Sementara itu di suatu hari Oma mengomeli Arya yang tidak mau mengantar kedua cucunya jalan jalan. Reno dan Reni setelah jalan jalan dan makan malam di luar bersama Gandi langsung saja mereka berdua bercerita kepada Omanya.
“Gara gara kamu tidak mau mengantar, ada laki laki lain yang mengantar mereka jalan jalan.” ucap Oma saat Arya baru saja masuk rumah.
“Kata Reni namanya om genit, dari namanya saja bikin was was.” ucap Oma selanjutnya sambil menatap Arya.
“Ma, aku hari Minggu kemarin memang benar benar sibuk. Menyiapkan laporan buat meeting pemegang saham di hari Seninnya.” jawab Arya sambil mengendorkan letak dasi di lehernya. Lalu Arya ikut duduk di samping Oma.
“Mama dan Papa kenapa juga ga mau ngantar.” ucap Arya selanjutnya sambil menatap Oma.
“Papa tensinya lagi tinggi.” jawab Oma.
“Ya sudah, mereka juga baik baik saja bisa pulang ke rumah dengan selamat.” ucap Arya selanjutnya sambil bangkit berdiri mengambil air minum.
“Kamu kenapa tidak kasih sopir pribadi ke mereka.” ucap Oma masih menyalahkan Arya.
“Ma, sejak dulu kak Vitri yang tidak mau dikasih sopir pribadi. Katanya biar semakin terampil nyetir mobilnya.” jawab Arya tidak mau disalahkan.
“Iya tapi kalau dia sakit dan semua ga bisa ngantar jadi orang lain yang ngantar. Arya.... perasaanku laki laki itu sedang mendekati Savitri.” ucap Oma dengan nada kuatir
“Temannya bang Ardi yang datang di acara doa kemarin paling Ma.” ucap Arya berusaha menenangkan Oma.
“Iya... ya... paling yang disebut Reni om genit dulu itu.” ucap Oma sambil mengingat ingat.
“Mama mau cari informasi.” gumam Oma yang didengar oleh Arya
“Mama mau cari informasi dimana?” tanya Arya.
“Ya ke teman teman Ardi, mosok ke kantor polisi.” Jawab Oma dengan nada ketus.
“Kalau sama sama suka dan dia laki laki baik baik ya biar saja sih Ma.” ucap Arya.
“Hmmmmm... aku pikir perkataanmu itu menunjukan kalau kamu masih berharap pada gadismu yang lari ke luar negeri itu.”
“Ma....”
“Apa? Aku memang tidak suka dengan dia, lebih mengutamakan kariernya dan meninggalkan kamu begitu saja. Sudahlah aku tidak mau lagi mengingat dia.” ucap Oma sambil menatap Arya.
“Siapa juga yang menyuruh Mama mengingat dia.” ucap Arya dengan pelan.
“Mama harus hubungi orang tuanya Savitri. Harus kita bicarakan masalah penting ini.” ucap Oma lalu berjalan meninggalkan Arya.
Oma lalu menghubungi orang tua Savitri. Beliau menyampaikan jika ada masalah penting menyangkut masa depan Savitri dan cucu cucunya. Lalu Oma dan orang tua Savitri memutuskan untuk mengadakan pertemuan di rumah Savitri.
Beberapa hari kemudian.... Hari yang disepakati untuk mengadakan pertemuan pun tiba. Orang tua Savitri dan orang tua Arya datang ke rumah Savitri. Melihat ada tiga mobil berhenti di depan rumahnya Reni berlari menuju ke depan untuk melihat siapa yang datang.
“Hole.... ada Nene ada Oma ada Opa ada Kake... ada papa Aya...” teriak Reni saat melihat siapa yang datang. Savitri dan Reno pun juga berjalan menuju ke depan. Savitri memberi salam kepada mereka kemudian diikuti oleh Reno dan Reni.
“Kita langsung ke ruang keluarga saja.” ucap Oma sambil terus berjalan menuju ke ruang keluarga. Terlihat Oma dan Nenek menaruh oleh oleh yang mereka bawa di atas meja.
“Asyik banyak makanan..” teriak Reno saat melihat di meja banyak makanan.
“Acikkkkk... ada dunat cayangku.” teriak Reni sambil bertepuk tangan. Mereka semua lalu duduk di sofa ruang keluarga. Terlihat Reni berlari menuju ke belakang untuk memberitahu pada mbak Lastri kalau banyak tamu datang, agar membuatkan minuman.
“Vit, langsung saja pada pokok pembicaraan. Aku sudah berbicara pada Arya jika sudah tiga tahun meninggalnya Ardi, Arya menggantikan Ardi tidak hanya mengendalikan usaha Ardi tapi juga menggantikan kedudukan Ardi sebagai suamimu. Arya sudah setuju. Tetapi jika kamu tidak tahan menunggu hingga tiga tahun. Bisa juga dipercepat.” ucap Oma sambil menatap Savitri dan Arya secara bergantian.
“Bagaimana?” tanya Oma lalu menoleh menatap Nenek.
“Kalau kami sebagai orang tua Savitri menyerahkan semua pada Savitri dan Arya yang akan menjalani. Iya kan Kek.” ucap Nenek, yang tidak lain adalah ibunya Savitri, sambil menatap Kakek suaminya. Kakek menganggukan kepalanya tanda menyetujui pendapat Nenek.
“Bagaimana kamu Vit?” tanya Oma sambil memandang Savitri.
“Maaf Ma... saya belum memikirkan pernikahan.” jawab Savitri
“Tapi aku merasa kuatir dengan Om genit yang dibilang Reni itu.” ucap Oma
“Saya tidak ada perasaan apa apa pada dia Ma. Saya masih mencintai bang Ardi dan rasa cinta saya, akan saya curahkan pada anak anak. Saya juga merasa kasihan pada Arya jika dia dipaksa untuk menikahi saya. Arya sudah berkorban untuk mengendalikan perusahaan dan juga menjaga Reno dan Reni.” ucap Savitri dengan nada sedih, sambil memeluk Reno dan Reni yang sudah duduk di dekatnya.
“Sudahlah Ma biar aja dulu kasihan juga Savitri, dia kan masih berkabung.” ucap Opa yang tidak tega melihat wajah sedih Savitri mengingat Ardi.
“Iya sih.. aku cuma mikir demi kebaikan masa depan Savitri dan cucu cucuku.Jaman sekarang banyak orang orang mendekati perempuan dengan niat jahat. Aku hanya kuatir saja.Tapi ya sudahlah terserah pada Savitri.” ucap Oma.
“Biarkan saja dulu Ma, sambil kita awasi... ehm maksud saya bukan mengawasi kak Vitri, takut kak Vitri tersinggung.” ucap Arya
“Iya kita akan ngawasi laki laki yang dekati kamu Vit. Kamu jangan marah semua demi kebaikanmu juga cucu cucuku.” ucap Oma.
Ting tong! Ting tong!
Saat mereka masih berdiskusi, bel rumah berbunyi. Savitri lalu berjalan menuju ke pintu. Saat dibuka ternyata Gandi yang datang seperti biasa dia membawa buket bunga mawar dan dua kotak kue kesukaan Reno dan Reni. Savitri terlihat ekspresi wajahnya tidak nyaman dengan kedatangan Gandi. Dia kuatir Oma berpikir kalau dia dan Gandi sudah terjalin hubungan yang serius.
“Silahkan duduk.”
“Apa aku menganggu? Sedang banyak tamu ya, kok ada banyak mobil parkir sampai mobilku harus parkir di jalan luar komplek.”
“Ooo maaf, iya ada orang tua dan mertua.”
“Orang tua Ardi? Ada acara apa?” tanya Gandi kepo.
“Hanya kangen cucu.”
Sejenak mereka terdiam dan sayup sayup Gandi mendengar pembicaraan di ruang keluarga masih membahas perjodohan Savitri dan Arya.
“Aku ambilkan minum dulu ya.”
“Tidak usah, aku pamit saja.” ucap Gandi lalu dia bangkit dan berjalan meninggalkan rumah Savitri.
Saat Savitri mau meninggalkan ruang tamu tampak mbak Lastri berjalan menuju ruang tamu sambil membawa nampan berisi secangkir teh.
“Bu, ini untuk tamunya.” ucap mbak Lastri kaget karena tidak melihat Om Genit seperti yang disampaikan oleh Reni kayanya Om denit datang.
“Sudah pulang mbak, bawa masuk lagi saja.” ucap Savitri, terlihat mbak Lastri akan balik berjalan menuju ke belakang. Namun langkahnya terhenti karena Savitri memanggilnya lagi.
“Ooo mbak, sekalian bawa masuk itu barang yang dibawa Om Gandi.”
“Semua Bu, bunganya taruh mana?” tanya mbak Lastri
“Terserah, kamu taruh di dapur atau di kamarmu saja.” ucap Savitri lalu berjalan meninggalkan ruang tamu.
Mbak Lastri lalu berjalan menuju meja untuk mengambil kotak kue dan buket bunga mawar itu. Mbak Lastri menciumi bunga mawar tersebut sambil tersenyum senyum senang dia akan menaruh buket mawar itu di kamarnya. Sedangkan Savitri lalu berjalan menuju ke ruang keluarga lagi.
“Datang lagi Vit?” tanya Oma sambil menatap Savitri
“Iya Ma.” jawab Savitri lalu duduk di sofa di antara mereka
“Sudah bisa ditebak dia ada mau ke kamu.” ucap Oma selanjutnya
“Ma positif thinking dulu, siapa tahu dia pria baik baik.” ucap Arya
“Iya Ma..” saut Opa dan Nenek
“Om denit baik kok.” ucap Reni sambil menatap Oma
“Iya dia kasih kue kita terus, katanya juga mau ajak kita jalan jalan lagi.” ucap Reno juga ikut memandang Oma. Sedangkan Oma hanya diam saja. Serba salah bagi Oma, ingin menjodohkan Arya dan Savitri tapi sepertinya Savitri belum bisa move on dari Ardi, sementara ada laki laki lain yang agresif mendekati Savitri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Nit_Nit
gandi tau aja ada peluang
2022-08-03
0