Bisa bisa mereka juga ikut diomelin nenek karena ngga langsung mengantar sepupunya pulang ke rumahnya.

"Sekalian kita lihat stategi market mereka. Jangan sampai resto sundanya nyaingin outlet outlet kita," sambar Zeta sangat serius ketika akan melihat Emilia akan membantah Arinka.

Ini topik hangat, topik kemarahan nenek ntar dipikirin, lanjutnya dalam hati.

"Iya, sih. Heran mereka selalu ngikutin  kesuksesan keluarga kita. Mungkin mau nyaingin outlet outlet kita yang rame itu," omel Maria gemas.

Keluarga mereka merajai mall mall dengan outlet makanan sunda. Semua juga tau. Yang aneh kenapa Trisaka grup tiba tiba membuka restoran yang super gede di tengah kota dengan konsep garden dan kolam ikan koi bertemakan masakan sunda juga. Padahal masih banyak masakan lain yang populer. Selalu mau cari gara gara, maria mendumel dalam hati.

"Salah kita juga, sih, ngga kepikiran membuka duluan seperti itu," dengus Arinka sebal.

"Wajar banyak pesaing grup lawan tertarik. Tau sendiri gimana suksesnya outlet outlet kita," tambah Maria kesal.

"Bang Andra pasti bakal kena omel. Dia kurang sregep strategi marketingnya," timpal Zeta merasa kasian akan nasib kakak laki lakinya.

"Kasian abang lo," kata Arinka ikut bersimpati.

"Iya," balas Zeta.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

sepupu... mungkin sebaya y... saya dulu punya jg sepupu sebaya tp sayang... setelah lulus smp putus hub krn jarak (bd kota dan bd negara)

2025-01-23

0

R.F

R.F

semangat

2023-03-01

1

auliasiamatir

auliasiamatir

datang lagi Thor

2022-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 First Meeting
2 Heboh
3 Jadi Mata Mata
4 Masih Jadi Mata Mata
5 Laki laki Bermulut Pedas
6 Alasan Arjuna
7 Dukun Pijat Viral
8 Lancar Jaya
9 Belanja
10 Berkumpul bersama Nenek
11 Pertemuan Ketiga
12 Takut
13 Sarapan di Sebelah
14 Telat
15 Ketemu Tante Carol
16 Setengah Kejujuran Emilia
17 Menghindar
18 Suasana Yang Mengharukan
19 Sukses Snack Box
20 Ketemu Veli
21 Pemilik Unit Sebelah
22 Dendam di hati Arjuna
23 Ngga Bisa Jujur
24 Prasangka Arjuna
25 Cemburu
26 Khawatir
27 Hati dan Logika yang ngga konsisten
28 Mabok?
29 Pura pura Masih Mabok
30 Mengantar Pesanan Tante Carol.
31 Penuh Prasangka
32 Menjebak Emilia
33 Berbaikan?
34 Bukan Pacar Bima
35 Emilia Ketahuan?
36 Go to Bali
37 Menyimpan Kenangan
38 Ketahuan?
39 Ketahuan bagian 2?
40 Darah yang Sama
41 Arga Taksaka
42 Kesedihan Cila
43 Puzzle Terakhir
44 Rencana Arga Taksaka
45 Membenci
46 Hati Yang membenci
47 Pulang
48 Bertepuk Sebelah Tangan?
49 Serangan Awal
50 Kesal
51 Maaf
52 Perjodohan?
53 Mengaku
54 Kenyataannya
55 Berpisah
56 Ngga sengaja Mendengar
57 Baru mendengar Kabar
58 Rencana
59 Luka
60 Berakhir
61 Kemarahan Arjuna
62 Arjuna yang akan bertunangqn
63 Blind Date
64 Blind Date Yang Gagal
65 Masih di Restoran
66 Kesakitan Hati Emilia
67 Janji Arjuna
68 Kemarahan Bima
69 Resah
70 Rahasia yang mulai terkuak
71 Dendam Andra
72 Penawar Arjuna
73 Prahara Sujatnata
74 Pembalasan yang sempurna
75 Tersangkanya masih aman
76 Mars dan Arinka
77 Sikap Mars
78 Pilihan Mars
79 Sama sama masih takut
80 Karma Sahabat Taksaka
81 Harapan
82 Kisah Arsen
83 Niat Arjuna dan Mars
84 Pembalasan Arsen part 1
85 Pembalasan Arsen Part 2
86 Maria dan Arsen
87 Membingungkan
88 Sedikit Harapan
89 Terbuka sangat jelas
90 Berpisah?
91 Masih Andra dan Vania
92 Masih Andra dan Vania
93 Restu
94 Penculikan?
95 Belum berakhir
96 Rasa Bersalah
97 Akhir Yang Bahagia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
First Meeting
2
Heboh
3
Jadi Mata Mata
4
Masih Jadi Mata Mata
5
Laki laki Bermulut Pedas
6
Alasan Arjuna
7
Dukun Pijat Viral
8
Lancar Jaya
9
Belanja
10
Berkumpul bersama Nenek
11
Pertemuan Ketiga
12
Takut
13
Sarapan di Sebelah
14
Telat
15
Ketemu Tante Carol
16
Setengah Kejujuran Emilia
17
Menghindar
18
Suasana Yang Mengharukan
19
Sukses Snack Box
20
Ketemu Veli
21
Pemilik Unit Sebelah
22
Dendam di hati Arjuna
23
Ngga Bisa Jujur
24
Prasangka Arjuna
25
Cemburu
26
Khawatir
27
Hati dan Logika yang ngga konsisten
28
Mabok?
29
Pura pura Masih Mabok
30
Mengantar Pesanan Tante Carol.
31
Penuh Prasangka
32
Menjebak Emilia
33
Berbaikan?
34
Bukan Pacar Bima
35
Emilia Ketahuan?
36
Go to Bali
37
Menyimpan Kenangan
38
Ketahuan?
39
Ketahuan bagian 2?
40
Darah yang Sama
41
Arga Taksaka
42
Kesedihan Cila
43
Puzzle Terakhir
44
Rencana Arga Taksaka
45
Membenci
46
Hati Yang membenci
47
Pulang
48
Bertepuk Sebelah Tangan?
49
Serangan Awal
50
Kesal
51
Maaf
52
Perjodohan?
53
Mengaku
54
Kenyataannya
55
Berpisah
56
Ngga sengaja Mendengar
57
Baru mendengar Kabar
58
Rencana
59
Luka
60
Berakhir
61
Kemarahan Arjuna
62
Arjuna yang akan bertunangqn
63
Blind Date
64
Blind Date Yang Gagal
65
Masih di Restoran
66
Kesakitan Hati Emilia
67
Janji Arjuna
68
Kemarahan Bima
69
Resah
70
Rahasia yang mulai terkuak
71
Dendam Andra
72
Penawar Arjuna
73
Prahara Sujatnata
74
Pembalasan yang sempurna
75
Tersangkanya masih aman
76
Mars dan Arinka
77
Sikap Mars
78
Pilihan Mars
79
Sama sama masih takut
80
Karma Sahabat Taksaka
81
Harapan
82
Kisah Arsen
83
Niat Arjuna dan Mars
84
Pembalasan Arsen part 1
85
Pembalasan Arsen Part 2
86
Maria dan Arsen
87
Membingungkan
88
Sedikit Harapan
89
Terbuka sangat jelas
90
Berpisah?
91
Masih Andra dan Vania
92
Masih Andra dan Vania
93
Restu
94
Penculikan?
95
Belum berakhir
96
Rasa Bersalah
97
Akhir Yang Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!